Karakteristik Lingkungan Bisnis
JAMAN GLOBALISASI EKONOMI
Kita sekarang telah mengarungi Abad XXI,
suatu abad yang diawali dengan globalisasi ekonomi yang melanda semua negara di
dunia. Dalam sejarah umat manusia, belum pernah pergantian abad, yang sekaligus
merupakan pergantian millennium (masa seribu tahun), ditandai dengan
globalisasi ekonomiyang sedemikian pesat dan pervasif. Globalisasi ekonomi
dimungkinkan dengan semakin luasnya penerapan teknologi informasi (komputer,
telekomunikasi, dan peralatan kantor elektronik) dalam semua arena kehidupan
dan kemajuan yang pesat dalam bidang transportasi.
Tiba-tiba manajemen perusahaan Indonesia dipaksa untuk
mengikuti “olimpiade” dalam menghasilkan produk dan jasa, dengan mengikuti
aturan-aturan tingkat dunia. Keadaan ini memaksa manajemen perusahaan Indonesia
untuk mengubah secara radikal prinsip-prinsip manajemen yang selama ini
digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.
Untuk dapat
bertahan hidup dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang telah berubah
ini, manajemen perusahaan perlu mengubah paradigma manajemen mereka agar sikap
dan tindakan mereka dalam menjalankan bisnis menjadi efektif.
Proses Globalisasi Ekonomi
Secara garis besar, globalisasi ekonomi ditandai dengan
empat proses berikut ini: mobilitas, keserentakan, pencarian jalan bebas
hambatan, dan kemajemukan. Kombinasi keempat proses tersebut mengakibatkan
meningkatnya aktivitas lintas batas antarnegara dan pemanfaatan teknologi
informasi yang memungkinkan komunikasi informasi ke seluruh dunia hampir secara
sekejap.
1.
Mobilitas
Pada waktu teaching hospitals di Boston USA mengalami kekurangan tenaga
perawat, secara cepat rumah sakit di sana memenuhi kebutuhan mereka dari
ketersediaan tenaga perawat di Irlandia dan Pilipina.
Disamping modal dan angkatan kerja,
ide sangat mudah menembus batas-batas antarnegara melalui media global,
computer, dan telekomunikasi. Dalam tahun 1994, CNN mencakup penyiaran di 140
negara, dengan jumlah penonton 123 juta rumah tangga. Koran Wall Street
Journal, International Herald Tribune, dan US Today melalui teknologi cetak
jarak jauh, dapat dinikmati oleh pembacanya di seluruh pelosok dunia pada saat
bersamaan. Transfer informasi berkecepatan tinggi (hight speed information
transfer) memungkinkan transfer informasi melalui komputer dan telekomunikasi
tanpa hambatan oleh kekuasaan pemerintah negara manapun. Mesin fax menjadikan
aliran ide antarindividu menembus batas-batas antarnegara.
2.
Keserentakan
Di masa lalu TV hitam putih
memerlukan waktu 12 tahun untuk memasuki pasar di Eropa dan Jepang sejak
dipasarkan pertama kali di USA. TV warna hanya memerlukan waktu sekitar lima
sampai enam tahun untuk memasuki pasar di Jepang, dan sedikit lebih lama untuk
memasuki Eropa, setelah TV warna ditemukan di USA. Facimilie hanya memerlukan
satu bulan untuk masuk ke pasar Indonesia sejak diperkenalkan di USA. Proses
keserentakan menjadi semakin tinggi dalam jaman globalisasi ekonomi ini.
3.
Pencarian jalan bebas hambatan
Monopoli pengiriman surat dan barang oleh pos di semua negara dipecah oleh
bisnis pengiriman barang dan surat seperti Federal Express dan DHL. Monopoli
siaran TV oleh pemerintah dipecahkan dengan munculnya siaran TV swasta dan
cable TV. Teknologi EFT (Electronic Fund Transfer) memungkinkan transfer dana
antarperusahaan menembus batas-batas negara dapat berlangsung tanpa dapat
dideteksi oleh bank sentral. Malaysia mempercepat akselerasi pendidikan
rakyatnya dengan mengubah undang-undang pendidikannya untuk memungkinkan
masuknya pendidikan tinggi luar negeri beroperasi di negara tersebut. Indonesia
perlu segera merevisi undang-undang pendidikannya untuk memungkinkan
negara-negara maju (seperti Australia) mendirikan pendidikan tinggi di
Indonesia. Proses pencarian jalan bebas hambatan menjadi semakin meluas dalam
jaman globalisasi ekonomi.
4.
Kemajemukan (pluralisme)
Jaman globalisasi ekonomi ditandai
dengan meningkatnya proses kemajemukan, yang menjadikan pusat tidak dapat lagi
mampu mengendalikan semua urusan. Jaman ini menjadikan lingkungan bisnis sangat
turbulen. Lingkungan bisnis ini menjadikan pemusatan pengambilan keputusan di
kantor pusat menjadi tidak efektif lagi. Dengan samakin turbulennya lingkungan
bisnis, perusahaan-perusahaan memerlukan kecepatan respon terhadap setiap
perubahan yang terjadi. Bahkan desentralisasi wewenang pengambilan keputusan ke
manajemen bawah saja tidak cukup untuk menghadapi lingkungan bisnis yang
kompleks dan turbulen; perusahaan banyak yang menempuh pemberdayaan karyawan
menjadikan karyawan perusahaan memiliki wewenang untuk akses ke pusat informasi
dan menggunakannya untuk pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, tanpa otorisasi dari manajer atasannya.
Gambaran Perubahan
Lingkungan Bisnis di Jaman Globalisasi Ekonomi
Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing
domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancangeara yang membawa
produk dan jasa yang sarat dengan kandungan pengetahuan tingkat dunia.
Globalisasi ekonomi berdampak terhadap 3 C : customer, competition, and change.
Perusahaan-perusahaan dipaksa memasuki suatu daerah yang di dalamnya 3 C
tersebut mengalami perubahan yang sangat berbeda dengan keadaannya di masa yang
lalu.
1.
Customer memegang kendali
bisnis
Akibat globalisasi ekonomi, terjadi
pergeseran kekuasaan dalam pasar. Keadaan yang sebelumnya produsen yang
menentukan produk dan jasa apa yang harus disediakan di pasar, berubah menjadi
customer menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan, yang harus dipenuhi
oleh produsen.
Customers meminta produk dan jasa yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan unik dan tertentu mereka. Customers secara
individual menuntut agar ia diperlakukan secara individual. Customers menjadi
sangat pemilih (choosy). Dengan perubahan karakteristik customer ini, filosofi
yang digunakan oleh produsen dalam menghasilkan produk dan jasa berubah dari
mass production menjadi mass customization. Filosofi mass customization dipakai
untuk memenuhi kebutuhan customer berdasarkan anggapan bahwa pasar pada
dasarnya berupa segmented market. Setiap market segment terdapat sekelompok
customers yang menuntut untuk diperlakukan secara khusus oleh produsen sesuai
dengan kebutuhan khusus mereka.
Teknologi informasi menyediakan
shared database yang mudah diakses, yang memungkinkan para produsen produk dan
jasa serta pengecer untuk memiliki dan menggunakan informasi mengenai costumer
mereka, tidak hanya informasi dan berbagai tuntutan mereka, sehingga keadaan
ini meletakkan dasar baru dalam persaingan.
2.
Kompetisi semakin tajam
Globalisasi ekonomi tidak hanya menambah
jumlah pesaing di pasar, namun juga menyebabkan bervariasinya persaingan yang
terdapat di psar. Produk dan jasa dalam persaingan global bersaing berdasarkan
kandungan pengetahuan yang terdapat di dalamnya. Persaingan global diwarnai
oleh keadaan yang didalamnya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
mendesak keluar perusahaan yang buruk. Teknologi informasi telah mengubah
secara dramatis karakteristik persaingan yang tidak pernah diperkirakan
sebelumnya oleh banyak perusahaan. Teknologi informasi memperluas hal yang
mungkin dilaksanakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka, sehingga
meningkatkan tuntutan customers terhadap perusahaan-perusahaan yang memenuhi
kebutuhan mereka.
3.
Perubahan menjadi berubah
Globalisasi ekonomi menyebabkan karakteristik
perubahan sangat berbeda dengan sebelumnya. Jika dimasa lalu orang hanya
mengenal bahwa yang konstan di dunia ini hanya perubahan, dalam jaman
globalisasi ekonomi ini, perubahan telah berubah menjadi konstan, pesat,
radikal, serentak, dan pervasif. Perubahan menjadi suatu yang normal terjadi.
Globalisasi ekonomi telah mengubah tingkat perubahan yang terjadi dalam bisnis.
Tingkat perubahan menjadi meningkat dengan pesat dan serentak. Di samping itu,
perubahan yang terjadi mempunyai dampak merembes (pervasif) ke seluruh dunia.
Perubahan Jalan Pikiran
Produsen Ke Logika Customer
Namun, mengubah jalan pikiran bukan merupakan hal yang
mudah dilakukan, karena orang memiliki kecendrungan untuk functional fixation,
mudah menafsirkan sesuatu yang baru dengan konsep lama yang telah dimiliki
sebelumnya. Berikut ini disajikan perbedaan jalan pikiran produsen dan logika
customers menurut Risabeth Moss Kanter dalam bukunya yang berjudul World Class: Thriving Locally in The Global
Economy.
1.
Produsen berpikir bahwa mereka
membuat produk. Customers berpikir bahwa mereka membeli jasa.
2.
Produsen menginginkan untuk
memaksimumkan kembalian (return) atas sumber daya yang mereka miliki. Custumers
mempedulikan tentang apakah sumber daya digunakan oleh produsen untuk memberikan
manfaat bagi customer, bukan bagi pemiliknya.
3.
Produsen khawatir tentang
kekeliruan yang terlihat. Customer meninggalkan produsen karena kekeliruan yang
tidak terlihat.
4.
Produsen berpikir bahwa
teknologi mereka menciptakan produk. Customer berpikir bahwa kebutuhan
merekalah yang menciptakan produk.
5.
Produsen mengorganisasi
kegiatan untuk kenyamanan intern mereka. Customer menginginkan kenyamanan
mereka yang diutamakan.
Logika produsen: mereka membuat produk. Logika customer:
mereka membeli jasa. Dipandang dari sisi customer, produk yang dihasilkan oleh
produsen tidak lebih dari sekedar suatu alat berwujud untuk mendapatkan jasa
yang dapat dihasilkanoleh produk tersebut. Suatu produk baru dapat menghasilkan
value bagi customer setelah melalui use process (yang secara keseluruhan
melalui tahap-tahap lengkap: find,
acquire, transport, store, use, dispose of, stop).
Logika produsen: memaksimisasi kembalian (return) atas
sumber daya yang mereka miliki. Logika customer: seluruh sumber daya perusahaan
digunakan untuk menghasilkan manfaat bagi customer. Produsen menginginkan untuk
dapat menjual lebih banyak melampaui kapasitas untuk membuat yang telah mereka
miliki. Namun, customer tidak perlu peduli dengan kepemilikan sumberdaya
tertentu; mereka menginginkan berbagai sumberdaya terbaik ditarik bersama dari
berbagai sumber untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Pergeseran logika
produsen ini menjadikan perusahaan lebih fleksibel: kepemilikan atas fasilitas
tetap menjadi berkurang dan kemitraan dengan perusahaan lain menjadi meningkat
untuk memenuhi kebutuhan tertent customer.
Logika produsen: khawatir tentang kekeliruan yang
terlihat. Logika customer: mereka meninggalkan produsen karena kekeliruan yang
tidak terlihat. Customer menginginkan masalah mereka dapat diselesaikan dan
mimpi mereka terpenuhi. Di masa lalu, produsen hanya memfokuskan untuk
menghasilkan zero defect dalam pengelolaan kualitas, sehingga dapat
menghindarkan diri dari biaya-biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya
kekeliruan yang dapat terlihat. Di masa kini, produsen lebih mengkhawatirkan
terjadinya kekeliruan yang tidak terlihat-kegagalan untuk mengambil resiko.
Perusahaan perlu melaksanakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan customer
tersebut, atau pihak lain yang akan memenuhinya. Di masa kini, bisnis
dikelilingi oleh (1) kesempatan yang terselubung-harapan dan impian
customer-dan (2) musuh yang tidak terlihat-perusahaan baru di luar negeri atau
di luar industri yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memenuhi harapan
dan impian customer tersebut.
Logika produsen: teknologi mereka menciptakan produk.
Logika customers: kebutuhan mereka yang menciptakan produk. Produsen yakin
bahwa mereka berorientasi ke pasar jika mereka menanyakan kepada customer
tentang pendapat customer terhadap produk yang telah ada.
Logika produsen: kegiatan diorganisasi untuk
kenyamanan intern mereka. Logika customer: kenyamanan mereka yang perlu
diutamakan. Menurut logika produsen, pertimbangan manajerial merupakan yang
utama: mengorganisasi fungsi, membuat deskripsi pekerjaan, atau membuat sistem
pengendalian. Sebagai contoh, dari sudut produsen, keseragaman dan
strandarisasi merupakan hal yang sangat memudahkan pengelolaan. Namun, customer
menginginkan keberagaman dan kesesuaian dengan keinginan mereka. Oleh karena
itu, dimasa sekarang, produsen yang berorientasi kepada customer mengutamakan
kenyamanan customer dalam mendesain sistem informasi manajemen untuk melayani
transaksi perubahan dengan customer.
0 Response to "Karakteristik Lingkungan Bisnis"
Posting Komentar