Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Cair Organik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tema yang kami angkat pada karya ilmiah ini adalah mengenai
permasalahan seputar sampah yang melanda berbagai daerah di Indonesia.
Keprihatinan kami pada pengelolaan dan pengolahan sampah yang belum cukup baik
terlaksana mendorong kami untuk melakukan penelitian bagaimana sampah dapat
bermanfaat kembali dan tidak menjadi suatu permasalahan yang buruk. Untuk itu
kami membahas mengenai topik pendaurulangan sampah.
Penggunaan judul yang kami pakai di latar belakangi simpulan kami
dalam penelitian bahwa ternyata sampah dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk
cair organik. Karena itu, kami menggunakan judul tersebut pada karya ilmiah
kami.
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menemukan pengelolaan sampah
yang baik sebagai proses daur ulang sampah untuk menghasilkan pupuk cair
organik yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman bagi
kelangsungan hidupnya
C. Metode yang Digunakan
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah
dengan study pustaka. Mencari berbagai data yang akurat yang berasal dari
internet dan bertanya pada guru di bidang lingkungan hidup.
D. Sasaran yang Dituju
Karya ilmiah ini dibuat untuk murid lingkungan sekolah, juga
karyawan sekolah agar lebih menyadari bahwa sampah dapat diolah sehingga dapat
bermanfaat kembali. Salah satunya untuk pembuatan pupuk cair organik yang
sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Diharapkan karya ilmiah ini dapat
menjadi panduan bagi para pembaca untuk mengolah sampah oraganik yang ada.
E. Ruang Lingkup Permasalahan
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa
yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai
barang buangan yang disebut sampah
Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan
yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari aktifitas
manusia.
Menumpuknya sampah dapat menjadikan timbulnya bibit penyakit, untuk
itu kami menjadikan permasalahan sampah ini sebagai bahan kajian pokok untuk
kami teliti.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
A. Tempat
Tanjung
Aur, Padang.
Waktu : Rabu, 11 Mei 2014
Jam
: 08.30 WIB
B. Subjek Penelitian
Pengolahan
Sampah
C. Instrumen Penelitian
Masyarakat
D. Langkah-Langkah Penelitian
-
Mencari tempat yang akan
diteliti
-
Mencari narasumber
-
Melakukan wawancara
-
Menyimpulkan hasil wawancara
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa
yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai
barang buangan yang disebut sampah
Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan
yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari aktifitas
manusia. Sampah biasanya berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal
dengan istilah sampah basah atau sampah kering.
Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Sampah
menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah
volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat
pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan
dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari
pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang
menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir
(TPA).Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial.
Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari.Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa.Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari.Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa.Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya
diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan
sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus
dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya,
seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.
Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat
memanfaatkannya dengan baik.
Oleh karena itu perlu melalui proses daur ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
Oleh karena itu perlu melalui proses daur ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
B. Klasifikasi Sampah
a.
Sampah berdasarkan sumbernya
1.
Sampah rumah tangga
Sampah
yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
2.
Sampah komersial
Sampah
yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan,
tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, pendidikan dan sebagainya.
3.
Sampah bangunan
Sampah
yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu
bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genteng, dan sebagainya.
4.
Sampah fasilitas umum
Sampah
yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat
rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas
pembungkus, plastik, rokok, debu, dan sebagainya.
b.
Sampah berdasarkan jenisnya.
1.
Sampah organik (bersifat
degradabel)
Sampah
organik adalah jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik
(sisa tanaman, hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup
khususnya mikroorganisme.
2.
Sampah anorganik (non
degradabel).
Sampah
anorganik adalah jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik,
botol, logam) sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik.
C. Manfaat Sampah
Walaupun mengotori lingkungan, ternyata sampah juga dapat memberikan
Manfaat.
Manfaat
itu antara lain sebagai berikut:
1.
Pengisi Tanah
Tumbuhnya tempat pemukiman baru, ruko, komplek, pembelanjaan baru,
di kota yang asalnya dari rawa-rawa/tanah berair lainnya/tempat-tempat
pembuangan sampah
2.
Sumber Pupuk Organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik/makhluk
hidup yang telah mati dan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga
sifat fisiknya akan berbeda dari semula.
3.
Sumber Humus
Kehadiran senyawa organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapat
mempertahankan sifat fisik tanah. Dengan sifat fisik yang baik, maka kegunaan
tanah menyerap dan mempertahankan air dapat terjadi dengan baik.
4.
Media Penanaman Jamur
Pengunaan media dengan sampah memberikan hasil yang memuaskan.
Misalnya, media jamur merang, jamur ”Shiitake” dan jamur tiram putih tumbuh
dengan baik pada bahan organik yang terdapat pada kompos.
5.
Penyubur Plankton.
Plankton adalah makanan utama ikan yang terdiri dari hewan dan
tumbuhan bersel tunggal. Kolam ikan yang banyak palnktonnya menyebabkan
pertumbuhan yang cepat pada ikan. Suburnya plankton karena pemasukan
bahan-bahan organik dari sampah.
6. Media Produksi Vitamin.
Salah
satu jenis mikroorganisme penghasil vitamin (vitamin B12) ternyata sangat subur
pertumbuhannya di dalam media yang dicampur dengan ekstrak sampah.
7.
Bahan Makanan Tanah
Sampah sebagai bahan makanan tanah secara langsung (masih segar) dan
melalui proses fermentasi telah digunakan dimana-mana dengan hasil yang baik.
D. Pengelolaan Sampah
Sampah yang ada harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah
tersebut terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.
Pengumpulan Sampah
Cara pengumpulan sampah dengan menggunakan kantung.
Kantung yang digunakan berasal dari kantung plastik.
Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah.
Bentuk dan ukuran kantung disesuaikan dengan kebutuhan.
Kantung yang digunakan berasal dari kantung plastik.
Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah.
Bentuk dan ukuran kantung disesuaikan dengan kebutuhan.
2.
Penampungan
Penampungan sampah dapat menggunakan bak sampah.
Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen
Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen
3.
Pengangkutan
Kantung-kantung sampah yang telah terkumpul dalam bak-bak sampah,
kemudian menunggu pengangkutan oleh dinas kebersihan setempat atau sampah
tersebut dapat di daur ulang yang sebelumnya dipisahkan dahulu antara sampah
organik dan sampah anorganik.
E. Pengolahan Sampah Menjadi
Pupuk Cair Organik
Sampah yang ada di masyarakat sebenarnya masih dapat dikelola dan
diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Istilah yang digunakan yaitu daur
ulang. Sampah-sampah yang ada dapat kita daur ulang menjadi sesuatu yang masih
dapat berfungsi. Setelah melakukan pratinjau, kita mendapatkan kesimpulan bahwa
sampah yang ada bisa kita olah menjadi pupuk cair organik yang bermanfaat
menyuburkan tanah. Pada penelitian ini sebelum membuat pupuk cair, memisahkan
sampah berdasarkan klasifikasi organik dan anorganik. Bahan baku pupuk cair
yang bagus adalah bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai
kandungan air tinggi seperti sisa sayuran dan buah-buahan.
Sampah yang diambil berasal dari kantin tempat para siswa dan
karyawan makan. Pupuk cair organik adalah larutan hasil dari pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan dari pupuk cair
organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah
dalam pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk cair
organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering
mungkin. Larutan ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang
diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
F. Tahapan Pengolahan Sampah
Menjadi Pupuk Cair Organik
Untuk pengolahan sampah menjadi pupuk cair organik, harus melalui beberapa
tahapan, antara lain:
a.
Pembuatan molase
Gula
merah merah atau gula putih dilarutkan dalam air dengan perbandingan
secukupnya, kemudian dipanaskan untuk memudahkan pelarutan
b.
Pembuatan bakteri Effective
Microorganism
c.
Proses pembuatan bakteri
Effective Microorganism sebagai berikut :
Trasi ¼ kg, gula pasir 1 kg, bekatul 1 kg, 1 buah nanas (yang
dihaluskan dengan blender), dan 10 liter air bersih dimasak dalam panci agar
bakteri lain yang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, larutan di taruh di
dalam ember dan hasil adonannya didinginkan. Susu ayam ditambahkan dalam
larutan, ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bakteri EM
yang sudah jadi akan menjadi kental/lengket. Larutan bakteri diambil, disaring,
dan dimasukkan ke dalam botol. Botol disimpan di dalam ruangan sejuk dan tidak
terkena sinar matahari langsung agar bakteri mendapat oksigen yang cukup. Tutup
botol jangan terlalu rapat atau dibiarkan terbuka. Selanjutnya cairan EM siap
digunakan untuk membuat pupuk cair organik.
d.
Pembuatan pupuk cair organik
Proses pembuatan pupuk cair organik berlangsung secara
anaerob/fermentasi tanpa bantuan sinar matahari.
Pembuatan pupuk cair organik dilakukan sebagai berikut:
sampah organik dimasukkan ke dalam karung beras dan ditekan sampai padat, lalu karung tersebut diikat dengan tali rafia. Larutan media dibuat dengan mencampurkan 500 ml cairan bakteri EM, air tajin 1l, air kelapa tua 1l, air bersih 7l ke dalam ember. Karung beras yang berisi sampah organik dimasukkan ke dalam larutan media sampai bahan organik terendam seluruhnya (beban dapat diletakkan di atas karung beras agar tidak mengapung). Ember ditutup dengan rapat sehingga udara tidak bisa masuk ke dalam ember, lalu disimpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari) selama 7-10 hari. Setelah proses fermentasi selesai, penutup ember dibuka kemudian karung yang berisi sampah organik diangkat dan dipisahkan. Volum/jumlah bahan organik akan menyusut dari volum awal. Sisa bahan tersebut bisa dijadikan bahan untuk kompos. Fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada pemukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas yang menyengat. Pupuk cair organik disimpan dalam botol dan ruangan yang sejuk.
sampah organik dimasukkan ke dalam karung beras dan ditekan sampai padat, lalu karung tersebut diikat dengan tali rafia. Larutan media dibuat dengan mencampurkan 500 ml cairan bakteri EM, air tajin 1l, air kelapa tua 1l, air bersih 7l ke dalam ember. Karung beras yang berisi sampah organik dimasukkan ke dalam larutan media sampai bahan organik terendam seluruhnya (beban dapat diletakkan di atas karung beras agar tidak mengapung). Ember ditutup dengan rapat sehingga udara tidak bisa masuk ke dalam ember, lalu disimpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari) selama 7-10 hari. Setelah proses fermentasi selesai, penutup ember dibuka kemudian karung yang berisi sampah organik diangkat dan dipisahkan. Volum/jumlah bahan organik akan menyusut dari volum awal. Sisa bahan tersebut bisa dijadikan bahan untuk kompos. Fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada pemukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas yang menyengat. Pupuk cair organik disimpan dalam botol dan ruangan yang sejuk.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemanfaatan sampah sebagai pupuk cair organik
dapat disimpulkan bahwa :
1.
Sampah dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk cair organik baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
2.
Penggunaan bakteri effective
microorganism untuk mengolah sampah menjadi pupuk cair organik dapat
meningkatkan kualitas tanah bagi kelangsungan hidup tanaman.
3.
Sampah organik yang
dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik sangat berperan bagi perbaikan sifat
fisik, kimia dan dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk.
B. Saran
Berdasarkan karya ilmiah ini beberapa hal yang penting untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan saran adalah :
1.
Pemanfaatan sampah sebagai
pupuk cair organik perlu diaplikasikan terhadap berbagai jenis tanaman dengan
penelitian lebih lanjut.
2.
Pengamatan lebih lanjut
mengenai modifikasi media-media atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
bakteri effective microorganism dan pupuk cair organik.
wah hebat nih, sampah bisa jadi pupuk cair... lanjutkan
BalasHapushttp://obatleukemia.toko-gumilar.com/