Pergeseran Paradigma Manajemen
Paradigma menentukan sikap kita, sikap kita menentukan
tindakan kita terhadap sesuatu. Paradigma bisnis adalah cara berpikir orang dan
cara orang melaksanakan bisnis.
Paradigma ibarat peta yang menggambarkan suatu
teritorial. Peta memberikan panduan kepad akita untuk menjelajahi tutorial yang
digambarkan dalam peta. Jika kita berkendaraan memasuki Jakarta pada tahun 2001
tanpa sebuah peta Jakarta di tangan atau keliru membawa peta Jakarta tahun
1945, kita akan banyak melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan serta
gagal dalam menjelajahi kota Jakarta.
Di muka telah diuraikan secara mendalam jaman
globalisasi ekonomi, jaman teknologi informasi, jaman strategic quality
management, dan jaman Revolusi Manajemen terhadap lingkungan bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Lingkungan bisnis yang telah berubah tersebut memerlukan paradigma baru yang
pas dengan kondisi lingkungan bisnis tersebut. Pergeseran paradigma terjadi
melalui tiga tahap: normalcy, anomali, dan penggantian.
Normalcy. Dalam tahap ini, praktik-praktik manajemen
benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip atau kebenaran yang diyakini oleh
masyarakat. Antara pemikiran dan tindakan berjalan normal. Sebagai peta,
paradigma benar-benar cocok dengan realitas yang digambarkan dalam paradigma
tersebut. Praktik manajemen yang cocok dengan realitas tersebut adalah
management by exception, mass production, produsen yang paling tahu mengenai
kebutuhan customers, organisasi dibangun untuk memberikan kenyamanan bagi
manajemen dalam melaksanakan transaksi bisnis dengan pemasok dan customers.
Dalam tahap normalcy, praktik-praktik manajemen mampu untuk menyelesaikan
berbagai masalah yang timbul, karena kesesuaian antara praktik-praktik tersebut
dengan paradigma manajemen yang digunakan.
Anomali. Dalam tahap ini, berdasarkan pengamatan
karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan-perusahaan,
dijumpai berbagai bukti yang bertentangan dengan asumsi manajemen tentang
lingkungan bisnis yang selama ini digunakan. Realitas yang terdapat dalam
lingkungan bisnis tidak lagi sesuai dengan paradigma yang digunakan.
Praktik-praktik manajemen yang sebelumnya dapat menjanjikan sukses untuk
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh manajemen, tidak lagi dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Sebagai contoh, dalam
lingkungan bisnis global sekarang ini telah terjadi kematian sistem perencanaan
strategik, sistem anggaran, sistem akuntansi biaya (the death of strategic planning, budgeting, and accounting). Sistem
anggaran dalam manajemen tradisional disusun berdasarkan organisasi fungsional
sehingga berfokus ke pencapaian tujuan fungsi, bukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan, yaitu menghasilkan value terbaik bagi customer. Manajer perusahaan
yang menghadapi kompetisi global, tidak lagi dapat menggunakan informasi biaya
yang dihasilkan oleh akuntansi biaya tradisional untuk menghadapi persaingan
harga yang ketat, karena informasi biaya tersebut dihasilkan oleh sistem
informasi yang berfokus ke biaya produksi.
Penggantian. Dalam tahap ini paradigma yang sebelumnya
digunakan untuk menjalankan bisnis diganti dengan paradigma baru, paradigma
yang dibangun atas dasar karakteristik lingkungan bisnis baru yang berhasil
diamati. Sebagai contoh, oleh karena lingkungan bisnis sekarang dan di masa
depan dikendalikan oleh customer, maka paradigma manajemen yang pas dengan
lingkungan baru tersebut adalah paradigma customer value strategy. Paradigma
lama yang memfokuskan ke kepentingan produsen kemudian diganti dengan paradigma
customer value, dan prinsip-prinsip manajemen baru dibangun berdasarkan
paradigma customer value tersebut.
Pergeseran Paradigma
Manajemen Yang Sedang Berlangsung Sekarang
Paradigma baru yang sedang berkembang (emerging
paradigm) dalam manajemen untuk menghadapi lingkungan bisnis global adalah (1)
cuctomer value strategy, (2) continuous improvement, (3) organizational system.
Cctomer value strategy. Oleh karena dalam lingkungan
bisnis di jaman globalisasi ekonomi ini customer memegang kendali bisnis, maka
manajemen perusahaan harus mengubah paradigma mereka ke strategi penyediaan
value terbaik bagi customers. Dalam paradigma ini, manajemen pertama kali harus
mengenali siapa customer perusahaan dan kebutuhan customer apa yang dipenuhi
oleh perusahaan. Cctomer value strategy adalah strategi manajemen untuk
menyediakan value terbaik bagi customer untuk menjadikan perusahaan mampu
bertahan dan bertumbuh di dalam lingkungan bisnis yang dimasukinya. Paradigma
cuctomer value strategy adalah pandangan bahwa satu-satunya alasan keberadaan
bisnis perusahaan adalah customer, oleh karena itu untuk mempertahankan
keberadaan dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, perusahaan harus
mampu memproduksi produk dan jasa yang menghasilkan value terbaik bagi
customer.
Contitnuous improvement. Oleh karena dalam lingkungan
bisnis di jaman globalisasi ekonomi ini kompetisi semakin tajam dan perubahan
telah mengalami perubahan, costumer value akan senantiasa mengalami perubahan
dengan pesat dan radikal. Paradigma contitnuous improvement adalah pandangan
bahwa perusahaan hanya akan mampu bertahan dan bertumbuh dalam jangka panjang,
jika mampu secara berkelanjutan melakukan improvement terhadap sistem dan
proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer.
Organizational system. Paradigma organizational system
adalah pandangan bahwa untuk mampu bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis
global, sistem organisasi perusahaan harus didesain sedemikian rupa sehingga
berorientasi untuk memuasi kebutuhan customer dan untuk memungkinkan
dilaksanakannya improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang
digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Desain sistem organisasi yang
memenuhi tujuan tersebut adalah pendekatan lintas fungsional (cross functional approach) dan
pemberdayaan karyawan (employee
empowerment).
Dalam desain ini, sumber daya perusahaan diorganisasi
menurut sistem yang digunakan untuk melayani customer. Dengan organisasi yang
didesain seperti ini, customer akan memperoleh manfaat besar berikut ini :
1.
Oleh karena organisasi didesain
berdasarkan sistem yang digunakan untuk memuasi kebutuhan customer, customer
akan memperoleh value terbaik dari organisasi ini.
2.
Oleh karena case manager dalam
desain organisasi ini bertanggung jawab untuk melakukan improvement
berkelanjutan terhadap sistem yang dipimpinnya, customer akan mendapat value
yang sesuai dengan perubahan kebutuhan mereka.
Pemberdayaan karyawan (employee empowerment) dapat diwujudkan dengan sistem organisasi
yang memungkinkan karyawan mendapatkan kompetensi, informasi, wewenang, dan
penghargaan, sehingga karyawan mampu melakukan pengambilan keputusan atas
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka.
Mas kalo boleh tau, sumber makalah ini dr buku apa ya.makasihh
BalasHapus