Sejarah Perang Diponegoro (Contoh Makalah)
SEJARAH PERANG DIPONEGORO
Sejak kedatangan Belanda di Jawa, kerajaan Mataram
semakin merosot, wilayah kerajaan semakin sempit karena banyak wilayah diambil
oleh Belanda sebagai imbalan atas bantuannya.
1.
Latar Belakang Perang Diponegoro
Ada beberapa hal yang menyebabkan pangeran Diponegoro
turun tangan.
·
Sebab-sebab umum
-
Kerajaan Mataram semakin kecil
dan kewibawaan mulai merosot bersamaan dengan itu wilayah pecah menjadi empat
kerajaan kecil yaitu Surakarta, Ngoyakarta, Mangku Negara, dan Paku Alam.
-
Kaum bangsawan merasa kurang
penghasilannya, karena wilayah yang dulu dibagi-bagikan kepada bangsawan kini
diambil pemerintahan Belanda.
-
Rakyat yang mempunyai beban
khusus, seperti kerja raudi, pajak tanah, merasa tertindas begitu pula
pemungutan pajak dipungut oleh orang tiongha dengan sifat memberat beban
rakyat.
·
Sebab-sebab Khusus
Pembuatan jalan melalui makam Pangeran Diponegoro di
Tegal rejo.
2.
Jalannya Perang Diponegoro
Pangeran Diponegoro bersama Pangeran
Mangkubumi berhasil melarikan diri ke luar koto dan memusatkan pasukan di
Salarong, kemudian Hamengkubuwono V yang masih kanak-kanak dibawa ke benteng
Belanda dan salah satu pertempuran yang dahsyat terjadi di Plered.
Selain dibantu oleh Pangeran
Mangkubumi dan beberapa bangsawan lainnya, Diponegoro juga dibantu oleh Sentot
Alibasa Prawidjo dan Kiai Moho di Surakarta. Kiai Mojo berhasil menyebarkan
perang jihat di Ngoyakarta, Surakarta, Begelan dan sekitarnya.
Pasukan-pasukan Diponegoro diberi
nama Artiyo, Turkioyo, dan lain-lain.
Pada tahun 1826 terjadi pertempuran
di Ngalekong, dengan hasil pasukan Diponegoro mengalami kemenangan gemilang,
yang mengharumkan nama Pangeran Diponegoro. Rakyat menobatkan Sultan dengan
gelar (Sultan Hamid Herutjokro Amirul Muk Minin Saidin Panatagana Kalifatullah
Tanah Jawa) penobatan ini berlangsung di daerah Dekso.
Dalam pertempuran di Gaok, terjadi
perselisihan antara Pangeran Diponegoro dengan Kiai Mojo, mengenai masalah
keagamaan.
Tahun 1829 merupakan waktu yang
sangat kritis bagi Pangeran Diponegoro, satu persatu pengikutnya mulai
meninggalkan dan memisahkan diri setelah Kiai Mojo, disusul juga oleh Sentot
yang menginginkan perang terbuka dan menolak siasat perang gerilya.
Sentot Ali Basa, akhirnya menyerah ke
Belanda setelah syarat-syarat yang diajukan diterima oleh Belanda.
Syarat-syarat tersebut pemberian pinjaman 10.000 ringgit tetap mempunyai
barisan 1000 orang diberi senjata 5000 senapan dan tetap memeluk agama Islam
yaitu tanggal 20 Oktober 1829 di Yogyakarta.
3.
Akhir Perang Diponegoro
Kolonel Clerens berhasil mengadakan
perundingan pendahuluan sekitar bulan Februari 1830 dan selanjutnya Maret 1830
perundingan itu berhasil dilaksanakan antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda
(diwakili oleh Jendral Kock) dalam perundingan Pangeran Diponegoro menginginkan
sebuah negara merdeka dipimpin oleh Sultan juga ingin menjadi Amirul Mukminin
di seluruh tanah Jawa dan kepala negara bagi masyarakat Islam.
Dalam persetegangan itu Pangeran
Diponegoro ditangkap dan ditawan di Manado dan Makasar (benteng Roterdam)
Pangeran Diponegoro meninggal 8 Januari 1855.
0 Response to "Sejarah Perang Diponegoro (Contoh Makalah)"
Posting Komentar