Studi Kasus Diare Akut (Contoh Makalah)
STUDI
KASUS DIARE AKUT
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 gr atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per
hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15
hari. Menurut World Gastreoenterology Organization Global Guidelines 2005, diare
akut adalah parase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari
normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare kronik adalah diare yang
berlangsung lebih dari 15 hari.
Klasifikasi
- Lama waktu diare : akut atau kronik.
- Mekanisme patofisiologis : asmotik atau sekretorik.
- Berat ringan diare : kecil atau besar.
- Penyebab infeksi atau tidak : infektif atau non-infektif.
- Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional.
Etiologi
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain
(bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan dan lain-lain.
- Infeksi
1.
Enteral
-
Bakteri : Shiqella sp, E.coli
patogen, samonella sp, vibrio cholera, Yersinia enterocolijtica, Campylobacter
jejuni, V.parahaemoliticus, V.NAG, Staphylococcus aureus, Streptococcus,
Klebriella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus, dll.
-
Virus : Rotavirus, Adenovirus,
Norwalk virus, Norwalk like virus, CMV, echovirus, virus HIV.
-
Parasit : Protozoa : Entamaeba
hystalitica, Giardia lamblia, Cryptorporidium parvum, Balantidium coli.
-
Worm : A.lumbricoides, cacing
tambang, trichuris trichuria, S.stercoralis, certocliaris, dll.
-
Fungus : Kandida / maniliasis.
2.
Parenteral : Otitis media akut
(OMA), pneumonia, Traveler’s diarrhea, E.coli, Giardia lamblia, shigella,
Entamoeba, Entamoeba hystolitica, dll.
Makanan :
-
Intaksikasi makanan : makanan
beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin;
Clastridium perfringens, B. cereus, S.aureus, Streptococcus anhaemolyticus,
dll.
-
Alergi : susu sapi, makanan
tertentu.
-
Malabsorpsi/maldigesti :
karbohidrat: monosakarida (glukosa, laktosa, galaktora, disakarida (sukrosa,
laktosa), lemak : rantai panjang trigliserida, protein : asam amino tertentu,
celiaciprue gluten malabsorption, protein intolerance, cows milk, vitamin dan
mineral.
- Umunodefisiensi : hipegamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulamatore kronik, degisiensi lg A, imunodefisiensi lg A heavycombination.
- Terapi obat, antibiotik, kemoterapi, antarid, dll.
- Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.
- Lain-lain : sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropati diabetik).
Keadaan Risiko
- Baru saja bepergian / melancong.
- Makanan atau keadaan makanan yang tidak biasa.
- Homoseksual, pekerja seks, pengguna obat intravena, risiko infeksi HIV, sindrom usus homoseks (Gay bowel Syndrome) sindrom defisiensi kekebalan didapat.
- Baru saja menggunakan obat antimikroba pd institusi.
Patofisiologi
- Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare asmotik.
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan asmotik
intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat / zat kimia
hiperosmotik (a.l MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan
defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase,
malabsorpsi glukosa/galaktosa.
- Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretosik.
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air
dan elektrolit dari susu, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu
secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Penyebab
dari diare tipe ini antara lain karena efek enteroktosin pada infeksi Vibrio
cholerae, atau E.coli, penyakit yang menghasilkan hormon (Vipoma), reseksi
ileum (gangguan absorpsi garam empedu), dan efek obat laktasif dioctyl, sodium
sulfosukrinat, dll.
- Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak.
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan /
produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati.
- Defek sistem pertukaran anion / transport elektrolit aktif di enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme
transport aktif Na+ K+ ATP ase dienterosit dan absorpsi
Na+ dan air yang abnormal.
- Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipormotilitas dan iregularitas
motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.
Penyebab gangguan motilitas diabetes melitus, pasca vagotomi, hipertiroid.
- Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang
abnormal disebabnya adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus
halus.
- Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik
Disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses
inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan
elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit.
- Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.
Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas
non-infasif (tidak merusak mukosa) dan invasif (merusak mukosa). Bakteri non
invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut,
yang disebut diare toksigenetik, miral kolera.
Diagnosis
- Anamnesis
Keluhan diare berlangsung kurang dari
15 hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air,
dan sering berhubungan dengan malabsorpsi, dan dehidrasi sering didapatkan.
Diare karena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah kecil
tetapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin kebelakang. Pasien dengan
diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu neusea, muntah, nyeri
abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa air, malabsorptif, atau berdarah
tergantung bakteri patogen yang spesifik. Pasien yang mengalami infeksi
toksigenik secara khas mengalami nausea dan muntah sebagai gejala prominen
bersamaan dengan diare air tetapi jarang mengalami demam. Muntah yang mulai
beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita kepada keracunan makanan
karena toksin. Parasit yang tidak menginvasi mukosa usus, biasanya menyebabkan
ras atidak nyaman di abdomen.
Bakteri invasif menyebabkan inflamasi
usus yang berat. Organisme Yersinia seringkali menginfeksi ileum terminal dan
coacum dan memiliki gejala nyeri perut kuadran kanan bawah, menyerupai
apendisitis akus.
Dehidrasi dapat timbul jika diare
berat dan asupan oral terbatas karena nausea dan muntah, terutama pada anak
kecil dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang
meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dan berwarna urine gelap, tidak
mampu berkeringat dan perubahan ortostatik. Pada keadaan berat, dapat mengarah
ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing
kepala.
Dehidrasi menurut keadaan klinis :
1)
Dehidrasi ringan (hilang cairan
2-5% BB)
Gambaran klinis : turgor berkurang, suara serak (vox cholerica),
pasien belum jatuh dalam presyok.
2)
Dehidrasi sedang (hilang cairan
5-8% BB)
Turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok
atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
3)
Dehidrasi berat (hilang cairan
8-10%)
Tanda dehidrasi sedang, ditambah kesadaran menurun
(apatis sampai koma), otot-otot kaku dan sianosis.
- Pemeriksaan Fisis
Status volume dinilai dengan
memperhatikan perubahan ostostatik pada tekanan darah dan tekanan nadi,
temperatur tubuh dan tosisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal
yang penting. Adanya dan kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak adanya
distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan “clue” bagi penentuan etiologi.
- Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi
atau toksisitas berat atau diare berlangsung lebih dari beberapa hari,
diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain pemeriksaan darah tepi
lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit), kadar
elektrolit serum, ureum dan kreatinin, pemeriksaan tinja dan pemeriksaan enzym
linked immunosorbent array (ELISA) mendeteksi giardiasis dan tets serologic
amebiasis dan foto x-ray abdomen.
Penentuan Derajat
Dehidrasi
- Keadaan klinis : ringan, sedang dan berat.
- Berat jenis plasma : pada dehidrasi BJ plasma meningkat
a.
Dehidrasi berat : BJ plasma 1,032 – 1,040
b.
Dehidrasi sedang : BJ plasma 1,028 - 1,032
c.
Dehidrasi berat : BJ plasma 1,025 – 1,028
Rumus BJ plasma
BJ Plasm / 0,001 (ml) = 1,025 x BB (kg) x 4 ml.
- Pengukuran Central Venous Pressure (CVP)
Bila CVP + 4 s/d + 11 cmH2O : normal
Syok atau dehidrasi maka CVP kurang dari +4 cm H2O.
- Perhitungan Skor Daldiyono
Klinis Skor
Rasa haus / muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik <60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120 x /menit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen, sapor atau koma 2
Frekuensu napas > 30 x /menit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun -1
Umur > 60 tahun -2
Secara matematis perhitungan tersebut
digunakan dalam rumus empirik :
Defisit cairan (ml) = skor/15 x BB
(kg) x 0,1 x 1000
Penatalaksanaan Diare Akut
-
Rehidrasi
Bila pasien keadaan umum baik tidak
dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari
buah, sup, dan kerupik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan
dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi
oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit. Cairan oral antara lain :
pedialit, oralit, dll. Cairan infus antara lain : ringer laktat, dll. Cairan
diberikan 50-200 ml/kg BB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi.
Macam-macam pemberian cairan :
1.
BJ plasma dengan rumus :
Kebutuhan cairan =
2.
Metode Perce berdasarkan klinis
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan =
5% x BB (kg)
Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan =
8% x BB (kg)
Dehidrasi berat, kebutuhan cairan =
10% x BB (kg)
3.
Metode Daldiyono berdasarkan
skor klinis a.l (tabel skor Daldiyono)
Kebutuhan cairan =
Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada
syok, maka hanya diberikan cairan perosol (sebanyak mungkin sedikit demi
sedikit). Bila skor lebih atau sama 3 disertai syok diberikan cairan intravena.
Pemberian cairan dehidrasi terbagi
atas :
a.
Dua jam pertama (tahap
rehidrasi inisial) : Jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus BJ plasma atau
skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi
optimal secepat mungkin.
b.
Satu jam berikut/jam ke-3
(tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam
pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
Daldiyono kurang dari 2 diganti cairan per oral.
c.
Jam berikutnya pemberian cairan
diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss
(IWL).
-
Diet
Pasien diare tidak dianjurkan puaasa,
kecuali bila muntah-muntah berat. Pasien dianjurkan justru minum minuman sari
buah, the, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi,
keripik dan sup.
-
Obat Anti Diare
a.
Yang paling efektif yaitu derivat
opioit misal lpperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur opium. Loperamide
paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil.
Bismuth subralisilat merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi
kontraindikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan ensefalopati bismuth.
Obat anti motilitas penggunaannya harus hati-hati pada pasien disentri yang
panas bila tanpa disertai anti mikroba, karena dapat memperlama penyembuhan
penyakit.
b.
Obat yang mengeraskan tinja :
atapulgite 4x2 tab/hari, smectite 3x1 saset diberikan tiap diare/BAB encer
sampai diare berhenti.
c.
Obat antisekretorik atau anti
enkephalinase : hidrases 3x1 tab/hari.
-
Obat Antimikroba
Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien-pasien yang
diduga mengalami infeksi bakteri invasif, diare turis (traveler’s diarrhea)
atau imunorupresif. Obat pilihan yaitu kuinalon (misal siproflokrasin 500 mg 2
x/hari selama 5-7 hari). Obat ini baik terhadap bakteri patogen invarsif
termasuk Aeromonas, Shigella, Salmonella, Tersinia, dan Acromonas spesies.
Sebagai alternatif yaitu kotrimokrazol (trimetoprim/ sulfametokrazol, 160/800
mg 2x /hari, atau eritromisin 250-500 mg 4x /hari. Metronidazol 250 mg 3x /hari
selama 7 hari diberikan bagi yang dicurigai giardiasis.
0 Response to "Studi Kasus Diare Akut (Contoh Makalah)"
Posting Komentar