Konsep Pembangunan Sebagai Usaha Perubahan yang Terencana
Konsep Pembangunan Sebagai Usaha Perubahan yang Terencana
Banyak muncul bahwa pemahaman bahwa pembangunan sering diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi industri, sehingga bermunculan bangunan berupa pabrik-pabrik, jalan-jalan, jembatan serta transportasi, komunikasi dan lain-lain. Sedangkan pembangunan manusianya sebagai perencana, pengelola dan pemakai hasil pembangunan tersebut hampir terabaikan, bahkan tidak menjadi salah satu sasaran pembicaraan secara langsung. Sehingga pembangunan material yang dilaksanakan tidak sedikit menjadi sia-sia, maka dari itu konsep pembangunan perlu terencana dan terarah atau seimbang antara pembangunan material dengan pembangunan manusia itu sendiri.
Pembangunan dibidang ekonomi dan industri mungkin memenuhi aspek tertentu dari kebutuhan, misalnya : kebutuhan akan sandang pangan, dan papan, tetapi mungkin tidak untuk kebutuhan spiritual yang lain.
Bukanlah kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang yang secara material cukup mampu, tetapi secara spiritual menanggung banyak masalah.
Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmani dan rohaniah. Sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dapat meningkatkan martabatnya.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun dalam ha l ini pembangunan meliputi ikhtiar kedalam diri manusia, berupa pembicaraan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta ketrampilan kerja. Ikhtiar ini disebut pendidikan.
Fuad Hasan dalam Umar Tirtarahardja dkk, menyatakan “manusia adalah makhluk yang terentang antara potensi dengan aktualisasi (manusia dan citranya, Juni 1985). Diantara kedua kutub itu terentang upaya pendidikan, pendidikan berperan mengembangkan yaitu menghidupsuburkan potensi “kebaikan” dan sebaliknya mengerdilkan potensi “kejahatan”.
Potensi-potensi yang perlu dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima kenyataan, berpendirian, rasa bebas yang bertangung jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerja sama, menerima, melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain, dan seterusnya.
Hasil pendidikan dapat menunjang pembangunan dan sebaliknya hasil pembangunan dapat menunjang usaha pendidikan. Suatu masyarakat yang makmur tentu lebih dapat membiayai penyelenggaraan pendidikan ke arah yang lebih bermutu.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
- Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
- Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana dan seterusnya).
0 Response to "Konsep Pembangunan Sebagai Usaha Perubahan yang Terencana"
Posting Komentar