Analisis Novel Si Kodeng Karangan Haekal Siregar
Sinopsis / Ringkasan
Kodeng adalah seorang anak nelayan yang pemberani. Dia tinggal berdua
dengan ayahnya. Suatu ketika badai besar melanda perahu ayahnya yang sedang
melaut. Ayahnya hilang tanpa jejak. Kodeng pun menjadi sangat sedih kerana
tidak ada keluarga lagi.
Dengan keberaniannya, Kodeng berlayar mencari ayahnya. Dia
mengarungi lautan seorang diri. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan
beberapa binatang lucu yang akhirnya menjadi temannya.
Sebuah pulau menjadi tujuan mereka. Pulau itu adalah markas bajak
laut yang sangat ditakuti.
Setelah berhasil memasuki markas bajak laut ternyata tidak ada orang
disana. Bajak laut itu sedang pergi ke laut. Kodeng pun pergi keluar dan di
kejar banyak anjing penjaga. Setiba diluar Kodeng pergi mengambil perahu dan
berlayar bersama teman-temannya. Malam pun tiba, pada saat itu terjadi badai
dan perahu Kodeng terombang-ambing. Setelah terjadi badai pagi pun tiba dan
cuaca kembali cerah. Ternyata perahu Kodeng berada di dekat perahu bajak laut.
Kodeng pun ditangkap dan dipenjara bersama ayahnya. Sewaktu mereka bertemu
mereka saling berpelukan. Setelah saling melepas rasa rindu kodeng dan
teman-temannya beserta ayahnya mencari cara untuk keluar dari kapal bajak laut.
Setelah lama berpikir terdengar bunyi kraak. Mereka pun melihatnya,
ternyata adalah Nyunyu salah seorang teman Kodeng, karena gigitan Nyunyu tadi
kapalpun menjadi bocor. Para orang di kapal
terburu pergi menyelamatkan diri. Ada
yang menceburkan diri dan ada juga yang mengambil perahu penyelamat.
Gugun salah seorang anak buah bajak laut Joni kembali kebawah dan
memberikan kunci kepada ayah Kodeng. Setelah mereka berhasil keluar, mereka pun
menceburkan diri ke laut. Setelah menceburkan diri ke laut ternyata ada hiu.
Hiu itu adalah hiu sial yang sering kepalanya terbentur. Hiu itu
menimbang-nimbang harus memakan yang mana, ternyata dia lebih memilih bajak
laut Joni dan memakannya.
Mereka pun pulang ke kampung nelayan dengan perahu cadangan bajak
laut Joni. Sekarang Kodeng lebih sering bermain dengan temannya.
Baca Juga
A. Tokoh dan Perannya
Tokoh
|
Karakter
|
Data Pendukung / Bukti
|
Kodeng
|
Cerdas
Pemberani
|
Pak Juhi, Guru
Kodeng sangat menyayangi karena kecerdasannya
Kodeng
memutuskan pergi sendiri untuk mencari ayahnya ke pulau bajak laut
|
Ayah Kodeng
|
Suka Bercerita
|
Ayahnya suka
bercerita tentang bintang-bintang, bulan dan ombak
|
Pak Juhi
|
Baik
|
Pak Juhi mau
meminjamkan perahunya kepada Kodeng dan Pak Juhi membelikan makanan dan
pakaian untuk Kodeng
|
Pak Timo
|
Baik
|
Mau mencari ayah
Kodeng
|
Nelayan
|
Baik
|
Menawarkan
bantuan untuk mencari ayah Kodeng
|
Huya
|
Baik
|
Dia membarikan
makanannya kepada Kodeng yang saat itu kelaparan
|
Timot
|
Pencuri
Baik
|
Dia mencuri tas
Kodeng pada saat Kodeng sedang sholat.
Dia pergi
membantu Kodeng untuk mencari ayahnya
|
Nyunyu
|
Baik
|
Dia pergi
membantu Kodeng untuk mencari ayahnya.
|
B. Latar Cerita
·
Latar Tempat
a.
Di Pantai
b.
Di Laut
c.
Di Pulau
Bukti Pendukung :
a.
Banyak tempat bagi Kodeng
bermain membangun istana dari pasir.
b.
Di tengah laut Kodeng
berkenalan dengan seekor burung yang baik yang telah memberikan Ikan kepada
Kodeng.
c.
Kodeng berhasil menemukan
ayahnya dan menyelamatkannya dari bajak laut Joni yang kejam.
·
Latar Waktu
a.
Malam hari
b.
Pagi hari
Bukti Pendukung :
a.
Suatu malam ayah Kodeng dan
para nelayan yang lain pergi melaut tiba-tiba cuaca berubah hebat. Meniupkan
angin yang kencang dan hujan yang deras.
b.
Pagi yang cerah seakan-akan tidak
apa-apa semalam tetapi para keluarga nelayan sudah menunggu di tepi pantai
untuk menunggu kedatangan keluarga mereka.
C. Alur / Plot
·
Peristiwa Diawal Cerita
Kodeng adalah anak yang cerdas dan pemberani. Sejak
kecil Kodeng sudah dikenalkan pada laut. Di antara teman-temannya ia yang
paling jago berenang. Kodeng juga sering ikut ayahnya berlayar di malam hari
bila esoknya libur belajar di perguruan. Ia membantu ayahnya menarik jala.
Memisahkan ikan dan menyelam mengangkat bumbungan yang sudah ditaruh malam sebelumnya.
Pantai tempat desa Kodeng berada sangat indah, hamparan pasir putih begitu jauh
menjorok ke arah laut. Di desa itu, ada sebuah perguruan tempat para anak
nelayan belajar. Walaupun hanya punya seorang guru, tetap saja adalah perguruan
tempat menggali ilmu. Setiap hari Kodeng pergi berguru. Pak Juhi, gurunya itu
sangat menyayangi Kodeng. Sebagian karena kecerdasannya dan sebagian lagi
karena sikapnya yang baik.
Suatu malam ayah Kodeng pergi berlayar mencari ikan.
Kali ini Kodeng tidak bisa ikut karena ada jadwal sekolah esoknya. Cuaca malam
itu cerah sekali. Ribuan bintang menggantung di langit ditambah semaraknya
cahaya purnama. Sampai tiba-tiba cuaca berubah hebat. Tengah malam sebuah awan
besar menutupi seluruh langit. Meniupkan angin yang sangat kencang. Menurunkan
hujan yang sangat deras. Sesekali petir menyambar pohon kelapa di pekarangan
rumah Kodeng tersambar petir. Belum lagi ombak yang seakan-akan berubah menjadi
monster. Semua keluarga nelayan takut badai yang menimpa nasib ayah, suami, atau
anak mereka yang ikut berlayar. Esoknya cuaca kembali berubah seakan tidak ada
bekas pohon-pohon yang rubuh, tertiup angin atau tersambar petir. Kaluarga
nelayan menanti cemas di pantai. Mereka menunggu kedatangan para nelayan yang
semalam pergi berlayar. Dari pagi hingga petang. Kemudian sebuah perahu
terlihat di ufuk. Semua orang menahan napas, melihat perahu yang layarnya
terkoyak oleh angin itu. satu, dua, kemudian banyak perahu lain yang menyusul.
Semua keluarga bersyukur karena keluarga mereka yang pergi melaut selamat.
Tetapi ayah Kodeng sepertinya hilang dilautan. Lalu Kodeng menangis sambil
berlari menuju rumahnya. Sudah seminggu ayah kodeng menghilang dan para nelayan
sudah mencari ayah Kodeng di laut tetapi tidak juga berhasil. Lalu timbul pikiran
Kodeng untuk pergi mencari ayahnya sendiri dengan meminjam perahu Pak Juhi.
Tentu saja Pak Juhi tidak mengizinkannya tetapi karena Kodeng selalu memaksa
akhirnya Kodeng dapat izin dari Pak Juhi. Pak Juhi membelikannya baju hangat,
selimut dan makanan. Malam haripun tiba lalu Kodeng pun pergi kelaut untuk
mencari ayahnya.
·
Peristiwa di Tengah Cerita
Sudah seminggu Kodeng berlayar. Pada siang hari Kodeng
merasa kelaparan karena bekal yang ia bawa sudah habis. Kodeng berpikir dirinya
akan mati juga akhirnya rupa surat
perut Kodeng yang keras itu menarik perhatian seekor camat yang sedang berburu
ikan. Dengan lemah Kodeng memandang lapar ke arah ikan yang ada di paruh burung
itu. sebenarnya Kodeng mempunyai rahasia yaitu ia dapat berbicara dengan hewan.
Ayah Kodeng mengingatkan agar tidak memberitahukan kepada siapapun. “Camar yang
baik, maukah kau berbagi ikan itu dengan ku”, Pinta Kodeng sopan. Burung camar
itu terdiam sesaat. Ia kaget ada manusia yang dapat berbicara dengannya.
Setelah melihat keadaan yang menyedihkan, burung memutuskan untuk mendekat,
kemudian memberikan ikan itu kepada Kodeng. Camar itu berkata namaku Huya,
siapa namamu. Namaku Kodeng, kata Kodeng. Kodeng memejamkan matanya sambil
mengunyah ikan ikan itu mentah-mentah. Bukannya Kodeng suka ikan mentah tapi
diatas perahu ditengah laut bagaimana memasak ikan. Kodeng menceritakan tentang
ayahnya kepada Huya. Ternyata Huya mau membantu Kodeng. Kodeng berlayar ke
pulau dan Kodeng sudah mencapai pantai. Mereka menginap di sana karena hari sudah mulai gelap. Pagi
harinya tas Kodeng hilang dan ternyata ada jejak kaki pencurinya. Kodeng
mengikuti jejak kaki itu dan menemukan seekor monyet yang memegangi tasnya.
Lalu monyet itu lari sampai satu saat ia terpojok di suatu pohon. Kodeng pun
memanjat pohon itu ternyata dahan pohon itu patah. Kodeng dan monyet itu jatuh
ke teluk. Rupanya kepala Kodeng menghantam sesuatu yang keras di dalam air.
Ternyata kodeng membenturkan kepalanya dengan kepala hiu. Ternyata hiu itu
pingsan. Lalu Kodeng dan monyet itu lari ke pantai. Setiba di pantai monyet itu
meminta maaf kepada Kodeng dan memberitahukan namanya adalah Timot. Ternyata
dibelakang Kodeng ada seekor penyu dan memberitahukan namanya adalah Nyunyu.
Lalu Kodeng menceritakan kepada Timot dan Nyunyu bahwa ia sedang mencari
ayahnya. Ternyata Timot tahu dimana ayah Kodeng. Timot mengatakan bahwa ayahnya
ada di tangan bajak laut Joni. Joni bukanlah nama asli bajak laut itu tetapi
adalah Jajang. Ia menganggap bahwa nama Joni lebih keren dari pada nama Jajang.
Joni kecil lebih suka menyiksa binatang kecil maupun besar. Joni dewasa lebih
jauh lebih kejam dia tidak hanya menyiksa hewan tapi juga orang.
Kodeng dan teman-temannya pergi ke markas bajak laut
Joni. Karena Nyunyu jalannya lambat maka dia berenang di laut dan kalau sudah
sampai aku akan memberi kode kata Kodeng. Setelah berjalan sedikit jauh
merekapun tiba di markas Joni. Mereka masuk dari lorong ke lorong untuk mencari
ayah Kodeng di tanah. Setelah beberapa lama mencari ternyata sel itu kosong.
Tanpa ada yang menyadari terlihat seekor anjing herder melompat ke hadapan
mereka. Mau apa kalian kesini? Tanya anjing itu dengan geramnya. Ka…kami
mencari ayahku, kata Kodeng. Belum sampai anjing itu menjawab dia mengejar
Kodeng dan temannya. Sesaat itulah Kodeng melihat sebuah bayangan yang bergerak
dilangit-langit ruangan. Kodeng berlari ke arah sebuah pojokan ruangan. Hitti
mengejar Kodeng dengan garangnya. Tempurung Nyunyu yang menjatuhkan diri dari
langit-langit ruangan, telak menghantam kepala anjing itu. Akhirnya anjing itu
pingsan. Pada saat itu terdengar suara burung kakak tua. Dia berkata kalian
pasti tidak berpikir hanya ada satu anjing disinikan? Dari ruangan lain yang
berada di balik sel tahanan, banyak sekali langkah kaki yang berlari ke arah
mereka serta berbagai jenis geraman “Ikut aku!” seru burung kakak tua sambil
kembali terbang. Burung kakak tua itu terbang sekuat tenaga ke arah dalam dan
diikuti oleh Kodeng dan teman-temannya. Setelah mereka kejar-kejaran dengan
anjing mereka akhirnya sampai di dermaga. Kodeng loncat terlebih dahulu ke
dalam perahu. Tangannya rasanya sudah keram menggendong Nyunyu “cepat, cepat!
Huya yang sudah bertengger diperahu berseru-seru ngeri. Timot yang berusaha
melepaskan tali perahu yang terikat. Mujurlah akhirnya tali itu lepas juga.
Dengan lega Timot melompat ke arah perahu. Namun sayang…..graep “waaaaa!” jerit
Timot. Ekor Timot dijerit oleh anjing pemburu itu, untung tangan Timot berhasil
dipegang oleh Kodeng, tetapi anjing itu tidak mau melepaskan ekor Timot. Pada
saat itulah Huya melompat ke udara dan mematuk kepala anjing itu hingga sampai
melepaskan ekor Timot. Kodeng langsung menarik tangan Timot. Setelah semuanya
berada di atas perahu, Kodeng pun menjalankan perahunya, tetapi tidak ikut dia
hanya memberitahukan namanya adalah Tutu. Aku Huya, ini Timot, Kodeng dan
Nyunyu, seru Huya Kodengpun kembali berlayar. Malampun tiba. Pada malam cuaca
sangat cerah tapi tiba-tiba timbul awan dan terjadi badai. Perahu Kodeng
terombang ambing oleh badai. Pada pagi hari cuaca kembali cerah, dan tiba ada
sebuah kapal besar di dekat perahu Kodeng menghantam seekor hiu. Kapal itu
adalah kapal bajak laut Joni. Lalu lari tetapi berhasil ditangkap oleh anak
buah bajak laut Joni. Pada saat itulah Nyunyu menjatuhkan diri ke laut. Joni
bertanya kepada Kodeng, mau apa kau kesini? Aku mencari ayahku. Kau yang
menahannya kan ?
Cepat lepaskan! Oh, lelaki kumal itu ayahmu. Begini saja, bagaimana kau saja
yang menjadi anakku. Tidak sudi! Kurang ajar, masukkan mereka kepenjara.
Dipenjara Kodeng bertemu dengan ayahnya. Kodeng dan ayahnya saling berpelukkan
dan menangis. Setelah bisa melepas rasa rindu mereka berpikir seharian untuk
melepaskan diri dari bajak laut Joni. Sampai satu saat… Kraaak! Bunyi itu
terdengar keras dari dasar kapal. Diikuti memancarnya air laut dengan deras.
Sesaat Kodeng dan temannya berpandangan. Ooo… Nyunyu. Ternyata gerogotan Nyunyu
membuat kapal menjadi bocor. Bocor di kapal sudah mulai parah. Para anak buah Joni lari. Beberapa sudah menceburkan diri
dan ada yang berusaha menurunkan perahu penyelamat untuk Joni dan untuk mereka.
Gugun anak buah Joni kembali kebawah dan melemparkan kunci sel ke arah ayah
Kodeng dan kembali lagi ke atas. Setelah mereka lepas dari sel mereka
menceburkan diri ke laut. Pada saat itulah ada sebuah hiu, hiu itu adalah hiu
sial yang sering terbentur kepalanya. Dia menimbang harus memangsa yang mana,
tetapi akhirnya ia memakan bajak laut Joni, karena kapal bajak laut Joni telah
membentur kepalanya. Kodeng dan ayahnya naik ke perahu dan kembali ke pampung nelayan.
·
Peristiwa di Akhir Cerita
D. Tema
Petualangan ke Pulau Bajak Laut
E. Pesan-pesan Pengarang
Jadilah anak yang rajin dan pemberani. Janganlah takut
kita akan sesuatu yang benar meskipun itu sangat berat dilakukan.
0 Response to "Analisis Novel Si Kodeng Karangan Haekal Siregar"
Posting Komentar