Makalah Tentang Proses Pembuatan Ikan Asin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan yang telah mati sepat sekali
membusuk. Dibandingkan dengan daging sapi, buah ataupun sayuran, daging ikan
lebih cepat mengalami proses kemunduran mutu (proses pembusukan). Hal ini
disebabkan oleh aktivitas mikroba (jasad renik) yang terdapat dalam seluruh
lapisan daging ikan, terutama baian insang, isi perut, dan kulit (lendir).
Proses
pembusukan ikan tidak bisa dihindari, tetapi hanya bisa dihambat. Salah satu
caranya adalah menekan perkembangan mikroba-mikroba pembusuknya. Mikroba ini
akan berkembangbiak lambat bila kondisi lingkungannya tidak optimal untuk
hidupnya. Setiap mikroba memerlukan media (lingkungan hidup) dan makanan yang
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kondisi lingkungan ini
tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, maka pada awalnya mikroba
akan mencoba untuk menyesuaikan diri. Namun kemampuan ini sangat terbatas
sehingga apabila keadaan tersebut dipertahankan untuk beberapa waktu, akhirnya
sebagian besar mikroba akan mati.
Salah
satu cara untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mematikan mikroba adalah
penambahan garam. Cara ini sering disebut penggaraman. Tujuannya adalah untuk
mengurangi kadar air agar mikroba, teru tamajenis bakteri, tidak dapat
berkembang sekaligus proses perombakan oleh enzim terhambat sehingga ikan lebih
awet dan tahan lama bila disimpan. Ada beberapa macam cara pengawetan ikan
dengan garam yang telah dikenal di Indonesia. Beberapa produk hasil pengolahan
ini yang telah dikenal masyarakat antara lain: terasi, petis ikan, kecap ikan,
dendeng ilcan, kerupuk ikan, abon ikan, ikun asap, ikan kering, ikan pindang,
ikan bekasem, ikan peda, dll. Sedangkan di antara produk ikan asin tersebut
yang komponen utama dalam proses pengawetannya menggunakan garam adalah ikan
kering, ikan pindang, ikan bekasem, dan ikan peda.
Ikan
kering merupakan hasil proses penggaraman dan pengeringan. Ikan ini mempunyai
kadar air rendah karena penyerapan oleh garam dan penguapan oleh panas. Rasa
dagingnya asin, tetapi dapat pula dibuat rasa tawar. Beberapa jenis ikan yang
biasa diawetkan menjadi ikan kering adalah ikan kakap, tenggiri, tongkol,
kembung, layang, ten, petek, mujair, dll. Daerah Istimewa Aceh dikenal sebagai
produsen utama ikan kering yang disebut ikan kayu. Bahan bakunya ialah ikan
tongkol. Jenis ikan awet ini dapat disimpan selama beberapa bulan bahkan
beberapa tahun.
Ikan
pindang merupakan basil proses penggaraman dan perebusan. Pengawetan ikan
dengan cara ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Semua jenis ikan bisa
diawetkan menjadi ikan pindang, termasuk juga ebi (udang kecil) dan kerang
laut. Beberapa jenis ikan pindang yang telah dikenal adalah pindang cue,
pindang kendil dan Bawean, pindang lemuru dan Muncar, pindang laut, dan pindang
gaya baru. Perbedaan macam ikan pindang tersebut terietak pada jenis ikan
sebagai bahan bakunya, alat yang digunakan, dan cara pemindangannya
(perebusannya).
Ikan
asin sampai saat ini tetap banyak diminati oleh semua lapisan masyarakat.
Bahkan jenis ikan asin ini termasuk komoditas ekspor yang diminati konsumen di
negara-negara maju. Salah satu negara yang dikenal sebagai penghasil dan
produsen ikan asin terbesar di dunia adalah Thailand. Produksinya dipasarkan ke
Amerika dan beberapa negara Eropa lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa bahan dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan ikan asin.
- Bagaimana proses pembuatan ikan asin kering.
- Bagaimana proses pembuatan ikan pindang.
- Bagaimana proses pembuatan ikan bekasem dan ikan peda.
1.3 Tujuan Penulisan
- Menyebutkan bahan dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan ikan asin.
- Mendeskripsikan proses pembuatan ikan asin kering.
- Menjelaskan proses pembuatan ikan pindang.
- Menjelaskan proses pembuatan ikan bekasem dan ikan peda.
1.4 Manfaat Penulisan
- Bagi diri sendiri
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis telah
melengkapi tugas Bahasa Indonesia.
- Bagi pembaca
Agar bisa mengolah ikan asin terutama pada masyarakat
pesisir pantai.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan dan Peralatan
Bahan baku pembuatan ikan asin adalah
ikan dan garam. Untuk mendapatkan ikan asin berkualitas, bahan baku harus
bermutu baik. Ikannya harus segar dan garamnya adalah garam murni. Ukuran dan
jenis ikan sebaiknya seragam agar proses penetrasi (peresapan) garam dalam
daging ikan bisa sempurna.
Garam yang dibuat secara tradisional
dan belum dilakukan pengolahan lanjutan, biasanya kurang baik untuk bahan baku
ikan asin. Biasanya garam murni berwarna putih bersih.
Komponen (zat) yang biasanya
tercampur dalam garam murni adalah MgCl2 (magnesium chlorida), CaCl2
(calsium chlorida), MgSO4 (magnesium sulfat) CaSO4
(calsium sulfat), lumpur dan lain-lain. Jika garam yang digunakan mengandung Mg
(magnesium) dan Ca (calsium) akan menghambat proses penetrasi garam ke dalam
daging ikan. Jika mengandung komponen Fe (besi) dan Cu (tembaga) dapat
mengakibatkan ikan asin berwarna coklat kotor atau kuning.
- Peralatan Pembuatan Ikan Asin Kering
·
Pisau dapur
·
Bak semen atau bak kayu
berlapis plastik kedap air sebagai wadah dalam proses penggaraman.
·
Penutup bak (wadah) dan
pemberat.
·
Alat ukur berat (timbangan).
·
Keranjang plastik (trays) atau
keranjang bambu.
·
Para-para (tempat penjemuran).
- Peralatan Pembuatan Ikan Pindang
·
Paso (kendil) dari tanah dan
tambir (tampah) bambu.
·
Jerami, anyaman bambu, daun
pisang kering atau daun bambu kering.
·
Tungku api.
·
Peralatan tambahan: loho, naya
atau besek (untuk pembuatan pindang lemuru dari Muncar atau pindang kembung
dari Pekalongan maupun untuk pembuatan pindang gaya baru dan pindang cue).
·
Catatan : Loho adalah rangkaian
bilah-bilang bambu yang diikat satu sama lain sehingga membentuk kotak mirip
kurungan atau kandang battery ayam petelur.
- Peralatan Pembuatan Ikan Bekasem dan Ikan Peda
·
Pisau dapur
·
Belanga (bak semen).
·
Papan penutup dan pemberatnya.
·
Kotak atau wadah.
·
Keranjang.
·
Peralatan tambahan: para-para
(untuk penirisan dan penjemuran ikan peda) dan alat pengering lain.
Proses Pembuatan Ikan Asin
a.
Penggaraman
1.
Penggaraman Kering
a)
Penyediaan bahan baku
1)
Ikan yang diproses dengan cara
penggaraman kering diseleksi menurut jenis, ukuran dan tingkat kesegaran atau
mutunya.
2)
Selanjutnya ikan dibersihkan.
3)
Ikan yang telah bersih
ditampung dalam keranjang atau trays agar sebagian airnya menetes ke luar.
Selanjutnya ikan ditimbang beserta keranjangnya.
4)
Jumlah garam yang dibutuhkan
ditimbang pula. Penggaraman kering ini dibutuhkan garam kristal sebanyak 5%-30%
dari berat total ikan.
b)
Penyediaan Wadah
1)
Sebelum digunakan untuk
pengaraman, wadah harus dibersihkan.
2)
Penutup yang digunakan juga
harus dibersihkan.
c)
Proses Penggaraman
1)
Bagian dasar wadah dilapisi
garam setebal 3 cm.
2)
Ikan dimasukkan dalam wadah dan
disusun teratur dan rapi berlapis-lapis.
3)
Di atas lapisan ikan ditaburkan
garam secukupnya (tebal: 2 cm)
4)
Di atas laposan garam disusun
lagi lapisan ikan.
5)
Demikian seterusnya sampai
wadah penuh ikan dan garam yang tersusun berlapis-lapis.
6)
Pada lapisan paling atas yang
berhimpitan dengan penutup ditebari garam setebal 5 cm.
7)
Terakhir adalah penutupan wadah.
Penutup dirapatkan dan di atasnya dibebani pemberat.
d)
Waktu Penggaraman
1)
Setelah tutup dirapatkan lalu
dibiarkan selama beberapa hari. Lamanya proses peresapan garam tergantung dari
jenis, ukuran dan tingkat kesegaran ikan. Tetapi secara umum lamanya proses
penggaraman berkisar antara 1-3 hari. Untuk ikan berukuran besar dibutuhkan
waktu 2-3 hari. Sedangkan ikan-ikan kecil cukup 1 hari atau kurang.
2)
Hasil dari penggaraman diukur
menurut kekenyalan ikan yang telah diproses. Akibat penetrasi garam, daging ikan
menjadi lebih padat.
e)
Pencucian Ulang dan Penirisan
1)
Setelah penggaraman selesai,
ikan dibongkar dan ditaruh dalam keranjang lalu dicuci air dengan bersih.
2)
Selanjutnya ikan ditiriskan
dalam keranjang yang sama sampai air tidak menetes lagi. Dan ikan asin ini
telah siap dijemur (dikeringkan).
2.
Penggaraman Basah
a)
Penyediaan Bahan Baku
1)
Ikan yang telah diseleksi
dikelompokkan menurut jenis, ukuran dantingkat kesegaran.
2)
Ikan yang kotor dibersihkan.
Sisik, sirip, insang, dan isi perut ikan besar dibuang. Lalu dicuci dengan air
bersih yang mengalir. Sedangkan untuk ikan kecil cukup dicuci tanpa harus
disiangi.
3)
Ikan yang telah bersih
ditiriskan dalam keranjang lalu ditimbang. Garam juga ditimbang sesuai dengan
berat yang dibutuhkan. Kebutuhan garam disesuaikan dengan selera yang
diinginkan. Jika dikehendaki rasa asin maka jumlah garam yang diperlukan agak
banyak. Sebaliknya, bila dikehendaki rasa agak tawar maka jumlah garam
dikurangi.
b)
Proses Penggaraman
1)
Ikan yang telah dicuci dan
ditiriskan dimasukkan dalam larutan garam.
2)
Dalam proses penggaraman ini
seluruh ikan harus terendam dalam larutan garam.
3)
Setelah semua ikan dimasukkan
dalam wadah, kemudian ditutup.
4)
Fungsi penutup wadah adalah
untuk memaksa agar ikan di lapisan paling atas terendam larutan garam.
c)
Waktu Penggaraman
1)
Proses penggaraman dalam
larutan jenuh membutuhkan waktu sekitar 1 hari penuh.
2)
Proses penggaraman dapat
diakhiri setelah konsentrasi larutan garam tidak berubah (menurun).
3)
Selama proses penggaraman
berlangsung biasanya konsentrasi larutan garam dibagian bawah cenderung
meningkat akibat pengendapan kristal-kristal garam. Selama proses ini dapat
pula dilakukan pengadukan tetapi harus dengan sangat hati-hati.
d)
Pencucian
1)
Ikan asin hasil proses
penggaraman basah ini bisa langsung ditiriskan lalu dijemur.
2)
Atau begitu ikan diangkat dari
wadah penggaraman langsung dicuci air bersih lalu ditiriskan dan selanjutnya
dijemur.
3.
Pelumuran Garam (Kench Salting)
a)
Penyediaan Bahan Baku
1)
Ikan dipilih menurut jenis,
ukuran dan kualitasnya. Ikan-ikan yang telah mengalami pembusukan sebaiknya
tidak diproses menggunakan cara penggaraman ini.
2)
Ikan-ikan yang berlumpur dan
berlendir dicuci dengan air bersih yang mengalir. Ikan besar disiangi dan
dibilas lagi dengan air bersih.
3)
Selesai dicuci lalu ditiriskan
sampai tuntas tetesan-tetesan airnya.
4)
Ikan ditimbang dalam keranjang.
5)
Garam yang akan dipergunakan
juga ditimbang sesuai dengan berat yang dibutuhkan.
b)
Penyediaan Wadah
1)
Penggaraman denga metode kench
salting tidak memerlukan awadah khusus berupa bak semen atau bak papan kayu
maupun fibre glass yang kedap air.
2)
Dalam panggaraman ini hanya
diperlukan lantai yang bersih dan keranjang bambu atau trays plastik sebagai
wadah ikan saat proses penggaraman berlangsung.
c)
Proses Penggaraman
1)
Ikan yang akan digarami ditaruh
di atas lantai.
2)
Kemudian ditaburi garam sambil
dibolak-balik agar seluruh permukaan tubuh ikan tertutup oleh kristal-kristal
garam.
3)
Selanjutnya ikan berlumuran
garam tersebut ditampung dalam keranjang bambu atau trays lalu ditutup dengan
papan atau bahan lain dan dibebani pemberat.
d)
Waktu Penggaraman
1)
Ikan dibiarkan dalam keranjang
selama beberapa waktu.
2)
Selama proses penggaraman ini
air dari tubuh ikan akan diserap oleh kristal garam dan kemudian menetes
mengalir ke bawah berupa larutan garam yang disebut brine.
3)
Proses penggaraman berakhir
setelah tidak ada tetesan larutan garam atau proses penyerapan air oleh garam
terhenti.
4)
Ikan yang digarami dengan cara
ini akan berubah lebih kenyal dan padat serta agak kering.
e)
Pencucian
1)
Selesai proses penggaraman,
ikan ditumpahkan dari keranjang lalu disiram air bersih untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang melekat.
2)
Ikan ditiriskan sebentar lalu
segera dijemur di atas para-para.
b.
Pengeringan
Ikan yang telah diproses dalam
penggaraman serta telah dicuci dan ditiriskan bisa langsung dijemur di atas
para-para. Penjemuran sebaiknya ditempat yang tidak terkotori oleh debu atau
kotoran lain. Dalam penjemuaran ini ikan ukuran besar yang dibelah tubuhnya
diletakkan dalam posisi terbuka. Bagian tubuhnya yang terbelah ditaruh dibagian
atas agar terkena sinar matahari langsung.
Pekerjaan penjemuran ini harus
dibarengi dengan melakukan pembalikan paling sedikit 2-3 kali setiap hari.
Sebelum ikan menjadi kering, setiap sore dimasukkkan dalam rumah atau tempat
lain yang diberi atas agar tidak tersiram air hujan atau embun.
Di daerah yang intensitas sinar
matahari mencapai 8 jam/hari atau lebih, diperlukan waktu pengeringan selama 3
hari berturut-turut. Untuk mengukur tingkat kekeringan ikan dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Pertama, ditekan dengan ibu jari dan telunjuk tangan pada
tubuh ikan. Pada ikan kering tekanan jari tidak akan menimbulkan bekas. Cara
kedua adalah melipat tubuh ikan. Ikan asin yang telah kering tidak akan patah
jika bagian tubuhnya dilipatkan.
Ikan yang akan dikeringkan diatur di
atas para-para (nampan), selanjutnya disusun dalam alat pengering. Pintu angin
atau ventilasi udara diatur agar berfungsi optimal, yaitu terciptanya suhu
udara dalam alat pengering tidak melebihi 40oC. Kondisi ini dapat
mencegah proses pengeringan yang terlalu cepat yang bisa mengakibatkan ikan
menjadi kering di bagian permukaan, yang biasanya disebut case hardening.
Secara sederhana, mekanisme kerja
alat pengering mekanis dapat dijelaskan sebagai berikut: Panas yang dipancarkan
dari kompor atau tungku atau sumber panas lain dialirkan masuk ke ruangan
pengering yang dilengkapi dengan rak. Karena aliran panas tersebut, suhu udara
dalam ruangan pengeringan meningkat. Selanjutnya, aliran udara panas tersebut
akan menguap melalui lubang pengeluaran.
c.
Penyimpanan
Pengeringan dengan penjemuran
merupakan salah satu cara pengawetan ikan yang paling praktis dan murah. Bila
pengeringan dilakukan dengan baik akan dihasilkan ikan asin yang berkualitas
baik pula. Ikan asin kering harus disimpan dengan cara yang benar agar tidak
cepat rusak. Ikan asin yang telah dikeringkan disusun rapi di dalam packing
dengan kotak kayu (peti) atau keranjang yang dilapisi kertas dan ditaruh dalam
ruangan (gudang) yang sejuk dan kering serta memiliki ventilasi yang baik.
Tumpukan peti/keranjang dalam gudang tersebut diatur sedemikian rupa agar
sirkulasi udara di dalamnya tidak terhambat.
Proses Pembuatan Ikan
Pindang
a.
Pindang Paso
1.
Persiapan
a)
Ikan dipilih menurut ukuran dan
jenisnya. Sebaiknya dipilih ikan yang masih segar. Ikan-ika yang telah rusak
akan hancur saat direbus dan rasa asinnya berlebihan.
b)
Ikan dicuci dengan air bersih
yang mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan lendirnya.
c)
Garam yang dipergunakan dalam
pembuatan ikan pindang sebaiknya garam kristal lembut agar proses peresapannya
lebih cepat sehingga mengurangi kerusakan permukaan tubuh ikan pindang yang
dihasilkan.
d)
Jumlah garam yang dibutuhkan
disesuaikan dengan selera rasa asin. Pada umumnya dalam pembuatan ikan pindang
ini dibutuhkan garam sekitar 20% dari berat ikan.
e)
Untuk menjaga mutu ikan pindang
yang dihasilkan, peralatan yang dipakai dan faktor sanitasi tempat pemindangan
harus bersih.
2.
Pengolahan
a)
Sebelum ikan diisikan, terlebih
dulu bagian dasar paso (kendil/belanga) dilapisi anyaman bambu.
b)
Selanjutnya ikan yang telah
dicuci bersih dimasuk dan diatur rapi satu per satu ke dalam paso.
c)
Di atas lapisan ikan yang telah
tersusun rapi ditebari garam lagi.
d)
Selanjutnya, paso diisi air
sampai penuh.
e)
Sebelum direbus, pada lapisan
ikan paling atas ditebari garam lagi.
f)
Perebusan dilakukan tanpa paso
ditutup.
g)
Selesai direbus, paso dilubangi
bagian bawahnya (Jawa: ditotos).
h)
Kemudian lubang totos pada paso
disumbat dengan kayu atau sabut kelapa, lalu dipanaskan lagi dengan apinya
kecil.
3.
Penyimpanan
a)
Selesai perebusan, paso diangkat
dari tungku dan dibiarkan dingin selama beberapa waktu.
b)
Setelah dingin, lalu ditebari
garam kristal lagi kemudian ditutup rapat dengan tampah. Tujuannya adalah agar
ikan pindang dapat disimpan lebih awet.
c)
Ikan pindang dalam paso
tersebut bisa langsung dipasarkan atau disimpan di tempat yang aman.
d)
Penyimpanan harus dilakukan
dengan baik, agar ikan pindang dalam paso tahan sampai 1 bulan lebih.
Proses Pembuatan Ikan
Bekasem dan Ikan Peda
a.
Penyediaan Bahan
1.
Dalam penyiaapan ikan ini perlu
dilakukan sortasi/seleksi terhadap ikan yang akan diolah. Mulanya dilakukan
seleksi jenis. Kemudian sortasi ukuran dan tingkat kesegarannya.
2.
Ikan dicuci dengan air bersih
yang mengalir. Pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan semua kotoran dan
lendir-lendirnya. Pada ikan-ikan sampai perlu disiangi dan dicuci bersih sampai
darahnya tidak menetes lagi.
3.
Ikan yang telah bersih
ditimbang dalam keranjang (trays). Bersamaan dengan itu ditimbang pula garam
murni sebanyak 25% dari berat ikannya.
4.
Sekaligus dalam tahap ini
disiapkan pula belanga yang bersih dan kering.
b.
Pengolahan
1.
Mulanya ikan dilumuri garam.
2.
Satu per satu ikan-ikan
tersebut dimasukkan dalam belanga dan disusun rapi berlapis-lapis. Pada
pembuatan ikan peda, sebelum ikan dimasukkan, bagian dasar belanga dilapisi
garam.
3.
Kemudian belanga ditutup rapat.
4.
Biarkan belanga dalam keadaan
tertutup rapat selama beberapa hari agar terjadi proses fermentasi. Untuk
pembuatan ikan peda, waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi ini cukup 1
minggu. Sedangkan untuk pembuatan ikan bekasem hanya dibutuhkan waktu selama 2
hari (48 jam).
5.
Selesai fermentasi, tutup
belanga dibuka. Isinya diangkat dan ditampung dalam tampah atau lantai bersih
dan kering. Proses lebih lanjut dalam pembuatan ikan bekasem adalah penambahan
sumber karbohidrat, berupa nasi atau bahan pangan lain. Ikan yang baru
dikeluarkan dari belanga dan ditampung di atas lantai/tampah segera ditaburi
nasi sampai merata.
6.
Selesai proses fermentasi
kedua, ikan dikeluarkan dari belanga dan ditampung dalam keranjang yang dilapisi
plastik tebal atau wadah yang bersih dan kering serta dapat ditutup rapat.
c.
Penyimpanan
1.
Ikan bekasem yang telah matang
dapat dimakan langsung atau diolah lebih lanjut.
2.
Sedangkan untuk meningkatkan
daya awet ikan peda, setelah proses pematangan selesai sebaiknya dijemur lagi
selama 6 jam.
3.
Melalui cara pembuatan seperti
langkah-langkah di atas, ikan peda yang dihasilkan dapat disimpan di tempat
yang bersih dan kering selama 6 bulan.
CV Bahagia Sukses Makmur adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan sewa Tenda Roder / Hanggar serta tenda lainnya. Kami memproduksi tenda dengan ukuran standard ataupun custom untuk kebutuhan gudang, marketing, event, wedding (pernikahan), party, DLL
BalasHapusTenda jenis ini sering digunakan untuk kegiatan berskala besar, karena mampu mangakomodasi kebutuhan dan kenyamanan didalamnya. Tenda ini juga memiliki ketahan dan kekuatan yang sama dengan bangunan permanen.
Tenda Roder Putih dan Tenda Transparan
Tenda Roder Putih
Salah satu yang cukup sering digunakan adalah tenda roder dengan penutup PVC putih, Jenis tenda ini menjadi pilihan bagi anda yang ingin mengadakan acara yang bersifat komersil atau lebih privasi.
Selain untuk event sendiri tenda ini juga sering digunakan sebagai tenda rumah sakit, tenda covid, tenda gudang tenda posko kemanan ataupun darurat.
Tenda Transparan
Tenda transparan ini dapat memberikan penerangan yang lebih maksimal dari pada tenda roder putih karena cahaya dapat masuk lebih banyak banyak ke dalam tenda ini. Tenda jenis ini memiliki kesan yang lebih arkistik dan elegan, sangat cocok untuk anda yang memimginkan tampilan cantik pada saat acara dilangsungkan.
Pada umumnya tenda ini sering digunakan untuk acara event, wedding (pernikahan), party, bazar, pameran, DLL.
Spesifikasi Tenda Roder
1. Menggunakan PVC 850 blackout untuk atap nya, Dan bahan dindingnya ada 550, 410, 880 dan 850.
Bisa disesaikan dengan kebutuhan ataupun keinginan anda.
Blackouk sendiri tahan terhadap sinar UV matahari, Sehingga saat berada didalam tenda anda akan merasa nyaman.
2. Memiliki Ukuran yang besar Dan beragam
Kami memiliki beberapa ukuran bentangan yaitu 10 m, 15m dan 20 m dengan panjang bentangan kebelakang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
3. Menggunakan rangka allumunium yang tahan terhadap karat. Atau bisa juga menggunakan besi.
4. Cocok digunakan untuk segala jenis acara.
Spesifikasi rangka tenda Roder
1. Bentangan 10
memiliki tebal 65 x 100 x 4 mm
2. bentangan 15
memiliki tebal 85 x 120 x 4 mm
3. Bentangan 20
memiliki tebal 100 x 200 x 4 mm
*tingginya 3 m untuk bentangan 10 dan 15. Serta 4 m untuk bentangan 20. (bisa custom)
Anda juga dapat menghubungi kami di :
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://tendagudangbogor.blogspot.com/
https://tendaroderbsm.blogspot.com/
Twitter : @TangerangRoder
Instagram : @tendapameranjakarta
Instagram : @tendagudangjakarta
SHOPEE : @https:tendarodertangerang
TOKOPEDIA : @partisipameran23
PINTEREST : @TENDARODERBANDUNG