Pencegahan dan Penanganan Kebakaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencegahan bahayanya kebakaran dapat
dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di lingkungan di lingkungan itu.
Masyarakat harus menyadari seandainya kejadian kebakaran itu terjadi maka
jangan disalahkan pemerintah, karena kejadian itu disebabkan oleh kelalaian
kita masing-masing. Jadi, caranya supaya tidak terjadi kebakaran itu masyarakat
harus menjauhkan api dari bahan yang mudah terbakar. Karena itu menimbulkan
bencana yang sangat fatal.
B. Tujuan
Penulis membuat karya tulis yang
berjudul “Pencegahan dan Penanganan Kebakaran” supaya masyarakat tidak ceroboh
lagi terhadap api, karena sudah banyak di Indonesia terjadi kebakaran. Jadi
waspadalah terhadap api baik itu kecil maupun besar.
C. Ruang Lingkup
Penulis akan menjelaskan bagaimana
caranya pencegahan dan penanganan kebakaran baik itu sulit maupun susah. Jadi
dengan mengikuti cara-cara tersebut semoga bisa teratasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Pencegahan
Kebakaran
Lingkungan yang aman antara lain aman
dari api dan nyaman adalah idaman setiap orang. Untuk mewujudkan lingkungan
yang aman bahaya kebakaran, setiap orang perlu memiliki pengetahuan tentang
api.
Manfaat mengetahui pencegahan dan
penanganan bahaya kebakaran adalah :
a.
Dapat menangani peristiwa
kebakaran dengan tepat dan cepat.
b.
Dapat mengetahui bahan-bahan
yang mungkin menimbulkan bahaya kebakaran.
c.
Dapat turut mewujudkan
lingkungan yang aman dan nyaman karena terhindar dari ancaman keselamatan jiwa
ataupun harta.
d.
Dapat berlatih mengenai cara
menangani bahaya kebakaran.
B. Hal – Hal Yang Dapat
Menimbulkan Kebakaran
Penyebab bahaya kebakaran yang paling
pokok adalah kelalaian-kelalaian memang bukan suatu yang disengaja, namun
akibatnya kadang-kadang sangat fatal, bahkan dapat menelan korban jiwa.
Sebab kelalaian diantaranya adalah :
1.
Kurang mengerti bagaimana
mencegah bahaya kebakaran.
2.
Kurang berhati-hati dalam
menggunakan alat/bahan yang dapat menimbulkan api.
3.
Kurang atau tidak berdisiplin.
Dalam hal seperti itu, usaha
pencegahan kebakaran menjadi salah satu sikap yang terpuji karena tidak saja
menyangkut kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan hidup orang
banyak
C. Kebiasaan Yang Dapat
Menimbulkan Petaka
Dalam bab ini akan dibahas berbagai
usaha pencegahan kebakaran. Semua usaha itu merupakan tindakan yang tidak sulit
dan tidak memerlukan biaya besar, tetapi kadang-kadang dianggap remeh dan tidak
dipedulikan.
1.
Kebiasaan Merokok
1)
Jangan dibiasakan membuang
puntung rokok yang masih menyala. Sebelum dibuang, puntung rokok harus sudah
dimatikan.
2)
Jangan merokok ditemat yang
sudah ada larangan merokok.
3)
Jangan merokok di tempat tidur.
4)
Jangan merokok di tempat yang
diduga ada bahan yang mudah menyala atau mudah terbakar.
5)
Jangan meletakkan puntung rokok
yang masih menyala di asbak atau di tempat lain, misalnya dimeja yang
berdekatan dengan tumpukan kertas atau di dekat jerami yang kering.
2.
Memasang Obat Nyamuk
1)
Jangan memasang obat nyamuk
dengan dialasi lipatan kertas atau karton. Gunakan botol atau kawat/seng
sebagai alas obat nyamuk. Agar terjamin kenyamanannya, alaskan kaleng yang
dilubangi, kemudian dimasukkan obat nyamuk yang sudah terbakar dan tutuplah
sampai pakai tutup kaleng yang sudah dilubangi. Walaupun selimut terjatuh dan
kena obat nyamuk tersebut, pasti tidak akan menimbulkan bahaya kebakaran.
2)
Jangan meletakkan obat nyamuk
di kolong tempat tidur karena seprei atau selimut dapat terjatuh dan mungkin
sekali terbakar.
3)
Letakkan obat nyamuk pada
tempat yang tidak mungkin dijatuhi benda-benda yang mudah terbakar.
3.
Memasang Lampu Minyak
1)
Sebelum memasang lampu minyak,
biasakan untuk membersihkan bagian-bagian lampu dengan sebaik-baiknya dan
betulkan bagian-bagian yang rusak.
2)
Pasang lampu gantung dengan
jarak yang benar-benar aman dari langit-langit. Lampu tempel dan lampu duduk
tempatkan di tempat yang tidak mudah terguling. Usahakan agar ada seng penyekat
lampu dengan dinding rumah. Sebaiknya, tiap-tiap lampu minyak memakai penahan
panas yang dipasang di bagian atas lidah api.
3)
Lampu petromaks gantungkan pada
tempatnya yang kuat.
4)
Jangan nyalakan lampu petromaks
yang sudah rusak sehingga apinya sering berkobar. Kerusakan hendaklah
diperbaiki dulu. Kalau perlu ganti alat yang rusak dengan alat yang baru.
5)
Jika Anda akan tidur atau
keluar rumah, pastikan bahwa kondisi lampu aman. Lampu minyak sebaiknya
dikecilkan, sedangkan lampu petromaks hendaklah dipadamkan dulu.
6)
Lampu minyak dan petromaks di
kios, di rumah dan di warung harus digunakan berhati-hati karena biasanya
bangunannya kecil dan penuh sesak dengan barang dagangan yang mudah terbakar.
Pemilik kios atau warung harus menyediakan alat pemadam kebakaran, misalnya air
satu drum dengan karung goni serta sekarung pasir.
D. Cara Perawatan dan
Pencegahan
Setiap peralatan yang memberikan
penerangan atau mengeluarkan api perlu mendapat perawatan, misalnya kompor
harus sering dibersihkan minimal dua kali seminggu. Periksalah sumbu kompor
apakah ada yang terlepas atau tidak.
Perawatan lampu petromaks juga sangat
perlu agar terhindar dari kebakaran. Bagian-bagian yang harus diperhatikan,
antara lain jarum, kaus lampu jangan sampai berlubang, karet pompa jangan
sampai longgar, tabung minyak, dan pipa saluran minyak.
Penggunaan
Listrik
Bahaya kebakaran listrik biasanya
terutama disebabkan oleh hubungan jarak pendek dan juga karena berasal dari
alat-alat listrik, seperti kompor listrik, kulkas, trafo, dan televisi.
Tindakan pencegahan hubungan jarak pendek :
1.
Dilarnag keras mengganti
sekring degan kawat yang tidak sama ukurannya, gantilah kawat sekring dengan
meminta petunjuk orang yang mengetahui listrik atau petugas listrik.
2.
Jangan mencoba-coba mencuri tegangan listrik
karena tindakan tersebut dilarang agama, merugikan perusahaan listrik,
membahayakan diri sendiri, serta sangat berbahaya bagi kepentingan umum. Bagi
perusahaan kecil yang banyak menggunakan watt listrik, lebih aman menambah watt
sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kebakaran.
3.
Kabel listrik yang sudah tua
segera diganti dengan yang baru. Untuk itu, laporkan kepada instansi yang
berwenang.
4.
Cabang-cabang pohon dekat rumah
yang mengganggu kabel listrik harus di tebang.
Tindakan pencegahan kebakaran listrik :
- Penggunaan alat listrik untuk keperluan rumah tangga supaya disesuaikan dengan kemampuan watt listrik, jangan menggunakannya berlebihan.
- Setiap selesai menggunakan alat listrik, stop konntak harus dicabut. Sebelum tidur biasakan mengecek semua peralatan listrik.
- Penggunaan setrika listrik harus berhati-hati. Setelah digunakan, jangan lupa mencabut stop kontaknya.
- Setiap penghuni rumah sebaiknya diberi tahu tentang penggunaan peralatan listrik dengan yang aman. Jika akan meninggalkan rumah keamanan penggunaan alat-alat listrik perlu dijaga.
E. Bahan – Bahan Pemadam Api
1.
Air
Diantara bahan pemadam yang berfungsi
mendinginkan, air adalah yang terbaik, sebab air mempunyai kemampuan yang
sangat besar sebagai penyerap panas.
a.
Pancaran Lurus
Pancaran lurus menggunakan pemadam
langsung dan mengarah ke sumber nyala api. Caranya dengan mengarahkan secara
langsung ke benda yang terbakar atau ke arah pangkal nyala api.
b.
Pencaran Pengabut
Pancaran pengabut mempunyai beberapa kegunaan :
- Mengurangi nyala api secara terus menerus.
Butir-butir air yang dihasilkan pada
pengabutan akan cepat berubah menjadi uap. Jumlah air yang banyak juga
memerlukan panas yang besar.
Jika secara berangsur-angsur kadar
panas berkurang, terjadilah pendinginan dan api akan cepat mengecil.
- Membuat tabir air.
Tabir air diperlukan untuk mencegah
menjalarnya api atau panas. Misalnya, pengabutan air diarahkan ke benda yang
terancam jilatan api atau untuk melindungi petugas pemadam dari jilatan api
atau dari sengatan panas.
- Mendinginkan ruangan.
Ketika kebakaran, udara panas
menjalar dengan cepat ke segala arah. Pendinginan diperlukan pada tempat yang
dianggap perlu, misalnya ruangan penyimpanan bahan berbahaya, gudang atau
lumbung padi.
2.
Busa
Busa adalah bahan pemadam api yang
berguna bagi kebakaran karena minyak dan sebagainya. Busa dihasilkan oleh
reaksi kimia.
3.
Bahan Pemadam Api CO2
CO2 atau karbon dioksida (campuran
bahan kimia yang menghasilkan gas) adalah bahan pemadam api yang paling baik
untuk kebakaran minyak atau peralatan listrik.
Proses pemadaman dengan CO2
dapat berjalan dengan cepat jika tidak ada angin atau arus udara sebab setelah
dipancarkan, gas CO2 akan memenuhi ruangan. Karena berat jenisnya
lebih besar daripada udara, CO2 akan turun menyelimuti nyala api.
Pemadaman akan terhambat jika arus udara yang berembus sekitar nyala api. Oleh
sebab itu, pemadam CO2 paling bermanfaat apabila digunakan untuk
pemadaman api di dalam ruangan, yaitu pintu, jendela, dan lubang pertukaran
udara ditutup semua.
a.
Keuntungan Bahan Pemadam CO2
1)
CO2 adalah bahan gas
yang tidak dapat mengalirkan arus listrik dan tidak menyebabkan karat.
2)
CO2 dapat disimpan
didalam tabung gas yang terbuat dari besi baja pemadam kebakaran sehingga mudah
disiapkan pada ruangan yang sempit.
3)
CO2 yang disimpan di
tabung alat pemadam kebakaran dapat digunakan berkali-kali.
4)
CO2 dapat digunakan
untuk pemadam api secara otomatis (pada instansi tetap).
b.
Kerugiannya sebagai berikut
1)
Pada konsentrasi tertentu gas
CO2 sangat berbahaya bagi manusia. Sifat fisiknya sebagai gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau menyebabkan
sulitnya menentukan keadaan bahaya yang ditimbulkan.
2)
CO2 tidak bermanfaat
digunakan di ruangan terbuka. Pada waktu menggunakan CO2 di ruangan
tertutup harus tidak ada orang atau korban yang masih berada di dalam ruangan
itu.
F. Alat-Alat Pemadam Api
1.
Alat Pemadam Api Busa
Busa adalah bahan pemadam yang paling
tepat digunakan untuk minyak dan cat. Caranya ialah dengan menyelimuti
permukaan minyak sehingga menghambat reaksinya dengan oksigen (gas pembakar).
Tabung di atas mudah dibawa ke tempat
kebakaran. Sampai di tempat kebakaran, tabung dibalikkan sehingga bagian
tutupnya terletak di bawah. Sambil sedikit dikocok, arahkan penyemprotan ke
pangkal nyala api. Usahakan agar seluruh busa dapat menyelimuti seluruh
permukaan minyak di sekeliling nyala api.
2.
Alat Pemadam Api CO2
Alat pemadam api dengan bahan CO2
atau karbon dioksida digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi pada
peralatan mesin atau listrik. Tabung alat pemadamnya berisi gas CO2
yang berbentuk cair jika dipancarkan CO2 tersebut mengembang menjadi
gas, dan volumenya (isinya) dapat mencapai 450 kali volume tabung.
Jika api sudah dipadamkan, hentikan
pancaran dan pasang kembali pen pengaman. Sesudah itu, tabung dapat disimpan
kembali.
G. Cara Memadamkan Kebakaran
1.
Sistem Pemadaman Kebakaran
Ada tiga sistem pemadaman api, yaitu
sistem penguraian, pendinginan, dan pengurungan (isolasi).
a.
Sistem Penguraian
Sistem penguraian adalah sistem
pemadaman dengan memisahkan atau menjauhkan benda yang dapat terbakar.
b.
Sistem Pendinginan
Sistem pendinginan adalah sistem
pemadaman dengan cara menurunkan panas. Dalam hal itu, air merupakan bahan
pemadam yang pokok. Contohnya, penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar.
c.
Sistem Pengurungan
Sistem pengukuran adalah sistem
pemadaman dengan mengurangi kadar oksigen pada lokasi sekitar benda yang
terbakar. Cara ini disebut juga sistem lokalisasi, yaitu membatasi atau menutup
benda yang terbakar agar tidak bereaksi dengan oksigen.
Contohnya :
1)
Menutup benda yang terbakar
dengan karung atau handuk absah oleh air, seperti menutupi kebakaran yang
bermula dari kompor.
2)
Menimbuni benda terbakar dengan
pasir atau tanah.
3)
Menyemprotkan bahan kimia
dengan alat pemadam api CO2.
2.
Teknik dan Taktik Pemadaman
Agar dapat menguasai teknik pemadaman secara baik,
diperlukan :
a)
Penguasaan pengetahuan tentang
pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran.
b)
Penggunaan peralatan dan
perlengkapan pemadam dengan cepat dan benar.
c)
Pelatihan baik menghadapi
situasi bahaya kebakaran.
Jika terjadi kebakaran, misalnya
kebakaran rumah, gudang, atau lumbung padi, masyarakat desa perlu melaksanakan
taktik pemadaman sebagai berikut :
1)
Bekerjalah dengan tenang dan
tabah.
Ketenangan dan ketabahan sangat
diperlukan karena udara panas dan asap tebal akibat kebakaran pada umumnya
menimbulkan rasa panik.
2)
Berani mengambil tindakan yang
perlu.
Keberanian sangat diperlukan walaupun
harus tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan.
3)
Bekerjalah secara berkelompok
dan gotong royong. Selain menimbulkan kepanikan, udara panas juga menyebabkan
orang cepat lelah.
a.
Pengaruh Angin
Kekuatan dan arah angin berembus
dapat dipakai sebagai pedoman dalam menentukan dalam arah menjalarnya api.
Usaha pemadaman nyala api tidak dibenarkan melawan arah angin karena hal itu
dapat berbahaya. Pertama, upaya itu akan terhalang oleh asap.
b.
Warna Asap Kebakaran
Benda yang terbakar kadang-kadang
tidak dapat dikenali karena terhalang
oleh asap tebal. Akan tetapi, dengan melihat warna asapnya, dapat diperkirakan
jenis bendanya yang terbakar. Misalnya, bilamana warna asap hitam dan tebal,
kemungkinan yang terbakar adalah aspal, karet, plastik, minyak, atau benda lain
yang mengandung minyak.
c.
Lokasi Kebakaran
Usaha pemadam harus memperhatikan
lokasi kebakaran, misalnya kebakaran di lokasi. Kampung atau desa yang letak
rumahnya saling berdekatan, terjadi dni perkotaan atau warung. Pada kebakaran
besar, disamping usaha pemadaman pada sumber api, meluas serta menjalarnya
nyala api harus segera dicegah. Jika terpaksa bangunan segera dirobohkan. Dalam
hal ini diusahakan agar kerugian harta benda dapat ditekan sekecil mungkin.
d.
Bahaya – Bahaya Lain Yang
Mungkin Terjadi
Setiap setiap usaha pemadaman kebakaran
harus memperhatikan faktor keselamatan. Baik keselamatan petugas pemadam
sendiri, maupun keselamatan korban.
Harus diperhitungkan pula
bahaya-bahaya lain yang mungkin dapat menimbulkan jatuhnya korban. Misalnya,
apakah ada barang atau bahan yang dapat menimbulkan gas-gas beracun. Jika ada
bahan-bahan berbahaya tersebut segera diselamatkan lebih dulu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mewujudkan lingkungan yang aman
bahaya kebakaran. Dan hal-hal yang dapat menimbulkan kebakaran, partisipasi
cara perawatan dan pencegahan dan penanganan kebakaran. Alat memadamkan api
saat terjadinya kebakaran.
B. Saran
Dalam pembuatan karya tulis ini
penulis mohon maaf kalau ada kata yang kurang mengerti dan penulisan yang
kurang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat, Eddy. 1995. Pencegahan dan Penanganan Kebakaran.
Jakarta : Balai Pustaka.
0 Response to "Pencegahan dan Penanganan Kebakaran"
Posting Komentar