-->

Resensi Novel Please, Deh! Karya Triani Retno A


RESENSI NOVEL PLEASE, DEH!

Resensi Novel Please, Deh! Karya Triani Retno A


Judul Buku              : Please, deh!
Pengarang                : Triani Retno A.
Penerbit                    : Gema Insani
Tahun Terbit           : 2006
Tebal Buku              : 144 Halaman
Warna Buku            : Kuning


Triani Retno A. lahir di Bandung, 24 Desember 1974. Lulus dari SMA 3 Bandung meneruskan ke JurusanIlmu Perpustakaan, Fikom Unpad dan selesai pada tahun 1998.
Pernah bekerja sebagai dosen di STIAMI (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia) Jakarta, librarian di SMU Madania Bogor, dan Kepala Perpustakaan di Universitas Indonesia Esa Unggul Jakarta. Saat ini sedang menikmati peran sebagai ibu dari satu anak sambil tetap menulis cerita pendek. Triani telah menulis 80 cerpen yang dimuat diberbagai majalah. Cerpen pertama dimuat di Majalah Aneka Yess tahun 1995. Setelah itu berturut-turut dimuat di Majalah Ceria Remaja, Kawanku, Mode Indonesia, Anita Cemerlang, Dinamis, Aku Anak Saleh, Orbit, Kitakita.com, dan Bobo. Juga pernah menulis skenario pendek (dongeng anak) untuik Pustekkom.
Novel “Please, deh!” ini bercerita tentang seorang anak Jakarta bernama Tasya. Sebagaimana kehidupan Jakarta yang bebas, Tasya pun ikut dalam kebebasan tersebut. Apalagi Tasya mulai beranjak dewasa. Tasya suka hura-hura, bermain-main sesuka hati tanpa ingat perintah agamanya. Tasya sering tidak mengerjakan salat lima waktu. Tentu hal ini membuat orang tua Tasya cemas. Jadi apakah Tasya nanti bila terus bergaul dengan teman-temannya yang bebas itu. untuk itu, orang tua Tasya memilih memasukkan Tasya kesebuah pesantren di Bogor. Tasya tentu saja menolak. Tetapi, karena dipaksa, akhirnya Tasya mengikuti keinginan orang tuanya tersebut. Selamat tinggal dunia gaul! Ketika keluar dari asrama nanti pasti dia sudah ketinggalan zaman. Begitu yang ada di pikiran Tasya.
Nurul Iman Boarding School (NIBS). Disana Tasya bertemu teman-teman baru. Ada berasal dari keluarga sederhana di Wonogiri bernama Dini. Dini anak yang sopan dan ramah. Ada juga Astri si periang dan Sarah di bule dari Jerman. Tetapi Tasya tetap merasa jengkel dan tidak suka sama sekali tinggal di pesantren itu. bersekolah di NIBS ini mengharuskan Tasya bangun pagi dan salat subuh berjamaah. Sehari-hari Tasya harus berbusana muslim dan berjilbab. Selain itu pemakaian fasilitas sekolah seperti internet pun dibatasi. Karena tidak biasa dengan peraturan tersebut, Tasya sering melanggar peraturan. Tak heran buku catatan pribadi Tasya penuh dengan pelanggaran-pelanggaran yang dibuatnya.
Saat liburan tiba, Tasya diizinkan pulang selama dua hari. Betapa gembiranya hati Tasya dapat pulang lagi ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Tasya langsung ingin bertemu dengan teman-temannya. Namun sampai saat ini, tidak satupun temannya yang tahu dimana dia sekolah. Tasya malu. Tanpa menghiraukan pertanyaan teman-temannya, Tasya langsung berpesta. Tasya mulai diperkenalkan dengan pacar baru teman-temannya. Tiba-tiba Tasya terkejut melihat temannya berciuman. Tasya tidak menyangka teman-temannya akan berbuat seperti itu. dulu waktu SMP, Tasya tidak pernah melihat teman-temannya sebebas ini. Mungkin karena sudah terbiasa dengan kehidupan pesantren yang tenang dan tidak sebebas ini. Tasya pun langsung pulang, keesokan harinya, Tasya mengaku bahwa dia sekolah di pesantren kepada teman-temannya. Tasya sadar, pesantren yang dia benci itu mengajarinya bagaimana hidup dalam aturan agama, dan melindungi Tasya dari kehidupan yang bebas. Akhirnya Tasya menyadari apa yang telah dia lakukan selama ini. Sekarang Tasya sangat mencintai pesantren itu.

Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam novel “Please, deh!” ini mudah dipahami, karena bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari.
Keunggulan novel “Please, deh!” karangan Triani Retno A., ini adalah ceritanya yang menarik. Cerita yang disajikan pengarang sesuai dengan perkembangan zaman sekarang.
Kelemahan dari novel “Please, deh!” yang mempunyai cerita menarik ini adalah masih banyaknya kalimat yang diulang-ulang pengarang. Sehingga membuat pembaca bosan.
“Please, deh!” karangan Triani Retno A., yang selain mempunyai cerita menarik untuk dibaca, tetapi juga menyimpan pesan-pesan untuk direnungkan dalam kehidupan remaja. Oleh karena itu, buku ini cocok dibaca oleh para remaja penerus bangsa.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Resensi Novel Please, Deh! Karya Triani Retno A"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel