Air Tanah Dangkal Untuk Air Minum
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air
sangat penting untuk kehidupan, tak satupun kehidupan di dunia dapat
berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan air
sangat mutlak karena zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dan air
yang jumlahnya sekitar 73%. Jika
tubuh tidak cukup air atau kehilangan air hanya sekitar 5% dari berat badan
maka keadaan ini telah membahayakan kehidupan orang tersebut.
Keberadaan
air dimuka bumi merupakan suatu proses di alam yang berlanjut dan berputar
sehingga merupakan suatu siklus yang disebut dengan siklus hidrologi. Dengan
mempelajari daur air tersebut maka akan diketahui bahwa sumber air dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : Air angkasa (air hujan, salju, es), Air permukaan (air
sungai, danau dan laut), Air tanah (mata air, sumur dangkal, sumur dalam dan
air artesis).
Air
tanah merupakan air yang berada diwilayah jenuh di bawah permukaan tanah secara
global, dan keseluruhan air tawar yang berada di planet bumi ini lebih dari 97%
terdiri atas air tanah yang memiliki peranan yang sangat penting (Asdak 1995 :
244). Air tanah terbagi atas tiga yaitu (Totok 2004: 16) air tanah dangkal (air
tanah pada kedalaman 15,00 m), air tanah dalam (air tanah pada kedalam 100- 300
m), mata air (air yang muncul kepermukaan tanah).
Dari
ketiga air tanah di atas jika ditinjau dari syarat kesehatan karena ketiga-tiga
air tersebut mempunyai kemungkinan untuk tercemar karena air mempunyai kemapuan
untuk melarutkan bahan-bahan padat, menabsorsikan gas-gas dan bahan cair,
sehingga semua air alam mengadung mineral dan zat-zat lain dalam larutan yang
di peroleh dari udara, tanah dan bukit - bukit yang dilaluinya (Rismunandar
1993 : 24).
Kualitas
air tanah merupakan faktor yang penting di samping faktor kuantitasnya. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kulaitas air tanah, kualitas air dalam hal ini
mencangkup keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi
ketersedian air untuk kehidupan manusia karakter fisik (faktor sedimen dan suhu
air) terpenting yang dapat mempengaruhi kualitas air (Asdak 1995 : 497).
Guna
memperoleh air yang memenuhi sayarat standar kualitas air bersih, pemerintah
mengeluarkan parameter penilaian kualitas air minum yang tercantum pada
berbagai peraturan tentang satandar kualitas air minum tersebut di atas
khususnya yang tertera pada peraturan mentri kesehatan No. 492 / Menkes / per /
IV/2010 Tanggal l9 April 2010 yaitu:
-
Untuk menjaga kualitas air
minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan kualitas air minum secara
eksternal dan secara instemal.
-
Pengawasan kualitas air minum
secara ekstemal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota atau oleh KKP
khusus untuk wilayah kerja KKP.
khusus untuk wilayah kerja KKP.
-
Pengawasan kualitas air minum
secara insternal merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan
air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat
sebagaimana diatur
dalam peraturan ini.
dalam peraturan ini.
-
Kegiatan pengawasan kualitas
air minum sebagaimana dimaksud pada ayat : 1. Meliputi inspeksi sanitasi,
Pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan
laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.
-
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata laksana pengawasan kualitas air minum ditetapkan mentri.
Selanjutnya
Totok (2004 : 20) mengungkapkan syarat-syarat air minum harus memenuhi : Syarat
fisika (tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau, suhu air hendaknya di bawah udara (sejuk 25°C) dan air harus jemih),
Syarat kimia (air minun tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat
kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan), Syarat
bakteriologik (air minum tidak boleh mengandung bakteri pathogen antara lain :
bakteri typhsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, entamoeba hystolotica,
bakteri enteritis (penyakit perut).
Menurut
Asdak (1995) air tanah adalah semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar
atau regolith. Air tanah
kebanyakan berasal dari air hujan. Air hujan meresap ke dalam tanah menjadi
bagian dan air tanah, perlahan-lahan meresap kedalam tanah atau dipermukaan dan
bergabung dengan air sungai dan mengalir ke laut. Banyak air yang meresap
kedalam tanah selain tergantung pada ruang dan waktu juga dipengaruhi
kecenderungan lereng, kondisi material permukaan tanah, jenis serta banyaknya
vegetasi dan curah hujan.
Pemanfaatan
air tanah dalam jumlah besar seperti lingkungan industri, komplek perumahan,
pertanian dan aktifitas manusia lainnya yang memerlukan air dalam jumlah yang
sangat besar umumnya di manfaatkan sumur untuk mencukupi kebutuhan air tanah
yang sudah tertata pengambilan air tanahnya yang selalu disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan (Asdak 1995 248).
Faktor-faktor
di atas permukaan tanah yang ikut mempengaruhi proses terbentuknya air tanah,
ada pun faktor yang tak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses terbentuknya
air tanah Adalah faktor farmasi geologi yang sangat penting dipelajari
karakteristiknya. Faktor geologi adalah farmasi
batuan atau material lain yang berfungsi menyimpan air tanah dalam
jumlah besar yang juga dikenal dengan aldfer atau kantong air yang berada dalam
tanah. (Asdak 1995 : 246).
Menurut
hasil pengamatan sementara salah satu daerah yang sangat disangsikan kualitas
air tanahnya adalah daerah Kecamatan Lubuk Kilangan pada umumnya penduduk
memperoleh air minum dan sumur dangkal yang terdapat di sekitar daerah Bukit
Karang Putih. Didaerah ini dari hasil pengamatan sementara sangat dicurigai
bahwa unsur kapur, dan unsur kimia lainya sangat dominan di dalam air tanah di
daerah sekitar kaki bukit.
Berdasarkan
letak secara geografis dan hasil pengamatan sementara
peneliti dilapangan mendapatkan bahwa di daerah sebelah utara Kelurahan Batu Gadang secara fisik kualitas air tanah dan segi wama : berwarna keputih-putihan dan dari segi bau : berbau maka daerah sebelah Utara Batu Gadang air tanahnya tidak memenuhi syarat untuk minum, disebelah barat Kelurahan Batu Gadang secara fisik kualitas air tanah dan segi warna berwarna kekuning-kuningan dan dari segi bau : berbau maka daerah sebelah Barat Batu Gadang air tanahnya tidak memenuhi syarat untuk minum, disebelah Selatan Kelurahan Batu Gadang secara fisik kualitas air tanah dari segi warna : tidak berwarna tetapi berbau, sedangkan daerah sebelah Timur Kelurahan Batu Gadang kualitas air secara fisik memenuhi syarat untuk minum.
peneliti dilapangan mendapatkan bahwa di daerah sebelah utara Kelurahan Batu Gadang secara fisik kualitas air tanah dan segi wama : berwarna keputih-putihan dan dari segi bau : berbau maka daerah sebelah Utara Batu Gadang air tanahnya tidak memenuhi syarat untuk minum, disebelah barat Kelurahan Batu Gadang secara fisik kualitas air tanah dan segi warna berwarna kekuning-kuningan dan dari segi bau : berbau maka daerah sebelah Barat Batu Gadang air tanahnya tidak memenuhi syarat untuk minum, disebelah Selatan Kelurahan Batu Gadang secara fisik kualitas air tanah dari segi warna : tidak berwarna tetapi berbau, sedangkan daerah sebelah Timur Kelurahan Batu Gadang kualitas air secara fisik memenuhi syarat untuk minum.
Dari
hasil pengamatan sementara peneliti diatas menujukan air tanah
didaerah sebelah utara, dan barat Kelurahan Batu Gadang dari segi warna, bau, dan rasa tidak memenuhi syarat untuk minum, Oleh karena itu peneliti memberikan judul penelitian : “Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Untuk Air Minum di Kecamatan Lubuk Kilangan”
didaerah sebelah utara, dan barat Kelurahan Batu Gadang dari segi warna, bau, dan rasa tidak memenuhi syarat untuk minum, Oleh karena itu peneliti memberikan judul penelitian : “Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Untuk Air Minum di Kecamatan Lubuk Kilangan”
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dibahas di atas maka identifikasi masalahnya
sebagai berikut:
1.
Apakah air tanah dangkal secara
fisik sudah memenuhi syarat kualitas air minum.
2.
Apakah air tanah dangkal secara
kimia sudah memenuhi syarat kualitas air minum.
3.
Apakah air tanah dangkal secara
biologi (bakteri E.Coli dan bakteri coliform) sudah memenuhi syarat kualitas
air minum.
4.
Apakah terdapat perbedaan
kualitas air tanah dangkal berdasarkan jenis tanah untuk air minum.
5.
Apakah terdapat perbedaan
kualitas air tanah dangkal berdasarkan keadaan topografi untuk air minum.
6.
Apakah terdapat perbedaan
kualitas air tanah dangkal berdasarkan keadaan satuan bentuk lahan untuk air
minum.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas berdasarkan banyaknya variable yang dapat mempengaruhi
kualitas air tanah maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti di
fokuskan pada syarat parameter fisika (Warna, Rasa, Bau, dan kekeruhan), syarat
parameter kimia (pH, Kesadahan, Mangan, khlorida) dan syarat secara parameter
mikrobiologi (bakteri E.Coli dan bakteri coliform)
D. Rumusan Masalah
Adapun
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sifat fisika air
tanah dangkal yang terdapat pada daerah penelitian memenuhi syarat-syarat
kualitas air minum dilihat dari segi, bau, rasa, wama dan kekeruhan.
2.
Bagaimana sifat kimia air tanah
dangkal yang terdapat pada daerah penelitian memenuhi syarat-syarat kualitas
air minum secara kimia dilihat dan segi, pH, kesadahan, mangan, khlorida.
3.
Bagaimana sifat biologi air
tanah dangkal yang terdapat pada daerah penelitian memenuhi syarat-syarat
kualitas air minum secara biologi
dilihat dan segi bakteri E.Coli dan bakteri coliform.
dilihat dan segi bakteri E.Coli dan bakteri coliform.
E.
Tujuan Penelitian
Berkaitan
dengan judul dan masalah penelitian yang telah di rumuskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
a.
Untuk mendapatkan informasi dan
data serta menganalisa sifat fisika air tanah dangkal yang sesuai dengan syarat
kualitas air minum di daerah
penelitian yang dilihat dari segi bau, rasa, warna dan kekeruhan.
penelitian yang dilihat dari segi bau, rasa, warna dan kekeruhan.
b.
Untuk mendapatkan informasi dan
data serta menganalisa sifat kimia air tanah dangkal yang sesuai dengan syarat
kualitas air minum di daerah penelitian yang dilihat dari segi pH, kesadahan,
mangan, kifiorida.
c.
Untuk mendapatkan informasi dan
data serta menganalisa sifat biologi air tanah dangkal yang sesuai dengan
syanat kualitas air minum di daerah penelitian yang dilihat dari segi bakteri
E.Coli dan bakteri coliform.
F. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan yang di angkat diatas maka penelitian ini dapat berguna:
1.
Untuk memenuhi persyaratan
akhir di dalam menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
2.
Sebagai informasi untuk
instansi terkait dalam pengunaan sumber daya air bagi pemenuhan kebutuhan
manusia.
3.
Sebagai informasi bagi
masyarakat sebelum mempergunakan air yang akan dikonsumsi.
BAB II
KERANGKA TEORI
A.
Kajian Teori
1. Pengertian air tanah
Air
tanah adalah air yang tersimpan atau terperangkap dalam lapisan batuan yang
mengalami pengikisan atau penambahan secara terus menerus oleh alam, Totok
(1987: 17). Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya
air yang keberdaanya terbatas dan kekuranganya dapat mengakibatkan dampak yang
luas serta pemulihanya sulit dilakukan. Dalam perjalananya aliran air tanah ini
sering kali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan
tertutup yang bersifat kedap air (impermeable) hal ini
mengakibatkan perubahan tekanan antara air tanah yang berada di bawah lapisan
penutup yang berada di atasnya (Asdak, 1995).
Air
tanah adalah air yang berada di bawah permungkaan tanah di dalam zona jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dan tekanan atmosfir, air
tanah terbagi atas:
a.
Air tanah dangkal
Terjadi
karena daya proses peresapan air dan permukaan tanah. Lumpur akan bertahan,
demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi
akan banyak mengandung zat kimia (garam yang terlarut) karena melalui lapisan
tanah yang mempunyai unsur kimia lapisan tertentu untuk masing-masing lapisan
tanah. Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15,00 m. sebagai sumur air
minum. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan
pengotoran juga terus berlangsung, terutama pada muka air tanah yang dekat
dengan muka air tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul
merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air
minum melalui sumur-sumur dangkal.
Hal yang perlu
diketahui dalam pembuatan sumur dangkal:
1.
Sumur harus diberi tembok rapat
air 3,00 dan muka air tanah, agar pengotoran oleh air permungkam dapat di
hindanikan.
2.
Sekeliling sumur harus diberi lantai
rapat air selebar 1-1,5 m untuk mencegah pengotoran dari luar.
3.
Pada lantai (sekelilingnya) harus
diberi saluran pembuangan air kotor, agar air kotor dapat disalurkan dan tidak
akan mengotori
sumur ini.
sumur ini.
4.
Pengambilan air sebaiknya
dengan pipa kemudian air dipompa keluar.
5.
Pada bibir sumur, hendaknya
diberi tembok pengaman setinggi l,00m.Totok(1987:17)
b.
Air tanah dalam
Terdapat
setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak
semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukan
pipa kedalamnya sehingga dalam satuan kedalaman (biasanya antara 100-300 m)
akan didapatkan satu lapisan air. Totok (1987: 17)
Jika
tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar dalam kedalaman
ini, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Jika air tak dapat keluar
dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah
dalam ini.
c.
Mata air
Adalah
air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah, mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas /
kuantitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan
keluarnya (munculnya permungkan tanah) terbagi atas:
-
Rembesan, dimana air keluar dan
lereng- lereng.
-
Umbul, dimana air keluar ke
permungkaan pada suatu dataran.
Standar
kualitas air adalah air yang memenuhi syarat bebas dari mikroorganisme
pathogen, bahan kimia, serta warna, rasa, bau, kekeruhan, dan suhu. Agar
persyaratan air tersebut dapat diterapkan, maka perlu penjabaran dalam bentuk uraian
dan konsentrasi unsur-unsur dalam air, maka lahirlah kualitas air tanah.
2. Pengertian Bentuk Lahan
Geomorfologi
dapat didefenisikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang bentuk lahan yang
mengukir permukaan bumi baik diatas maupun di bawah atau diatas permukaan air
laut, menekankan cara pembentukanya secara konteks kelingkunganya. Bentuklahan
merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukan
bumi oleh proses-proses geomorfologi yang beroperasi dipermukaan bumi. Proses
geomorfologj tersebut menyangkut semua perubahan baik fisik maupun kimia yang
terjadi di permukaan bumi oleh tenaga-tenaga geomorfologis. Tenaga geomorfologi
adalah semua tenaga yang di timbulkan oleh medium alami yang berada dipermukaan
bumi termasuk di atmosfir (Suprapto. 1998).
Bentuklahan
atau landform adalah bentukan
alam di permukaan bumi khususnya di daratan yang terjadi karena proses
pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu, ada beberapa
faktor geomorfologi yang berpengaruh dalam pengembangan lahan yaitu bentuklahan,
proses geomorfologis, dan kondisi tanah. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa bentuklahan
mencakup kemiringan lahan, proses geomorfologi; mencakup banjir, tanah longsor,
dan bahaya dari proses alam yang merugikan, sedangkan mengenai kondisi tanah,
antara lain mencakup kedalaman batuan dan pelapukan material. Karakteristik
geomorfologis dalam hal ini bentuklahan/medan memberikan informasi yang dapat
menentukan dalam penggunaan lahan suatu daerah tertentu.
3. Pengertian Satuan Lahan
Satuan
lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik yang
menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan nyata disebut sebagai satuan
lahan. Namun demikian akan lebih mudah dilakukan apabila satuan lahan
didefinisikan atas kiteria - kriteria karakteristik lahan yang digunakan pada
satuan lahan dapat menggunakan pendekatan geomorfologi, yaitu dengan
memperhatikan:
Lereng
atau kondisi topografi suat wilayah merupakan hal yang penting dalam pembuatan
peta satuan lahan. Kemiringan lereng dapat dihitung dan peta topografi.
Besarnya indeks panjang dan kemiringan lereng dapat ditentukan dengan cara
menghitung kerapatan garis kontur per satuan panjang. Informasi geomorfologis
suatu daerah sangat penting untuk diketahui dan dipahami terutama kaitannya
dengan permasalahan lingkungan yang pernah, sedang atau akan terjadi.
Proses-proses geomorfologis yang mencakup proses endogenik dan eksogenik yang
terjadi pada kala umur manusia dapat dipahami dan diinterpretasikan dari
satuan-satuan bentuklahan yang menyusun suatu daerah. Untuk itu, informasi
geomorfologi ini sangat pening dalam penyusunan dan pembuatan peta satuan
lahan. Faktor iklim dan organisme yang merupakan proses geomorfologi pada
satuan bentuklahan tercermin pada proses pembentukan tanah. Proses geomorflogi
merupakan hasil interaksi yang kompleks antara iklim, organisme, batuan serta
relief mengenai satuan tanah akan menggambarkan persebaran lahan yang ada di
suatu daerah.
Penggunaan
lahan merepresentasikan campur tangan kegiatan manusia di lahan yang dapat
mendegradasi ataupun mengagradasi suatu lahan. Untuk itu, informasi mengenai
penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam pembuatan suatu lahan.
4. Parameter Fisika Air Tanah
a.
Warna
Banyak
air permukaan yang berasal dari daerah rawa-rawa, sering kali berwarna sehingga
tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga maupun
untuk keperluan industri, tanpa dilakukannya pengolahan untuk menghilangkan wama
tersebut.
Bahan-bahan
yang menimbulkan warna tersebut adalah hasil dan kontak antara air dengan
reruntuhan organisme seperti daun, duri pohon jarum dan kayu, yang semuanya
terdiri dari berbagai tingkat- tingkat pembusukan (composition).
Bahan-bahan
tersebut berisikan kentalan tumbuh-tumbuhan dari variasi yang besar. Tannin,
asam humus, dan bahan yang berasal dari humus dan bahan dekomposisi, dianggap
sebagai bahan yang memberi warna yang paling utama. Besi kadang-kadang ada
sebagai bahan yang berasal dari humus dan mengabiskan warna dengan komposisi
yang tinggi.
Standar
yang ditetapkan oleh U.S Public Health Service untuk identitas warna dalam air
minum adalah 20 unit dengan skala Pt-Co. standar ini lebih rendah dari
standar yang ditetapkan oleh standar internasional dari WHO maupun standar dari
Indonesia yang besarnya 5-50 unit.
b.
Bau dan rasa
Seperti
halnya pada unsur warna. Ada bau dan rasa pada air minum akan mempengaruhi
penerimaan masyarakat tersebut. Bau dan rasa biasanya terjadi bersama - sama dan
biasanya disebabkan oleh bahan organik yang membusuk, tipe - tipe tertentu
mikroorganisme mikroskopik. Serta persenyawan - senyawaan kimia seperti phenol.
Bahan - bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber.
Identitas
bau dan rasa dapat meningkat, bila terhadap air dilakukan khlorinasi. Karena
pengukuran rasa dan bau ini tergantung pada reaksi individual, maka hasil yang
dilaporkan tidak mutlak. Identitas bau dilaporkan sebagai perbandingan dengan
ratio pencemaran bau sampai pada kenyataan yang nyata tidak ber bau.
Standar
persyaratan air minum yang menyangkut bau dan rasa in baik yang ditetapkan oleh
WHO maupun U.S Public Health Service menyatakan bahwa air minum tidak boleh
terdapat bau dan rasa yang tidak diinginkan.
c.
Kekeruhan
Air
dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan
yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor.
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan
organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersupsensi
lainya. Nilai numeric yang menunjukan kekeruhan didasarkan pada turut campurnya
bahan-bahan tersupsensi pada sinar melahui sampel.
Nilai
ini tidak secara langsung menunjukan banyaknya bahan yang tersuspensi, tetapi
ia menunjukkan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan
tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak
disenangi karena rupanya. Untuk membuat air memuaskan untuk pengunaan rumah tangga,
usaha pengilangan secara hampir sempurna bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan
adalah penting.
Standar
yang ditetapkan oleh U.S Public Health Service mengenai kekeruhan adalah batas
maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam praktek angka standar ini
umumnya tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan pengolahan air dengan kekeruhan 1
ppm atau kurang.
5. Parameter Kimia Air Tanah
a.
pH air
pH
air tanah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan identitas keadaan
asam atau basa sesuatu larutan. Ia merupakan juga suatu cara untuk menyatakan
konsentrasi ion H+. dalam penyedian air, pH merupakan satu faktor
yang harus dipertimbangkan meningkat bahwa derajat keasaman dari air akan
sangat mempengaruhi aktifitas pengelolaan yang akan dilakukan, misalnya dalam
melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, penularan air dan dalam pencegahan
korosi. Yang sangat penting untuk diketahui yakni bahwa konsentrasi OH-
suatu larutan tak akan dapat diturunkan sampai nol, bagaimanapun asamnya
larutan, dan bahwa konsentrasi H+ tak akan diturunkan sampai nol,
bagaimanapun basanya larutan.
Sebagai
salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan/kehidupan
mikroorganisme dalam air, secara empiric pH yang optimum untuk tiap species harus
ditentukan. Kebanyakan mikroorganisme tumbuhan terbaik pada pH 6,0 - 8,0
meskipun beberapa bentuk mempunyai pH optimum rendah 2:0 dan lainya punya pH
optimum 8,5. Pengetahuan ini
sangat di perlukan dalam penentuan range pH yang akan diterapkan pada
pengelolaan air yang mengunakan proses proses biologis.
b.
Kesadahan jumlah
Pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan air standar kualitas air
minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat
menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa senyawa
kimia berubah menjadi racun yang mengangu kesehatan.
Kesadahan
adalah merupakan sifat air yang
disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam velensi dua. Kesadahan dalam air
sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan
batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapisan tanah atas
tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Air lunak berasal dari daerah dimana
lapisan tanah atas tipis, dan pembentukan batu kapur jarang atau tidak ada.
c.
Mangan (Mn)
Endapatan
MnO2 akan memberi noda-noda pada benda yang berwarna putih. Adanya
unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. Konsentrasi Mn yang
lebih besar dari 0,5 mg/i,
dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan
pada pakaian cucian, dan dapat juga menyebabkan kerusakan pada hati.
d.
Khlorida
Konsentrasi
250 mg/i unsur ini dalam air
merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa
asin. Konsentrasi khlorida dalam air dapat meningkatkan dengan tiba-tiba dengan
adanya kontak dengan air bekas. Khlorida mencapai air alam dengan banyak cara.
Kemampuan melarutkan pada air adalah melarutkan khlorida dari humus dan
lapisan-lapisan yang lebih dalam. Banyak air buangan industri yang mengandung
khlorida dalam jumlah yang cukup besar.
6. Parameter Mikrobiologi
Bakteri
adalah organisme yang bersel satu dimana benda - benda organik menembus sel dan
dipergunakan sebagai makanan, ditemukan di air dan tanah serta udara oleh suhu,
kelembaban dan konsentrasi organisme keasaman. E.Coli dan Colifrom merupakan
Organisme yang hidup dalam pencemaran manusia atau hewan yang berdarah panas.
Kualitas air secara biologi, khususnya secara mikrobiologi ditentukan oleh
banyaknya parameter yaitu mikroba pencemar, potogen dan dan penghasil toksin.
Secara teoritis air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen,
terutama golongan-golongari E.Coli melebihi batas yang ditentukan.
B.
Kerangka Konseptual
Air
tanah merupakan air yang tersimpan atau terperangkap dalam batuan yang menglami
pengikisan atau penambahan secara terus menerus oleh alam. Air tanah terbagi
atas dua yaitu air tanah dalam dan air
tanah dangkal, air tanah dangkal ataupun air tanah dalam yang
digunakan masyarakat Kecamatan Lubuk Kilangan, dalam pengawasan kualitas air
tanah dangkal masyarakat kurang memperhatikan keadaan lingkungan karena air
tanah dangkal sangat mudah untuk tercemar maka perlu pemeriksaan secara teliti.
Salah
satu cara untuk mengetahui kualitas air tanah dangkal pada daerah Kecamatan
Lubuk Kilangan dengan menggunakan standar kualitas air menurut menkes tahun
2010 meliputi parameter fisik ( warna, bau, rasa, kekeruhan), parameter kimia
(pH, kesadahan mangan, khlorida), parameter biologi (bakteri E.Coli dan Total
Colifrom). Dapat dilihat pada kerangka konseptual sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Berdasarkan
masalah dan tujuan penelitiaji maka metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian Studi Kualitas Air Tanah dangkal Untuk Air Minum di Kecamatan Lubuk
Kilangan yang telah dirumuskan bersifat deskriktif yang dilakukan terhadap
kejadian yang sedang atau sudah berlangsung faktual dan akurat mengenai faktor-faktor
sifat-sifat serta
hubungan yang teliti dan data yang diinginkan tanpa dimanipulasi.
B. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
1.
Peta Topografi 1: 5 0.000 dan BAPPEDA Kota Padang.
2.
Peta Administrasj 1: 50.000 dan
BAPPEDA Kota Padang
3.
Peta Geologi 1: 250.000 dan
BAPPEDA Kota Padang
4.
Peta Jenis Tanah 1: 50.000 dan
BAPPEDA Kota Padang
5.
Peta Penggunaan Lahan 1: 50.000
dan BAPPEDA Kota Padang
Alat yang
dibutuhican dalam penelitian ini yaitu:
1.
Botol untuk pengambilan sampel
air
2.
Plastic untuk penutup botol
3.
Sarung tangan untuk terhindar
dan bakteri yang ada ditangan
4.
Kamera untuk mengambil gambar
penelitian
C.
Tempat dan Waktu
Peneiltian
1.
Tempat penelitian
Penelitian dilakukan
pada daerah Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
Padang.
Padang.
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini akan
dilakukan pada waktu normal yaitu tidak pada musim penghujan maupun pada musim
kemarau agar memudahkan dalam penelitian.
D.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Sesuai
dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya maka yang menjadikan
populasi dalam penelitian ini
adalah Air tanah dangkal pada sumur penduduk yang
terdapat pada satuanlahan pada daerah Kecamatan Lubuk Kilangan.
b.
Sampel
Berdasarkan
populasi diatas maka
dirumuskan sampel diambil berdasarkan satuan lahan yang ada di Kecamatan Lubuk
Kilangan penarikan sampel dilakukan dengan mengunakan metode pengambilan sampel
purposive sampling yaitu untuk satu jenis satuan lahan diambil satu sampel air
sumur. Menurut Khairani (2009) purposive sampling adalah sampel yang
diambil dengan benar yang memiliki ciri-ciri populasi yang ada pengambilan
sampel yang dilakukan bertujuan tertentu yang berkaitan dengan tujuan
penelitian. Dapat dilihat pada tabel III.1 dan peta III.1 titik sampel
penelitian sebagai berikut :
Tabel III.1 Daerah penelitian pengambilan
sampel penelitian :
Titik Pengamatan
|
Daerah Penelitian
|
Satuan Lahan
|
1
2
3
4
5
6
|
Koto Lalang
Padang Besi
Batu Gadang
Indarung
Tarantang
Indarung
|
F1. I. Pr. Qal.
Al
F2. II. Pr. Qal.
Lat
F2. III. Sm.
Qal. Pod
V1. IV. H. Qtau.
Pod
V2. III. Sw.
Qtt. Pod
D1. IV. Sm.
Qtau. Lat
|
Sumber : Data primer, 2011
c.
Teknik pengambi Ian sampel penelitian:
1.
Parameter pengambilan sampel untuk melihat kimia
air yaitu:
a.
Memakai sarung tangan path saat pengambilan sampel
b.
Membuka tutup botol yang dibawa dari labor kemudian dibakar terlebih dahulu dan
dibersihkan dengan air bersih
c.
Memasukan langsung botol kedalam sumur sampai penuh dengan mengunakan tali dan menutup botol sampel ketika botol masih berada di dalam
sumur setelah rapat baru botol sampel diangkat keluar sumur
d.
Kemudian botol sampel disimpan didalam plastik dan dimasukan ke kardus
e.
Membawa sampel ke laboratorium.
2.
Parameter pengambilan sampel untuk melihat fisika air yaitu:
a.
Memakai sarung tangan pada saat pengambilan sampel
b.
Membuka tutup botol yang dibawa dari labor kemudian dibakar dan dibersihkan terlebih dahulu dengan air
bersih
c.
Memasukan langsung botol kedalam sumur dengan mengunakan tali dan menutup botol sampel ketika botol masih berada di dalam
sumur setelah rapat baru botol sampel diangkat keluar sumur
d.
Kemudian air yang ada pada botol sainpel diteliti dengan alat indra manusia, untuk menentukan
rasa yaitu dengan cara mengecap dengan alat perasa, untuk bau dengan
mengunakan hidung.
3.
Parameter pengambilan sampel untuk melihat biologi air yaitu:
a.
Memakai sarung tangan pada saat pengambilan sampel
b.
Membuka tutup botol yang dibawa dari
labor kemudian dibakar terlebuh dahulu agar tetap steril dan dibersihkan
dengan air bersih
c.
Memasukan langsung botol kedalam sumur sampai air penuh dengan mengunakan tali dan menutup botol sampel ketika botol masih berada di dalam sumur setelah rapat baru botol
sampel diangkat keluar sumur
d.
Kemudian botol sampel disimpan didalam plastik
dan dimasukan ke kardus
e.
Membawa sampel ke laboratorium.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan
tinjawan dari sumber maka data yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokan
menjadi data primer dan data
sekunder.
·
Data primer adalah data yang diperoleh dari air sumur masyarakat sehari- hari seperti
data fisik, kimia, dan data biologi air sumur yang pengukurannya diperoleh dari hasil analisis laboratorium dan ada
juga yang dikerjakan di lapangan. Sampel
yang dianalisis meliputi:
a.
Analisis dilapangan sifat fisik ( Bau, Rasa, Warna dan Kekeruhan).
b.
Analisis laboratorium kandungan kimia (segi pH, kesadahan, mangan, khlorida).
c.
Analisis laboratorium kandungan
biologi (bakteri E.Coli dan Colifrom).
·
Data sekunder adalah data
pendukung yang digunakan sebagai sumber acuan, intelpretasi dari analisis yang
diperoleh diperpustakaan dan intansi-instansi yang terkait. Berupa Peta
Adminitrasi, Peta Topografi, Peta Jenis Tanah, Peta Geologi Kecamatan Lubuk
Kilangan.
F.
Tahap-tahap Penelitian
Tahap-Tahap
penelitian ini adalah sebagai berikut ini:
1.
Tahap para lapangan
a.
Menyusun rencana dan rancangan
penelitian
b.
Memilih daerah atau tempat
penelitian
c.
Mengurus perizinan
d.
Melihat dan menilai keadaan
daerah penelitian
e.
Menyiapkan perlengkapan
f.
Persoalan etika penelitian
2.
Tahap pekerjaan lapangan
a.
Memahamj daerah penelitian
b.
Mempersiapkan diri
c.
Memasuki daerah penelitian
d.
Mengumpulkan data
G.
Teknik Analisis Data
Untuk
mengetahui kelayakan air sumur dangkal sebagai air minum untuk kebutuhan
sehari-hari. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah Analisis
Laboratorium kemudian Data uji laboratorium dicocokan dengan kategori baku mutu
Keputusan tentang standar kualitas air peraturan Mentri kesehatan No. 492 /
Menkes / per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 dengan kualitas air minum pada
daerah Kecamatan Lubuk Kilangan.
0 Response to "Air Tanah Dangkal Untuk Air Minum"
Posting Komentar