Bahaya dan Pencegahan Obesitas Pada Ibu Hamil
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “ Kehamilan dengan
obesitas, Di Puskesmas Sicincin
2X11enam lingkung’’
Dalam menyelesaikan
laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
- Kepada
dosen pembinmbing
- Pasien serta keluarga yang telah bersedia
menjadi pasien dari laporan ini.
- Teristimewa
pada orang tua, yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan dorongan
baik berupa materil maupun moril serta doa restunya dalam menyelesaikan
laporan ini.
- Teman-teman
yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Terakhir penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang
berbahagia
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Obesitas
selalu berdampak buruk pada setiap orang yang mengalaminya. Begitu pun pada ibu
hamil yang mengalami obesitas baik sebelum, maupun saat kehamilan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan American College of Obstetrics and Gynecology,
obesitas selama kehamilan dapat membahayakan untuk sang ibu dan bayi.
Ibu
hamil yang obesitas akan mudah terkena komplikasi, termasuk diabetes selama
kehamilan, dan pre eclampsia atau toxemia (gangguan yang muncul saat
kehamilan, dan biasanya saat usia kehamilan mencapai 20 minggu). Kelebihan
berat badan pada ibu hamil akan mengakibatkan bayi lahir prematur, sulitnya
proses melahirkan karena pertumbuhan atau berat badan bayi lebih besar daripada
seharusnya, kesulitan bernapas, dan kerusakan pada otak.
Para
ahli menyebutkan, obesitas selama kehamilan juga dapat menyebabkan efek negatif
pada sang bayi saat ia dewasa nanti. Banyak dari anak-anak ini nantinya akan
mengalami obesitas, baik selama masa kecilnya ataupun saat ia dewasa. Oleh
karena itu disarankan para ibu hamil untuk menjaga berat badan mereka selama
kehamilan.
Normalnya,
kenaikan berat badan ibu hamil antara 12,5 kilogram sampai 17,5 kilogram. Dan
bagi Anda yang mengalami berat badan berlebih disarankan untuk menurunkan berat
badan, namun diiringi pemantauan dokter. Untuk menurunkan berat badan selama
kehamilan ini Anda tidak diharuskan untuk melakukan diet keras, namun diet aman
dengan pemantauan dokter kandungan Anda dan olahraga ringan yang aman untuk ibu
hamil.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu:
·
Untuk Mengetahui Pengertian Ibu
hamil dengan obesitas
·
Untuk Mengetahui Bahaya Ibu
Hamil dengan Obesitas
·
Untuk Mengetahui Pencegahan Ibu
Hamil dengan Obesitas
·
Untuk Mengetahui Diet Ibu Hamil
dengan Obesitas
·
Untuk
Mengetahui Pedoman Menu Seimbang Pada Ibu Hamil dengan Obesitas
·
Untuk
Merencanakan Menu Untuk Ibu Hamil dengan Obesitas
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini,
yaitu:
·
Mencegah
Ibu Hamil agar tidak Obesitas
·
Memberitahu
Cara Mengatasi Obesitas pada Ibu Hamil
BAB
II
LANDASAN
TEORI
1.1 Ibu
Hamil dengan Obesitas
Obesitas pada intinya adalah kelebihan
berat badan. Pada wanita hamil kelebihan berat badan yang normalnya tidak lebih
dari 12,5 kg untuk rata-rata orang Indonesia. Kegemukan terbagi atas dua jenis,
overwieight yakni kondisi yang menunjukkan berat badan berlebih. Wanita
dikatakan obesitas bila memiliki komposisi lemak tubuh lebih dari 25 % dari
berat badan,sedangkan laki-laki dikatakan overweight bila komposisi lemak
tubuhnya lebih dari 20 % berat badan. Sedangkan obesitas adalah kelebihan berat
badan yang mencapai 120 % diatas berat badan ideal (BBI) . pada dasarnya
obesitas yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
A. Genetik
Apabila kita lihat sekilas, orang tua yang gemuk akan memiliki anak
yang gemuk pula. Hal ini didasarkan alasan yaitu pada saat ibu
sedang hamil maka unsure sel lemak yang ada didalam tubuh ibu yang
berjumlah besar dan melebihi normal secara otomatis akan diturunkan pada sang
bayi dalam kandungan. Hal ini mengakibatkan bayi lahir dengan unsurlemak
yang besar pula di dalam tubuhnya.
B.
Disfungsi
salah satu bagian otak
System pengontrol suatu makan di dalam tubuh manusia terletak pada
hippocampus yaitu hippocampus lateralis(menggerakkan nafsu makan) dan
ventromedial (menghentikan nafsu makan). Apabila terjadi kerusakan pada salah
satu system ini maka seseorang akan menderita kegemukan.
C.
Pola
makan yang berlebihan
Orang obesitas biasanya lebih responsive terhadap makanan dari pada
orang normal. Hal ini baik terhadap rangsangan penglihatan terhadap makanan ,
rangsang bau makanan, ataupun mendengar makanan. Orang obesitas akan makan
sesuatu jika ia merasa ingin makan, bukan karna kebutuhan akibat lapar. Itulah
sebabnya mengapa orang yang pola makannya berlebihan menyebabkan ia lebih mudah
gemuk.
D.
Kurang
gerak/ kurang olahraga
Pada dasarnya tingkat pengeluaran kalori tubuh dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu tingkat dan aktifitas olahraga secara umum dan angka
metabolisme basal atau tingkat energy orang yang dipertahankan untuk
memeliharafungsi minimal tubuh. Orang dengan olahraga yang teratur maka
pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur, sehingga tanpa adanya kelebihan
kalori yang apabila disimpan dalam tubuh dapat berakibat pada kegemukan.
E.
Emosi
Kestabilan
hormone setiap orang itu berbeda-beda dan dipengaruhi oleh kadar mood
seseorang. Begitu juga dengan cara orang yang berbeda-beda dalam
mengatasi konflik. Adasebagian orang makan sebanyak-banyaknya ketika ia sedang
kesal atau sedih atau juga sebaliknya. Apabila orang dengan mood yang tidak
menentu tersebut dan mereka menggunakan makanan untuk mengurangi apa yang ia
rasakan, maka didalam tubuh tidak mungkin bisadihindari jika akan terjadi
kelebihan kalori dari yang biasanya. Inilah yang akhirnya jika berlangsung lama
akan menyebabkan kegemukan.
F.
Faktor lingkungan
Apabila
seseorang itu hidup didalam kebudayaan yang menyatakan bahwa seseorang yang
gemuk itu makmur dan sejahtera ,maka seseorang tidak akan peduli dengan apa
yang menyebabkan kegemukan . lebih lagi jika tidak adapermasalahan psikologi
yang menyertai.
1.2 Bahaya Obesitas saat Kehamilan
Kegemukan ternyata juga
menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada masa
kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami
masalah ketika persalinan dan pasca persalinan.
Kebanyakan ibu hamil
mengalami obesitas karena kelebihan makan. Mitos yang mengatakan bahwa ibu
hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi berlebih.
Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung
pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil
hanya naik rata-rata 10-15 persen.
Saat ini, kasus
diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab
utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil
diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan
menginjak minggu ke 24-28.
Ibu hamil disarankan
untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan
berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan
berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat
terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun
ekstra terhadap berat badan.
Seusai persalinan,
ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya
pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak
yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk
tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya,
plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal,
terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga
kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin bisa
mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.
1.3 Pencegahan Obesitas saat Kehamilan
Hal pertama yang
dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester awal. Perlu
dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan.
Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang
ibu berisiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan
terhadap perkembangan janin dari bulan ke bulan.
Pencegahan lainnya
adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering jadi kontraversi
karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori
ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi
makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan
aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat.
Bila asupan nutrisi
dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengonsumsi food
suplement. HD Clover Honey, sebagai madu terbaik yang tidak melalui proses
pemanasan ataupun penyaringan sehingga kandungan enzim dan nutrisinya tetap
utuh. Dilengkapi dengan konsumsi HD Polenergy 520 yang mengandung lebih dari
200 jenis nutrisi diantaranya: karbohidrat, protein/asam amino; vitamin dan
mineral; serta enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan
nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi.
Bila saat kehamilan mengalami
obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang
karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik
atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu
membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks.
1.
Dampak obesitas pada ibu hamil
:
a.
Meningkatkan angka kematian
b.
Bayi yang dilahirkan terganggu
pertumbuhannya
c.
Kesuburan menurun
d.
Tekanan darah tinggi
e.
Deabetes
f.
Membutuhkan operasi caesar
g.
Ibu mengalami pereklamsia
2.
Bahaya obesitas saat kehamilan
Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu
hamil karena kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca
persalinan kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan.
Banyak orang yang percaya bahwa ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para
ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi
berlebihan. Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang
berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu
hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.
Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic)
semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan resiko
tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah
terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28. Oleh karena itu, ibu
hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi
ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit,
tidak naik bahkan tidak berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan
yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu
dilakukan pemantauan ekstra terhadap berat badan. Obesitas juga sangat
membahayakan persalinan karena banyaknya pembuluh darah ibu yang tersumbat oleh
lemak dan kolesterol. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit
merupakan media yang kondusif untuk tubuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat
mungkin terjadi. Resiko lainnya, plesenta yang menyuplai oksigen menyempit
karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak
janin. Sehingga kecerdasan si kecilpun bisa menjadi berkurang. Kemungkinan
buruk lain adalah janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir
obesitas.
3.
Beberapa cara mencegah obesitas
saat kehamilan, antara lain :
Langkah pertama yang perlu dilakukan jika ibu baru menginjak
trimester 1 yaitu pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat
badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui
apakah sang ibu beresiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya,
dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin.
Langkah yang lain yaitu dengan membatasi kalori. Namun hal ini masih
menjadi kontroversi. Hal ini dikarenakan pengurangan kalori ditakutkan akan
mengganggu perkembangan janin. Namun pada initnya, komposisi makanan harus
seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktifitas
fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga kondisi ibu tetap sehat. Bila
asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya
mengkonsumsi suplemen makanan. Jenis nutrisi yang dibutuhkan antaranya:
karbohidrat, protein/ asam amino; vitamin dan mineral; serta enzim yang
diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka asupan
nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi. Bila saat kehamilan mengalami obesitas,
perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibupun harus bersikap tenang karena
sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau
rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Hal ini sebagai antisipasi jika ibu
membutuhkan tindakan medis yang kompleks.
4.
Diit ibu hamil dengan obesitas
Adapun faktor-faktor yang mengharuskan seorang ibu hamil untuk
melakukan diet, salah satunya adalah kelebihan berat badan badan. Mengalami
kenaikan berat badan yang terlalu drastis pada saat kehamilan dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tentunya. Oleh karena itu, untuk para ibu
hamil yang diharuskan diet, hendaknya mengikuti diet makan sehat khusus untuk
ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori
(untuk energi) sebanyak 300 kalori perhari, vitamin dan mineral seperti asam
folat dan zat besi untuk perkembangan bayi. Beberapa prinsip makan yang baik
selama kehamilan dengan melakukan cara dan diet makan yang sehat, diantaranya :
a.
Selalu sarapan
Ibu hamil disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sarapan. Menghindari sarapan akan
menimbulkan keinginan makan lebih banyak pada waktu makan berikutnya tiba.
Selain itu, melewatkan sarapan juga menyebabkan keluhan berupa kepala pening,
mual, dan lain-lain.
b.
Susun daftar makanan
Ini dilakukan dengan tujuan agar tidak
mengonsumsi makanansecara berlebihan dan mengatur asupan kalori harian.
c.
Pilih makanan berserat serta
rendah kandungan lemak dan gula
Pada ibu hamil konsumsi gula
berlebihan cenderung menimbulkan perasaan mudah lapar. Sediakan berbagai buah
atau sayuran untuk dijadikan sebagai makan selingan . konsumsi ikan, unggas, daging
tanpa lemak, keju, susu krim, brokoli, wortel, dan labu.
d.
Usahakan untuk mengolah makanan
Hal ini bisa dilakukan dengan cara dibakar, dipanggang, atau
dikukus.
e.
Jadikan buah sebagai camilan
Ini sangat bermanfaat karena buah kaya
akan vitamin yang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin dan juga ibu
sendiri.
f.
Perbanyak minum air putih,
minimal 8 gelas per hari
Pada waktu hamil seringkali dehidrasi
disalah artikan dan dianggap sebagai rasa lapar. Akibatnya terjadi kelebihan
kalori dari yang biasanya. Perlu diingat apabila sudah memenuhi kebutuhan gizi
seperti biasanya tetapi masih merasa lapar berarti yang dibutuhkan adalah minum
yang sebanyak-banyaknya.
g.
Jangan percaya mitos orang
hamil perlu makanan 2 kali lipat dari biasanya
Masih banyak yang menganggap bahwa
seseorang yang sedang hamil harus banyak makan. Sebenarnya, pandangan itu tidak
benar. Jangan ragu untuk mengatakan tidak, saat diminta untuk menghabiskan
makanan dalam jumlah yang banyak. Katakan secara halus bahwa anda sudah
kenyang.
h.
Makanlah makanan dengan nutrisi
tertinggi dengan kandungan kalori terendah yaitu kalori dikurangi sebanyak
500-1000 dibawah kebutuhan normal.
i.
Kurangi asupan hidrat arang
j.
Konsumsi makanan yang cukup
mineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga membuat kenyang.
5.
Prinsip diit pada ibu hamil
dengan obesitas
a.
Tujuan diit pada ibu hamil
dengan obesitas
·
Memberikan makanan rendah
kalori guna mencapai berat badan normal
·
Mempertahankan tumbuh kembang
bayi yang normal
·
Mempertahankan kesehatan ibu
hamil
·
Menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan
b.
Syarat diit pada ibu hamil
dengan obesitas
·
Kalori dikurangi sebanyak
500-700 dibawah kebutuhan normal. Pengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak
·
Protein tinggi untuk
pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah
·
Tinggi vitamin dan mineral
·
Tinggi serat untuk memberi rasa
kenyang
c.
Pedoman untuk mengurangi lemak
·
Sayuran-sayuran
1)
Kurangi konsumsi sayuran dengan
bumbu kacang yang digoreng, ganti dengan bumbu kacanga yang disangrai
2)
Batasi konsumsi sayuran dengan
bumbu kelapa yang berlebihan (seperti, urapan), atau santan kental
3)
Batasi konsumsi sayuran dengan
dressing keju yang berlebihan, contohnya salad
4)
Komsumsi sayuran dengan cara
direbus, dikukus, didalam bentuk segar
·
Buah-buahan
1)
Konsumsi buah-buahan dalam
bentuk segar
2)
Kurangi konsumsi buah-buahan
yang berlemak
·
Nasi, sereal dan roti
1)
Kalau bisa konsumsi nasi beras
tumbuk/ nasi agar dan roti yang mengandung bekatul/ havermouth
2)
Batasi serela dan krackers yang
berminyak/ mengandung lemak lebih dari 2 potong/hr
3)
Batasi kebiasaan sarapan dengan
roti mentega dan susu full cream
·
Susu
1)
Gunakan susu skim, susu kedelai
atau yogurth yang rendah lemak
2)
Pilih keju rendah lemak,
misalnya Cottage Cheese
3)
Pilih es krim yang tidak
mengandung susu, misalnya es krim yang terbuat dari sari buah
4)
Pilih makanan pencuci mulut
yang terbuat dari makanan berserat seperti agar-agar dengan saus dari susu krim
·
Protein
1)
Pilih daging tidak berlemak dan
berwarna cerah seperti daging ayam kampung (tanpa kulit), ikan, dll
2)
Hindari konsumsi jerohan,
daging berlemak, otak, kepala dan brutu ayam
3)
Tingkatkan konsumsi protein
nabati sebagai pengganti, seperti tahu, tempe, kacang hijau, dll
4)
Batasi konsumsi lauk yang
digoreng, diolah dengan santan kental
5)
Masak dengan cara merebu,
memanggang, menumis, memepes
BAB IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Wanita dikatakan obesitas bila memiliki
komposisi lemak tubuh lebih dari 25 % dari berat badan. . pada dasarnya
obesitas yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
pengaruh dari genetik, disfungsi salah satu bagian otak,
pola makan yang berlebihan, kurang gerak/ kurang olahraga, emosi, dan
faktor lingkungan.
Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas
karena kelebihan makanan.banyak orang yang percaya bahwa ibu hamil makan untuk
dua orang yang menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi yang berlebihan.
Akhirnya terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung pada
diabetes. Mitos tersebut keliru , sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya
naik rata-rata 10-15 persen.
Pencegahan
obesitas Saat kehamilan dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara,
pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Selanjutnya,
dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin. Langkah yang lain yaitu
dengan membatasi kalori.
0 Response to "Bahaya dan Pencegahan Obesitas Pada Ibu Hamil"
Posting Komentar