Budaya Politik Partisipan (Contoh Makalah)
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
A. Pengertian Budaya Politik
Partisipan
1.
Pengertian Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau sekolompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik, seperti memilih pemimpin negara, pemimpin kepala daerah atau hal-hal
yang berkaitan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.
2.
Macam-macam Partisipasi Politik
a.
Partisipasi Dikatakan Positif
Apabila partisipasi itu mendukung kelancaran usaha
bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b.
Pastisipasi Kreatif
Yaitu partisipasi yang dapat menciptakan hal yang baru.
Kreasi itu dapat berupa gagasan baru, dapat berupa metode atau teknik baru
ataupun cara kerja baru yang lebih efektif dan lebih efisien.
c.
Paartisipasi Politik Kritis –
Korektif – Konstruktif
Berarti keterlibatan dilakukan dengan mengkaji suatu
bentuk kegiatan yang menunjukkan kekurangan / kesalahan dan memberikan
alternatif yang lebih baik.
d.
Partisipasi Realistis
Berarti keikutsertaan dengan memperhitungkan kenyataan
baik kenyataan dalam maupun kenyataan mengenai kemampuan pelaksanaan kegiatan,
waktu yang tersedia, kesempatan dan keterampilan pelaksana.
B. Ciri-ciri Politik
Partisipan
Menurut Ramlan Sukbakti partisipasi
politik adalah keikutsertaan warga negara dalam menentukan segala keputusan
yang menyangkut atau mempengaruhinya.
Adapun ciri-ciri partisipasi politik menurut Ramlan
Sukbakti adalah :
1.
Berupa kegiatan atau perilaku
luar individu warganegara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku batiniah.
2.
Kegiatan ini dilakukan untuk
mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik.
3.
Kegiatan yang berhasil ataupun
gagal mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.
4.
Kegiatan mempengaruhi
pemerintah dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
a.
Kegiatan langsung : berarti
individu mempengaruhi pemerintah tanpa menggunakan perantara seperti (ikut
serta dalam pemilu).
b.
Kegiatan tidak langsung :
berarti individu mempengaruhi pemerintah dengan pihak yang dianggap meyakinkan.
5.
Kegiatan mempengaruhi
pemerintah dapat dilakukan baik dilakukan melalui prosedur wajar (konvensional)
dan tidak berupa kekerasan (non violence)
a.
Cara non violence / tanda
kekerasan seperti :
·
Ikut memilih dalam Pemilu
·
Mengajukan petisi
·
Melalui kontak tatap mata
·
Menulis surat
b.
Adapun dengan cara yang tidak
wajar (tidak konvensional) antara lain:
·
Demontrasi (unjuk rasa)
·
Mogok kerja
·
Pengembangan sipil
·
Serangan bersenjata
·
Gerakan-gerakan dan revolusi
C. Pratik Partisipasi Politik
Dalam praktiknya politik warganegara
dapat berupa tuntutan, perilaku gaya dan tindakan-tindakan dalam kontek
politik. Menurut Hungtington dan Nelson ada lima bentuk kegiatan yang dapat
dipraktekkan dalam partisipasi politik yaitu :
1.
Kegiatan pemilihan : mencakup
memberikan suara, sumbang-sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu
pemilihan.
2.
Lobbying : mencakup upaya-upaya
perseorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat-pejabat pemerintah dan
pemimpin-pemimpin politik.
3.
Kegiatan organisasi : mencakup
partisipasi sebagian anggota atau pejabat dalam suatu organisasi dengan tujuan
mempengaruhi pengambilan keputusan.
4.
Mencari koneksi : merupakan
tindakan perseorangan yang ditujukan terhadap pejabat-pejabat pemerintah,
tujuannya untuk memperoleh manfaat tertentu.
5.
Tindakan kekerasan (violence) :
sebagai upaya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah dengan jalan
menimbulkan kerugian fisik terhadap orang-orang / harta benda. Contohnya
huru-hara, pemberontakan, unjuk rasa, revolusi.
D. Konsep Partisipasi Politik
Beberapa sarjana yang secara khusus
berkecimpung dalam ilmu politik merumuskan beberapa konsep partisipasi politik
antara lain sebagai berikut :
1.
Kevin R. Hardwich
Partisipasi politik memberikan pada
cara-cara warga negara berinteraksi dengan pemerintahan warga negara berupaya
menyampaikan kepentingan-kepentingan terhadap pejabat-pejabat publik agar mampu
mewujudkan kepentingan tersebut.
Indikatornya :
Dalam partisipasi politik terdapat interaksi warga negar
dengan pemerintah dan usaha pemerintah mempengaruhi pejabat publik.
2.
Meriam Budiarjo
Partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang / sekelompok orang yang aktif dalam kehidupan politik, contoh memilih
pemimpin negara.
Indikatornya :
Berupa kegiatan individu / kelompok.
Bertujuan ikut aktif dalam politik, contoh memilih DPK.
3.
Ramlan Surbakti
Partisipasi politik adalah
keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut /
mempengaruhi hidupnya.
Indikatornya :
Bentuknya berupa keikutsertaan warga negara dalam
pembuatan dan pelaksanaan partisipasi politik.
4.
Hunglington dan Nelson
Partisipasi politik merupakan
kegiatan warga negara preman (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi
pengambilan kebijakan pemerintah.
5.
Herbert McClosky
Partisipasi politik adalah
kegiatan-kegiatan sukarela dari warga negara dimana mereka mengambil bagian
dalam proses pemilihan pengusaha dansecara langsung atau tidak langsung dalam
proses pembentukan kebijakan umum.
6.
Micheel Rush dan Philip Althoft
Partisipasi politik adalah keterlibatan
individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.
E. Tingkatan Partisipasi
Politik
Menurut Huntington dan Nelson ada dua kriteria
tingkat-tingkat partisipasi politik :
1.
Dilihat dari ruang lingkup dan
proposisi dari suatu kategori warga negara yang melibatkan diri dalam kegiatan
partisipasi politik.
2.
Intensitas atau ukuran lamanya
dan arti penting dari kegiatan khusus bagi sistem politik.
Adapun tingkatan partisipasi politik
menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson sebagai berikut :
- Tingkat Aktifis
Terdiri atas pejabat partai sepenuh waktu, pemimpin
partai / kelompok kepentingan.
- Tingkat Partisipan
Terdiri atas petugas kampanye, anggota aktif partai /
kelompok kepentingan dalam proyek-proyek sosial.
- Tingkat Pengamat
Dalam bentuk menghadiri rapat umum, anggota partai,
membicarakan masalah-masalah politik. Mengikuti perkembangan politik melalui
media massa, memberikan suara dalam Pemilu.
F. Peran Partai Politik Dalam
Mengembangkan Budaya Politik Partisipan
Partai politik merupakan saluran
utama untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat. Adapun fungsi partai politik
dalam negara antara lain :
1.
Melaksanakan pendidikan politik
dengan menumbuh dan mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban politik
rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.
Menyerap, menyalurkan dan
memperjuangkan kepercayaan masyarakat dalam pembuatan kebijakan negara melalui
wakil rakyat.
3.
Mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mengisi jabatan politik.
G. Cara-cara Untuk Dapat
Menerapkan Budaya Politik Partisipan
Menurut S. Yudohusodo untuk
menerapkan budaya politik partisipan ada 4 cara yang harus dilakukan, yaitu :
1.
Mengembangkan budaya
keterbukaan.
2.
Mengembangkan kebudayaan
mengajukan pendapat dan beragumentasi secara santun.
3.
Mengembangkan kebudayaan
pengambilan keputusan secara terbuka dan demokratis serta mengembangkan
sportivitas dalam berpolitik.
4.
Membiasakan proses rekruitmen
kader seraca transparan berdasarkan klasifikasi dan tolak ukur yang jelas.
H. Perwujudan Budaya Politik
Partisipan
1.
Dalam Lingkungan Sekolah
Budaya partisipan politik dapat
dilihat / diwujudkan dalam kegiatan OSIS. Setiap tahun akan ada pemilihan
pengurus OSIS secara langsung dan demokratis. Sebagai warga sekolah yang baik
setiap siswa harus aktif mengikuti kegiatan ini.
2.
Dalam Lingkungan Masyarakat
Budaya politik partisipan dapat
dilakukan dengan ikut aktif dalam kegiatan karang taruna, organisasi pemuda,
dan LSM.
3.
Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara / Pemerintah
Budaya politik partisipan dapat
dilihat dengan adanya kegiatan partai politik untuk menjadikan salah satu
anggotanya untuk memenangkan kursi calon pejabat.
Izin repost ya
BalasHapusSilahkan mbak asal jangan kopas aja :D
HapusLengkap sekali👍 terima kasih, sudah membantu sekali buat nugas
BalasHapusSama-sama sob, terima kasih juga atas kunjungannya
Hapus