Demam Thypoid (Contoh Makalah)
DEMAM THYPOID
1.
Demam thypoid adalah suatu
penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh salmonella thypi.
Penyakit ini ditandai dengan panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia
tanpa keterlibatan struktur endofelial atau endokardial dan inuasi sekaligus
multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe
usus dan peyer’s patch.
2.
Gejala Demam Thypoid
Pada minggu pertama gejala klinis
penyakit ini ditemukan keluhan dan keluhan serupa dengan penyakit infeksi akut
pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan
epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Dalam
minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradiacardia
relatif (bradikardia relatif adalah peningkatan suhu 1oC tidak
diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput (kotor
di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor), hepatomegalis, splenomegali,
meteroismus, gangguan mental berupa samnolen, stupor, koma, delirium atau
psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.
3.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala klinis berupa demam, gangguan gastro intertinal dan mungkin disertai
perubahan atau gangguan kesadaran, dengan kriteria ini maka seorang klinis
dapat membuat diagnosis tersangka demam thypoid. Diagnosis pasti ditegakkan
melalui isolasi S. Thypi dari darah. Pada dua minggu pertama sakit, kemungkinan
mengisolasi S. Thypi dari dalam darah pasien lebih besar dari pada minggu
berikutnya. Biakan yang dilakukan pada urin dan feses, kemungkinan keberhasilan
lebih kecil. Biakan spesimen yang berasal dari aspirasi sumsum tulang mempunyai
sensitivitas tertinggi, hasil positif didapat pada 90% kasus, akan tetapi
prosedur ini sangat invasif, sehingga tidak dipakai dalam praktek sehari-hari.
Pada keadaan tertentu dapat dilakukan biakan spesimen empedu yang diambil dari
duodenum dan memberikan hasil yang cukup baik.
4.
Patogenesa Demam Thypoid
Masuknya kuman S. Thypi dan S.
Paratyphi ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman.
Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus
dan selanjutnya berkembang biak. Bila respon imun humoral mukosa (lgA) usus
kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel (terutama sel-M) dan
selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria kuman berkembang biak dan
difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofrag. Kuman dapat hidup dan
berkembang biak di makrofag dan selanjutnya dibawa ke plak peferi ileum distal
dan kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Dan selanjutnya melalui
ductus thorakikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam
sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama
hati dan limfa.
5.
Respon Imun Terhadap Demam
Thypoid
Pada demam thypoid terjadi respon
imun humoral maupun selular baik ditingkat lokal (gastrointestinal) maupun
sistemik. Akan tetapi bagaimana mekanisme imunologik ini dalam menimbulkan
kekebalan ataupun eliminasi terhadap S. Thypi tidak diketahui dengan pasti.
Diperkirakan bahwa respon imun seluler lebih berperan. Penurunan jumlah
limfosit T ditemukan pada pasien sakit berat dengan demam thypoid. Karier
memperlihatkan gangguan reaktivitas seluler terhadap antigen salmonella ser.
thypi pada uji hambatan migrasi lekosit. Pada karier, sejumlah besar basil
virulen melewati usus tiap harinya dan dikeluarkan dalam tinja, tanpa memasuki
epitel penjamu.
6.
Penatalaksanaan Demam Thypoid
Sampai saat ini masih dianut trilogi
penatalaksanaan demam thypoid yaitu :
-
Istirahat dan perawatan, dengan
tujuan mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
-
Diet dan terapi penunjang
(simtomatik dan suportif), dengan tujuan mengembalikan rasa nyaman dan
kesehatan pasien secara optimal.
-
Pemberian antimikroba, dengan
tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran kuman.
-
Istirahat dan perawatan, tirah
baring dan perawatan profesional bertujuan untuk mencegah komplikasi. Tirah
baring dengan perawatan sepenuhnya ditempat seperti makan, minum, mandi, buang
air kecil, dan BAB akan membantu dan mempercepat proses penyembuhan.
-
Diet dan terapi penunjang. Diet
merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demam
tifoid, karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi
penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama.
-
Pemberian antimikroba
·
Kloramfenikol, dosis yang
diberikan 4 x 500 mg per hari, diberikan sampai selama 7 hari bebas panas.
·
Tlamfenikol. Dosis 4 x 500 mg,
demam rata-rata turun pada hari ke 5-6.
·
Kotrimaksazol. Dosis untuk
orang dewasa 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg
trimetoprin) diberikan selama 2 minggu.
·
Ampisilin dan amoksilin, dosis
50-150 mg/kgBB selama 2 minggu.
·
Sefalosporin generasi ketiga,
dosis 3-4 gr dalam dekstrosa 100 cc diberikan selama 3 hingga 5 hari.
·
Golongan fluorokuinolon
-
Norfloksasin dosis 2 x 400
mg/hari selama 14 hari.
-
Siprofloksasin dosis 2 x 500
mg/hari selama 7 hari.
-
Ofloksasin dosis 2 x 400
mg/hari selama 7 hari.
-
Pefloksasin dosis 400 mg/hari
selama 7 hari.
-
Flenoksasin dosis 400 mg/hari
selama 7 hari.
0 Response to "Demam Thypoid (Contoh Makalah)"
Posting Komentar