Makalah Tentang Sejarah Pembentukan Bumi
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
A. Proses Terbentukuya Bumi
Proses
terbentuknya Bumi sendiri tidak dapat dipisahkan dari kelahiran alam semesta
dan proses terbentuknya tata surya.
Bumi
mulai terbentuk saat butiran debu dan gas yang berada di sekitar Matahari
saling melekat membentuk partikel.
Gaya
berat yang dimiliki bumi meningkatkan tekanan sehingga bagian dalam Bumi akan
mencair.
Adanya
pemanasan di dalam Bumi menyebabkan terbentuknya uap air dan gas-gas lainnya
hingga membentuk atmosfer. Diperkirakan unsur-unsur yang terkandung dalam
atmosfer pada saat itu adalah hidrogen, helium, metana, dan amonia.
Menurut
Rittmann (1960), sekitar 4,6 miliar tahun yang lampau awan, debu, dan gas yang
mengapung di ruang angkasa mulai mengecil.
Skema
lahirnya bumi, menurut Rittmann (1960), dilukiskan dalam Gambar 2.34. Proses
urutan kelahiran bumi menurut Rittmann adalah sebagai berikut:
- Bumi
mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan di sekitar
matahari saling melekat.
- Sisa-sisa
dari awan asli berjatuhan.
- Akibat
pelelehan ini, bahan-bahan yang mampat terutama besi tenggelam ke pusat
planet dan menjadi intinya. Seluruh permukaan bumi tertutup oleh lautan
batuan yang meleleh.
- Akibat
aliran cepat dari partikel-partikel bermuatan dari matahari menyapu bersih
sisa-sisa awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke bumi
berkurang.
- Awanpun
mendingin, uap airnya mengembun, dan hujan deras membanjiri bumi.
- Limpahan
air dari badai itu menyatu di tempat yang rendah sehingga terjadi awan.
- Kira-kira
2,5 miliar tahun
yang lalu, sebuah bumi yang biru telah muncul.
Menurut
Hasil Penelitian Proses pembentukan bumi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu sebagai
berikut:
1) Tahap pada saat bumi marupakan
planet yang homogen atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi.
2) Proses diferensiasi atau pemilahan,
yaitu ketika material besi yang lebih berat tenggelam menuju pusat bumi dan
material yang lebih ringan bergerak ke permukaan.
3) Proses zonafikasi, tahap dimana bumi
terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti
besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang cair dan
litosfer yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudra.
a) Era Pra-Kambrium (4,5 milyar
tahun)
Era
ini berawal 4,5
milyar tahun yang lalu, merupakan awal pembentuk kerak bumi yang terus
berkembang, pembentukan atmosfer, dan pembentuk hidrosfer.
b)
Era Paleozoik.
Era
ini dibagi ke dalam enam periode, yaitu periode Kambrium, Ordovisii Silur,
Devon, Karbon, dan Perm.
1) Periode Kambrium (120 juta tahun)
Periode
ini dimulai 600
juta tahun yang lalu. Banyak hewan invertebtrata mulai muncul pada periode ini dan hampir seluruh kehidupan
berlangsung di lautan.
2) Periode Ordovisiuni (45 juta tahun).
Periode
ini dimulai 480 juta tahun yang lalu. Periode ini dicirikan munculnya ikan tanpa
rahang yang merupakan hewan bertulang belakang paling tua, antara lain landak
laut (ekinoid),
bintang laut (asteroid), dan laut (krinoid).
3) Periode
Shur (30 Juta tahun).
Periode
ini dimulai 435 juta tahun yang lalu. Periode ini menjadi peristiwa peralihan
kehidupan dari air ke darat. Pada periode ini tumbuhan darat mulai muncul untuk
pertama kalinya, terutama tumbuhan paku (Pteridofita).
4) Periode
Devon (60juta tahun).
Periode
ini dimulai 405
juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode perkembangan besar-besaran
jenis ikan dan tumbuhan darat.
5) Periode Karbon (70 juta tahun)
Periode
ini dimulai 345 juta tahun yang lalu. Pada
periode ini ganggang melimpah dan saat pertama kalinya tumbuhan lumut muncul.
6) Periode Perm (50 juta tahun)
Periode
ini dimulai 275 juta tahun yang
lalu. Periode ini ditandai dengan melimpahnya ganggang dan reptil, serta melelehnya
lapisan glasier di belahan bumi selatan yang meninggalkan bahan-bahan sedimen.
c)
Era Mesozoik.
1) Periode Trias (45 juta tahun).
Periode
ini dimulai 225
juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh munculnya Dinosaurus dan reptilia
yang berukuran sangat besar untuk pertama kalinya.
2) Periode
Jura (50 juta tahun).
Periode ini dimulai 180 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai antar lain oleh adanya kekuasaan
Dinosaurus terhadap dunia, munculnya burung yang pertama kali, dan makin
banyaknya tumbuhan konifer.
3) Periode
Kreta atau Zaman Kapur (65 juta
tahun)
Periode
ini dimulai 130
juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh munculnya tumbuhan berbunga
serta makin melimpahnya hewan bertulang belakang, ikan, dan binatang amfibi.
d)
Era Senozoik
1)
Periode Tersier
Periode
tersier dibagi ke dalam lima epok, yaitu Epok Paleosen, Eosen, Oligosen,
Miosen, dan Pliosen.
a. Epok Paleosen (10 juta tahun). Epok
ini dimulai 65 juta tahun yang lalu. Epok ini ditandai antara lain dengan
melimpahnya tumbuhan berbunga serta mulai lazinmya binatang tak bertulang
belakang, ikan, amfibi, reptil dan binatang kecil yang menyusui.
b. Epok Eosen (15 juta tahun). Epok ini dimulai 55 juta tahun yang lalu. Epok ini ditandai dengan mulai
berkembangnya buah, biji-bijian, dan rerumputan melimpahnya burung, amfibi,
reptil kecil, dan ikan, serta mulai munculnya kelelawar, unta, kuda, monyet,
dan badak. Sementara itu laut mulai menggenangi daratan.
c. Epok Oligosen (14 juta tahun). Epok
ini dimulai 40 juta tahun yang lalu Epok ini ditandai dengan munculnya kera primitif
dan berkembangnya berbagai binatang pengerat.
d. Epok Miosen (12 juta tahun). Epok
ini dimulai pada 26 juta tahun yang lalu. Epok ini ditandai dengan kemunculan
kera di Asia dan Eropa.
e. Epok Pliosen (12,5 juta tahun). Epok ini dimulai 14 juta tahun yang lalu.
Epok ini ditandai oleh kemiripan kehidupan laut dengan yang ada pada saat
sekarang.
2) Periode
kuater
a.
Epok
Pleistosen
Epok
Pleistosen dimulai 1,75 juta
tahun yang lalu. Epok ini ditandai dengan munculnya manusia purba (Homo erectus
atau Pithecanthropus erectus).
b. Epok Holosen
Epok
Holosen dimulai 10 ribu tahun yang lalu. Epok ini ditandai dengan berkembangnya
manusia modern dan bentuk primitifnya.
B.
Sejarah Perkembangan Muka Bumi
(Pangea, Gondwana)
Menurut
para pakar ilmu bumi, sekitar 200 juta tahun yang lalu di planet bumi hanya ada
satu benua yang sangat besar, yang disebut Benua Pangea.
Teori
tentang pergeseran benua-benua atau teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred
Lothar Wegener. Adapun yang mendasari teori Wegener adalah sebagai beikut:
1. Adanya persamaan yang mencolok
antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan dengan
garis kontur pantai barat Eropa dan Benua Afrika.
2. Daerah Greenland saat ini mengalami
pergerakan yang semakin menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan kurang lebih 36
meter pertahun. Demikian pula Kepulauan Madagaskar bergerak menjauhi Afrika
Selatan dengan kecepatan 9 meter per tahun.
a) Bentangan-bentangan samudera dan
benua-benua yang mengapung sendiri-sendiri.
b) Samudra Atlantik menjadi semakin
luas karena Benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, semakin menjauh
dari Benua Afrika.
c) Adanya kegiatan seismik (gempa bumi)
yang luar biasa di sepanjang pantai barat Amerika Serikat.
d) Batas Samudra Hindia makin mendesak
ke utara. Anak benua yang semula diduga agak panjang, tetapi gerakannya ke
utara.
Proses
pemisahan kedua benua ini dapat dilihat dengan beberapa bukti antara pantai
barat Benua Afrika dengan pantai timur Benua Amerika, sebagai berikut:
1) Terdapat persamaan jenis batuan di
pantai barat Benua Afrika dengan pantai timur Benua Amerika.
2) Adanya persamaan beberapa jenis
tumbuh-tumbuhan
3) Persamaan beberapa jenis hewan.
4) Terdapat tanggul dasar samudra di
tengah Samudra Atlantik yang memisahkan kedua benua tersebut.
Teori lain yang dikemukakan
oleh Decrates adalah teori kontraksi.
C.
Karakteristik Pelapisan Bumi
Bumi
tersusun dan lapisan-lapisan, yang setiap lapisan memiliki ciri yang berbeda
dengan lapisan lainnya.
Ketebalan
masing-masing lapisan tidak merata. Berikut ini adalah lapisan-lapisan yang
merupakan penyusun bumi.
1. Litosfer yaitu lapisan yang berada
paling luar bumi dengan ketebalan kira-kira 1.200 km.
a. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit
bumi yang tersusun dari logam silisium dan aluminium, senyawanya dalam bentuk
SiO2 dan AL2O3. Lapisan ini sering
juga disebut kerak bumi yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan kira-kira
35 km, yang dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut:
Ø Kerak
benua merupakan lapisan
padat yang terdiri atas batuan beku dan granit pada bagian atasnya dan batuan
beku basal pada bagian bawahnya.
Ø Kerak samudra merupakan lapisan padat yang terdiri atas endapan laut pada bagian atas,
sedangkan di bagian bawahnya berupa batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan
beku gabro dan peridotik.
b. Lapisan Sima yaitu lapisan kulit bumi yang
disusun oleh logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan
MgO.
2. Asthenosfer
atau mantel (lapisan pengantara) yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal kira-kira 1.700 km. Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm2.
3. Barisfer
yaitu lapisan inti bumi
yang merupakan bahan padat yang
tersusun dari lapisan mife
(nikel dan forum) jari-jarinya kurang 3.470 km dan luasnya kurang lebih 2.900 km
dibawah permukaan bumi.
D. Teori Pergerakan Lempeng
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung
api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
Dalam teori tersebut dijelaskan beberapa analisis antara lain sebagai
berikut:
1) Adanya persamaan formasi geologi antara pantai timur Benua Amerika dengan
pantai barat Eropa dan Afrika. Hal tersebut membuktikan bahwa formasi geologi di pantai barat Afrika
lama dengan pantai timur
Amerika.
2) Adanya
gerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter setiap
tahun. Sedangkan pulau Madagaskar menjauhi Afrika Selatan sejauh 9 meter/tahun.
Menurut Alfred Wegener, benua-benua yang ada
sekarang ini dahulunya membentuk satu benua.
Ø Samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
Ø Samudra
Atlantik, semakin luas karena
Benua Amerika bergerak ke arah barat.
Adanya
kegiatan gempa yang besar di sepanjang patahan St Andreas, dekat pantai barat
Amerika Serikat. Pada tahun 1929 Alfred Wegener meninggal dalam salju di Pulau
Greenland, pada saat mengadakan penelitian untuk membuktikan kebenaran
teorinya.
Pergerakan
lempeng kerak bumi yang saling bertumbukan akan membentuk zona sudaksi dan
menimbulkan gaga yang bekerja, baik horizontal maupun vertikal, yang akan
membentuk pegunungan lipatan, jalur gunung api/magmatik, persesaran batuan, dan
jalur gempa bumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu.
Pergerakan
lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng
akan masuk ke bawah yang lain.
Pergerakan
lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerak bumi dan
akhimya terjadi pengeluaran material baru dan mantel membentuk jalur magmatik
atau gunungan.
Pergerakan
saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar
Litosfer
terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng. Dinamakan lempeng karena bagian
litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang
dan lebar) dan berukuran kecil pada arah vertikal. Lempeng-lempeng bergerak
(tektonik) dengan arah mendatar.
1)
Dua Lempeng Saling Menjauh (Divergent-Plate Boundaries)
Peristiwa ini dapat terjadi pada suatu lempeng yang sedang
pecah.
Di daerah dua lempeng yang saling menjauh terdapat
beberapa fenomena sebagai berikut:
a) Perenggangan lempeng yang membentuk
celah memanjang.
b) Pembentukan pegunungan dasar samudra
(mid ocean
ridge) di sepanjang tempat perenggangan lempeng-lempeng tersebut.
c) Aktivitas vulkanisme laut dalam menghasilkan
lava basalt berstruktur bantal yang dinamakan lava bantal serta hamparan leleran lava (plato lava)
d) Aktivitas
gempa.
2) Dua Lempeng Saling Menumbuk
(Subduction)
Di daerah pertumbukan
dua lempeng terjadi beberapa fenomena sebagai berikut:
a) Lempeng samudra menunjam ke bawah
lempeng benua,
b) Terbentuk palung laut di tempat
tumbukan,
c) Pembengkakan tepi pada lempeng benua
yang merupakan deretan pegunungan.
d) Terjadi aktivitas vulkanisme,
intrusi, dan ektrusi,
e) Merupakan daerah hiposenter gempa
dangkal dan dalam,
f) Terjadi dislokasi pada lempeng benua
yang getarannya disebut gempa,
g) Timbunan sedimen campuran.
Di
tempat ini terbentuk Palung-Palung laut, yaitu dasar laut yang dalam dan
memanjang.
Pegunungan
di pantai barat Amerika, deretan Pulau Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara adalah
akibat dari pembengkakan lempeng benua. Di sepanjang pegunungan dan pulau-pulau
itu bermunculan gunung berapi.
3) Dua Lempeng Saling Berpapasan atau
Pergeseran Mendatar (Transform Fault)
Di
daerah seperti itu terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang
tidak kuat. Gejala Pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak
berhubungan, tetapi terputus-putus akibat pergeseran mendatar tersebut.
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
1. Lempeng Afrika, meliputi Afrika -
Lempeng benua
2. Lempeng Antarktika, meliputi
Antarktika - Lempeng benua
3. Lempeng Australia, meliputi
Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
4. Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan
Eropa - Lempeng benua
5. Lempeng Amerika Utara, meliputi
Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng benua
6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi
Amerika Selatan - Lempeng benua
7. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera
Pasifik - Lempeng samudera
8. Lempeng-lempeng penting lain yang
lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng
Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng
Scotia.
E.
Persebaran Gempa di Indonesia
Kerak
bumi terbagi menjadi lempengan-lempengan. Ada lempengan yang besar dan ada yang
kecil. Di antara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar.
Lempengan-lempengan itu bergerak perlahan-lahan dengan kecepatan 3-13 cm/tahun.
Indonesia
tergolong salah satu wilayah paling aktif tingkat kegempaan di muka bumi ini.
Pusat-pusat gempa besar yang berkekuatan lebih dan 8 skala Richter terutama
dijumpai di sepanjang penyusupan lempeng atau sepanjang sesar geser mendatar
dan wilayah dengan gejala-gejala kompresi.
F. Persebaran Gunung Api di Indonesia
Busur
gunung-gunung api Indonesia rata-rata terbentuk dengan cara seperti ini. Gempa
bumi umumnya terjadi di kawasan ini karena lempengan benua. Gunung-gunung
berapi yang terbentuk dengan cara ini disebut gunung api andesit. Lava yang
dikeluarkan membentuk bebatuan yang disebut andesit. Gunung berapi andesit
sifatnya mudah meletus.
Di
Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80
buah. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas tiga barisan sebagai berikut:
1. Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan
sekitar Laut Banda;
2. Halmahera dan pulau-pulau sebelah
baratnya;
3. Sulawesi Utara, Sangihe, dan
Mindanao.
Ada
tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia
- Sistem
Sirkum Australia
Sistem
ini berasal dan Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Irian (Papua).
1) Dari Kepulauan Bismarck melalui
pegunungan tepi utara Papua sampai ke kepala burung menuju Halmahera.
2) Dari ekor Pulau Irian (Papua)
melalui bagian tengah sampai ke prgunungan Charleslois di sebelah barat.
- Sistem
Busur Tepi Asia
Sistem
ini dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan, dan Sulawesi.
1) Cabang pertama, dimulai dari Pulau
Luzon melalui Pulau Samar ke Mindanao dan Kepulauan Sulu ke Kalirnantan Utara.
2) Cabang kedua, dimulai dari pulau
Samar ke Mindanao dan Sangihe ke Sulawesi.
3) Cabang ketiga, dimulai dari Pulau
Luzon melalui Pulau Palawan ke Kalimantan Utara
- Sistem
Sunda
Sistem
ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke Kepulauan Banda di Maluku.
Panjangnya 7.000 km dan terdiri atas lima busur
1) Busur Banda berpusat di Banda.
2) Busur Kepulauan Nusa Tenggara
berpusat di Flores.
3) Busur Andaman Nicobar berpusat di
Mergui.
4) Busur Arakan Yoma berpusat di Shan
(Myanmar).
5) Busur Sumatra - Jawa, berpusat di
Anambas.
Sistem
Sunda terbagi atas dua busur, yaitu busur dalam vulkanis dan busur luar tidak
vulkanis yang terletak di bawah permukaan laut.
0 Response to "Makalah Tentang Sejarah Pembentukan Bumi"
Posting Komentar