Pengertian dan Jenis-Jenis Kalimat Majemuk (Contoh Makalah)
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KALIMAT MAJEMUK
A. Defenisi Kalimat Majemuk
Menurut Bambang dan Negoro, (1975:
52), bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk atas dua pola kalimat
atau lebih. Artinya kalimat itu memiliki dua subjek dan dua predikat.
Contoh: Usaha mereka berhasil, keduanya bersyukur kepada
Allah.
Selanjutnya Gorys Keraf, (1984:
167-168) menyatakan kalimat majemuk adalah penggabungan dari dua kalimat
tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru ini mengandung dua pola kalimat
atau lebih.
Contoh:
1.
Ayah menulis surat, ibu berdiri
disampingnya.
2.
Ayah menulis surat, sambil ibu
berdiri disampingnya.
Sedangkan, Ambari (1983: 156-157) menyatakan kalimat majemuk
adalah suatu bentuk kalimat luas, hasil penggabungan atau perluasan kalimat
tunggal sehingga membentuk satu atau lebih pola kalimat baru disamping pola
yang ada.
Contoh:
- Angin bertiup. Hujan turun.
- Angin bertiup, hujan pun turun.
Kalimat majemuk merupakan perluasan
kalimat tunggal yang membentuk satu atau lebih pola kalimat baru disamping pola
kalimat yang sudah ada. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua
kalimat tunggal atau lebih.
Contoh: Ketika adik tidur dan kakak sedang membaca buku,
ayah pergi ke kantor.
B. Jenis Kalimat Majemuk
Menurut Ramlan (1987), mengatakan
bahwa kalimat majemuk dapat dikelompokkan dalam empat jenis sebagai berikut:
- Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)
Menurut Ambari (1983: 156-157)
kalimat majemuk setara ialah kalimat gabung yang hubungan antara pola-pola
kalimat didalamnya seharkat atau sederajat.
Contoh:
a.
Ayah berangkat ke kantor. Ibu
pergi ke pasar.
Ayah berangkat ke kantor dan ibu pergi ke pasar.
b.
Ia pelajar paling pandai di
kelasnya. Ia disenangi teman-temannya.
Ia pelajar paling pandai di kelasnya, sebab itu disenangi
teman-temannya.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat
yang mempunyai dua klausa atau lebih yang berkedudukan setara. Tidak ada klausa
atau pola kalimat yang menduduki suatu fungsi pada kalimat yang lain. Jadi,
tidak ada yang menduduki anak kalimat.
Menurut Ramlan (1987) kalimat majemuk
setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antar unsur-unsurnya setara atau
sederajat. Kalimat majemuk setara terbagi tiga yaitu:
a.
Kalimat majemuk setara
penjumlahan, ditandai oleh sambungan dan, lalu,dan lagi. Contoh:
1.
Pikiran hanya tumbuh kalau
dipergunakan dan akan menjadi surut kalau dibiarkan menganggur.
2.
Dia rajin lagi pandai
b.
Kalimat majemuk setara
pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau.
Contoh: Dipukul atau ditampar sama saja sakitnya
c.
Kalimat majemuk setara
pertentangan, ditandai oleh kata penghubung tetapi dan melainkan. Contoh:
1.
Bukan Arif yang main drama itu,
tetapi Alam
2.
Menabung bukanlah untuk
memperkaya diri, melainkan untuk mmbiasakan diri hidup hemat.
2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah
kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan. Hal itu terjadi karena
kata-kata atau frase dalam bagian-bagian kalimat itu menduduki fungsi yang
sama. Proses perapatan dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu fungsi
kalimat yang sama itu.
a.
Kalimat majemuk rapatan subyek
Contoh:
Pak Bahrum guru olah raga
S P
Pak Bahrum, ketua pemuda
S P
Pak Bahrum, guru olah raga dan ketua pemuda
S P1
Konj. P2
b.
Kalimat majemuk rapatan
predikat
Contoh:
Asep bermain basket
S P Pel
Anto bermain basket
S P Pel
Asep dan
Anto bermain basket
S1 konj. S2 P
Pel
c.
Kalimat majemuk rapatan
keterangan
Contoh:
Dalam liburan nanti saya
akan pergi ke
Tasikmalaya
K1 S P K2
Dalam liburan nanti adik akan menengok nenek di
Ciamis
K1 S P K2
Dalam liburan nanti saya
akan pergi ke
Tasikmalaya sedangkan
K1 S P
K2 konj.
adik akan menengok nenek
di Ciamis
S
P O K3
3.
Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)
Menurut Ramlan (1987) kalimat majemuk
bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak
sederajat. Salah satu unsurnya ada yang
menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai anak kalimat. Bagian
kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat yang tidak mengalami
pergantian/ perubahan dinamai induk kalimat sedangkan bagian kalimat yang
majemuk yang berasal dari kalimat tunggal yang sudah mengalami
pergantian/perubahan dinamai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat antara
lain meliputi jenis-jenis sebagai berikut:
a.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan pengandaian yang ditandai oleh kata penghubung jika, seandainya, dan andaikata.
Contoh:
- Jika tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
- Seandainya engkau tidak hadir malam itu, kami tidak mendapat uang sedemikian banyak.
b.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan perbandingan ditandai oleh kata sambung ibarat, seperti, bagaikan,
daripada, dan laksana.
Contoh:
1.
Pak Bahrun menyayangi semua
keponakannya seperti dia menyayangi anak kandungnya.
2.
Lebih baik cepat lima menit di
sini, daripada terlambat sama sekali.
c.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan penyebaban ditandai oleh kata sambung sebab, karena, dan oleh karena.
Contoh:
- Borobudur tentu bukan nama resminya, sebab biasanya suatu bangunan mempunyai nama resmi yang diberikan maknanya dalam keagamaan.
- Dia tidak pergi ke sekolah karena sakit.
- Teori transformasi lahir oleh karena ketidak puasan para linguis muda terhadap teori struktural.
d.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan akibat, ditandai oleh kata sambung sehingga, sampai-sampai, dan
maka.
Contoh:
1.
Ia bekerja terlalu keras sehingga
jatuh sakit.
2.
Berjam-jam ia berjalan sampai-sampai
kakinya bengkak.
3.
Mengenai eksposisinya,
dibandingkan dengan museum-museum
Angkatan Perang yang telah saya lihat di Eropa Barat, maka apa
yang saya lihat di Beograd itu adalah
yang paling modern.
e.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan cara ditandai oleh kata sambung dengan.
Contoh: Kesebelasan Persib Bandung berhasil
mempertahankan kemenangannya dengan cara memperkokoh pertahanan mereka.
f.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan penjelasan ditandai kata sambung bahwa, dan yaitu. Contoh:
1.
Aku baru mengerti hari ini bahwa
Dina benar-benar menaruh perhatian kepadaku.
2.
Kebun itu telah disiangi ayah yaitu
dengan memangkas dan membuang pohon-pohon yang tumbuh disekitarnya.
g.
Kalimat majemuk bertingkat
hubungan waktu, ditandai kata sambung ketika, sewaktu dan semasa.
Contoh: Pekerjaan itu sudah selesai
ketika ayah datang dari kantor.
4.
Kalimat Majemuk Campuran
a.
Kalimat majemuk campuran adalah
gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Menurut Abdul
Chaer (1994:246) kalimat majemuk campuran adalah campuran dari kalimat majemuk
koordinatif (setara) dan kalimat majemuk bertingkat (subordinatif). Dalam
kalimat majemuk campuran, sekurang-kurangnya dibentuk tiga kalimat tunggal.
0 Response to "Pengertian dan Jenis-Jenis Kalimat Majemuk (Contoh Makalah)"
Posting Komentar