Aliran Pendidikan dan Implikasinya Terhadap Dunia Pendidikan
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
A. Aliran Klasik
Pada setiap aliran pendidikan
memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Untuk
memberikan gambaran yang lebih utuh, berikut ini yang termasuk dalam aliran
klasik adalah :
1.
Aliran Emperisme
Secara etimologis emperisme berasal
dari kata empiri yang berarti pengalaman. Pokok pikiran yang dikemukakan oleh
aliran ini menyatakan bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan
pembawaan yang berupa bakat tidak diakui.
Aliran ini dimotori oleh seorang
filosop berkebangsaan Inggris yang rasionalis bernama John Locke (1632-1704).
Teorinya yang terkenal dengan teori “Tabularasa” yang artinya meja berlapis
lilin yang belum ada tulisan di atasnya. Dengan kata lain seseorang dilahirkan
seperti kertas kosong yang belum ditulisi maka pendidikanlah yang akan
menulisnya. Aliran ini bertolak dari tockean tradition yang lebih mengutamakan
perkembangan manusia dari sisi empirik yang secara eksternal dapat diamati, dan
mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal (Umar Tirtarahardja, 2000: 194).
Perkembangan seseorang tergantung
pada pengaruh lingkungan atau pengalaman yang diperoleh dalam kehidupannya.
Oleh karena itu pendidikan memegang peran yang sangat penting sehingga
pendidikan memiliki kekuasaan dalam menentukan nasib anak. John Locke
menganjurkan agar pendidikan di sekolah dilaksanakan berdasarkan atas kemampuan
rasio dan bukan perasaan. Aliran ini meyakini bahwa dengan memberikan
pengalaman melalui didikan tertentu kepada anak, maka akan terwujudlah apa yang
diinginkan.
Menurut John Locke (dalam Blishen,
1970) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah :
a.
Pendidikanharus diberikan sejak
awal.
b.
Pembiasaan dan latihan lebih
penting dari pada peraturan perintah atau nasehat.
c.
Anak didik harus diamati dari
dekat untuk melihat :
-
Apa yang paling tepat bagi anak
itu sesuai dengan umurnya (tingkat perkembangan).
-
Hasrat-hasrat yang amat kuat.
-
Kecendrungan mengikuti orang
tua tanpa merusak semangat anak.
d.
Anak harus dianggap sebagai
makhluk nasional, dalam hal ini kepada anak harus diberikan alasan tentang
hal-hal yang di tuntut darinya.
e.
Pelajaran di sekolah jangan
sampai menjadi beban bagi anak, namun hendaknya menyenangkan bagi anak.
2.
Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari bahasa latin
yaitu “Natives” berarti terlahir. Aliran ini dipelopori oleh Sckophenhauuer
seorang filosof kebangsaan Jerman yang hidup dalam tahun 1788-1880). Menurut
pendapatnya pendidikan ialah membiarkan seseorang tumbuh berdasarkan pembawaannya.
Pembawaan yang dibawa sejak lahir ada yang baik dan ada yang buruk. Inti dari
aliran ini adalah bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari faktor
pembawaannya yang berupa bakat. Aliran ini memiliki pandangan bahwa orang yang
berbakat tidak baik akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk
menjadi baik, begitu pula sebaliknya.
Bagi aliran ini lingkungan sekitar
tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan, dan pendidikan tidak berpengaruh sama sekali terhadap
perkembangan seseorang. Pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan pembawaan
seseorang maka tidak akan ada gunanya. Aliran ini dikenal juga dengan aliran
pesimis dalam pendidikan.
3.
Aliran Naturalisme
Naturalisme berasal dari bahasa latin
“Nature” artinya alam tabiat dan pembawaan. Lahirnya aliran ini dipelopori oleh
J.J. Rousseau (1712-1778) yaitu seorang ahli filosof kebangsaan Prancis. Dalam
bukunya yang berjudul “Emile” JJ. Rousseau menyatakan bahwa anak yang
dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. anak menjadi rusak atau tidak baik
karena campur tangan manusia (masyarakat).
Ciri utama aliran ini adalah dalam
mendidik seseorang kembalilah kepada alam agar pembawaan seseorang yang baik
itu tidak rusak oleh pendidik. Aliran ini juga berpendapat bahwa pendidikan
hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan
sendirinya. Pendidikan sebaiknya diserahkan kepada alam. Oleh karena itu ciri
utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik seorang anak hendaknya dikembalikan
kepada alam agar pembawaan yang baik tersebut tidak dirusak oleh pendidik.
Untuk membimbing tingkah laku anak
buku tidak diperluan, yang penting adalah pengembangan alam atau lingkungan dan
berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya.
4.
Aliran Konvergensi
Konvergensi berasal dari bahasa
Inggris “Convergency” artinya pertemuan pada suatu titik. Aliran ini dipelopori
oleh William Stern (1871-1938). Aliran ini dikenal setelah kedua aliran
sebelumnya yakni empirisme dan nativisme tidak lagi memiliki pengikut. Inti
ajaran konvergensi adalah bahwa bakat, pembawaan dan lingkungan atau
pengalamanlah yang menentukan pembentukan pribadi seseorang. Dengan kata lain
pembawaan dan lingkungan mempengaruhi perkembangan seseorang.
William Stern berpendapat bahwa hasil
pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungannya, se akan-akan dua
garis yang menuju ke titik pertemuan sebagai berikut :
·
Pembawaan
Hasil Pendidikan
·
Lingkungan
Jadi menurut teori Konvergensi
pendidikan memiliki kemungkinan untuk dilaksanakan, dalam arti dijadikan
penolong kepada anak untuk mengembangkan potensi. Yang membatasi hasil
pendidikan adalah pembawaan dan lingkungannya. Sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan modern, aliran konvergensi dipandang lebih realistis, sehingga
banyak diikuti oleh para pakar pendidikan.
Dari keempat aliran di atas, aliran
yang cocok untuk dunia pendidikan adalah Konvergensi karena aliran ini mengakui
bakat, pembawaan dan lingkungan yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga
mereka mampu mengembangkan potensinya tanpa suatu halangan apapun.
0 Response to "Aliran Pendidikan dan Implikasinya Terhadap Dunia Pendidikan"
Posting Komentar