Cabang Cabang Filsafat
CABANG-CABANG FILSAFAT
1.
Meta Fisika
Semula digunakan untuk menunjukkan
karya-karya tertentu Aristoteles. Istilah “metafisika” berasal dari bahasa
Yunani “meta physika”, yang berarti hal-hal yang berada sesudah (dibalik)
fisika. Istilah tersebut dapat didefenisikan sebagai ilmu tentang segala
sesuatu secara mendalam atau sifat yang terdalam dari kenyataan (ultimate
nature).
Metafisika dibagi menjadi 2 cabang yaitu :
- Ontologi : membahas tentang sifat dasar dari kenyataan yang terdalam.
- Kosmologi : membahas tentang hakikat alam semesta sebagai suatu sistem yang teratur.
Persoalan-persoalan metafisika dapat dirinci menjadi 3
macam persoalan yaitu :
- Ontologi
Misalnya :
-
Apakah artinya hal yang ada?
-
Apakah sifat dasar dari hal
ada?
-
Bagaimana penggolongan dari hal
ada?
- Kosmologi
Misalnya :
-
Apakah ruang itu?
-
Apakah waktu itu?
-
Apakah jenis tata tertib yang
ada dalam alam semesta itu?
- Antropologi
Misalnya :
-
Apakah hakikat hubungan badan
dan jiwa tersebut?
-
Manusia itu bersifat bebas
ataukah tidak bebas?
-
Bagaimanakah hakikat perbedaan
makhluk hidup manusia dengan makhluk hidup lainnya?
Aliran-aliran dalam Metafisika
Cabang metafisika menimbulkan aliran-aliran filsafat
sebagai berikut :
1)
Segi Kualitas
Dipandang dari kuantitas yaitu berapa banyak susunan
kenyataan yang sedalam-dalamnya tersebut, maka aliran-aliran filsafat antara
lain :
-
Ada bersifat saling
berhubungan
-
Ada yang berdiri
sendiri
-
Ada yang merupakan
gabungan
a)
Monisme
Aliran filsafat yang menyatakan bahwa hanya ada satu
kenyataan yang terdalam (fundamental).
Kenyataan tersebut dapat berupa jiwa, materi, tuhan atau
substansi lainnya yang tidak dapat diketahui.
Tokoh-tokoh aliran monisme antara lain :
1.
Thales (625-545)
Menyatakan bahwa : kenyataan yang terdalam adlaah
substansi yaitu air.
2.
Anaximander (610-647)
Menyatakan bahwa : yang merupakan kenyataan yang
terdalam adalah opeiron. Opeiron yaitu : sesuatu hal yang tanpa batas, tidak
dapat ditentukan dan tidak mempunyai persamaan dengan salah satu benda di
dunia.
3.
Anaximenes (505-528)
Menyatakan bahwa : yang merupakan unsur kenyataan yang
sedalam-dalamnya adalah udara.
b)
Dualisme (Serba Dua)
Aliran yang menyatakan adanya dua substansi pokok yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri.
Tooh-tokoh aliran dualisme antara lain sebagai berikut :
1.
Plato (428-348 M)
Yang membedakan dua runia yaitu dunia indra dan dunia
intelek.
2.
Leibnia (1646-1716)
Yang membedakan dua dunia yaitu dunia sesungguhnya dan
dunia sebenarnya.
3.
Rene Debcartes (1596-1650)
Yang membedakan adanya substansi pemikiran dan substansi
perluasan.
4.
Immanuel Kant (1724-1804)
Yang membedakan adanya dunia hakiki (naumena) dan dunia
gejala (ekonomena).
c)
Pluralisme (Serba Ganda)
Aliran filsafat yang tidak mengakui adanya satu
substansi atau hanya dua substansi melainkan mengakui adanya banyak substansi.
Tokoh-tokoh pluralisme adalah sebagai berikut :
- Empedolales (490-430 SM)
Menyatakan bahwa : hakekat kenyataan terdiri atas empat
unsur yaitu udara, api, air, dan tanah.
- Anaxagoras (500-428 SM)
Menyatakan bahwa : (tidak terhitung banyaknya) sejumlah
sifat benda dan semuanya itu dikuasai oleh suatu mouse (yaitu zat yang paling
halus yang memiliki sifat pandai bergerak dan mengatur).
2)
Dari Segi Kualitas
Dipandang dari segi kualitasnya yaitu dipandang dari
segi sifatnya maka terdapat beberapa aliran filsafat sebagai berikut :
a)
Spiritualisme
Aliran filsafat yang menyatakan bahwa kenyataan yang
terdalam di alam semesta adalah roh.
Tokoh-tokoh alirannya adalah :
1.
Plato (430-340 SM)
Menyatakan bahwa : Idea atau cita adalah gambaran segala
benda, semua yang berada dalam dunia hanyalah merupakan penjelmaan atau
bayangan saja. Idea atau cita tersebut tidak dapat ditangkap indra (diserap)
tetapi dapat difikirkan.
2.
Leibnia (1646-1716) dengan
teorinya tentang “monade”
Suatu yang bersahaja, tidak menempati ruang, tidak
berbentuk, sifatnya yang terutama adalah gerak, menganggap dan berfikir.
b)
Materialisme
Aliran filsafat yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang
nyata kecuali materi pikiran dan kesadaran.
Hanya penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada
unsur-unsur fisis.
Yang dimaksud dengan materi : suatu hal yang kelihat,
dapat diraba, berbentuk dan menempati ruang.
Hal yang bersifat rohaniah seperti pikiran, jiwa,
keyakinan, rasa sedih dan senang tidak lain hanyalah ungkapan proses kebendaan.
Tokoh-tokoh aliran materialisme adalah sebagai berikut :
1.
Demokritos (460-370 SM)
Alam semesta tersusun atas atom-atom kecil, yang
mempunyai bentuk dan badan. Atom-atom ini mempunyai sifat yang sama,
perbedaannya hanya mengenai besar, bentuk dan letaknya. Menurutnya jiwa
tersebut juga terjadi dari atom, hanya atom jiwa atau itu lebih kecil, bulat
dan mudah bergerak.
2.
Thomas Hobbes (1588-1679)
Segala sesuatu yang terjadi di dunia merupakan gerak
dari materi, dalam hal ini termasuk juga pikiran, perasaan, semuanya adalah
gerak materi belaka. Karena segalanya terjadi dari materi, maka menurut Hobbes
filsafat sama dengan ilmu yang mempelajari materi.
3)
Dari Segi Proses
Dipandang dari segi prosesnya, kejadian maupun perubahannya,
maka terdapat aliran-aliran filsafat sebagai berikut :
a)
Mekanisme
Berasal dari bahasa Yunani “mechane” (mesin) menurut
aliran ini semua gejala atau peristiwa seluruhnya dapat diterangkan berdasarkan
asas-asas mekanis. Semua peristiwa adalah hasil dari materi yang bergerak dan
dapat diterangkan dengan hukum-hukumnya. Alam dianggapnya seperti mesin yang
fungsi keseluruhannya adalah ditentukan oleh bagiannya secara otomatis.
Tokoh-tokoh antara lain
1.
Leucippus dan Demokritus
(460-370 SM)
Alam dapat diterangkan berdasarkan atom-atom yang
bergerak dan kosong pandangan ini juga dianut oleh balileo (1564-1641).
2.
Republik Decartes (1596-1650)
Hakikat materi adalah perluasan (ektension) dan semua
gejala fisik dapat diterangkan dengan hukum-hukum mekanis.
b)
Telelogis (Serba Tujuan)
Aliran ini mengingkari hukum sebab akibat, tetapi
berpendirian bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah hukum sebab akibat
tetapi awal mulanya memang ada sesuatu kemauan, atau kekuatan yang mengarah
pada satu tujuan.
Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :
1.
Plato (428-348 SM)
Membedakan antara idea atau jiwa dengan materi di dalam
alam, idea yang berkuasa adalah tujuan (goal) adapun dalam alam materi yang
berlaku adalah hukum sebab-akibat.
2.
Aristoteles (384-322 SM)
Menurutnya untuk memahami kenyataan yang sesungguhnya
kita harus memahami adanya empat macam sebab, yaitu :
-
Sebab bahan (kausa materialis)
-
Sebab bentuk (kausa formalis)
-
Sebab kerja (kausa effisien)
-
Sebab tujuan (kausa finalis)
c)
Vitalisme
Menyatakan bahwa hidup tidak dapat dijelaskan secara
fisik-kimiawi karena berbeda dengan segala sesuatu yang tidak hidup.
1.
Hans Addf Eduard Driesch
(1867-1940)
Setiap organisme memiliki enthechy, yaitu dalam hidup
bekerja sesuatu asas khusus tersendiri, yang disebut asas hidup, yang menurut
“Driesch” adalah entelechy dan menurut Henri Bergson (1859-1941) adalah
“elanvital”.
2.
Epitesmologi
Berasal dari bahasa Yunani “episteme” (pengetahuan).
Secara umum epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat
pengetahuan manusia yaitu sumber, fakta dan kebenaran pengetahuan.
Terdapat 3 persoalan pokok dalam epistemologi yaitu :
a)
Apakah sumber-sumber
pengetahuan? Dan manakah pengetahuan yang benar itu datang?
b)
Apakah watak dari pengetahuan?
Adakah dunia yang real diluar akal dan kalau ada dapatkah kita mengetahui? Ini
adalah problem penampilan (appearance) terhadap realitas.
c)
Apakah pengetahuan kita itu
benar (valid)? Bagaimana kita membedakan kebenaran dan kekeliruan? Ini adalah
problem menguji kebenaran (verification).
Aliran-aliran dalam bidang pengetahuan adalah sebagai
berikut :
1)
Rasionalisme
Semua pengetahuan bersumber pada akal pikiran atau
ratio.
Tokoh-tokoh antara lain sebagai berikut :
a)
Rene Descartes (1596-1650)
Ia membedakan adanya 3 idea yaitu :
-
Innate, ideas (ide bawaan) yang
ada sejak lahir.
-
Adventitious idea yaitu ide
yang berasal dari luar manusia.
-
Idea-idea yang dihasilkan oleh
pikiran itu sendiri yaitu disebut “faktitious idea”.
b)
Spinoza (1632-1677)
c)
Leibnia (1646-1716)
2)
Empirisme
Aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia
diperoleh melalui pengalaman indra. Indra memperoleh pengalaman (kesan-kesan)
dari dalam empiris, selanjutnya kesan-kesan tersebu terkumpul dalam diri
manusia sehingga menjadi pengalaman.
Tokoh-tokoh Empirisme antara lain adalah :
a)
John Locke (1632-1704)
Menurutnya pengetahuan yang diperoleh dari luar dan
dalam.
b)
David Home (1711-1776)
Ang meneruskan tradisi empirisme.
3)
Realisme
Suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa objek-objek
yang kita serap lewat indra adalah nyata dalam diri objek tersebut. Objek-objek
tersebut tidak tergantung pada subjek yang mengetahui atau tidak pada pikiran
subjek.
Tokoh aliran realisme antara lain :
a)
Aristoteles (384-322 SM)
Realistas berada dalam benda-benda kongkrit atau dalam
proses-proses perkembangannya.
4)
Kritisme
Akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiris.
Kemudian akal menempatkan mengatur dan menerbitkan dalam bentuk-bentuk
pengamatan yakni ruang dan waktu.
Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan sedang
pengolahan akal merupakan pembentukannya.
Tokoh-tokohnya adalah :
a)
Immanuel Kant (1724-1804)
Mensintesakan antara rasionalisme dan empirisme.
5)
Positivisme
Positivisme dengan tokohnya “August Comte” yang memiliki
pandangan sebagai berikut : sejarah perkembangan pemikiran umat manusia dapat
dikelompokkan menjadi 3 tahap.
a)
Tahap I : Tahap Tedologis
Manusia percaya dengan pengetahuan atau pengenalan
mutlak. Manusia pada tahap ini masih dikuasai oleh takhayul-takhayul sehingga
subjek dengan objek tidak bisa dibedakan.
b)
Tahap II : Tahap Metafisis
Pemikiran manusia berusaha memahami dan memikirkan
kenyataan, akan tetapi belum mampu membuktikan dengan fakta.
c)
Tahap III : Tahap Positif
Yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukan
hukum-hukum dan saling berhubungan lewat fakta.
Maka pada tahap inilah pengetahuan manusia dapat
berkembang dan dibuktikan lewat fakta.
6)
Skeptisisme
Penyerapan indra adlaah bersifat menipu dan menyesatkan.
Namun, pada zaman modern berkembang menjadi skeptisme metodis (sistematis) yang
mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu pengetahuan diakui benar.
Tokoh-tokohnya adalah :
a)
Rene Descarte (1596-1650)
7)
Pragmatisme
Aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat
pengetahuan, namun mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna
dari pengetahuan tersebut. Dengan kata lain kebenaran pengetahuan hendaklah
dikaitkan dengan manfaat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan.
Tokoh-tokoh aliran pragmatisme adalah :
a)
C.S Pierce (1839-1914)
Yang terpenting adalah manfaat apa (pengaruh) yang dapat
dilakukan suatu pengetahuan dalam suatu rencana.
b)
William James (1820-1910)
Yang terpenting adalah ukuran kebenaran suatu hal yang
ditentukan oleh akibat praktisnya.
0 Response to "Cabang Cabang Filsafat"
Posting Komentar