MEMIMPIN DUNIA - Sifat Kekuatan Amerika Yang Berubah
BAGIAN I : KEKUASAAN DI MASA
LAMPAU
BAB I
PERALIHAN KEKUASAAN
Ø Kekuasaan
Kekuasaan sama halnya dengan cinta,
lebih mudah dialami daripada didefenisikan atau diukur. Kekuasaan adalah :
kemampuan untuk mencapai suatu maksud dan tujuan. Kamus memberitahukan kepada
kita bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dan untuk
mengendalikan orang lain. menurut Robert Dahl : mendevinisikan kekuasaan
sebagai kemampuan untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu dengan cara lain
tidak akan dilakukannya.
Devenisi mengenai perilaku kekuasaan
dapat bermanfaat bagi para ahli sejarah yang banyak mencurahkan waktu untuk
membuat rekonstruksi tentang masa lampau.
Sedangkan pimpinan politik pada
umumnya mendevenisikan kekuasaan sebagai memiliki sumber-sumber. Yang meliputi
populasi, teritorial, sumber-sumber alam, jangkauan ekonomi, kekuatan militer
dan stabilitas politik. diantaranya manfaat dari defenisi ini adalah membuat
kekuasaan tampak lebih konkrit dapat diukur dan dapat diprediksikan dari pada
defenisi mengenai perilaku. Kekuasaan ini mengenai perilaku. Kekuasaan dalam
makna ini berarti memiliki kemampuan besar untuk menguasaai keadaan dalam
percaturan internasional.
Ø Sumber-sumber Kekuasaan
Yang Berubah
Dalam menilai kekuatan internasional
faktor-faktor seperti teknologi, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi semakin
menjadi lebih penting. Sementara faktor-faktor geografi, populasi, dan
bahan-bahan mentah semakin kurang pentingnya.
Kennedy Waltz mempermasalahkan bahwa
pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 5% di Amerika Serikat selama 3 tahun akan
memberikan tambahan kekuatan yang lebih besar kepada Amerika Serikat. Richard
Rosecrance berpendapat bahwa sejak 1945 dunia dalam keadaan terkatung-katung.
Karna lebih murah biaya merampas wilayah negara lain daripada mengembangkan
alat-alat ekonomi dan perdagangan canggih.
Amerika Serikat dan Jepang saling
tergantung namun yang satu keadaan tergantungnya lebih kecil dari pada yang
lain. Maka asimetri ini merupakan sumber kekuatan.
Kemampuan untuk menetapkan
preferensi-preferensi cendrung dihubungkan dengan sumber-sumber kekuatan yang
tidak kelihatan seperti kebudayaan, ideologi, dan pranata-pranata.
Jika sebuah negara dapat
memperlihatkan memiliki kekuasaan dimata negara-negara lain, maka kemauan yang
dikehendaknya akan sedikit saja mendapatkan perlawanan, jika kebudayaan dan
ideologinya menarik, maka negara-negara lain akan lebih suka mencontohnya. Maka
kesimpulannya mempertanyakan apakah dunia akan memasuki era Jepang dalam
politik dunia?
Dalam kekuatan komando, kekuatan
ekonomi Jepang meningkat. Tapi Jepang tetap rapuh dalam segi bahan mentah dan
lemah secara relatif di segi militer. Dan dalam segi kebudayaan berorientasi
kepulauan, dan harus mengembangkan pranata-pranata internasional. Amerika
Serikat memiliki kebudayaan umum yang berlaku universal (universalistik popular
culture) meskipun faktor-faktor ini dapat berubah kemudian hari
Sumber-sumber kekuasaan tidak pernah
bersifat statis, maka sumber-sumber kekuasaan senantiasa berubah.
Ø Perimbangan Kekuasaan
Hubungan internasional sifatnya jauh
berbeda dengan ilmu pengetahuan esakta. Salah satu konsep yang paling bertahan
lama dan sering dipakai adalah perimbangan kekuasaan.
Pertimbangan kekuasaan merupakan
prediktor yang bermanfaat mengenai
bagaimana negara-negara harus berperilaku yaitu : negara-negara akan mengadakan
persekutuan dalam batas tertentu yang akan mencegah suatu negara mengembangkan
diri ke dalam kekuatan yang berlebih-lebihan.
Perimbangan kekuasaan memprediksikan
jika sebuah negara berkembang terlalu kuat, maka semua negara lainnya akan
bersekutu melawannya agar terhindar dari ancaman-ancaman yang akan mengancam
kemerdekaan mereka.
Ø Hegemoni Dalam Sejarah
Modern
Bilamana distribusi kekuasaan tidak
merata maka para pemimpin politik dan para teori menggunakan istilah-istilah
seperti imperium dan hegemoni.
Istilah hegemoni ini dipakai untuk
menunjukkan kepada berbagai perilaku yang berbeda dan tingkat-tingkat
pengendalian yang sifatnya lebih mengaburkan analisisnya dari pada membuatnya
lebih jelas.
Masalah penting lagi yang harus
dijawab dalam pemakaian istilah hegemoni. Pertama : hingga seberapa jauh
jangkauan pengendalian diri pemegang hegemmoni. Kedua : mengenai jenis
sumber-sumber kekuatan bagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan tingkah
pengendalian hegemoni. Apakah kekuatan militer itu perlu? Apakah sudah cukup
dengan memiliki sumber-sumber ekonomi yang berlebihan? Bagaimana bisa kedua
sumber kekuatan itu saling berhubungan? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
demikian itu akan banyak memberitahukan kepada kita tentang dunia dimasa akan
datang!
Ø Teori-teori Mengenai
Peralihan Hegemoni dan Stabilitas
Banyak ahli ilmu politik yang
memfokuskan perhatiannya pada kekuatan ekonomi pada sumber pengendalian
hegemoni. Beberapa diantaranya mendefenisikan hegemoni kekuatan ekonomi dalam
istilah sumber-sumber yaitu : pengawasan yang kuat terhadap bahan mentah,
sumber-sumber modal, pasar dan produksi barang-barang pemegang hegemoni ialah
sebuah negara yang mampu menetapkan ketentuan-ketentuan dan rencana-rencana
ekonomi di seluruh dunia.
Robert Gilpin, seorang ahli teori
terkemuka mengenai peralihan hegemoni, memandang Inggris dan Amerika telah
menciptakan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tata ekonomi liberal sebagai
pemegang hegemoni secara berturut-turut sejak revolusi industri beberapa ahli
ekonomi politik, menyatakan bahwa stabilitas ekonomi dunia memerlukan satu
stabilator. Dan bahwa periode-periode stabilator demikian itu terjadi bersamaan
waktu dengan periode-periode hegemoni.
Pax Britanica, periode-periode
Inggris dan AS cukup kuat untuk melaksanakan dan menciptakan
ketentuan-ketentuan tata ekonomi internasional liberal dalam abad 19 dan 20.
Maka kebanyakan ahli teori tentang
peralihan hegemoni cendrung membentuk sejarah berdasarkan teori-teori mereka
sendiri dengan memfokuskan pada sumber-sumber kekuatan tertentu dan mengabaikan
lain-lainnya.
BAB II
ANALOGI INGGRIS
Ø Seberapa Kuatkah Inggris
Raya?
Angkatan laut Inggris berada dalam
tingkatan urutan pertama. Mengenai jumlah kapal keuntungan Inggris dalam abad
ke 18 adalah mengenai kekuatan angkatan lautnya. Lokasi pulaunya yang
terlindung, sistem kredit dan pembiayaan umum lebih maju.
Menurut Kennedy, Inggris mendapatkan
keuntungan ekonomi dan geopolitik sesudah tahun 1815, yaitu masa membuatnya
berbeda dari negara lain.
Inggris secara relatif memiliki masa
yang tentram di bagian pertama separoh dari abad ke-19.
Hingga tahun 1890-an Inggris mampu
memelihara standar yang ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri Lord Castlereagh
tahun 1817, tentang angkatan laut yang menyamai dua gabungan armada berikutnya.
Produksinya yang berlebih-lebihan
dalam jumlah besar terjadi pada tahun 1880, tetapi terkejar oleh Amerika
Serikat tahun 1890 dan oleh Jerman pada awal abad ke-20. Tetapi Inggris
mempertahankan kepemimpinannya di perdagangan dunia sepanjang abad ke-19. Sesungguhnya AS
tidak mengungguli partisipasi Inggris dalam perdagangan dunia hingga setelah
Perang Dunia II.
Ø Mundurnya Kekuatan Inggris
Adiknya Brooks Adams menulis bahwa
sejak tahun 1890, diperoleh kesan bahwa Inggris telah kehilangan vitalitas,
bahwa fokus energi dan kekayaan sedang bergeser.
Perjuangan melawan Jerman selama tiga
puluh tahun telah mempercepat kemunduran Inggris. Agaknya terlalu mudah
bersesuaian pendapat dengan Woody Allen (dalam Filia Zelig) bahwa penjelasannya
mudah “Inggris memiliki dunia dan Jerman menginginkannya”.
Kekuatan Inggris secara relatif telah
mengarah pada kemunduran kerana berbagai faktor eksternal. Yaitu meluasnya
produksi di seluruh dunia telah menambah banyak pesaing baru di bidang ekonomi
dan militer. Dengan bertambah kuatnya Jerman berarti Inggris tidak lagi dengan
bebas dapat mengendalikan perimbangan kekuasaan. Munculnya nasionalisme, yang
ikut membantu mengubah kekuatan kerajaan dari suatu Aktiva menjadi Pasiva.
Sebab internal dari kemunduran
Inggris yaitu kegagalan untuk memelihara produktivitas industri Inggris.
Terutama dalam sektor-sektor baru dan sifat dan tingkat pendidikan.
Akhirnya Inggris menghadapi
masalah-masalah konversi kekuasaan proses politik dalam negerinya tidak
mengizinkan tranformasi sepenuhnya dari sumber-sumber kekuatan potensinya ke
dalam pengaruh yang efektif.
Inggris gagal melakukan investasi di
dalam kekuatan-kekuatan yang diperlukan untuk memelihara supremasi angkatan
laut secara global.
Ø Inggris dan Amerika
Berbagai Perbedaan Utama
Setidak-tidaknya terdapat 4 perbedaan
utama dalam posisi kekuatan Inggris zaman Viktoria dan Amerika Modern.
Perbedaan Pertama
Sumber-sumber kekuatan Inggris dalam
abad pertengahan tahun 1800-an yang sangat mengesankan adalah : kekuatan
angkatan laut, keuangan dan produksi manufaktur. Tapi Inggris tidak pernah
unggul dalam produktifitas terhadap bagian lain dunia.
Amerika Serikat tahun 1945 tidak
pernah demikian tergantung pada perdagangan luar negeri dan investasi. Seperti
halnya dengan Inggris abad ke-19.
Perbedaan Kedua
Bahwa Amerika Serikat merupakan
ekonomi skala kontinental tunggal yang kebal terhadap disintegrasi nasional
sejak 1865.
Dewasa ini jumlah impor Amerika 12%
dari GNP Inggris sebesar 25% dalam puncak kejayaan Inggris, hanya terdapat urutan
ke 3 dalam kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Perbedaan Ketiga
Terdapat perbedaan-perbedaan penting
antara daerah kekuasaan Inggris dan daerah-daerah pengaruh Amerika, orang-orang
Amerika lebih banyak pilihan mengenai tingkat tanggung jawab pertahanan dari
pada Inggris.
Terdapat beberapa tingkat kebebasan
bagi semua pihak tersebut. Perdagangan Amerika tidak demikian terseret ke
pasaran-pasaran yang sederhana.
Perbedaan Keempat
Terletak dalam tangan-tangan
geopolitik yang dihadapi oleh kedua negara tersebut.
BAB III
PERIMBANGAN KEKUASAAN
SESUDAH PERANG
Ø Perimbangan atau Hegemoni
Dalam tahun 1943 produksi
persenjataan AS tiga kali dari persenjataan Jerman, Inggris ataupun Unisoviet.
GNP Amerika maju dengan pesat sebesar
50%, pada akhir tahun 1950, ekonomi AS besarnya 3x ekonomi Unisoviet, 5x
ekonomi Inggris Raya, 10x ekonomi Jepang. Namun, para pemimpin politik pada
waktu itu tidak merasa bahwa AS berada dalam posisi dominan, sebaliknya mereka
melihat suatu dunia dimana Unisoviet dan AS memiliki kekuasaan yang seimbang
satu sama lain.
Ø Hilangnya Dampak PD II
Paul Kennedy mengatakan adanya dampak
yang dibuat-buat tentang PD II. Demikian juga dengan skala perdebatan antara
Inggris dan AS. Dengan hal-hal lain yang sama, maka ia percaya bahwa besarnya
wilayah geografis, populasi dan sumber-sumber alam menunjukkan bahwa Inggris
harus memiliki 3 atau 4 persen kekayaan dan kekuatan dunia, dan AS harus
memiliki 16 atau 18 persen kekayaan atau kekuatan dunia.
Kennedy mengatakan bahwa kita sedang
menyaksikan surutnya dari keadaan tiruan yang besar setelah PD II.
Ø Berbagai Kecendrungan
Dalam Sumber-sumber Kekuatan Ekonomi
Untuk memeriksa kecendrungan umum dan bukan
perubahan-perubahan kecil di dasarkan pada 3 ahli :
- Herbert Block : bahwa pada permulaan abad ke-20 Amerika Serikat menghasilkan hampir seperempat dari produk dunia.
- Simon Kuznets : AS menggambarkan perolehan 25,9% dari pendapatan dunia tahun 1938.
- Perkiraan dari Dewan Raya : AS menghasilkan produk dunia 23% tahun 1970-an.
Ø Berbagai Kecendrungan
Dalam Kekuatan Militer
Senjata nuklir dewasa ini merupakan bentuk akhir dari
kekuatan militer. Senjata nuklir merupakan ukuran bipolaritas yang paling
jelas.
5 Negara bersenjata Nuklir
-
AS, Unisoviet, Cina, Prancis,
dan Inggris
4 Negara yang dicurigai memiliki senjata Nuklir
-
Israel , Afrika Selatan , India , Pakistan
AS dalam akhir tahun 1950-an dan
hilangnya keunggulan nuklirnya tahun 1960-an terjadi sepanjang era yang
diperkirakan sebagai hegemoni Amerika.
Ø Berbagai Mitos Mengenai
Hegemoni Amerika
Suatu masalah dengan banyak gambaran
tentang Amerika sebagai pemegang hegemoni sesudah perang merupakan suatu fokus
pada aspek-aspek ekonomi dengan mengakibatkan dimensi-dimensi militer dan
keamanan. Namun kekuatan militer diperlukan untuk melindungi ekonomi politik
internasional dari serangan negara-negara yang
bersifat musuh.
Bipolaritas-eksistensi kekuatan
politik militer unisoviet sangat membatasi kekuatan Amerika. Komitmen Amerika
kepada sekutunya terbukti merupakan suatu sumber penting untuk seolah-olah
memperlemah negara-negara Eropa Barat secara paradok.
Riochard Cooper memperhatikan
sepanjang dua dasawarsa setelah perang terdapat sistem dua arah yang memelihara
pokok-pokok permasalahan ekonomi dan militer yang pada umumnya terpisah dalam
hubungan-hubungan hari ke hari antara Amerika Serikat dan sekutunya.
Perimbangan global dan tantangan
kekuatan Unisoviet, dalam periode di awal setelah perang dalam
negosiasi-negosiasi pinjam-sewa (lend-lease) Amerika menekankan Inggris agar
mendekolonikan dan menghapus tarif-tarif prefensi bagi koloninya.
Dengan berhasil AS menekan agar
Internasional Monetary Found (IMF) lebih disiplin dari pada yang dikehendaki
oleh Inggris dalam negosiasi pinjaman kepada Inggris, Amerika mengambil sikap
keras dan menekan konvertibilitas.
Akan tetapi menjelang tahun 1947, AS
mulai merasakan bukan saja merupakan kelemahan ekonomi Eropa tetapi juga
ancaman yang semakin bertambah dari ekspansi Unisoviet. Maka AS
berhenti bersikeras mengenai konvertibilitas.
Akhir dari hegemoni AS dan datangnya
multi polaritas, akan membawa kepada makin meningkatnya ketidak stabilan
ekonomi. Tetapi jika dilihat pada semua dimensi kekuatan periode sesudah perang,
kita menyadari bahwa Amerika Serikat tidak pernah memegang hegemoni sepenuhnya.
Ø Berbagai Keberhasilan dan
Kegagalan
Pada periode awal sesudah perang di
Amerika Serikat tampak beberapa keberhasilan yang mengesankan namun itu juga
ditandai oleh beberapa kegagalan besar di bidang militer, ekonomi dan
pokok-pokok masalah pranata. Tentu saja AS mendapat pengaruh dari keunggulan
ekonominya. AS gagal membentuk rezim untuk perluasan dagang dan perminyakan.
Tetapi mundur kembali kepada GATT, dalam perdagangan dan pengendalian
perusahaan swasta mengenai produksi minyak, dan perdagangan-perdagangan masih
baik untuk kepentingan-kepentingan Amerika.
Ø Pengaruh Militer
Keberhasilan sukar untuk dapat
diketahui dengan pasti. Karena kita tidak mengetahui apa yang hendak dilakukan
Unisoviet sesunggguhnya. Barang kali menggertak, atau melakukan sesuatu yang
ditakutkan oleh AS.
AS mempertimbangkan 3 cara untuk
memindahkan peluru kendali Unisoviet.
-
Menembaknya melalui serangan
udara.
-
Menghancurkan peluru kendali
melalui blokade angkatan laut.
-
Membelinya sebagai barang
dagangan.
Bentuk lainnya kekuatan militer
adalah intervensi AS sering melakukan intervensi sebagai pemegang hegemoni
regional dari Karbia sebelum PD II. Tetapi dalam beberapa kasus Amerika tidak
melakukan intervensi militer, atau dengan cara tanpa intervensi dengan
menggerakkan pengaruh militer dengan tepat disebut “Pasukan Tanpa Perang”.
Ø Sanksi-sanksi Ekonomi
Pandangan sekilas mengenai catatan
mengenai tingkah laku kekuatan AS diberikan dalam upaya untuk menerapkan
sanksi-sanksi ekonomi, ancaman-ancaman untuk keperluan menarik bea-bea
perdagangan atau hubungan-hubungan finansial.
Umumya sudah setua sejarah diplomatik
Gary Hufbauer dan Jefferedy Schoot meneliti 103 kasus mengenai sanksi-sanksi
ekonomi antara tahun 1914 dan tahun 1984. Berlawanan dengan kebijaksanaan
konvesional bahwa sanksi-sanksi ekonomi tidak pernah dapat dilaksanakan, mereka
mendapati sedikit diatas sepertiga dari kasus-kasus tersebut sanksi-sanksi
ekonomi setidaknya memberikan bantuan yang tarafnya sedang. Untuk
merealisasikan tujuan politik luar negeri.
Ø Pertimbangan Kekuasaan
Dalam Tahun 1990-an
Berdasarkan teori peralihan hegemoni
dan perluasan imperium. Akhirnya pegemang hegemoni tersebut digantikan oleh
penantang-penantang yang baru muncul. Yang barang kali lawan militernya atau
salah satu sekutunya dulu. AS tidak pernah menikmati suatu hegemoni umum
setelah perang. Dengan demikian, hegemoni selain tidak mungkin hilang juga di
peroleh kembali di masa yang akan datang. Dengan melihat pa yang akan terjadi,
kekuatan militer Unisoviet akan tetap bertahan berdasarkan investasi-investasi
dimasa lampau.
Distribusi sumber-sumber kekuatan
ekonomi memperlihatkan pola yang lebih rumit, yaitu munculnya Jepang.
Berdasarkan pada nilai Yen tertinggi, pada rata-rata nilai tukar resmi, Jepang
mendahului Unisoviet sebagai ekonomi terbesar kedua dunia. Selain
dimensi-dimensi yang dapat diukur dari kekuatan distribusi ada dimensi-dimensi
lainnya yang sukar diukur yaitu kebudayaan. Apabila kebudayaan suatu negara
menarik maka pihak lain akan merealisasikannya.
Contoh : Amerika mendapatkan
keuntungan dari bahasa Inggris.
BAGIAN II :
PENANTANG-PENANTANG BARU?
BAB IV
PENANTANG-PENANTANG YANG
KOMUNIAS
Unisoviet merupakan penantang terbesar bagi Amerika
Serikat dalam periode sesudah perang. Dalam sumber-sumber dasar. Uni Soviet
memiliki wilayah terbesar dan populasi terbanyak ketiga. Uni Soviet kaya akan
sumber-sumber alam, termasuk emas dan bahan-bahan strategis, dan menghasilkan
lebih banyak minyak dan gas dari pada Arab Saudi. Uni Soviet memiliki hampir
separuh dari senjata nuklir yang ada di dunia ini dan nomor satu dalam jumlah
personil militer. Sepanjang sebagian besar dari periode sesudah perang, Uni
Soviet telah memiliki produksi ekonomi dan industri yang kedua terbesar di
dunia. Investasinya di bidang riset ilmu pengetahuan dan perkembangan meningkat
hampir 8 persen per tahun dalam tahun 1960-an. Menjelang akhir dasawarsa
tersebut, riset Uni Soviet dan masyarakat yang dikembangkannya merupakan yang
terbesar di dunia dalam jumlah personil.
Ø Berbagai Indikasi
Kemunduran Uni Soviet
Masalah terbesarnya adalah bahwa para
perencana pusat Uni Soviet kekurangan fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan
langkah yang lebih maju mengenai perubahan teknologi dalam ekonomi berdasarkan
informasi masa kini. Mereka tidak mencapai kata sepakat mengenai
persyaratan-persyaratan revolusi industri ketiga.
Warisan politik Stalin justru
merupakan hambatan lainnya bagi Uni Soviet. Ekonominya berdasarkan informasi
memelurkan partisipasi secara luas. Para
pemimpin Uni Soviet enggan memelihara komputer personal yang tersebar luas dan
pemakaian secara bebas karena alasan-alasan politik. Dua statistik yang
sederhana memperlihatkan kerugian Uni Soviet dalam memperluas ekonomi informasi
tahun 1980-an, menjelang pertengahan dasawarsa, hanya terdapat 50.000 komputer
personal di Unisoviet (dibanding dengan 30 juta di Amerika Serikat).
Sebagai akibatnya, industri Uni
Soviet global tidak bersaing. Menurut pendapat ahli ekonomi Uni Soviet Nikolal
Schmelov, hanya 7 hingga 8 persen saja manufaktur Uni Soviet memenuhi standar
dunia.
Ilmu pengetahuan di Uni Soviet juga
telah mundur. Meskipun jumlah para pelaku riset di Uni Soviet lebih banyak
jumlahnya. Amerika Serikat untuk ilmu pengetahuan menilai ilmu pengetahuan dan
teknologi Amerika lebih unggul.
Ø Beberapa Prospek untuk
Masa Depan
Ketika Gorbachev mula-mula naik ke
jenjang kekuasaan pada tahun 1985, ia mengukuti langkah-langkah penasihatnya
Yuri Andropov dan mendapatkan keuntungan-keuntungan dalam produksi dengan
menekankan disiplin yang lebih kuat di dalam struktur yang ada. Tetapi
Gorbachev segera menyadari bahwa diperlukan desentralisasi dan restrukturisasi
yang lebih besar. Kepala GOSPLAN, badan perencana negara, memberikan komentar
pada konferensi pers tahun 1983, mendiskusikan perlunya reformasi Uni Soviet.
Reformasi harga diperlukan untuk
pasaran-pasaran untuk memainkan peran bimbinmgan dalam perubahan ekonomi.
Uni Soviet telah menjadi kekuatan
satu dimensi. Kekuatan militer Soviet akan tetap hebat mengenai nuklir maupun
konvensionalnya, seperti halnya suatu gletser yang tetap bergerak setelah salju
berhenti jatuh.
Disamping ekonomi mutakhir dan
masalah-masalah militer di kemudian hari, Uni Soviet harus memutuskan masalah
kohesi sosial dan nasionalisme.
Mengenai sumber-sumber kekuatan suatu
ideologi yang universalis, Uni Soviet tidak ditempatkan dengan tepat untuk
mendpatkan keuntungan dari lembaga-lembaga internasional sebagai suatu sumber
kekuatan. Gerakan Komunis internasional terpecah-pecah, dan Uni Soviet secara
resmi harus mengakui bahwa hubungan luar negeri tidak dapat lagi bersandar pada
pembagian kelas menjadi partai-partai Sosialis dan borjuis.
Singkatnya, dengan adanya
sumber-sumber dasar dan kekuatan militer mereka, akan merupakan suatu kesalahan
untuk mengabaikan Uni Soviet sebagai negara besar dalam abad kedua puluh satu.
Ø CINA
Beberapa ahli ekonomi berpendapat
bahwa statistik Cina yang resmi menilai lebih rendah tingkat perkembangan
ekonomi Cina. Dwight Perkins mengusulkan angka pada tahun 1985 sebesar $500
produk domestik kotor per kapita, yang mendekati dua kali lipat dari angka
resminya. Dengan memakai perkiraan yang lebih tinggi, Komisi Amerika Serikat
mengenai Strategi Jangka Panjang yang Terpadu (U.S. Commission on Integrated Long-Term
Strategy) memperkirakan produk nasional Cina kira-kira sebesar 40 persen produk
Uni Soviet dalam tahun 1980.
Perkiraan komisi tersebut mengenai
pertumbuhan ekonomi Cinta di masa mendatang lebih rendah dari pada prestasi
Cina baru-baru ini, namun itu masih bersofat kotroversial. Cina merupakan
kumpulan daerah-daerah semiotonomi dengan bahasa-bahasa dan kebudayaan yang
berbeda dan Cina akan tetap bekerja di bawah tekanan birokratis komunisme dalam
peralihan yang moderat.
Cina memiliki kenangan historis
kebesaran masa lalu dan memulai perkembangannya sesudah perang dengan
perdagangan yang cukup berkembang secara moderat. Cina memiliki dasar industri
yang sebanding dalam skala yang dimiliki Uni Soviet dan Jepang pada awal tahun
1960-an.
Cina menghadapi beberapa dilema yang
sama seperti Uni Soviet dalam melonggarkan hambatan-hambatan dari sistem
perencanaan terpusat. Tetapi para pemimpin Cina juga ragu-ragu dalam memberikan
kemungkinan pada implikasi-implikasi reformasi masa lalu yang logis agar dapat
direalisasikan.
Meskipun produksi pertanian kemudian
berjalan tidak lancar daam dasawarsa yang bersangkutan. Cina juga lebih
berhasil daripada Uni Soviet dalam membuka ekonominya kepada dunia luar dalam
tahun 1980-an. Cina menjadi anggota Bank Dunia, IMF, Bank Perkembangan Asia,
dan mengajukan diri untuk menjadi anggota GATT. Andil Cina dalam ekspor-ekspor
hasil produksi nasional.
Keberhasilan dengan reformasi ekonomi
akan sangat penting bagi kekuatan Cina dalam abad kedua puluh satu. Tetapi
reformasi menimbulkan dilema politik jika struktur kekuatan politiknya tetap
tidak berubah. Partai “ragu-ragu membiarkan ekonomi berkembang bebas dari
campur tangan partai pada semua tingkat dari sistem tersebut”.
Ø Sumber-sumber Kekuatan
Wilayahnya sedikit lebih luas dari
wilayah Amerika Serikat. Cina adalah sebuah negara di dunia yang memiliki populasi
terbanyak. Cina merupakan negara kelima terbesar dalam hasil manufaktur dalam
tahun 1980-an. Meskipun terdapat prestasi-prestasi yang ditargetkan secara
khusus mengenai senjata nuklir dan roklet, namun ilmu pengetahuan dan teknologi
Cina tertinggal satu atau dua dasawarsa dari standar dunia. Cina dapat mencapai
setengah tingkat GNP Amerika pada tahun 2010.
Politik ketahanan Cina bersandar
selama beberapa tahun pada gabungan dari dua ekstrem: (1) pencegahan nuklir
yang terbatas untuk mencegah serangan strategis dan (2) “perang rakyat” untuk
mencegah atau memukul mundur melalui mobilisasi massa .
Pasukan-pasukan Cina memperlihatkan
kemampuan regional yang jauh lebih besar dari pada kekuatan global. Angkatan
lautnya terutama tetap merupakan kekuatan pantai, delapan belas dari senjata
nuklir Cina yang mempunyai jangkauan global.
Mundurnya ideologi Cina dapat
menimbulkan masalah-masalah dalam kohesi nasional. Bangsa-bangsa sejumlah 50
juta merupakan masalah kecil dibanding dengan masalah yang dihadapi oleh Uni Soviet,
tetapi Cina memiliki tradisi regionalisme yang lama. Kerusuhan-kerusuhan telah
terjadi di Tibet .
Mao mendorong diadakannya swasembada lokal, dan penekanan yang baru kepada
zona-zona perkembangan pantai menimbulkan perselisihan mengenai distribusi pendapatan
antara provinsi daerah pantai dan pedalaman. Meskipun kekacauan-kekacauan
tersebut berkaitan dengan perkembangan ekonomi dan politik, namun suatu
nasionalisme yang mantap merupakan sumber kekuatan bagi Cina berlawanan dengan
situasi di Uni Soviet.
BAB V
PENANTANG-PENANTANG YANG
BERSEKUTU
Aliansi Eropa dan Jepang dengan Amerika Serikat terbukti
merupakan pertimbangan yang efektif terhadap kekuatan Uni Soviet yang bertambah
besar selama empat puluh tahun.
Ø Masyarakat Eropa
Sumber-sumber Eropa mengesankan.
Meskipun secara geografis hanya seperempat dari luas Amerika Serikat dalam
wilayah, Eropa memiliki populasi yang sebanding dengan populasi Amerika Serikat
dan dua kali populasi Jepang. Ekonomi Eropa lebih besar dari pada Jepang dan
hanya sedikit lebih kecil dari pada ekonomi Amerika Serikat. Selanjutnya, Eropa
memainkan peran yang lebih besar dalam perdagangan dunia. Angkatan bersenjata
dari dua belas negara Masyarakat Eropa sedikit lebih besar jumlahnya daripada
Amerika Serikat dan sepuluh kali lebih besar dari pada pasukan Jepang.
Kebudayaan Eropa telah lama menarik
bagian dunia lainnya. Orang-orang Eropa juga telah menjadi pelopor penting
dalam pranata-pranata internasional.
Ø Masalah-masalah Ekonomi
Sepanjang seperempat abad pertama
dari periode sesudah perang, Eropa berkembang pada tingkat yang cepat hampir 5
persen setiap tahun. Setelah tahun 1973 tingkat perkembangannya menjadi separuh
dan kemudian turun bahkan lebih lanjut dalam depresi awal tahun 1980-an. Eropa
telah mengkhususkan diri dalam produk-produk teknologi menengah yang
mendapatkan saingan yang semakin kuat dari produsen-produsen Asia .
“Di dalam industri-industri informasi yang menjadi tempat perkembangan industri
global, perusahaan-perusahan Eropa prestasinya jelek”.
Yang sama mencemaskan berlangsungnya
tingkat pengangguran yang tinggi adalah posisi Eropa yang sedang mundur dalam
teknologi tinggi. Sementara Eropa memiliki andil dalam ekspor yang secara
global paling besar. Menurut kata-kata Michel Albert dan James Ball, “kita
harus melihat kembali dalam sejarah untuk mengerti implikasi-implikasi
sterilitas yang tiba-tiba ini, mengenai kemunduran Eropa yang dramatis.
Pada tahun 1988, Jacques Delors,
presiden Sosialis Prancis dari Komisi Eropa, mengusulkan kepada Parlemen Eropa
bahwa tahun 1992 merupakan suatu langkah ke arah penciptaan “suatu embrio
pemerintahan Eropa”. Tetapi pandangannya berlawanan dengan pandangan Perdana
Menteri Inggris Margaret Thatcher. Sebagaimana Menteri Keuangannya Nigel Lawson
menjawab dalam tahun 1989.
Antara dua pandangan menentang ini
terletak suatu prospek pengikisan kedaulatan nasional yang perlahan-lahan.
Dalam pandangan The Economist,
“setiap orang yang mempertimbangkan pendekatan yang kurang dapat diteriam ini
untuk membangun Eropa memandang rendah pengikisan kedaulatan negara-negara MEE
(Masyarakat Ekonomi Eropa) telah melibarkan diri untuk menerimanya menjelang
tahun 1993”.
Sistem Moneter Eropa (SME) diresmikan
dalam tahun 1979, setelah kegagalan-kegagalan dalam koordinasi moneter pada awal
tahun 1970-an, namun itu tidak mencakup Inggris dan beberapa negara Eropa yang
lebih kecil. SME telah mendorong memberikan proteksi kepda anggota-anggotanya
terhadap beberapa fluktuasi yang lebih liar dari dolar dalam tahun 1980-an.
Ketika dihadapkan harus meninggalkan SME atau mengubah politik ekspansinya
sendiri, pemerintah Sosialis Prancis dengan sengaja memilih disiplin SME. Sejak
saat itu, konsultasi-konsultasi antarbankir pusat Eropa luar biasa meningkat.
Tentu saja, dunia luar Eropa akan
senantiasa berubah, dan beberapa perubahan demikian itu dapat memrakarsai
peningkatan persatuan Eropa secara dramatis.
Integrasi Eropa kemungkinan akan
berkembang berangsur-angsur dan bukan secara dramatis.
JEPANG
Ø Pertumbunan Kekuasaan
Jepang
Jepang berubah dari suatu masyarakat
tertutup, statis menjadi masyarakat ekonomi terbesar kedua di dunia. Menjelang
meletusnya Perang Dunia I, produksi industri Jepang sebesar 2,5 persen dari
produksi industri dunia, menjelang meletusnya Perang Dunia II, Jepang telah
mencapai 5 persen bagian serupa dalam beberapa hal dengan Prancis pada tahun
1914.
Pada tahun 1950, ekonomi Jepang
sepersepuluh besarnya ekonomi Amerika, tiga dasawarsa kemudian berkembang lebih
dari separuh besarnya ekonomi Amerika Serikat. Dalam tahun 1988, GNP per kapita
Jepang sebesar $ 19.200, diukur berdasarkan nilai kurs resmi, menggungguli
Amerika Serikat untuk pertama kalinya.
Jepang juga merupakan konstributor
terbesar kedua kepada anggaran Perserikatan Bangsa-Banmgsa dan kepada
International Monetary Fund (IMF). Jepang adalah investor langsung terbesar
keempat di Amerika Serikat, dan modal Jepang membiayai sepertiga defisit
anggaran Amerika Serikat. Dengan anggaran sebesar $30 miliar, pengeluaran
militer Jepang secara global berada dalam tingkat ketiga, mengungguli Inggris
dan Prancis. Dalam teknologi, Jepang secara kasar sama dengan Amerika Serikat,
tetapi lebih unggul di beberapa bidang teknologi manufaktur.
Ø Sumber-Sumber Kekuatan
Jepang
Dalam hal sumber-sumber dasar, Jepang
secara kasar luasnya sebesar negara bagian Kalifornia. Posisinya terdiri dari
pulau-pulau memberikan kemudahan pada masalah-masalah pertahanan, tetapi
kepulauan Jepang tidak kaya dalam sumber-sumber alam. Populasi Jepang sedikit
lebih besar dari separuh populasi Amerika Serikat, tetapi 95 persen orang
Jepang menyelesaikan sekolah menengah atas dibanding dengan Amerika Serikat
yang berjumlah 75 persen. Sebagian besar keberhasilan Jepang karena terjadinya
penggantian keterampilan manusia untuk mengimbangi kehilangannya atau sumber-sumber
alam.
Jepang tetap amat sangat tergantung
pada impor-impor bahan mentah dan mengekspor ke pasaran-pasaran yang lebih
banyak penduduknya.
Strategi negara perdagangan tersebut
telah sangat berhasil bagi Jepang. Tetapi, seperti apa yang dikemukakan oleh pejabat
tinggi Jepang, “tidak akan ada dunia bebas dan tidak ada sistem perdagangan
bebas jika Amerika Serikat tidak memeliharanya untuk kita”.
Tentu saja, strategi dapat berubah,
dan Jepang memiliki kemampuan ekonomi dan teknik untuk mengembangkan strategi penting
dan kekuatan konvensional di dalam satu dasawarsa.
Kekuatan ekonomi Jepang yang sudah
demikian berakat itu mengenankan. Orientasi jangka panjang para pemimpin
ekonominya, suatu penekanan pada kualitas, dan suatu pengetahuan terinci
mengenai pasaran telah mencetuskan pada periode Meiji di abad ke sembilan
belas. Hasilnya adalah suatu ekonomi yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi, tabungan yang tinggi, konsumsi yang lebih kecil, dan suatu ekspor
yang tida berimbang dengan negara-negara dunia lainnya.
Dari empat sikap politik ke arah
politik luar negeri Jepang, dua tetap lemah: nasionalisme sayap kanan dan
netralisme sayap kiri. Dari dua posisi tersebut yang bersaing untuk mendapatkan
posisi sentral, kelompok nasionalis memberikan tekanan yang terkuat pada posisi
nei-merkantilisme tradisional.
Masalah yang sangat penting mengenai
kekuatan Jepang di masa yang akan datang memfokuskan pada tiga sumber-sumber
kekuatannya yang kurang dapat diraba: kohesi nasional, kebudayaan universalis,
dan kemampuan untuk menggunakan pranata-pranata internasional. Dewasa ini,
Jepang merupakan kekuatan ekonomi satu dimensi. Jepang akan menghadapi sejumlah
masalah internal dan eksternal jika negara tersebut berusaha di masa yang akan
datang menstransformasikan kekuatan ekonomi ke dalam kekuatan militer. Tetapi,
Jepang akan mampu menangani dampak politik dari kekuatan ekonominya dengan
biaya yang jauh lebih rendah jika Jepang mengembangkan efektivitasnya dalam
pranata-pranata internasional perorangan dan umum.
Dalam hal kohesi, Jepang sungguh
homogen dan tidak ada yang harus dihadapi mengenai masalah-masalah nasionalisme
yang membatasi kekuasaan Masyarakat Eropa dan hingga taraf yang tidak besar.
Disisi lain dari masalah kohesi
nasional ini adalah keterisolasian kebudayaan Jepang. Kebudayaan sebuah negara
harus mempunyai relevansi dengan kebudayaan-kebudayaan lain.
Komisi Jepang memperdebatkan bahwa
internasionalisasi akan memerlukan (1) menghilangkan hambatan-hambatan pada
gerakan rakyat, seperti hambatan-hambatan yang kaku terhadap imigrasi, (2)
melepaskan mitos keunikan Jepang; (3) mendorong keanekaan dan kreativitas yang
lebih besar; (4) toleransi yang lebih besar mengenai sesuatu yang datang dari
luar; (5) gaya yang lebih logis dalam komunikasi-komunikasi pribadi.
BAGIAN III :
TANTANGAN-TANTANGAN BARU
BAB VI
TRANSFORMASI KEKUASAAN
Ø Saling Ketergantungan dan
Politik Yang Berubah
Amerika Serikat mungkin dapat
mempertahankan status adikuasanya dalam hal sumber-sumber tradisional. Kekuatan
tidak terletak dalam sumber-sumber tetapi dalam perubahan tingkah laku
negara-negara. Masalah yang kritis bagi masa datang Amerika Serikat bukan
apakah negara tersebut akan memulai pada abad berikutnya sebagai negara
adikuasa dengan suplai sumber-sumber yang terbesar, tetapi hingga seberapa
taraf negara tersebut akan mampu mengendalikan lingkungan politik dan mampu
menyuruh negara lain melakukan apa yang dikehendakinya.
Beberapa kecendrungan dalam politik
dunia menunjukkan. Masalahnya bagi Amerika Serikat akan menjadi berkurang mengenai
meningkatnya penantang dari negara yang lebih besar lainnya daripada penyebaran
kekuatan pada umumnya. Amerika Serikat abad dua puluh satu akan menghadapi
penantang-penantang baru.
Karena politik dunia menjadi lebih
rumit, kekuatan semua negara yanmg lebih besar untuk mencapai maksudnya akan
menjadi berkurang. Meskipun Amerika Serikat masih mempunyai pengaruh atas
negara-negara tertentu, Amerika Serikat memiliki jauh lebih sedikit pengaruh
atas sistem yang lebih rumit sebagai keseluruhan. Amerika Serikat tidak
sendirian. Semua negara akan harus menghadapi sifat politik dunia yang berubah
di masa yang akan datang.
Bahkan Hendry Kissinger, dengan
kepercayaannya yang sudah demikian amat berakar dalam politik perimbangan
kekuasaan klasik, menyatakan dalam tahun 1975 “kita sedang memasuki era baru.
Pola-pola internasional lama sedang runtuh…. Dunia telah menjadi saling
tergantung di bidang ekonomi, komunikasi, aspirasi-aspirasi kemanusiaan.
Ø Kontinuitas Versus
Perubahan
Tanggapan yang tepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam politik dunia dewasa ini tidak untuk mendiskreditkan politik
realisme tradisional dan keprihatinannya mengenai perimbangan kekuasaan
militer, tetapi untuk menyadari pembatasan-pembatasannya dan untuk melengkapi
dengan pengertian dari pendekatan liberal.
Dalam pandangan realis tradisional,
negara adalah satu-satunya pelaku penting dalam politik dunia dan hanya
beberapa negara besar saja sesungguhnya yang mempermasalahkan.
Karena para pelaku yang berubah dalam
politik dunia muncul tujuan-tujuan mereka yang berubah. Negara memberikan
prioritas kepada keamanan militer untuk mencegah ancaman-ancaman terhadap
kelangsungan hidup. Dewasa ini negara-negara harus mempertimbangkan
dimensi-dimensi keamanan yang baru.
Ancaman terhadap integritas wilayah
menuju ancaman-ancaman ekonomi dan ekologi. Misalnya, orang-orang Kanada dewasa
ini tidak takut bahwa pasukan Amerika Serikat akan membakar Toronto untuk kedua
kalinya (seperti dalam tahun 1813); mereka khawatir bahwa Toronto akan diprogram
menjadi kota yang terpencil dan terbelakang dengan komputer Texas.
Dewasa ini pokok-pokok masalah yang
berbeda dalam politik duna memiliki distribusi-distribusi kekuasaan yang
berbeda; yaitu, struktur-struktur kekuasaan yang berbeda. Kekuasaan militer,
khususnya pada tingkat nuklir, sebagian besar tetap bipolar dalam
distribusinya.
Ø Difusi Kekuatan
Negara-negara besar dewasa ini kurang
mampu menggunakan sumber-sumber kekuatan tradisional mereka untuk mencapai
tujuan-tujuan mereka jika dibandingkan dengan masa lalu. Lima kecendrungan telah membantu difusi
kekuatan ini: saling ketergantungan ekonomi, pelaku tradisional, nasionalisme
dalam negara-negara lemah, penyebaran teknologi, dan pokok-pokok masalah
politik yang berubah.
TINJAUAN KEMBALI ATAS
KEKUASAAN
Kekuasaan tingkah laku yang dipilih (ko-optif) membuat
orang lain ingin mengenai apa yang Anda inginkan, dan sumber-sumber kekuasaan
lunak, atraksi kebudayaan, ideologi, dan lembaga-lembaga internasional bukan
hal yang baru.
Ø Keberfungsian yang
Berkurang
Struktur politik dunia yang dipecah
menjadi bagian-bagian dalam pokok masalah yang berbeda-beda telah menyebabkan
sumber-sumber kekuasaan kurang berfungsi; yaitu kurang dapat dipindahkan dari
satu pokok masalah ke pokok masalah lainnya. Uang berfungsi, dalam hal ini uang
dapat dengan mudah ditukarkan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Kekuasaan selalu menjadi kurang berfungsi daripada uang, tetapi hal itu
sedemikian kurang hingga dewasa ini dibanding dengan periode-periode
sebelumnya.
Ø Mengurangi Paksaan
Dampak lainnya mengenai politik dunia
yang berubah adalah bahwa tingkah laku kekuasaan menjadi kurang memaksa,
setidak-tidaknya diantara negara-negara yang lebih besar. Spektrum pemaksaan
sekarang ini dalam sederetan alat kekuasaan dari nota-nota diplomatik ke
ancaman-ancaman ekonomi ke paksaan militer.
Manipulasi saling ketergantungan yang
disebabkan oleh kondisi-kondisi yang mutakhir juga lebih mahal.
Kekuasaan ko-optif adlaah kemampuan
suatu negara untuk membangun suatu situasi supaya negara-negara lain
mengembangkan preferensi-preferensi atau menetapkan kepentingan-kepentingan
mereka dengan cara-cara yang konsisten dengan negaranya sendiri. Amerika
Serikat lebih banyak memiliki kekuasaan ko-optif dibanding negara-negara lain
dalam sistem internasional.
Lembaga-lembaga internasional yang
penyelenggaraannya dibantu oleh Amerika Serikat tidak hanya mempengaruhi cara
negara-negara lain mengejar kepentingan-kepentingan mereka tetapi juga
bagaimana mereka memahami tingkah laku mereka sendiri dan menetapkan kepentingan-kepentingan
nasional mereka.
Kaum realis yang memfokuskan hanya
pada perimbangan sumber-sumber kekuatan yang keras akan kehilangan kekuatan
gagasan-gagasan transnasionalnya.
Ø Mengurangi yang Nyata
Sifat politik internasional yang
berubah juga telah menyebabkan sumber-sumber kekuatan yang tidak dapat
diraba-raba menjadi lebih lebih penting. Kohesi nasional, kebudayaan
universalis, dan pranta-pranata internasional mendapat arti penting tambahan.
Ketidaknyataan juga memberikan sifat khas aspek-aspek penting dari
sumber-sumber kekuatan ekonomi yang menggarisbawahi kekuasaan komando.
“Kekuasaan sedang menjurus ke arah ‘kaya informasi’ ke arah ‘kaya modal’,
Memang informasi yang membuka pintu memberi jalan masuk pada kredit, tidak
semata-mata membukakan pintu pada pemilihan dan akumulasi modal”.
Ø Kemampuan Mengubah
Kekuasaan
Beberapa negara lebih efisien dalam
mengubah kekuasaan daripada negara-negara lain. Sistem politik Amerika Serikat
memajukan kebebasan dengan mengorbankan efisiensi. Dalam ekonomi berdasarkan
informasi dewasa ini, yang memerlukan tanggapan yang tepat terhadap waktu
informasi yang baru, tidak efisiennya Amerika dalam mengubah kekuasaan dapat
menimbulkan biaya yang sangat mahal. Perubahan-perubahan di dalam negeri
seperti perbaikan pendidikan dan korporasi-korporasi yang kurang hirarkis akan
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan Amerika untuk memobilisasi
sumber-sumber kekuatannya.
Terdapat beberapa cara sehingga
Amerika Serikat dapat meningkatkan prospek-prospek untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Harus disederhanakan dalam menyeleksi tujuan-tujuannya dan dalam menetapkan
kepentingan-kepentingan nasionalnya. Amerika Serikat tidak akan pernah memiliki
sumber-sumber untuk mengendalikan negar-negara sedang berkembang seperti yang
dimiliki oleh nagara-negara besar pada
masa-masa awal.
BAB VII
TANTANGAN-TANTANGAN DALAM
NEGERI
SKLEROSIS EKONOMI :
KEMUNDURAN DALAM NEGERI
Amerika Serikat memiliki banyak masalah ekonomi.
Berdasarkan pada indeks yang disusun oleh Dewan Amerika mengenai Daya Saing (American
Council on Competitiveness), ekonomi Amerika Serikat sedang dalam keadaan
mundur. Jepang hampir menyamai keunggulan produktivitas mutlak Amerika.
Pada waktu yang sama ekonomi Amerika senantiasa memiliki
sejumlah kekuatan. Tingkat pertumbuhannya sebesar 2,6 persen sepanjang dua
dasawarsa terakhir cukup baik.
Olson menyatakan bahwa Jerman, Jepang, Prancis, dan
Italia yang “memulai dari semula” setelah tahun 1945, berkembang lebih cepat
dari pada Inggris dan Amerika Serikat yang kurang mendapatkan gangguan
menjelang Perang Dunia II.
Demikianlah, Amerika Serikat setelah Perang Dunia II
jatuh dari tingkat pertumbuhan puncak diantara negara-negara industri tidak
dapat dianggap disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat pertumbuhan
Amerika tetapi disebabkan oleh ledakan dan pertumbuhan ekonomi dalam negara-negara lain.
DAYA SAING
Tingkat-tingkat tabungan, kualitas pendidikan, dan pola
riset, pengembangan dan manufaktur pada saat ini tidak akan memenuhi
standar-standar yang meningkat dari Revolusi Industri ketiga, dimana
pengetahuan dan informasi memainkan peran yang kritis.
Tetapi agar tetap didepan, Amerika Serikat harus
meningkatkan produktivitasnya. Diantaranya, ini akan memerlukan peningkatan
tabungan dan investasi, pemakaian yang lebih baik sumber daya-sumber daya
manusia, meningkatkan praktik-praktik industri, dan teknologi baru.
Ø Riset dan Pengembangan
Amerika Serikat tidak lagi memiliki
keunggulan seperti yang dipegangnya dalam periode awal sesudah perang. Amerika
Serikat muncul sesudah Perang Dunia II sebagai satu-satunya negara yang
memiliki prasarana industri yang diperlukan untuk asimulasi dan komersialisasi
teknologi-teknologi baru yang cepat yang timbul karena riset dan pengembangan
masa perang dan karena usaha-usaha pengembangan intensif yang didorong oleh
Perang Dingin.
Amerika Serikat tetap secara
keseluruhan unggul dibidang sains, terbukti dari andilnya yang sangat besar
dalam kutipan-kutipan ilmiah.
Amerika Serikat juga unggul dalam
pengeluaran untuk keperluan riset. Dalam tahun 1970-an, Amerika Serikat
menurunkan pengeluaran-pengeluarannya untuk keperluan riset dan pengembangan
tetapi meningkatkannya kembali dalam tahun 1980-an.
Ø Pendidikan
Amerika Serikat mendapatkan hasil
yang tidak mencukupi mengenai investasinya dibidang pendidikan. Amerika Serikat
merasa mahal untuk menghamburkan 25 persen dari sumberdaya-sumberdaya
manusianya. Selanjutnya, prestasi para pelajar Amerika yang mampu menyelesaikan
sekolah menengah atas sangat berkurang: hanya 7 persen dari yang berumur 17
tahun dengan cukup disiapkan untuk sains tingkat universitas; 60 persen kurang
memiliki kemampuan membaca untuk mendapatkan dan menjelaskan informasi yang
rumit; dan 70 persen tidak dapat menulis surat yang memadai. Para pelajar
Amerika sungguh-sungguh tertinggal dari negara-negara lain di bidang sains dan
matematika juga; pada umur 14 tahun, para pelajar Amerika menduduki ranking 14
dari 17 negara di bidang pendidikan sains.
Ø Tabungan dan Pinjaman
Tingkat tabungan individu Amerika
Serikat yang telah dilaporkan mundur dari 9,7% dalam tahun 1970-an menjadi 6,7%
dalam tahun 1987. Dan investasi kotor-ah yang membawa peralatan modal baru yang
menjelma dalam teknologi baru menjadi proses produksi. Berbeda dengan
pengukuran-pengukuran konvensional. Pendidikan dan riset dan pengembangan dan
bukan konsumsi pada saat ini merupakan investasi untuk masa depan.
Barang-barang konsumsi yang tahan lama, dimana mobil merupakan komponen
terbesar.
SKLEROSIS POLITIK
Ø Kebudayaan Politik dan
Perubahan Kekuasaan
Pembuatan politik luar negeri Amerika
merupakan suatu proses yang terkenal kacau balau karena alasan-alasan yang
telah mengakar dalam kebudayaan politik dan lembaga-lembaga Amerika. Konstitusi
Amerika Serikat didasarkan pada pandangan liberal abad kedelapan belas bahwa
kekuatan yang terbaik dikendalikan tidak melalui sentralisasi atau sosialisasi
tetapi melalui fragmentasi dan penetralan pengawasan dan perimbangan (chech and
balance). Dalam politik luar negeri, Konstitusi menyelenggarakan undangan
terbuka kepada cabang-cabang eksekutif dan legislatif untuk memperebutkan
pengendalian.
Lembaga-lembaga Amerika Serikat tidak
hanya rumit, tetapi juga tertanam dalam kebudayaan politik tertentu yang
menekankan kepada pengecualian Amerika, moralisme, isolasi dan pemberian
keputusan yang cepat terhadap masalah-masalah. Seperti pada suatu ketika
diamati oleh Dexter Parkins, kebudayaan politik ini menjadikan politik luar
negeri Amerika Serikat secara unik moralistik dan merakyat. Disamping itu,
politik luar negeri Amerika cendrung
dalam keadaan terombang ambing antara sikap-sikap yang berorientasi ke dalam
dan keluar, antara pendekatan realistis dan moralistis, antara dominasi proses
eksekutif dan legislatif. Menurut James Schlesinger, politik luar negeri
Amerika Serikat “kurang memiliki kemantapan yang dikaitkan dengan negara-negara
besar”. Kurangnya kemantapan ini dianggap disebabkan oleh berbagai sebab.
Pejelasan kulturalnya menekankan kepada optimisme dan ketidaktahuan mengenai
suatu kebudayaan liberal yang terisolasi, yang secara berturut-turut menghadapi
dan menarik diri dari suatu realitas luar yang keras. Penjelasan kelembagaan
beralih kepada pluralisme dan pemisahan kekuasaan diabadikan dalam konstitusi
abad kedepalan belas, dengan daya tarik untuk memperebutkan pengendalian
politik luar negeri.
Amerika Serikat tetap menjauhkan diri
dari perimbangan kekuasaan dalam politik dunia, dilindungi oleh Lautan Atlantik
dan angkatan laut Inggris.
Ø Kepemimpinan Presiden
Kepemimpinan berarti menunjukkan
bahwa perekonomian Amerika Serikat dapat memberikan keamanan dalam negeri
maupun internasional jika orang-orang Amerika bersedia membiayainya. Tanpa
kepemimpinan demikian itu, kemampuan Amerika untuk mengubah kekuatan yang
potensial menjadi pengaruh aktual berkurang. Seorang pemimpin yang ingin
mempertahankan kekuatan Amerika pada pergantian abad harus mengikuti suatu
strategi yang membangun kembali basis-basis dalam negeri dari kekuatan Amerika
sementara juga menginvestasikan sumber-sumber untuk memelihara pengaruh
internasional.
BAB VIII
DUNIA DI MASA MENDATANG
DAN PILIHAN-PILIHAN AMERIKA
Ø Empat Visi Mengenai Masa
Depan
Meskipun adanya pengertian yang besar
bahwa dunia sedang berubah dan bahwa perlawanan bukan lagi merupakan suatu
strategi yang mencukupi, hanya sedikit saja ada kesepakatan mengenai visi yang
tepat tentang masa depan atau tentang strategi-strategi untuk menghadapi
kondisi baru yang akan mereka asumsikan. Beberapa prediksi dan preferensi
sering kali menjadi terjalin dalam visi-visi melwan. Empat visi utama mengenai
masa depan berbicara tentang bipolaritas, multipolaritas, blok-blok regionalm
dan polliarki. Meskipun tidak ada dari mereka yang mungkin dapat memberikan
gambaran yang benar mengenai masa depan, masing-masing telah memberikan
petunjuk-petunjuk penting.
Ø Kepentingan-kepentingan Amerika
dan Sebuah Strategi Baru
Suatu tanggapan yang bermusuhan atau
merintangi terhadap prakarsa-prakarsa Gorbachev dapat agak menghambat
pengikisan hipolaritas.
Amerika Serikat akan tetap mempunyai
kepentingan dalam keamanan Eropa karena beberapa alasan. Pertama, kehadiran
tetap dari raksasa militer seperti Uni Soviet menghadapkan dengan apa yang
dapat disebut sebagai ancaman eksistensial terhadap Eropa Barat. Karena
tujuan-tujuan Uni Soviet dapat berubah, hanya eksistensi kemampuan-kemampuan
militer yang demikian mengesankan dan perkiraan besarnya tidak dapat diabaikan.
Sementara integrasi Eropa pada akhirnya akan memberikan kemungkinan kepada
Eropa untuk berbuat lebih banyak untuk pertahanannya sendiri, jaminan Amerika
dapat dipercaya membantu untuk mengimbangi kekuatan Uni Soviet.
Strategi yang berhasil untuk
peralihan tersebut harus mengintegrasikan empat komponen : (1) memulihkan basis
kekuatan ekonomi dalam negeri menurut garis-garis; (2) memelihara perimbangan
geopolitik kekuatan militer; (3) mengatur suatu ekonomi internasional terbuka
yang memelihara tujuan keuntungan komparatif global tanpa mengorbankan
kepentingan-kepentingan dalam negeri jangka panjang; dan (4) mengembangkan
berbagai rezim multilateral dan lembaga-lembaga untuk mengorganisasi tindakan
bersama negara-negara untuk disesuaikan dengan agenda transnasional.
Ø Perimbangan Geopolitik
Amerika Serikat juga memiliki
kepentingan-kepentingan geopolitik dan pern itama untuk memainkan stabilitas
perimbangan kekuasaan di Pasifik. Dewasa ini, Amerika Serikat merupakan
satu-satunya negara yang mempunyai sumber-sumber ekonomi maupun militer utama
di wilayah tersebut. Negara-negara Asia
lainnya mengehendaki kehadiran tugas keamanan Amerika secara tetap karena
mereka merasa takut akan remiliterisasi Jepang. Akan tetapi, konsensus politik
dalam negeri di Jepang, dewasa ini menentang untuk mengadakan militerisasi
politiknya. Pandangan yang berlaku adalah bahwa Jepang tidak harus mempunyai
aspirasi guna menggantikan Amerika Serikat tetapi harus bekerja rapat dengannya
sebagai “wakil presiden” dalam sistem internasional. Kepentingan-kepentingan
Amerika Serikat dalam stabilitas perimbangan Asia
dan dalam memperoleh bantuan Jepang mengenai pokok masalah transnasional
sebaiknya dilakukan dengan meneruskan aliansi dan kehadirannya untuk tugas
keamanan di wilayah tersebut.
Ø Suatu Ekonomi
Internasional Yang Terbuka
Amerika Serikat tidak ingin
membiarkan pemerintah-pemerintah asing memberikan subsidi dan menargetkan
industri-industri penting, yang merusak mereka satu persatu dan membuat
perekonomiannya Amerika Serikat kelihatan seperti keju Swiss. Persaingan luar
negeri merupakan penangkal yang efektif terhadap pengaturan-pengaturan dalam
negeri yang menyenangkan dan melemahkan tenaga yang disebut sebagai sklerosis ekonomi.
Argumen yang klasik untuk perdagangan
bebas tidak didasarkan pada resiprositas. Ketika Inggris menghapuskan tarif
undang-undang jagungnya pada tahun 1846, Inggris melakukannya secara
unilateral.
Untung sekali, perdagangan bukan
merupakan satu-satunya dimensi dari suatu ekonomi internasional yang terbuka.
Perdagangan global tahunan dewasa ini secara kasar sebesar $2 triliun merupakan
bagian kecil arus finansial setiap tahun melintasi perbatasan nasional.
Sedikit saja terdapat bukti
sistematik yang mendukung perasaan takut. Sebaliknya, investasi asing langsung
dalam pabrik-pabrik atau tanah memberikan sandra yang nyata dalam yurisdiksi
pemerintahan Amerika, dan suatu identitas asing merupakan pertanggungjawaban
yang nyata dalam perjuangan para pelaku lobi. Demikianlah, mempertahankan sikap
terbuka ke arah investasi asing akan merupakan aspek penting untuk memelihara
ekonomi yang terbuka.
Ø Lembaga-lembaga Untuk
Mengatur Saling Ketergantungan
Memelihara ekonomi internasional yang
terbuka akan memerlukan perhatian lebih besar kepada lembaga-lembaga untuk
mengelola saling ketergantungan ekonomi, komponen strategi akhir untuk
peralihan saling ketergantungan.
Sepanjang tahun 1980-an, orang-orang
Amerika secara tepat membuat kesimpulan bahwa keunggulan berarti bertindak
secara unilateral, seperti Bank Dunia dan IMF.
Stabilitas finansial memerlukan
intervensi IMF, yang karena sumber-sumber administrasinya, dalam suatu
pergeseran politik selanjutnya meyakinkan Kongres untuk meningkatkan jumlah
dananya. Para perencana pemerintah menjadi
lebih mempunyai kepentingan dalam peran koordinasi darurat dari Badan Energi
Internasional (International Energy Agency/IEA) di Paris. Demikian juga, AIDS
meningkatkan kepentingan Amerika dalam Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) di Jenewa.
Perjanjian Non-Proliferasi
(Non-Proliferation Treaty/NPT), dibuka untuk ditanda tangani pada tahun 1968,
dan Badan Energi Atom Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN
International Atomic Energy Agency/IAEA), yang dibuat pada tahun 1957,
merupakan bagian dari alasan bahwa senjata nuklir telah meluas demikian lambat.
Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan (General Agreement on Tariffs
and Trade = GATT) tidak membiarkan liberalisme dalam perdagangan menjadi lemah
karena tekanan-tekanan kesukaran ekonomi dan perubahan-perubahan yang cepat
dalam keuntungan yang komparatif.
Manfaat ketiga dari rezim-rezim
internasional adalah bahwa mereka mempermudah diplomasi dengan membantu
negara-negara berar tetap memiliki kepentingan yang banyak jumlahnya dan
beraneka ragam dengan tidak menghambat satu terhadap lainnya.
Pendeknya, rezim-rezim internasional
akan menjadi komponen visi strategi Amerika yang sangat penting untuk peralihan
ke saling ketergantungan. Berdasarkan keadaan-keadaan demikian, Amerika Serikat
harus berpegang pada kekuatan lembaga untuk mengorganisasikan tindakan-tindakan
bersama untuk menghadapi saling ketergantungan.
0 Response to "MEMIMPIN DUNIA - Sifat Kekuatan Amerika Yang Berubah"
Posting Komentar