Implementasi Proses Motorik Dalam Terjadinya Gerak
IMPLEMENTASI PROSES
MOTORIK DALAM TERJADINYA GERAK
GERAK DAN MANUSIA
Gerak adalah : Merupakan sesuatu yang vital dan mempunyai
nilai yang sangat strategis bagi manusia dalam kehidupannya.
Dikatakan vital, karena melalui gerak manusia dapat
mengatasi berbagai persoalan dalam hidupnya. Gerak dikatakan mempunyai nilai
yang strategis bagi manusia, karena gerak dapat berfungsi sebagai alat
komunikasi yang handal.
A. Fungsi Gerak
1.
Fungsi Produktif
Fungsi produktif maksudnya adalah,
bahwa melalui geraknya manusia dapat membuat, menciptakan atau memproduksi
sesuatu.
Misalnya :
-
Melalui gerak manusia dapat
menyusun materi ataupun benda-benda untuk membangun sesuatu.
2.
Fungsi Komunikasi
Maksudnya adalah, bahwa melalui
geraknya manusia dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan manusia lain.
Contoh :
-
Bahasa dan isyarat.
-
Pantomin
3.
Fungsi Explorasi
Melalui gerak, manusia dapat
menyelidiki keadaan ataupun yang ada dilingkungannya, termasuk dirinya sendiri.
Misalnya :
-
Melalui gerak berenang, manusia
dapat mengetahui derasnya air sungai.
4.
Fungsi Adaptasi
Fungsi adaptif maksudnya adalah, melalui
geraknya manusia dapat menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang ada
dilingkungannya.
Misalnya :
-
Untuk menyeberangi sungai,
manusia dapat mengatur dan menyesuaikan geraknya untuk melawan arus sungai.
5.
Fungsi Personal
Maksudnya adalah, bahwa melalui
geraknya manusia dapat mengalami sendiri suatu pengalaman, atau melalui
geraknya manusia dapat meyakinkan dirinya terhadap sesuatu.
Misalnya :
-
Proses kelelahan yang dialami
tubuh setelah berolahraga dan bekerja.
6.
Fungsi Expresi
Melalui gerak, manusia dapat
mengekspresikan atau mengungkapkan perasaannya.
Misalnya :
-
Gerakan membanting raket tenis
sebagai ungkapan rasa kesal dalam bermain.
7.
Fungsi Komparasi
Melalui gerak, manusia dapat
membandingkan dirinya dengan orang lain.
Misalnya :
-
Gerak-gerak dalam perlombaan
olahraga.
8.
Fungsi Ritual
Fungsi ritual maksudnya, melalui
gerak manusia dapat melaksanakan hal-hal yang bersifat ritual.
Misalnya :
-
Tari-tarian atau
gerakan-gerakan yang bertujuan untuk pemujaan.
B. Pengertian Gerak dan
Motorik
1.
Pengertian Gerak
Dalam ilmu fisika, gerak diartikan
sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari satu posisi ke posisi lain
yang dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu.
Di dalam belajar motorik, pengertian
gerak tidak hanya dilihat dari perubahan tempat, posisi dan kecepatan tubuh
manusia melakukan aksi-aksi motorik dalam olahraga, tetapi gerak juga dilihat
atau diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses
motorik. Penampilan yang nyata maksudnya adalah gerak sebagai sesuatu yang
diamati. Sedangkan motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan
merupakan penyebab terjadinya gerak.
2.
Pengertian Motorik
Motorik dapat diartikan, sebagai
suatu rangkaian peristiwa laten yang tidak dapat diamati dari luar.
Proses Terjadinya Gerak
Gerak-gerak yang dilakukan manusia, baik sebagai tujuan,
media, proses, maupun sebagai perilaku, merupakan suatu fenomena yang unik dan
kompleks. Pembahasan tentang fenomena tersebut, hanya dari sudut suatu disiplin
ilmu, memiliki kemampuan terbatas. Oleh karenanya, untuk menjelaskan proses
terjadinya, dibutuhkan pengingtegrasian berbagai disiplin ilmu pengetahuan
seperti psikologi, anatomi, fisiologi. Suatu teori yang relevan untuk
menjelaskan proses terjadinya gerak sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan
karena ilmu pengetahuandan pemahaman terhadap proses terjadinya gerak, akan
dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap berbagai keperluan yang
berkaitan dengan gerak, misalnya untuk mengendalikan dan mengembangkan proses
pembelajaran keterampilan, seperti dalam penguasaan keterampilan gerak.
Pada hakekatnya manusia dibangun oleh empat komponen
dasar, yaitu : kognitif, afektif, dan emosional. Keempat komponen dasar ini,
dalam penampilan gerak saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Oleh
karenanya dikatakan bahwa gerak merupakan implementasi interaksi keempat
komponen tersebut yang diwujudkan dalam bentuk nyata, yaitu gerak.
Teori KIBERNETIK, merupakan salah satu teori yang
relevan untuk menjelaskan proses terjadinya gerak (aksi-aksi motorik). Teori
Kibernetik dikembangkan dengan bantuan berbagai disiplin ilmu pengetahuan,
antara lain : biologi, psikologi, fisiologi, dan ilmu komunikasi, bahkan ilmu
matematik. Pengintegrasian berbagai disiplin ilmu pengetahuan tersebut, dalam
mengkaji aksi-aksi motorik (gerak), telah memberikan konstribusi yang cukup
besar dalam mengungkapkan berbagai misteri aksi-aksi motorik manusia. Dari
hasil telusuran literatur yang berkaitan dengan teori kibernetik, dapat
ditemukan beberapa konsep dasar.
1.
Manusia bukanlah makhluk yang
pasif dalam menentukan suatu respon-respon. Manusia adalah penentu dan
pengendali dari respon-respon yang ditampilkan. Konsep ini dipertegas dari
pengertian kata kibernetik itu sendiri. Kata KIBERNETIK berasal dari bahasa
laten “KYBERNETES” yang artinya : nahkoda kapal. Maksudnya adalah manusia
merupakan penentu dan pengendali proses dan arah tingkah laku yang ditampilkan
(perilaku gerak). (Singer RN. 1986: 108)
2.
Manusia, merupakan suatu sistem
pengaturan dan pengendalian informasi. (Bandingkan, Reder, 11, 1985: 38-43).
3.
Teori Kibernetik, menerangkan
tingkah laku dan aksi-aksi motorik manusia sebagai suatu model interne yang
dinamis, dimana tingkah laku tergantung pada flexibelitas dan kemampuan
adaptasi reaksi. Dalam hal ini otak manusia menempati hirarki tertinggi sebagai
pengatur dan pengendali segala aktivitas organismus dalam pelaksanaan aksi-aksi
motorik. (Singer, RN, 1986: 110).
4.
Pengaturan dan pengendalian
aksi-aksi motorik dimungkinkan, karena adanya sistem informasi umpan balik secara
berkelanjutan, terutama umpan balik propriseptif yaitu umpan balik yang datang
dari reseptor, terutama kinestetik, yang langsung memberikan informasi kepusat
susunan syaraf. (Bandingkan SINGER, RN. 1985 : 108, MEINEL, 1976: dan Baunmann,
1984: 129).
5.
Teori Kibernetik, memandang
manusia sebagai suatu sistem informasi. Artinya, dalam menampilkan suatu
respon, manusia aktif dalam menerima dan mengolah informasi secara interne,
yaitu pengolahan informasi secara psikis. Hal ini dimungkinkan, karena manusia
memiliki sistem informasi itu sendiri, yaitu alat-alat reseptor dan sistem
persyarafan.
Teori kibernetik, memandang manusia tidak hanya sebagai
organismus yang aktif dalam menerima dan mengolah informasi, melainkan juga
mampu melakukan reproduksi dari ingatan-ingatan dan pengalaman-pengalaman yang
telah dimilikinya, serta mampu melakukan koreksi-koreksi terhadap aksi-aksi
motorik yang dilakukannya (Bandingkan : MEINEL, 1976: 65, RN SINGER, 1985: 127,
BAUMANN, 1984: 129)
Adanya kemampuan manusia untuk memproduksi kembali
ingatan dan pengalaman, dimungkinkan karena manusia sebagai suatu sistem
informasi memiliki suatu konstalasi penyimpanan ingatan dan pengalaman yang
pada suatu saat siap diaktifkan kembali. (ADAMS, dalam Singer, RN, 1985: 113),
mengemukakan bahwa : dari aksi-aksi motorik yang telah dilaksanakan diduga
meninggalkan jejak atau bekas yang disimpan pada salah satu konstalasi ingatan
di otak, yang pada suatu waktu bisa diaktifkan dan direproduksi kembali. Aspek
yang demikian, disebut dengan ingatan motorik. Selain berfungsi sebagai
LAID-BILD (gambaran yang dijadikan pedoman), ingatan motorik, juga berfungsi
sebagai bahan banding bagi individu untuk memodefikasi aksi-aksi motorik
berikutnya.
Teori kibernetik yang dibangun melalui pengembangan
prinsip-prinsip teori pemerosesan informasi dan komunikasi.
Skema sederhana tentang proses terjadinya gerak menurut
teori Kibernetik. Secara umum skema diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Stimulus yang diartikan sebagai informasi, merupakan input bagi sistem
pemerosesan informasi. Informasi tersebut diteriam oleh alat-alat indera (mata,
telinga, kulit, otot, dan alat keseimbangan yang ada pada bagian dalam
telinga). Dalam belajar gerak, yang dimaksudkan dengan informasi adalah
penjelasan-penjelasan tentang tugas-tugas gerakan yang dilakukan, bagaimana
melakukannya faktor-faktor apa yang harus diperhatikan, dan sebagainya.
Informasi ini dapat disajikan melalui bahasa verbal maupun non verbal, seperti
film-film dan gambar-gambar. Setelah informasi diterima oleh alat reseptor,
informasi tersebut diteruskan ke pusat susunan syaraf. Pada konstalasi ini,
terjadi proses pengolahan informasi meliputi : pemberian arti atau makna,
pengambilan pengertian terhadap informasi tersebut, menemukan alternatif respon
dan pengambilan keputusan tentang respon atau aksi-aksi motorik yang akan
ditampilkan. Dalam proses analisis ini maka pengalaman-pengalaman masa lalu
(ingatan aksi-aksi motorik) turut berperan aktif, terutama sebagai bahan
banding atau pertimbangan dalam menentukan respon yang akan ditampilkan.
Analisis dan pengolahan informasi, menghasilkan alternatif respon. Setelah itu
individu yang bersangkutan sampai pada tahap pengambilan keputusan tentang
respon yang akan ditampilkan.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa belajar gera menurut teori
kibernetik, sangat ditentukan oleh kemampuan kognitif terutama dalam proses
analisis informasi dan analisis terhadap kemungkinan respon. Dalam hal ini,
terjadi proses kakulasi. Ketepatan analisis informasi, akan menggiring pada
ketepatan pengambilan keputusan. Ketepatan analisis dan ketepatan pengambilan
keputusan, akan dapat dilihat pada beberapa jauh deviasi atau penyimpangan
terjadi pada unjuk kerja motorik.
Setelah mengambil keputusan tentang bentuk-bentuk aksi
motorik yang akan ditampilkan, proses berikutnya adalah proses fisiologi, yaitu
pemberian impuls tenaga ke alat gerak. Hasilnya adalah gerak atau aksi-aksi
motorikyang ditampilkan sebagai respon.
Skema yang digambarkan di atas, belumlah merupakan skema
lengkap dari teori kibernetik, karena belum menggambarkan secara lengkap dan
rinci mekanisme pemerosesan informasi.
Inti dari teori kibernetik terletak pada mekanisme
pengolahan informasi secara berkelanjutan yang tidak hanya terbatas pada
pengolahan informasi yang menyangkut tentang pelaksanaan gerakan, tetapi
meliputi pengolahan informasi tentang jalannya suatu gerakan yang telah
diprogramkan sebelumnya. Penerimaan dan pengolahan informasi tentang jalannya
suatu gerakan dikenal dengan istilah feed back, yang merupakan inti dari teori
kibernetik.
Berdasarkan umpan balik inilah, kemungkinan terjadinya
proses-proses pengendalian dan pengaturan terhadap gerakan-gerakan yang
dilaksanakan. Melalui umpan balik inilah individu yang melaksanakan gerakan
mengetahui apakah gerakan-gerakan yang dilakukan tersebut sesuai dengan apa
yang telah diprogramkan atau terjadi penyimpangan (kesalahan) dari apa yang
telah diprogramkan.
Pengendalian yang dimaksud disini adalah proses-proses
pengaturan pemberian impuls tenaga yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pelaksanaan gerakan berdasarkan perintah dari otak yang dibawa oleh syaraf
afferent ke sistem alat gerak. Proses-proses pengendalian ini selalu berpedoman
pada perencanaan gerakan yang diprogramkan.
Sedangkan pengaturan, adalah proses-proses pengaturan
kembali atau memodifikasi kembali jalannya suatu gerakan yang selalu berpedoman
pada program gerakan.
Proses-proses pengaturan ini hanya mungkin terjadi bila
adanya umpan balik yang diterima oleh alat-alat reseptor yang disampaikan oleh
syaraf afferent ke otak, sehingga pada susunan syaraf pusat terjadi
proses-proses perbandingan antara apa yang harus didapat (sollwert) dan apa
yang terjadi atau yang sudah dicapai (iswert). Bila perbandingan antara apa
yang harus dicapai dengan apa yang terjadi terdapat perbedaan yang besar,
berarti terjadi penyimpangan-penyimpangan yang besar antara rencana gerakan
yang sudah diprogramkan. Sebaliknya, semakin kecil perbedaan perbandingan
antara apa yang harus dicapai dengan apa yang sudah dicapai, berarti semakin
baik realisasi rencana gerakan yang sudah diprogramkan. Dengan kata lain
semakin kecil (sedikit kesalahan-kesalahan yang terajdi dalam realisasi
gerakan). Dalam hal ini dapat diartikan bahwa proses-proses pengendalian dan
pengaturan, adalah proses-proses yang terjadi dalam pelaksanaan gerakan dalam
rangka merealisasikan rencana gerakan yang sudah diprogramkan secara optimal.
Perlu ditekankan disini bahwa berarti tidak akan terjadi perubahan-perubahan
program gerakan yang sudah diprogramkan sebelum pelaksanaan gerakan.
Perobahan-perobahan itu bisa saja terjadi pada saat gerakan sedang berlangsung
dan itu terjadi bila diperlukan.
Didalam belajar gerak dikenal dua jalur informasi untuk
umpan balik yaitu umpan balik yang datang dari luar individu dan umpan balik
yang datang dari dalam (SINGER, 1986: 125, MEINEL, 1975: 73, BAUNMANN, 1984:
130). Umpan balik yang datang dari luar misalnya informasi-informasi ataupun
koreksi-koreksi yang diberikan oleh guru pelatih atau teman mengenai jalannya
suatu gerakan. Organ reseptor yang menerima umpan balik ataupun informasi yang
datang dari luar adalah : mata (optik), telinga (akustik) dan kulit (taktil).
Jalur informasi umpan balik yang kedua, yaitu umpan balik yang datang dari
dalam individu itu sendiri yang diterima oleg organ-organ reseptor otot
(Kinasthetik), dan organ keseimbangan yang ada pada bagian dalam telinga
(statico dynamisator).
Struktur Dasar Gerak dan
Indikator Gerak
Struktur dasar gerak dapat diartikan sebagai susunan
dari suatu gerakan. Susunan dasar dalam hal ini adalah susunan yang selalu ada
dalam pelaksanaan suatu gerakan, contoh seorang yang sedang berjalan tidak
langsung melangkahkan kakinya untuk berjalan, tetapi didahului mungkin oleh
gerakan ayunan tangan atau gerakan kepala.
Suatu struktur dasar gerak adalah fase-fase gerak yang
selalu setiap kali pelaksanaan suatu gerak, fase awal disebut juga dengan fase
persiapan. Persiapan tersebut meliputi pengoptimalisasian dan pengkoordinasian
kekuatan, kecepatan, dan percepatan. Bila persiapan fase awal tidak dapat
dioptimalkan, maka pemecahan tugas gerakan pada fase utama tidak akan tercapai
secara optimal. Fase akhir adalah dimana dilakukannya pengembalian seluruh
keseimbangan tubuh setelah pelaksanaan fase utama. Sebagai contoh lompat jauh.
Indikator-indikator gerak yang dapat dilihat dan diamati ketika lompat jauh
adalah :
1.
Ketepatan dan keseuaian
pemakaian waktu, ruang dan pemberian impuls kekuatan pada otot untuk setiap
pelaksanaan gerak.
2.
Ketepatan dan kesesuaian
pemberian impuls kekuatan pada otot yang bekerja dapat dilihat dari adanya
gerakan yang berlebihan atau berkurang, keadaan keseimbangan tubuh dan
gerakan-gerakan yang tersendat atau tidak lancar.
Indikator-indikator gerak yang tidak sempurna ketika lompat jauh
adalah :
1.
Terjadinya kelebihan gerakan
yang tidak diperlukan yang mengakibatkan terganggunya transfer impuls tenaga
untuk gerakan berikutnya.
2.
Kelebihan gerak tersebut
diakibatkan oleh impuls tenaga yang diberikan terlalu besar dari yang
dibutuhkan, akibatnya terganggu keseimbangan tubuh.
imflementasi gerak referensi bukunya apa yach,,,,?
BalasHapus