Geomorfologi Jawa Timur
GEOMORFOLOGI JAWA TIMUR
-
Pegunungan Kapur Utara
Terletak di sebelah Timur garis Semarang
– Jogjakarta
terdiri dari beberapa jalur sejajar.
-
Di Utara gunung Muria atau
massif Muriah (1602 m) yang berbatuan andesite, dan vulkan Lasen (806 m)
berbatuan andesite tidak sama dengan vulkan Jawa. Pada zaman Holosin gunung
Muria merupakan sebuah pulau kemudian oleh dataran alluvial
Semarang-Demak-Kudus-Pati-Juwono-Rembang dihubungkan dengan Jawa, oleh karena
pengendapan dari Kali Tuntang, Kali Serang pantai bertambah dekat Demak 30 cm
tiap tahun.
-
Distrik bukit-bukit Rembang
terdiri dari sejumlah peguinungan yang arahnya Timur-Barat.
Bukit-bukit Rembang itu dipisahkan dari pegunungan
Kendeng oleh sebuah jalur synklinal, disebut zone Randublatung letaknya
membujur dari Semarang melalui
Purwodadi-Randublatung-Ngimbang-Cepu-Bojonegoro terus ke Wonokromo dekat Surabaya .
Pegunungan Kendeng atau antiklinorium Kendeng ialah
lanjutan dari rangkaian pegunungan Serayu Utara Jawa Tengah. Di sebelah Selatan
Semarang
panjangnya 250 Km dan lebarnya 40 Km serta menyempit ke arah Timur sampai 20
Km, tingginya + 500 m.
Bagian Timur lebarnya maximum 30 Km di dekat vulkan
kecil Pandan (897 m) yang menembus lapisan tertiair pada ujung Selatan. Dari
sini ke arah Timur pegunungan Kendeng panjang dan lebarnya berkurang, didekat
Mojokerto antiklinal menghilang maka dari sini hanyalah merupakan sebuah
endapan alluvial dari delta Brantas dan dua pegunungan dari antiklinal yang
lebarnya 10 Km mencapai selat Madura dekat Surabaya .
Diantara pegunungan Kendeng dan pegunungan Selatan Jawa
Timur terjadi zone depreso yang keadaan fisiologis tektonisnya sama dengan zone
Bandung .
Depresi yang memanjang di Jawa Timur ini sebagian terusu dan tertutup oleh
sederetan gunung-gunung api muda dan dapat dibagi lagi menjadi tiga jalur yang
sejajar sub zone Ngawi, zone Solo dan zone Blitar.
Sub zone Ngawi ialah depresi sinklinal yang membatasi
pegunungan Kendeng pada sisi Selatannya dan dimulai dekat Simo serta dapat
dianggap sebagai kelanjutan zone Serayu di Jawa Tengah, yang dapat dilanjutkan
melalui Irogen dan Ngawi sampai Jombang dan disitu berhubungan dengan dataran
alluvial dari delta Brantas.
Zone Solo dibentuk oleh sederetan vulkan kwarter besar
dengan dataran-dataran antar pegunungan yang dimulai dengan Sundoro (3135 m)
dan Sumbing (3371 m) di Jawa Tengah.
Sungai Brantas adalah sungai yang kedua panjangnya di
Jawa sesudah Bengawan Solo. Mata airnya dari lereng Selatan Anjasmoro, yang
mengalir ke Selatan melalui dataran Malang dan membelok dengan nyata ke arah
Barat di dekat Kepanjen setelah membelok ke Barat + 70 Km terus mengalir
ke Utara dekat Tulang Agung sampai mencapai zone Kendeng yang sebagian tertutup
oleh endapan alluvialnya di daerah Lembang dan Mojokerto. Lumpur sungai Brantas
1,3 Kb tiap m3 sehingga terjadi pemindahan garis pantai sebesar meter tiap tahun di muara sungai Brantas
dan 9-15 m di dekat sungai Porong. Pada zaman dahulu (abad ke 10) muara sungai
Brantas masih berupa estuarium yang lebar serta merupakan sebuah pelabuhan alam
yang baik.
Zub zone di bagian Selatan dibatasi oleh Pegunungan
Selatan dari Jawa Timur. Pegunungan Selatan di Jawa Timur pada umumnya
merupakan blok yang terangkat dan miring ke laut. Lebar maksimum pegunungan
Selatan ini di sebelah Selatan Surakarta 55 Km, sedangkan di sebelah Selatan
Blitar hanya 25 Km.
0 Response to "Geomorfologi Jawa Timur"
Posting Komentar