Unsur-unsur yang Mendukung Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif (Selalu Ingin Maju)
1.
Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas adalah perilaku yang
ditunjukkan seseorang dalam bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan
sesuatu yang baik dengan dilandasi hati yang tulus dan merasa tanpa ada beban
dalam menyelesaikannya. Mereka yang bekerja dengan penuh keikhlasan hati banyak
didasari oleh cara berpikir mereka yang positif. Para
wirausahawan yang demikian tidak mengutamakan mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya pada saat awal memulai menjalankan usahanya, tetapi mereka
lebih mementingkan kepuasan batinnya dalam memilih bdang usaha tersebut.
Masalah uang atau materi bukan menjadi prioritas urutan pertama yang memotivasi
mereka dalam bekerja, melainkan kebutuhan untuk berprestasilah yang lebih
mendorong mereka dalam bekerja.
Hal lain yang dapat mendorong
seseorang bekerja secara ikhlas adalah karena pemilihan bidang usaha atau
bisnis yang sesuai dengan hobi dan kesenangan wirausahawan itu sendiri.
Sehingga hobi kesenangan wirausahawan itu sendiri. Sehingga hobi atau
kesenangannya itulah yang menjadi perangsang untuk menyelesaikan pekerjaannya
dengan sebaik-baiknya dan penuh keikhlasan dalam memberikan pelayanan kepada para
konsumennya dengan terus berusaha menciptakan produk yang berkualitas tinggi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa alasan-alasan yang mendorong seseorang untuk bekerja ikhlas antara lain
sebagai berikut :
- Cara berpikir wirausahawan yang positif
- Kebutuhan untuk berprestasi dalam bekerja
- Pemilihan bidang uisaha yang cocok dengan hobi/kesenangan wirausahawan.
- Memberikan pelayanan yang terbaik pada pada konsumen.
Bekerja dengan keikhlasan akan
membawa kemajuan hidup seseorang dalam bidang pekerjaan atau bisnis apapun
juga, karena pada intinya bekerja dengan ikhlas adalah bekerja dengan cara
berbuat yang terbaik untuk masyarakat luas maupun untuk dirinya sendiri di masa
depan. Karena setiap perbuatan yang kita lakukan sekarang akan kita nikmati
hasilnya di masa depan.
2.
Kerja Mawas Diri Dari Rasa Emosional
Kerja mawas diri dari rasa emosional
artinya bekerja tanpa pengaruh oleh perasaan maupun kemarahan yang sedang
melanda jiwa kita. Misalnya, tidak tepat jika menggunakan pelanggan atau
konsumen kita sebagai sasaran pelampiasan rasa marah kita, meskipun emosi kita
sedang meluap-luap. Kemudian pada saat itu datang konsumen yang sangat sulit
dilayani atau mungkin tipe konsumen yang emosional pula. Wirausahawan tidak
boleh terpancing emosinya dan melayani bertengakr dengan konsumen meskipun
perilaku mereka kadang-kadang sangat menyebalkan. Sikap dan perilaku mawas diri
yang harus kita kedepankan disini rasa emosional yang besar harus dapat kita
kalahkan, karena dengan kesabaran dan mawas diri inilah kita akan mendapatkan
kemenangan sebagai wirausahawan.
Wirausahawan juga harus dapat
membedakan urusan pribadi dengan urusan perusahaan, jangan sampai kemarahan
yang berasal dari rumah ikut mempengaruhi kinerja di perusahaan. Wirausahawan
yang ingin sukses harus mawas diri dalam arti lebih mengenal kepribadiannya
sendiri terutama yang berkaitan dengan kelemahan-kelemahan maupun kekurangan
yang dia miliki dan harus dikurangi sedikit demi sedikit kemudian berusaha
untuk mengubah menjadi hal-hal positif dan menjadi kelebihan untuk pribadinya.
Adapun sifat negatif atau kelemahan
yang harus dikurangi atau dihilangkan dari kepribadian wirausahawan adalah
sebagai berikut :
- Terlalu berani dalam berwirausaha tanpa memperhitungkan risiko.
- Cepat merasa puas diri.
- Cepat putus asa.
- Kurang bertanggungjawab.
- Bersikap sombong jika mendapat keberhasilan.
- Merasa lebih pintar dari pada orang lain.
- Sangat pemalu dan pendiam.
- Kurang bergaul.
- Terlalu yakin akan keberhasilan dalam usaha.
- Memaksakan kehendak sendiri.
Seorang pemimpin harus memiliki sikap, antara lain
sebaga berikut
- Bertingkah laku sebagai pemimpin.
- Suka bergaul dengan orang lain.
- Siap menerima saran-saran dan kritik.
Menurut Zimmere, karakteristik wirausaha yang berhasil
karena bekerja secara prestatif adalah :
- Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya.
- Mau bertanggung jawab.
- Keinginan bertanggung jawab ini, erat hubungannya dengan mempertahankan minat kewirausahaan dalam dirinya.
- Peluang untuk mencapai obsesi.
- Toleransi untuk mencapai risiko keseimbangan dan ketidakpastian.
- Yakin pada dirinya
- Kreatif dan fleksibel.
- Ingin memperoleh balikan dengan segera.
- Energik untuk lebih unggul.
- Motivasi untuk lebih unggul.
- Berorientasi ke masa depan.
- Mau belajar dari kegagalan.
- Kemampuan memimpin.
3.
Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah pandai
memperhitungkan risiko, mampu melihat peluang dan dapat mencari solusi,
sehingga mencapai keberhasilan. Wirausahawan yang bekerja dengan cerdas dalam
menjalankan usahanya selain menggunakan model berupa benda fisik juga pasti
menggunakan modal abstrak. Faktor-faktornya adalah sebagai berikut.
- Pikiran
Pikiran dapat digunakan untuk menghasilkan gagasan.
Gagasan tersebut dapat menghasilkan barang ataupun jasa yang dapat memakmurkan
kehidupan manusia. Pusat pemikiran manusia ada di otak. Jika otak digunakan
untuk berpikir postif, maka akan menguntungkan si pemikirnya maupun orang lain.
Wirausahawan harus menggunakan modal karunia Tuhan yang paling berguna ini untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
- Pendidikan dan Pengalaman
Wirausahawan yang cerdas dalam bekerja dapat
memanfaatkan pendidikan dan pengalamannya sebagai modal menjalankan usahanya.
Meskipun pendidikan tidak selalu menjadi jaminan kesuksesan wirausahawan,
tetapi pendidikan yang cukup akan banyak menolong orang berpikir ilmiah,
analisis dan logis. Sedangkan pengalaman sudah pasti merupakan modal penting
untuk berwirausaha. Karena pengalaman adalah guru yang paling berharga bagi
kesuksesan seseorang. Semakin lama orang berkecimpung pada bidang yang sama
maka dia akan semakin mahir dan berpengalaman pada bidang tersebut.
- Waktu
Waktu juga merupakan modal yang sangat berharga,
terutama dalam menentukan laju dan efisiensi usaha seseorang yang maupun wirausahawan.
Apakah waktu yang berharga akan dibiarkan berlalu begitu saja? Apakah kita
ingin merugi ataukah ingin menggunakan waktu seefisien mungkin? Karena waktu
itu sangat terbatas, yaitu harganya 24 jam dalam satu hari, sementara masalah
atau hal-hal yang harus ditangani atau diselesaikan sangat banyak, maka
wirausahawan harus menetapkan sistem prioritas. Waktu harus benar-benar dapat
dimanfaatkan untuk pekerjaan yang produktif karena hanya dengan cara itu
seseorang/wirausahawan akan dapat mengabdi dan beribadah dengan baik. Hal
penting yang berkaitan dengan waktu adalah kesempatan dan efisiensi.
- Perbuatan Baik
Perbuatan baik harus disadari oleh para wirausahawan
atau siapapun yang ingin sukses sebagai modal bagi masa depannya. Berbuat baik
mengandung berbagai pengertian diantaranya, baik hati, dermawan, suka menolong,
adil, berjiwa besar, sikap terpuji, dan lain-lain.
Wirausahawan yang bekerja dengan cerdas menyadari bahwa
tiap perbuatan atau aksi seseorang akan menimbulkan tanggapan orang lain. Oleh
karena itu, tiap perbuatan yang dilakukannya untuk konsumen, relasi bisnis
maupun pada siapapun harus diikuti oleh niat, keinginan, dan tujuan yang akan
menguntungkan untuk masa depan usahanya sekaligus untuk beribadah.
4.
Kerja Keras
Kerja keras adalah bekerja dengan
menunjukkan sikap bagaikan orang yang gila kerja (workalholic). Dengan
perjuangan yang besar dan kegigihannya, wirausahawan ini selalu bersemangat dan
tak kenal lelah untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Perilaku kerja keras ini harus dimiliki oleh setiap wirausahawan. Disamping
itu, disiplin dan banyaknya berdoa dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Menurut Murphy dan Peck, untuk
mencapai sukses dalam karir seseorang, harus dimulai dengan kerja keras.
Setelah itu baru diikuti dengan mencapai tujuan dengan orang lain, penampilan
yang baik, keyakinan diri, membuat keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan
pandai berkomunikasi.
Wirausahawan yang suka bekerja keras
pada umumnya juga sangat pandai memanfaatkan waktu, meskipun kadang-kadang
waktu yang dimilikinya itu sangat terbatas. Mereka umumnya sangat efisien dalam
menggunakan waktu. Dalam waktu yang sempit, mereka sanggup bekerja dengan
produktif. Seperti pepatah Inggris time is money yang banyak diadopsi oleh
berbagai bangsa di dunia. Dari pepatah tersebut menunjukkan betapa besarnya
mereka menghargai waktu untuk bekerja keras dan menghasilkan uang. Sedangkan
pepatah Jawab yang berbunyi alon-alon waton kelakon sepertinya sudah sangat
usang untuk diterapkan di negeri kita yang sangat membutuhkan peribahasa yang
cepat ke arah pembangunan dan perbaikan nasib bangsa.
Untuk bekerja keras kita harus dapat
menghindari cara-cara pemborosan waktu, antara lain sebagai berikut :
- Mengobrol yang tidak ada hubungannya dengan kemajuan usaha atau studi kita.
- Bertemu dengan kelompok yang tidak perlu.
- Menonton acara televisi terlalu lama dan tidak ada perlunya.
- Tidak membuat perencanaan kegiatan jangka pendek dan jangka panjang.
- Tidak pernah membuat prioritas kegiatan yang paling penting.
- Sering terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.
- Membuang waktu untuk bermalas-malasan.
5.
Kerja Tuntas
Tuntas berarti selesai dengan
sempurna dan tidak ada masalah yang tertinggal. Tidak ada keluhan-keluhan
maupun membuat sakit hati pada orang lain. Tuntas juga berarti tidak ada yang
tertunda, sebab pekerjaan yang tertunda akan membebani pikiran kita. Jika
pekerjaan selesai dengan sempurna, hati merasa puas, sehingga akan terdorong
mengerjakan tugas lain dengan semangat tinggi untuk menuju sikap bekerja yang
membawa keberhasilan berwirausaha.
Untuk dapat bekerja dengan tuntas,
wirausahawan tidak hanya mengandalkan peranan otak saja, tetapi juga didukung
tenaga yang sehat. Artinya jika otak cemerlang tidak didukung oleh kondisi
tubuh yang prima, mudah lelah dan sakit-sakitan, bagaimana mungkin dapat
bekerja dengan tuntas? Apalagi ingin memajukan usahanya. Berikut ini beberapa
upaya untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap memiliki tubuh yang sehat agar
dapat bekerja secara tuntas.
- Makan makanan yang bergizi.
- Istirahat/tidur yang cukup (kurang lebih 8 jam sehari).
- Olahraga.
- Rekreasi atau selingan hiburan secukupnya.
- Berpikir positif.
- Tidak merokok (berusaha mengurangi).
Semua itu akan menjadikan kita
sebagai orang yang mempunyai nilai tinggi dan berpeluang besar dalam persaingan
bebas dan era sekarang ini. Untuk itu kita harus menghilangkan sikap mental
yang dapat memberikan kesan malas, bodoh, lamban, culas, iri, dengki dan
sejenisnya. Usahakan memiliki kepribadian yang menarik. Sebab, perubahan yang
makin cepat segala bidang terutama dalam pekembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta makin derasnya arus informasi menurut sikap dan perilaku kerja
prestatif dan berkeinginan selalu pada kemajuan.
0 Response to "Unsur-unsur yang Mendukung Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif (Selalu Ingin Maju)"
Posting Komentar