Makalah Perkembangan Peserta Didik Tentang Perkembangan Sosial Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang sedang dalam perkembangan
setingkat sekolah dasar berada dalam periode konkret atau periode dunia
realita. Suatu hal penting yang sedang terjadi dalam diri anak dimilikinya
dengan dorongan ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada pada dunia nyata
yang ada di lingkungannya, baik yang bersifat fisik maupun sosial, anak ingin
tahu bagaimana cara mengadakan hubungan dengan dunia realita yang ada di dunia
sekitar pada saat ini pun timbul tentang adanya aturan-aturan atau hukum-hukum
yang harus diikutinya dalam bertindak menghadapi dunia realita itu.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memberikan informasi tentang hakikat, ciri-ciri, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial pada anak usia SD serta usaha guru dalam
membantu perkembangan sosial anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
Sosial
Perkembangan sosial adalah
perkembangan yang terjadi pada anak dimana anak mempunyai keinginan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Disini ruang gerak anak semakin luas karena
anak tidak hanya bergaul dalam lingkungan keluarga, tetapi mulai melangkah ke
lingkungan tetangga, bermain dengan teman sebaya bahkan anak ingin berbaur
dengan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian anak memperoleh pengalaman
tentang berbagai ragam orang dan tempat baru. Anak mulai merasakan kesenangan
dan kegembiraan dalam berinteraksi dengan teman sebaya (anak bersosialisasi)
dan mulai melakukan penyesuaian baru (beradabtasi).
B. Ciri-ciri Perkembangan
Sosial Anak
Ciri-ciri perkembangan sosial anak
pada usia SD adalah anak cenderung untuk berkelompok-kelompok yang biasa
disebut dengan geng. Anak sangat butuh untuk diterima oleh sekelompok teman
sebayanya, terutama kelompok yang dalam pandangannya bergengsi. Anak akan
merasa sepi apabila tidak bersama dengan teman sebayanya. Kepuasan bermain
dengan teman sebaya dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan rasa senang pada
anak.
Di dalam geng, anak berusaha
mati-matian untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kelompok, misalnya cara
berpakaian, berprilaku, dan dalam mengeluarkan pendapat.
Ciri-ciri geng anak pada tingkat SD
adalah sebagai berikut :
1.
Geng anak-anak berfungsi
semata-mata sebagai kelompok untuk bermain dan menyalurkan minat-minat yang
cenderung sama.
2.
Untuk menjadi anggota geng anak
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan geng dan yang dipilih adalah anak
yang populer diantara teman sebayanya.
3.
Anggota geng terdiri dari jenis
kelamin yang sama.
4.
Pada anak yang lebih muda
(kelas 1 dan 2) anggota geng terdiri dari 3 sampai 4 orang saja.
5.
Geng anak laki-laki sering
terlibat dalam perilaku yang kurang baik.
6.
Kegiatan geng paling populer
meliputi permainan olah raga, berkumpul dengan teman sebayanya untuk
berbincang-bincang.
7.
Geng mempunyai pusat pertemuan
yang biasanya jauh dari pengawasan orang tua.
Hurlock (Istiwidayati dkk, 1990)
mengemukakan bahwa geng anak itu mempunyai pengaruh positif dan negatif
terhadap perkembangan sosial anak-anak yang menjadi anggota geng.
Pengaruh positifnya adalah :
- Belajar tingkah laku demokrasi
- Belajar berbagai rasa dengan orang lain
- Belajar bersikap sportif
- Belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab
- Belajar untuk tidak tergantung dari pengawasan orang dewasa (khususnya orang tua)
- Belajar menyesuaikan diri dengan aturan dalam kelompok
- Belajar bersaing secara sehat dengan orang lain
- Belajar bermain dan berolahraga
- Belajar kerjasama dengan orang lain
Pengaruh negatif geng terhadap tingkah laku anak :
- Terjadi sikap menentang terhadap orang tua dalam bentuk menolak aturan-aturan bertingkah laku yang telah ditentukan oleh orang tua.
- Makin bertambah tajam permusuhan antara geng yang berbeda jenis kelamin.
- Kecendrungan anak untuk melakukan diskriminasi terhadap teman sebaya yang bukan anggota kelompok
Sementara Prayitno menjelaskan
manfaat geng dalam perkembangan sosial anak, yaitu :
- Belajar bertingkah laku yang demokrasi, sehingga memiliki tingkah laku yang baik.
- Belajar bertenggang rasa / menghargai pendapat orang lain.
- Belajar bertanggung jawab.
- Belajar mandiri.
- Belajar menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berlaku.
- Belajar bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan.
C. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Sosial
1.
Keluarga
Meliputi kondisi dan cara kehidupan
keluarga dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak.
2.
Kematangan
Kesiapan anak untuk mampu mempertimbangkan
sesuatu dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
3.
Status ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi
oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai orang yang independent akan
tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu “ia
anak siapa”. Secara tidak langsung, dalam pergaulan sosial anak masyarakat dan
kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
4.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses
sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai pengoperasian ilmu
yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan sosial mereka dimasa yang akan datang.
5.
Kapasitas mental : emosi dan
inteligensi
Berpikir berarti meletakkan hubungan
antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia (Mudjiran). Kemampuan berpikir
mempengaruhi kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Oleh karena
itu, kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dan
pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan dalam keberhasilan
dalam perkembangan sosial anak.
Faktor Pendukung
Perkembangan Sosial
Prayitno (1991: 9) mengemukakan bahwa
faktor pendukung perkembangan sosial adalah sifat altruistic, kesadaran tentang
diri sendiri, dan kesadaran tentang orang lain.
- Sifat altruistic, yaitu gejala tingkah laku dimana anak lebih cenderung mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri.
- Kesadaran tentang diri sendiri, yaitu anak memahami tentang keadaan dirinya menyangkut fisik, intelektual, sosial, emosional, moral maupun berupa kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri.
- Kesadaran tentang orang lain, yaitu tumbulnya kesadaran dalam memahami perasaan, suasana hati dan pandangan orang lain. Ini meliputi : kemampuan empati, kemampuan role taking (menempatkan diri pada situasi orang lain)
Selain itu, faktor pendukung
perkembangan sosial anak yaitu : penilaian terhadap diri sendiri, kemampuan
memahami status diri sendiri dan kemampuan bertukar pendapat.
Perkembangan
Identitas Diri
Kontrol diri adalah keseluruhan
persepsi individu tentang dirinya; kemamuan, prilaku, dan harga diri. Konsep
diri seseorang sangat mempengaruhi cara melihat dan memperlakukan dirinya dan
berinteraksi dengan lingkungan.
Erikson (dalam Wahab, 1999: 168)
berpendapat bahwa tema utama kehidupan adalah pencarian identitas. Identitas
selain menyangkut pemahaman dan penerimaan diri juga terkait dengan pemahaman
dan penerimaan masyarakat.
Konsep diri seseorang terbentuk dan
dipengaruhi oleh orang tua, faktor kematangan, dan tingkat sosial. Perkembangan
konsep diri berlanjut terus tanpa pernah benar-benar berhenti sampai di akhir
hidup manusia.
Jadi dapat disimpulkan konsep diri
itu merupakan berkembangnya pemahaman seseorang terhadap dirinya sehingga dia
dapat mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik dan terarah.
Usaha guru untuk mengembangkan identitas diri positif
anak :
1.
Memberikan pengertian tentang
keadaan fisiknya dan memberikan pengertian bahwa fisik itu pemberian Tuhan.
2.
Tidak menghalangi dan
menghambat potensi.
3.
Tidak membiasakan anak
terpelosok dan mengalami kegagalan.
D. Usaha Guru dalam Proses
Perkembangan Sosial Anak
Sekolah berperan penting dalam
perkembangan sosial anak, melalui pergaulan di sekolah anak diperkenalkan
dengan norma-norma pergaulan baik yang dekat seperti norma adat, norma agama,
dan norma hukum maupun norma-norma kehidupan antar bangsa.
Usaha sekolah dalam membantu
terwujudnya perkembangan sosial anak adalah dengan cara :
- Menciptakan berbagai kelompok-kelompok belajar.
- Meminta anak melaporkan hasil kerja kelompok.
- Membentuk kelompok-kelompok kegiatan ekstra kurikuler.
- Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti asuhan, tempat-tempat bencana alam, mengunjungi teman sakit.
- Guru memperlihatlkan diri sebagai model dalam berperilaku sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial adalah
perkembangan yang terjadi pada anak dimana anak mempunyai keinginan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
Ciri-ciri perkembangan sosial anak
pada usia SD adalah anak cenderung untuk berkelompok-kelompok yang biasa
disebut dengan geng.
Perkembangan sosial dipengaruhi oleh
keluarga, kematangan, status sosial, pendidikan dan kapasitas mental.
Perkembangan sosial didukung oleh sifat altruistic, kesadaran tentang diri
sendiri dan kesadaran tentang orang lain.
Konsep diri akan mempengaruhi cara
seseorang dalam melihat dan memperlakukan dirinya dan cara orang lain
(lingkungan) melihat dan memperlakukannya. Perkembangan sosial juga dipengaruhi
sekolah.
B. Saran
Agar perkembangan sosial anak dapat
terarah dengan baik, diperlukan kerjasama antara guru dan orang tua.
Seorang guru sebaiknya dapat
menyesuaikan program belajar dengan melihat perkembangan sosial anak, agar
potensi yang terdapat pada anak dapat berkembang secara optimal.
Orang tua sebaiknya dapat menjadi
teman dan pengawas bagi anak untuk meningkatkan perkembangan sosial anak agar
berkembang ke arah positif.
DAFTAR PUSTAKA
Khairanis,
dkk.2000.Perkembangan dan Belajar Peserta
Didik. Padang :
FIP UNP
Prayitno, Elida,
dkk. 1999. Perkembangan
Individu I. Padang : FIP UNP
Tim Pembina Mata
Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2003. Padang
: UNP
0 Response to "Makalah Perkembangan Peserta Didik Tentang Perkembangan Sosial Anak"
Posting Komentar