Makalah Lengkap Tentang Budidaya Bawang Merah
BAB I
PENDAHULUAN
Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang
tergolong sayuran rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai
pelengkap bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan.
Bawang merah di kenal hampir di setiap negara dan daerah
di wilayah tanah air.
Bawang merah memiliki nama ilmiah yaitu Alium cepa var. Ascalonicum
atau cukup disebut Allium ascolonicum.
Bawang yang semarga dengan bawang daun, bawang putih, dan bawang bombay ini termasuk family liliaceace.
Tanaman bawang merah lebih banyak dibudidayakan di
daerah daratan rendah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan
cuaca cerah.
Tanaman ini tidak menyukai tempat-tempat yang tergenang air, apalagi
becek.
Walaupun bawang merah tidak menyukai tempat yang
tergenang air, tetapi tanaman ini banyak membutuhkan air, terutama dalam masa
pembentukan umbi.
Daerah yang mempunyai kondisi di atas menjadi sentra
produk bawang merah yaitu : Brebes, Probolinggo, Majalengka, Tegal, Nganjuk, Cirebon , Kediri , Bandung , Malang
dan Pemalang. Daerah-daerah tersebut termasuk ke dalam urutan 10 besar sentra
produk bawang merah di Indonesia .
Mengingat kebutuhan terhadap bawang merah yang kian
terus meningkat maka penguasahaannya memberikan gambaran (prospek) yang cerah.
Prospek tersebut tidak hanya petani dan pedagang saja, tetapi juga bagi semua
pihak yang ikut terlibat di dalam kegiatan usahanya, dari mulai penanaman
sampai ke pemasaran.
Cerahnya prospek bawang merah juga didukung oleh tidak
adanya bahan pengganti (barang substitusinya), baik yang sintesis maupun alami.
Bawang merah tergolong komoditi yang mempunyai nilai
jual tinggi di pasaran. Keadaan ini berpengaruh baik terhadap perolehan
pendapatan. Apalagi didukung dengan cepatnya perputaran modal usaha bawang
merah.
Pada umur 60 – 70 hari tanaman sudah bisa dipanen. Dengan demikian
keuntungan bisa di raih dengan cepat dalam waktu relatif singkat.
BAB II
MENGENAL BAWANG MERAH
A. Riwayat
Tanaman bawang merah diduga berasal
dari Asia Tengah, yaitu di deretan daerah sekitar India ,
Pakistan ,
sampai Palestina.
Negara-negara di Eropa Barat, Eropa
Timur dan Spanyol, baru mengenal bawang merah sekitar abad ke depalan. Dari
sini kemudian bawang merah menyebar hingga ke deretan Amerika, Asia Timur, dan
Asia Tenggara. Penyebaran ini tampaknya berhubungan dengan pemburuan
rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah Timur jauh yang kemudian berlanjut
dengan pendudukan kolonoal di wilayah Indonesia .
Penyebaran bawang merah telah meluas
hampir ke setiap negara. Oleh karenanya, bawang merah mempunyai sebutan yang
berbeda untuk negara yang berbeda. Di kalangan internasional, bawangmera di
beri nama Shallot.
Di Indonesia, bawang merah juga telah
merambah ke berbagai daerah sehingga komoditi ini memiliki nama khas di
masing-masing daerah.
Di Indonesia, bawang merah juga telah
merambah ke berbagai daerah sehingga komoditi ini memiliki nama khas di
masing-masing daerah.
Di Minahasa misalnya, paling tidak terdapat lima nama panggilan khas
untuk bawang merah, yaitu lasuna makamu, lasuna radang, lasuna raidang, lasuna
mahandong.
B. Klasifikasi
Keluarga liliaceaceae yang termasuk
ke dalam genus Allium mempunyai lebih dari 500 spesis. Dari jumlah tersebut,
jenis yang telah dibudidayakan dapat dibagi ke dalam 7 kelompok.
1.
Allium Cepa L.
Kelompok ini meliputi bawang biasa
seperti bawang bombay
dan bawang merah.
2.
Allium Sativum L.
Kelompok ini adalah kelompok bawang
putih. Jenis ini mempunyai bentuk daun dan seperti pita.
3.
Allium Ampeloprasum L. atau
Allium Parrum L.
Kelompok ini mempunyai bentuk batang
yang besar dan bentuk daun seperti pipa. Jenisnya meliputi bawang prei, bawang
timur, atau leek dan kurrat.
4.
Allium Fistulosum L.
Kelompok ini meliputi bawang bakung
dan welsh atau sibol. Jenis ini mempunyai bentuk daun seperti pipa.
5.
Allium Schoenoprasum
Kelompok ini meliputi bawang kucai
atau chive. Jenis ini memiliki bentuk daun jarum.
6.
Allium Chinense G. Don
Bawang ini juga disebut bawang rakkyo
7.
Allium Tuberosum Rottler ex
Sprengel
Bawang ini disebut juga bawang prei cina.
C. Komposisi dan Manfaat
1.
Komposisi Kimia
Bawang merah bukanlah merupakan
sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, atau mineral. Namun
komponen-komponen tersebut ada di dalam bawang merah, walaupun dalam jumlah
sedikit.
Di dalam umbi bawang merah terdapat
komponen lain yang dinamakan allin. Allin merupakan suatu senyawa yang
mengandung asam amino yang tidak berbau, tidak berwarna, dan dapat larut di
dalam air. Karena sesuatu hal, allin kemudian berubah menjadi senyawa allicin.
Senyawa allicin dengan thiamin (Vitamin B) dapat membentuk ikatan kimia yang
disebut allithiami. Senyawa bentukan ini ternyata lebih mudah diserap tubuh
dari pada Vitamin B menjadi lebih efisien dimanfaatkan tubuh.
2.
Manfaat
Bawang merah banyak dimanfaatkan
sebagai bumbu penyedap rasa makanan, sedangkan umbi bawang merah dapat
berkhasiat untuk mengobati luka. Caranya, umbi diiris-iris tipis lalu dicampur
dengan minyak kelapa dan garam, kemudian di panasi sampai mendidih. Setelah
agak dingin campuran ini dioles-oleskan ke luka. Dengan cara ini maka luka akan
segera mengering baik pada bagian luar maupun dalam.
Bawang merah juga berguna untuk obat
masuk angin. Caranya, umbi dipotong-potong dan dicampur sedikit minyak kelapa,
kemudian digosok-gosokan sebagai alat penggosok kebagian punggung sampai kulit
yang di gosok berwarna memerah.
Menurut sebuah penelitian, bawang
merah mampu menurunkan kandungan gula dan kolesterol tubuh, menghambat
penumbuhan trombosit, serta meningkatkan aktifitas fibrinolitik sehingga dapat
memperlancar aliran darah. Bawang merah juga mampu memobilisasi kolesterol dari
tempat penimbunannya.
Sebenarnya masih banyak lagi khasiat
bawang merah untuk obat tradisional, seperti untuk obat penyakit gondongan
(bof), bisul, sukar buang air, kejang, kembung, dan penyakit lainnya.
BAB III
BUDI DAYA SECARA UMUM
A. Syarat Tumbuh
Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman meliputi iklim dan jenis tanah. Unsur-unsur iklim yang
perlu diperhatikan adalah sinar matahari, suhu, ketinggian, dan curah hujan.
1.
Iklim
Dalam pertumbuhannya,
tanamanbawangmerah menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak
panas dan cuaca cerah. Bawang merah tidak tahan kekeringan, karena akarnya yang
pendek. Selama pertumbuhan umbi, dibutuhkan air yang cukup banyak. Sebaiknya
bawang merah ditanam dimusim kemarau atau pada akhir musim hujan, agar tanaman
mendapatkan pengairan yang baik.
Tanaman bawang merah dapat di tanam
didaratan rendah sampai daratan tinggi (0-900 m dpl) dengan curah hujan
300-2500 mm/th. Pada suhu yang rendah, hasil (umbi) bawang merah kurang baik.
Pada suhu 220 C tanaman masih mudah membentuk umbi, tetapi hasilnya
tidak sebaik jika ditanaman di dataran rendah yang bersuhu panas. Daerah yang
sesuai adalah yang suhunya sekitar 25-320 C dan suhu rata-rata
tahunannya 300 C.
2.
Tanah
Tanaman bawang tanah menyukai tanah
yang subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Tanah yang gembur dan
subur akan mendorong perkembangan umbi, sehingga hasilnya besar-besar.
Jenis tanah yang paling baik untuk
tanaman bawang merah adalah tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis
tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena mempunyai perbandingan
yang seimbang antara fraksi liat, pasir, dan debu.
Keasaman tanah (pH) yang paling sesuai
untuk bawang merah adalah yang agak asam sampai normal (6,0 – 6,8). Tanah yang
terlalu asam dengan pH dibawah 5,5 banyak mengandung garam aluminium (Al).
Garam ini bersifat racun sehingga dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
Oleh karena di tanah asam tanaman
tidak dapat tumbuh dengan baik maka tanah tersebut perlu pengapuran. Pengapuran
ini sebaiknya dikerjakan beberapa minggu sebelum penanaman. Jangan mengapur
tanah saat bawang merah sudah ditanam, karena akar bawang merah tidak akan
tahan terhadap kapur.
B. Bibit
Penggunaan bibit yang bermutu tinggi
merupakan langkah awal peningkatan produksi. Tanaman bawang merah umumnya
diperbanyak dengan menggunakan umbinya.
Penyediaan bibit bawang merah dapat diperoleh dengan
mengusahakan bibit sendiri atau dengan membeli :
1.
Membeli Bibit
Bibit yang bermutu baik
memperlihatkan ciri-ciri fisik yang lebih baik, sehat dan bersifat unggul.
Bibit yang sehat biasanya berasal dari tanaman yang sehat, ini dapat dilihat
dari umbi yang warnanya tampak cerah dan tidak terlihat adanya serangan hama dan penyakit. Bibit
yang baik umbinya berwarna cerah, utuh, tidak cacat, padat, berukuran sedang,
dan umbi sudah disimpan selama 2-6 bulan.
2.
Mengusahakan Bibit Sendiri
Umbi yang dipanen untuk bibit harus
sudah cukup tua. Umbi yang sudah tua dapat diperoleh dari tanaman yang berumur
sekitar 70-90 hari. Pada saat umur tersebut, daun tanaman sudah menguning,
pangkal daun terlihat mengering, dan daun rebah. Apabila umbi terasa lunak dan
kurang padat bila dipegang, kemungkinan besar umbi itu berasal dari tanaman
yang belum tua.
Pengeringan umbi dapat dilakukan
dengan menggunakan alat pengering buatan. Untuk menghasilkan biji bawang merah
yang sama dengan induknya dilakukan teknik selfing
yaitu suatu cara untuk mendapatkan hasil yang murni (penyerbukan terjadi dalam
satu tanaman). Untuk memperoleh hasil tersebut, penyerbukan perlu bantuan
manusia.
Pembijian bawang merah dapat
dilakukan dengan perlakuan suhu rendah (vernalisasi). Cara menghasilkan biji
adalah dengan menanam bawang merah yang mudah berbunga sebagai tetua jantan dan
bawang merah berbunga steril sebagai tetua betina.
C. Penanaman
1.
Waktu Tanam
Bawang merah biasanya ditanam pada
akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Waktu tanaman sangat penting, karena
harus diperhatikan agar tanaman yang berumur antara 60-90 hari ini dapat
dipanen pada musim kemarau juga.
Tanaman bawang merah dapat juga
ditanam merata sepanjang tahun, asalkan drainasenya dijaga dengan intensif.
Penanaman bawang merah sebaiknya
dikerjakan pada saat cuaca cukup cerah, hindarilah penanaman saat cuaca
berkabut.
2.
Cara Tanaman
Sebelum bibit ditanam, tanah
hendaknya disiram air lebih dahulu dan dibuat lubang tanaman dengan menggunakan
tugal kecil untuk memudahkan penanaman.
Setelah penanaman selesai bedengan
disiram dengan air atau diairi dengan sistem “leb”. Nantinya, umbi bibit mulut
tumbuh setelah sekitar 5 – 7 hari.
Jarak tanaman akan memperoleh umbi
dengan ukuran yang besar sesuai permintaan konsumen, yaitu sekitar 4-7 g/umbi.
Untuk penanaman bibit jenis impor, misalnya bawang Bangkok dan Filipina yang
umbinya berukuran besar, biasanya menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm.
D. Pemeliharaan
Salah satu langkah terpenting dalam
budi daya bawang merah adalah pemeliharaan.
1.
Penyiraman
Penanaman bawang merah dilakukan pada
musim kemarau, maka pengairan memegang peranan yang penting. Penyiraman air
dapat menggunakan gembor atau sprinkler. Dapat juga dengan cara menggenangi air
di sekitar bedengan yang disebut dengan “sistem leb”.
Penyiraman mulai dilakukan sejak
penanaman setiap hari sekali, pagi atau sore hari. Saat cuaca panas dan tanah
terlalu kering, dapat dilakukan penyiraman dua kali sehari.
Pembentukan dan pembesaran umbi
umumnya terjadi bila tanaman sudah berumur 45 hari. Oleh karena itu, penyiraman
bisa dilakukan dua kali sehari. Penyiraman dihentikan 3-5 hari menjelang
pemanenan agar umbi tidak mudah busuk.
2.
Pemupukan
Pupuk organik yang diberikan yaitu
pupuk urea atau ZA, TSP, dan KCl. Pemupukan diberikan dengan cara ditaburkan
pada larikan di antara barisan tanaman sedalam kira-kira 5 cm. Namun pada
kenyataannya, beberapa petani tidak memberikan pupuk seperti itu, hanya
diberikan di permukaan tanah.
BAB IV
A. Hama
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman bawang
merah diantaranya sebagai berikut :
1.
Ulat Tanah
Gejala serangan tersebut disebabkan
oleh ulat tanah atau Agrotis ipsilon (Hfn). Ia menyerang semua jenis
tanaman (polifag). Ulat ini menyerang tanaman pada malam hari dengan memotong
pangkal batang. Sedangkan pada siang hari ulat bersembunyi di dalam tanah.
2.
Hama Thrips
Penyebab serangan tersebut adalah Thrips tabacilind yang disebut juga hama thrips atau hama
bodas. Yang menjadi hama
adalah larva dan thrips yang dewasa. Kedua stadium ini menyerang tanaman bawang
dengan cara menghisap cairan daun, terutama daun yang masih muda.
3.
Ulat Daun
Penyebab adalah ulat daun bawang
merah (spodoptera exigua). Ulat yang masih muda berwarna hijai seperti daun
sehingga sering sulit diamati.
B. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang
tanaman bawang merah antara lain disebabkan oleh :
1.
Bercak Ungu
Yang disebabkan oleh cendawan Alternaria Porri (Ellcif). Penyebarannya
dibantu oleh angin dan serangga. Masuknya konidium kedalam tanaman melalui luka
dan mulut daun. Pada serangan yang hebat penyakit ini sering mengakibatkan gagalnya
panen.
2.
Embun Tepung
Penyebabnya adalah cendawan Peronospora destruktor (Berk) casp. Bila
malam hari berkabut dan menjelang pada paginya banyak embun menempel didaun
bawang maka spora akan menempel pada daun itu. Akibatnya terjadilah infeksi
penyakit embun tepung.
3.
Busuk Umbi
Adanya gejala yang dikenal sebagai
penyakit busuk umbi atau busuk putih (white rout). Penyebabnya adalah cendawan Sclerotium Cepivorium Berk.
4.
Antraknosa
Penyebabnya adalah cendawan colletritichum sp. Cendawan itu jenis c.
gloeosporoides pens atau c. circinas.
BAB V
TATA NIAGA
A. Bentuk Penjualan
1.
Umbi Basah
Dalam bentuk umbi basah, bawang merah
dijual tidak lama setelah panen. Jadi penjemurannya hanya dilakukan beberapa
saat saja.
Penjualan dalam bentuk umbi basah
tidak banyak dilakukan, kecuali bila kebutuhan petani sedang mendesak atau ada
pesanan yang mendadak. Bentuk ini biasanya dipasarkan hanya disekitar daerah
sentra produksi.
2.
Umbi Kering
3.
Bibit
Untuk keperluan bibit, umbi bawang
dipanen lebih tua, sekitar 10 hari dari waktu panen biasanya. Umbi untuk bibit
perlu dijemur sampai kering/sekitar 4-5 hari. Setelah itu, umbi diikat dan
disimpan di para-para dalam gudang penyimpanan selama tidak kurang dari 3
bulan.
B. Tata Niaga Dalam Negeri
Tidak ada ketentuan resmi yang
mengatur tataniaga tersebut sehingga pengadaan dan penyaluran dapat dilakukan
secara bebas oleh petani maupun pedagang. Dalam pelaksanaannya, ada 3 pihak
yang terlibat, yaitu petani sebagai penyedia komoditi, pedagag perantara, dan
konsumen akhir.
Cara yang bisa ditempuh petani dalam
menyalurkan hasil panennya yaitu sebagai berikut :
1.
Melalui tengkulak kampung yang
langsung mendatangi lahannya. Tengkulak kampung menyalurkannya kepada tengkulak
pasar. Penyaluran selanjutnya pedagang antar kota , antar pulau atau pedagang pengecer di
pasar-pasar kecil.
2.
Petani menjual hasil panennya
secara langsung kepada pegadang antar kota ,
pedagang antar pulau, atau melalui perantara calo (makelar). Pada cara ini
pedagang langsung mendatangi lahan petani dan mengadakan transaksi. Apabila
telah ada kata sepakat maka komoditi langsung diangkat. Dari sini bawang merah
berpindah tangan ke pedagang besar (grosir) dan selanjutnya disalurkan kepada
para pedagang pengencer. Konsumen terakhir dapat memperolehnya dari para
pedagang pengencer.
C. Tata Niaga Ekspor
Ekspor bawang merah biasanya
dilakukan oleh para pengusaha bermodal besar karena untuk melakukan ekspor
diperlukan banyak sekali biaya. Komoditi tersebut dapat diterima dinegara tujuan
dengan tidak adanya kerusakan selama pengangkutan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bawang merah tergolong tanaman
semusim atau setahun ini bukan hanya digunakan untuk pelengkap bumbu masakan
guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan, tetapi juga bisa untuk
mengobati segala penyakit seperti demam, masuk angin, menghilangkan lendir di
tenggorokan, mengobati maag, dan mempunyai banyak khasiat.
B. Saran
Maka dari itu bawang merah sangatlah
dibutuhkan oleh kalangan masyarakat, karena bawang merah mempunyai banyak
kegunaan yang bisa membantu masyarakat dari segi kenikmatan makanan sampai ke
pengobatan dan mungkin dari itu pergunakanlah bawang merah yang mungkin bisa membantu
kita.
0 Response to "Makalah Lengkap Tentang Budidaya Bawang Merah"
Posting Komentar