Gastrulasi : Pembentukan Mesoderm dan Endoderm Embrional
Gastrulasi : Pembentukan
Mesoderm dan Endoderm Embrional
Peristiwa yang paling khas dalam minggu ketiga
adalah gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinal pada
embrio. Gastrulasi mulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitif)
pada permukaan epiblas. Mula-mula batas-batas garis ini samar-samar, tetapi
pada mudigah 15 sampai 16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur sempit
dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya. Ujung kepala garis ini
yang dikenal sebagai primitive node (nodus primitif), berupa daerah yang
sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang primitif). Pada potongan
melintang melalui daerah siklus primitif (primitive groove), tampak bahwa
sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru
diantara epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah
garis primitif untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah
tiba didaerah garis tersebut, sel-sel ini menjadi berbentuk seperti botol,
memisahkan diri dari epiblas, dan menyisip dibawahnya. Pergerakan masuk ke
dalam ini dikenak sebagai invaginasi. Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian
menempatkan diri diantara epiblas dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk
membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap berada di epiblas kemudian membentuk
ektoderm. Dengan demikian epiblas kemudian membentuk ektoderm. Dengan demikian epiblas, walaupun
terjadi proses grastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan germinal pada
embrio (yaitu : ektoderm, mesoderm, dan endoderm).
Karena semakin banyak sel yang menyusup masuk
diantara lapisan epiblas dan hipoblas, maka mereka mulai menyebar ke arah
lateral dan ke arah kepala. Berangsur-angsur, sel-sel tersebut bergerak
melampaui batas cakram dan membuat hubungan dengan mesoderm ekstraembrional
yang membungkus kanting kuning telur dan amnion. Ke arah kepala, sel-sel ini
melewati samping kiri dan kanan lempeng prekordial dan saling bertemu di depan
lempeng ini, dimana mereka membentuk lempeng kardiogenetik atau lempeng
pembentuk jantung.
Rahim Pada Saat Implantasi
Diding rahim terdiri atas tiga lapisan : (a) Endometrium atau
selaput lender yang melapisi dinding bagian dalam; (b) Miometrium, lapisan
tebal otot polos; dan (c) Perimetrium, perimetrium yang melapisi dinding
sebelah luar. Dari saat masa pubertas (11-13 tahun) hingga menopause (45-50
tahun), endometrium mengalami perubahan-perubahan berdaur yang berlangsung
kira-kira setiap 28 hari dan bearda dibawah kendali hormonal ovarium. Selama daur menstruasi ini, endometrium
uteri melewati tiga tahap, yang terdiri dari fase folikuler atau proliferatif.
Fase sekretorik atau progestasional, dan fase menstrual. Fase proliferatif
mulai pada akhir fase menstrual, dibawah pengaruh estrogen, dan sejalan dengan
pertumbuhan folikel ovarium. Fase sekretorik mulai kira-kira 2-3 hari setelah
ovulasi sebagai respons terhadap progesteron yang dihasilkan oleh korpus
luteum. Kalau pembuahan tidak terjadi, endometrium (lapisan kompakta dan
lapisan spongiosa) mulai mengelupas, dan menandai mulainya fase menstrual.
Kalau terjadi pembuahan, endometrium mendukung implantasi dan ikut serta
membentuk plasenta.
Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang
berada dalam fase sekretorik. Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi
menjadi berkelok-kelok dan jaringan ini mengandung banyak cairan. Sebagai
akibatnya dapat dikenali tiga lapisan yang terpisah pada endometrium: lapisan
kompakta pada permukaan, lapisan spongiosa di tengah, dan lapisan dasar yang
tipis. Biasanya, blastokista manusia berimplantasi di endometrium di dinding
posterior atau anterior korpus uteri, dan menempel diantara muara-muara
kelenjar Notokord dan sel-sel prenotokord meluas ke arah kranial menuju lempeng
prekordial (bakal membran bukofaringealis) dan kearah kaudal menuju lubang
primitif. Pada titik dimana lubang tersebut membentuk suatu lekukan pada
epiblas, sebuah saluran kecil, saluran neurentik, untuk sementara waktu
berhubungan dengan rongga amnion dan rongga kantung kuning telur.
Membran kloaka terbentuk ujung kaudal diskus
embrional. Selaput ini mempunyai struktur yang sama dengan lempeng prekordial
dan terdiri dari sel-sel ektoderm dan endoderm yang menempel ketat tanpa
diselangi oleh mesoderm. Ketika selaput kloaka muncul, dinding posterior
kantung kuning telur membentuk divertikulum (tonjolan) kecil yang menonjol ke
dalam tangkai penghubung. Tonjolan ini, divertikulum allantoenterik atau
allantois. Nampak kira-kira pada hari
ke-16 perkembangan. Walaupun pada beberapa vertebrata tingkat rendah allantois
tetap rudimenter, tetapi mungkin saja terlibat pada kelainan-kelainan
perkembangan kandung kemih.
Pertumbuhan Cakram Mudigah
Cakram mudigah, yang mula-mula rata dan bundar,
berangsur-angsur memanjang dengan ujung kepala lebar dan ujung kaudal sempit.
Peruluasan cakram mudigah terutama terjadi di daerah kepala, daearah garis
primitif kurang lebih tetap sama besarnya. Pertumbuhan dan pemanjangan bagian
kepala cakram tersebut disebabkan oleh migrasi sel yang terus menerus memasok
sel-sel yang terus menerus dari daearah primitif menuju ke arah kepala.
Invaginasi sel-sel permukaan di garis primitif menunjukkan perubahan-perubahan
regresif, dengan cepat menyusut, dan segera menghilang.
Bahwa ujung kaudal cakram terus menerus memasok
sel-sel baru hingga akhir minggu keempat mempunyai arti penting pada
perkembangan mudigah tersebut. Pada bagian kepala, lapisan-lapisan germinal
mulai mengadakan diferensi spesifik pada pertengahan minggu keempat. Dengan
demikian, grastrulasi atau pembentukan lapisan-lapisan mudigah berlanjut terus
di segmen-segmen kaudal, sementara struktur kranial sedang berdiferensiasi dan
embrio berkembang secara sefalokdaudal.
Korelasi Klinik
Awal minggu ke tiga perkembangan, ketika
grastulasi sedang dimulai, adalah suatu tahapan yang sangat peka terhadap
gangguan-gangguan teratogenetik. Pada saat ini, peta-peta nasib populasi sel
dapat dibuat untuk berbagai macam sistem organ, misalnya mata dan bakal otak,
dan populasi-populasi sel ini bisa rusak karena teratogen. Sebagai contoh,
alkohol dosis tinggi pada tahap
perkembangan ini akan membunuh sel di garis tengah anterior cakram mudigah,
sehingga mengakibatkan hilangnya garis tengah tersebut di struktur kraniofasial
dan mengakibatkan holoprosensefali. Pada anak tersebut otak depannya kecil,
kedua ventrikel lateralnya sering bergabung menjadi satu vertikel saja, dan
matanya saling menutup satu sama lain (hipotelorisme). Karena tahap perkembangan ini tercapai 2 minggu
setelah pembuahan, saatnya kira-kira adalah 4 minggu dari haid terakhir. Karena
itu, wanita tersebut belum menyadari bahwa ia sedang hamil, mengira bahwa
menstruasinya sedang telat dan akan muncul sebentar lagi. Akibatnya, ia mungkin
tidak akan sehati-hati seperti kalau ia tahu bahwa ia sedang hamil.
Gastrulasi sendiri bisa terganggu oleh penyebab
ginetik atau teratogenik. Disgenesis kaudal (sirenoeia) adalah suatu sindrome
yang disebabkan oleh insufisiensi mesoderm yang terbentuk di daearah paling
kaudal embrio tersebut. Karena mesoderm ini ikut membentuk tungai bawah, sistem
urogenital (mesoderm intermedia), dan vertebrae lumbosakral, maka munculah
kelainan-kelainan pada struktur-struktur ini. Individu yang mengalaminya
menunjukkan berbagai spektrum cacat, antara lain hipoplasia dan fusi
ekstremitas bawah, abnormalitas vertebra, agenesis ginjal, anus imperforata,
dan anomali-anomali organ genital. Pada manusia, kondisi ini diaitkan dengan
diabetes mellitus pada ibu dan penyebab lainnya. Pada tikus, abnormalitas gen
T, Wnt, dan gen yang melekat, menimbulkan fenotip yang serupa. Kadang-kadang,
sisa dari garis primitif menetap dalam regio sakrokoksigealis. Kelompok sel
yang pluripoten ini ber berprolifersi dan membentu tumor, yang dikenal sebagai
teratoma sakrokoksigeal, yang sering mengandung jaringan yang berasal dari
semua tiga lapisan germinal. Tumor ini merupakan tumor yang paling umum dalam
neonatus, terjadi dengan frekuensi 1 diantara 37.000.
Ringkasan
Peristiwa paling khas yang terjadi pada minggu
ketiga adalah gastrulasi, yang mulai dengan munculnya garis primitif yang pada
ujung kepalanya terdapat nodus primitif. Didaerah nodus dan garis ini sel-sel
epiblas bergerak masuk (invaginasi) membentuk lapisan-lapisan sel baru :
endoderm dan mesoderm. Karena itu, epiblas semuanya menghasilkan tiga lapisan
mudigah pada mudigah tersebut. Sel-sel dari lapisan mudigah mesoderm
intraembrional bermigrasi diantara dua lapisan mudigah lainnya sampai terbentuk
hubungan dengan mesoderm ekstraembrional yang membungkus kantung kuning telur
dan amnion.
Sel-sel prenotokord yang bergerak masuk didalam
lubang primitif, bergerak ke depan hingga mencapai lempeng prekordal. Mereka
menempatkan diri dalam endoderm sebagai lempeng notokord. Pada perkembangan
selanjutnya lempeng mengelupas dari endoderm, dan terbentuklah sebuah tali
padat, notokord. Notokord membentuk sumbu tengah, yang akan menjadi dasar bagi
kerangka sumbu badan. Karena itu, pada akhir minggu ke-3, terbentuklah tiga
lapisan mudigah, yang terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm, dan
diferensiasi jaringan dan organ sudah dimulai.
Pada saat yang sama, trofoblas cepat berkembang.
Villi primer sudah memiliki inti mesenkim, tempat munculnya pembuluh-pembuluh
kapiler kecil. Ketika kapiler villi ini
berhubungan dengan kapiler didalam lempeng korion dan tangkai
penghubung, sistem villi tersebut sudah siap memasok zat-zat makanan dan
oksigennya kepada mudigah.
Korelasi Klinik
Dari keterangan diatas, jelaslah bahwa sebagian
besar organ dan sistem organ berbentuk terbentuk pada periode minggu ke-3
hingga ke-8. Oleh karena itu, masa ini disebut masa masa organogenesis dan
sangat penting untuk perkembangan normal. Populasi-populasi sel induk membangun setiap organ primordia, dan
interaksi-insteraksi ini sangat peka terhadap gangguan pengaruh ginetik dan
pengaruh lingkungan. Dengan demikian, masa ini adalah masa terjadinya
kebanyakan cacat lahir struktural yang tampak nyata. Sayangnya, ibu mungkin
belum sadar bahwa ia sedang hamil pada saat yang kritis ini, khususnya pada
minggu ke tiga dan keempat terutama sangat rentan. Akibatnya, ia mungkin tidak
meng hindari pengaruh-pengaruh yang kemungkinan berbahaya, semacam rokok dan
alkohol.
Pengetahuan yang mendalam mengenai
peristiwa-peristiwa utama dalam organogenesis akan banyak membantu untuk
mengenali saat timbulnya kelainan tertentu. Jika dihadapkan pada seorang anak yang
mengalami cacat penutupan neurofor, anensefalus, kita segera akan dapat
memperhitungkan bahwa kelainan ini pasti sudah mulai terjadi pada perkembangan
hari ke-23 sampai ke-25, pada saat normalnya neuropore menutup. Demikian pula
pada anak yang tidak memiliki anggota badan atas, ruda paksa tentunya sudah
mempengaruhi tunas anggota bada pada minggu kelima gestasi.
Ringkasan
Masa mudigah berlangsung dari perkembangan minggu
keempat hingga kedelapan dan merupakan masa terbentuknya jaringan dan sistem
organ dari masing-masing lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ,
ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.
Lapisan mudigah ektoderm membentuk organ dan
struktur-struktur yang memelihara hubungan dengan dunia luar : (a) susunan
saraf pusat; (b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung, dan
mata; (d) kulit, termasuk rambut dan kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar
mammae, dan kelenjar keringat serta email gigi. Masing-masing sistem ini akan
dibahas pada bab tersendiri.
Bagian yang terpenting dari lapisan mudigah
mesoderm adalah mesoderm paraaksial, intermediat, dan lempeng lateral. Mesoderm
paraaksial membentuk somitomer, yang membentuk mesenkim di kepala dan tersusun
sebagai somit-somit di segmen oksipital dan kaudal. Somit membentuk miotom
(jaringan otot), sklerotom (tulang rawan dan tulang), dan dermatom (jaringan
subkutan kulit), yang semuanya merupakan jaringan penunjang tubuh. Mesoderm
juga membentuk sistem kemih kelamin: ginjal, gonad, dan saluran-salurannya
(tetapi tidak termasuk kandung kemih). Akhirnya, limpa dan korteks adrenal juga
merupakan derivat mesoderm.
0 Response to "Gastrulasi : Pembentukan Mesoderm dan Endoderm Embrional"
Posting Komentar