Makalah Tentang Kurangnya Budaya Dasar Terhadap Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan adanya pengatahuan budaya dasar,
kita dapat mempertajam masalah-masalah kebudayaan terhadap remaja. Agar mereka
tidak dapat menghilangkan adat istiadat. Dam membantu para remaja menjadi lebih
manusiawi dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan masyarakat
1.2 Tujuan
·
Agar remaja tidak terjerumus ke
dalam budaya barat.
·
Mengusahakan kepekaan terhadap
masalah budaya untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
·
Memiliki latar belakang
pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia .
·
Mendukung dan mengembangkan
kebudayaan sendiri dengn kreatif.
·
Supaya remaja bisa mencerminkan
prilaku yang baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
1.3 Rumusan Masalah
·
Factor-faktor apa yang
menghambat pembentukan kebudayaan
·
Tahap-tahab apa saja yang di
lakukan untuk perkembangan kebudayaan
·
Nilai-nilai apa saja yang
terkandung dalam budaya sebagai tolak ukuran harapan.
1.4 Metode Pembahasan
Karya tulis ini memakai metode
pembahasan perpustakaan dan meminjam
buku-buku yang dikarang oleh:
·
Rafael Raga Maran, judul
bukunya: manusia dan kebudayaan dalam perspektif budaya dasar
·
Drs. Joko Tri prasetya, Dkk ,
judul bukunya: ilmu budaya dasar
·
Drs. Djoko Widagdho Dkk, judul bukunya: ilmu budaya dasar
1.5 Pendekatan
Karya Tulis ini memakai pendekatan
kebudayaan dengan membaca buku-buku kebudayaan dan ciri khas yang menjadi unsur
kebudayaan. Setelah itu mengambil pokok-pokok permasalahan yang membuat budaya
dasar kurang diminati remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diateka Remaja dan
Kebudayaan
Kebudayaan adalah suatu fenomena
universal. Setiap remaja bangsa di dunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk
dan coraknya berbeda-beda dari remaja bangsa yang satu ke remaja bangsa
lainnya. Kebudayaan secara jelas menampakkan kesamaan kodrat manusia dari
berbagai suku, bangsa dan ras. Makhluk budaya merupakan suatu fakta histories
yang tak terbantahkan oleh siapapun juga.
Kebudayaan menempati posisi sentral
dalam seluruh tatanan hidup manusia tak ada manusia yang dapat hidup di luar
ruang lingkup kebudayaan. Kebudayaanlah yang memberi nilai dan makna pada hidup
manusia, khususnya remaja. Karena itu penting sekali artinya bagi kita memahami
hakikat kebudayaan.
2.2 Wujud dan Unsur-Unsur
Kebudayaan
·
Wujud Kebudayaan
Sebagai produk manusia, kebudayaan
adalah ekspresi eksistensi manusia sebagai makhluk histories. Sebagai ekspresi
eksistensi manusia, kebudayaanpun berwujud sesuai dengan corak dasar keberadaan
manusia. Adapun wujud kebudayaan antara lain :
a.
Wujud Ideal
Adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia.
b.
Sistem Sosial
Adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
serta tindakan berpola dari manusia.
c.
Kebudayaan Fisik
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
·
Unsur-Unsur Kebudayaan
Setiap kebudayaan mempunyai tujuh unsur dasar, yaitu :
a.
Unsur kepercayaan
b.
Unsur nilai
c.
Unsur norma dan sanksi
d.
Teknologi
e.
Simbol
f.
Bahasa
g.
Kesenian
2.3 Masalah Kebudayaan
1.
Faktor-faktor yang menghambat pembentukan kebudayaan
Sehubungan dengan pengaruh kebudayaan
asing ini, terdapat beberapa faktor pemhambat yang merupakan pembentukan
kebudayaan, yaitu :
Ø Faktor komersialisme kebudayaan.
Ø Faktor konsumerisme dan materialisme.
Ø Faktor ketahanan budaya dan konflik nilai.
Ø Faktor pendidikan dan proses ahli nilai
Ø Faktor adaptasi hukum dalam pengembangan pariwisata
Ø Faktor seks dan kesehatan
Ø Faktor sakuralisasi kehidupan beragama
Ø Faktor pengembangan potensi masyarakat dalam upaya mengambil manfaat
optimal dan pariwisata dan interaksi antar bangsa.
Ø Faktor pembangunan kemampuan kritis-rasional dalam mengahadapi
pengaruh kebudayaan asing.
2.
Tahap-tahap yang dilakukan untuk pengembangan kebudayaan
Kebudayaan remaja terus berkembang
sejalan dengan proses perkembangan sejalan dengan proses kehidupan manusia. Ada tiga tahap
perkembangan kebudayaan, yaitu :
·
Tahap Mitis
Ialah sikap remaja yang merasa dirinya
terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib yang ada di sekitarnya. Tahap ini
memiliki segi negatif, yaitu praktek magic. Dengan magic atau ilmu sihir remaja
berusaha menguasai dan mengendalikan orang-orang lain.
·
Tahap Fungsional
3.
Pengaruh negatif dan positif terhadap kebudayaan asing
·
Pengaruh Negatif
Kebudayaan asing juga dapat
menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan remaja sekarang, diantaranya
adalah :
a.
Remaja perempuan sekarang
banyak berpakaian yang tidak tertutup.
b.
Kebudayaan barat dapat membuat
remaja terjerumus kedalam minum-minum keras, narkoba dan balap-balapan motor
yang bisa mengakibatkan kematian bagi remaja.
c.
Adanya sebagian remaja yang
melakukan seks bebas.
·
Pengaruh Positif
Tak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan
asing pun mempunyai positif terhadap perkembangan kebudayaan antara lain :
a.
Memperkaya kehidupan dalam
bidang seni musik, lukis, dan drama.
b.
Mengidentifikasikan nilai-nilai
universal untuk memberi bobot tertentu pada proses pengembangan kebudayaan
tradisional.
c.
Mendorong dan memberi pola pada
sistem pendidikan.
d.
Memperluas wawasan berpikir.
e.
Mendorong tumbuhnya sikap dan
perilaku mandiri yang sudah berakar dalam kebudayaan lokal.
4.
Nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur harapan
Didalam hasil budaya yang berupa
hasil sastra dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya. Jika nilai budaya
tersebut diangkat oleh pengubah dan penulisan, sebagai gagasan utama maka hasil
sastra itu pada hakikatnya memantapkan harapan-harapan remaja dan ide-idenya,
nilai-nilai budaya yang meliputi nilai perjuangan, nilai semangat pengorbanan
dan nilai kemandirian. Proses pertumbuhan remaja pembangunan terletak pada
keseluruhan sifat-sifat pribadi yang dikembangkan secara sadar bersamaan dengan
tumbuhnya pengetahuan serta keterampilan. “Remaja Pembangunan” pada dasarnya
adalah remaja yang atas kemauannya sendiri bersedia melakukan tindakan-tindakan
untuk menyempurnakan sesuatu dalam hidupnya yang terasa masih kurang memadai.
Dengan menerapkan nilai ini, para remaja bisa menyelesaikan permasalahan atau
persoalan yang terjadi didalam hidup.
2.4 Budaya Sebagai Sarana
Kemajuan dan Sebagai Ancaman Remaja
Dalam berbudaya remaja tak menerima
begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan
mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat demikian itu terjadi jurang
antara remaja dengan dirinya yang dialaminya. Dengan demikian remaja menjadi
mampu untuk membuat ketegangan dengan alam dan dari ketegangan itu menentukan
api budaya. Remaja mendambakan kehidupan bangsa primitive yang penuh dengan
ritus, adapt, hiasan dan magic yang serba menarik. Orang jemu dengan budaya
yang serba melelahkan ini dan ingin nikmat secara alami. Padahal bangsa
primitif pun memiliki budaya, akan tetapi tak begitu rumit dan melelahkan
remaja. Kadang-kadang orang mengira bahwa semakin budayanya semakin banyak dosa
yang dibuat, sebaliknya budaya itu semakin primitif semakin suci.
Budaya merupakan budya bagi remaja
sendiri, budaya yang dimaksud umpamanya teknik, peradaban, pabrik berasap,
udara yang penuh debu, kota yang kotor, hutan yang semakin gundul, kediktatoran
akal dan budi yang tamak. Bagi budaya itu menguasai menyalahgunakan, menjajah
dan mematikan kekuasaan budaya yang membuat ancaman bagi dirinya sendiri.
Didalam budaya sendiri kadang-kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mampu
menyeret kedalam jurang kerusuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Dengan adanya kebudayaan remaja bisa mencerminkan prilaku yang lebih
baik dan menjunjung nilai-nilai dan norma yang menciptakan persatuan dan
kesatuan dikalangan remaja.
Ø Kebudayaan dapat membuat para generasi muda Indonesia untuk
melihat permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan eksistensi secara
menyeluruh dan mendasar.
3.2 Saran
Ø Agar remaja lebih berhati-hati memilih pergaulannya dengan melihat
dampak negative dan positif.
Ø Jangan sekali-kali meniru gaya
barat karena dapat menimbulkan dosa bagi kita yang beragama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Joko
Tri, Drs, dkk. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta
: Rineka Cipta.
Widagho, Djoko,
Drs. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta
: Bumi Aksara.
Maram, Raga Rafael. 2000. Manusia Kebudayaan Dalam
Persekutif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta
: Rineka Cipta.
0 Response to "Makalah Tentang Kurangnya Budaya Dasar Terhadap Remaja"
Posting Komentar