Pengertian Gunung dan Kehidupan Di Gunung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bertamasya ke gunung adalah kegiatan
yang sangat menyenangkan. Di sana, kita bisa menikmati pemandangan yang indah,
udara yang bersih dan segar, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Tentunya,
sebelum pergi ke gunung, kita harus mempersiapkan diri agar selama tamasya atau
berkemah di gunung tidak ada hambatan yang
berarti dan kita bisa menikmati tamasya dengan lancar.
Disini penulis akan memberikan
tips-tips dan persiapan apa saja yang harus dibawa dan dipersiapkan sebelum
pergi ke gunung.
B. Tujuan Penulisan
-
Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang Bukit dan Gunung.
-
Menambah pengetahuan penulis
tentang kehidupan di gunung.
-
Untuk melengkapi tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan karya tulis ini penulis membahas
mengenai
1.
Pengertian Gunung, Bukit, dan
Gunung Berapi.
2.
Jenis-jenis Kehidupan di
Gunung.
3.
Bahaya dan Pencegahan di Gunung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Gunung dan Bukit
1.
Gunung
Gunung merupakan bentuk permukaan
bumi yang lebih menonjol daripada bentuk bumi disekitarnya. Biasanya, gunung
lebih tinggi dan curam dibandingkan bukit. Gunung terbentuk oleh pergerakan
kerak bumi. Apabila kedua kerak bumi muncul ke atas, terbentuklah gunung.
Daerah pegunungan sangat berpengaruh
pada cuaca karena gunung menjadi penghalang bagi pergerakan awan. Biasanya,
suhu di gunung lebih dingin dan curah hujan lebih tinggi dibandingkan daripada
daerah lain. Tinggi permukaan gunung mencapai ribuan meter di atas permukaan
laut.
Di dunia ini, terdiri atas gunung,
yaitu 54% di kawasan Asia, 36% Amerika Utara, 25% Eropa, 22% Amerika Selatan,
17% Australia, dan 3% Afrika. Secara keseluruhan, 24% dari daratan di bumi
terdiri atas pegunungan. Semua sungai utama di dunia ini berasal dari gunung,
dan tentunya manusia pun bergantung pada gunung sebagai salah satu sumber air.
2.
Bukit
Bukit adalah suatu bentangan alam
yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah
disekelilingnya, namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan
gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang
cukup luas. Atau dengan kata lain, daratan yang tinggi namun lebih rendah
daripada gunung disebut bukit.
3.
Gunung Berapi
Gunung api adalah gunung yang
terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar pusat erupsi atau
gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak dijumpai di semua
tempat. Gunung api hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu, yaitu pada jalur
punggungan tengah samudera, pada jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi,
dan pada titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, di benua maupun
di samudera (hot spot). Sebagian besar gunung api yang aktif di dunia berada di
pertemuan lempeng tektonik dan muncul di daerah-daerah yang berada di dalam di
Larutan Pasifik yang disebut "cincin gunung api" (ring of fire).
Gunung
api juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan
tengah samudera. Di sepanjang pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi
menjadi tipis dan lemah. Magma yang muncul keluar kemudian membentuk barisan
gunung api. Tetapi, tidak semua gunung api terbentuk pada pertemuan lempeng.
Pulau Komodo di Flores NTT adalah contoh salah satu pula vulkanis yang ada di
Indonesia. Pulau vulkanis merupakan puncak dari gunung api yang terletak di
dasar samudera.
Jenis-jenis
gunung api dibagi berdasarkan: aktivitas, proses
terjadi, dan tipe letusan. Berdasarkan aktivitasnya, jenis gunung api antara
lain:
·
Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja
dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
·
Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak
memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
·
Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang
meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung
Kelud.
Jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, antara lain:
·
Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah.
Terjadi karena letusan besar yang kemudian membentuk lubang besar di bagian
puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa benda padat/effiata. Contoh, Gunung
Lamongan di Jawa Timur.
·
Gunung api kerucut/srato, yaitu jenis gunung api
yang paling banyak dijumpai. Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan
abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena letusan dan lelehan batuan panas dan
cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis
sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di Indonesia masuk dalam
kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.
·
Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti perisai,
terjadi karena lelehan yang keluar dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak
ada letusan dan membentuk lereng yang sangat landai dengan kemiringan 1 sampai
10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng antara lain Gunung Maona Loa
Hawaii di Amerika Serikat.
Jenis gunung api berdasarkan tipe letusan, antara lain:
·
Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran
lava ke udara mencapai ketinggian 200 meter, mudah bergerak dan mengalir secara
bebas.
·
Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500
meter dengan pijaran seperti kembang api.
·
Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran
lava pijar saat kubah lava runtuh.
·
Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk
volcano disertai awan panas yang padat.
·
Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling
merusak karena magma yang meletus dari bagian lereng gunung yang lemah.
·
St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang
disertai longsoran besar dan awan panas yang bisa menutupi area yang luas.
·
Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan
vulkanian tetapi kekuatan letusannya lebih besar.
Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan
ketinggian letusan yang mencapai >500 km.
Ciri-ciri gunung api yang akan meletus :
1)
Suhu di sekitar gunung naik.
2)
Mata air menjadi kering.
3)
Sering mengeluarkan suara
gemuruh, kadang-kadang disertai getaran (gempa).
4)
Tumbuhan disekitar gunung layu.
5)
Binatang di sekitar gunung
bermigrasi.
B. Kehidupan di Gunung
- Binatang-binatang Penghuni Gunung
Kehidupan di gunung berbeda dengan
kehidupan di daratan rendah. Di gunung, banyak hutan lebat yang menjadi rumah
bagi hewan-hewan. Gunung juga bisa dijadikan suaka margasatwa dan melindungi
hewan-hewan yang hampir punah. Selama di gunung, kita harus berhati-hati jangan
mengganggu kehidupan hewan-hewan tersebut dan akibatnya mereka akan menyerang
kita.
Dari sekian banyak satwa, macan tutul
merupakan satwa yang menarik. Sebagai predator terkenal di hutan, ia memiliki
peranan penting dalam ekosistem yang rumit. Salah satunya sebagai pengendali
populasi suatu spesies tertentu yang akan berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistem.
- Tumbuhan di Gunung
Hutan-hutan di gunung masih lebat dan
disanalah rumah bagi pohon-pohon. Biasanya, pohon yang sangat sering kita
jumpai di gunung adalah pohon pinus, pohon jati, dan aneka pohon lainnya. Akan
tetapi, ada satu bunga yang merupakan ciri khas dari gunung dan bunga ini hanya
dapat kita jumpai di gunung yaitu bunga edelweis.
Tipe hutan di Indonesia dapat
dibedakan dengan berdasarkan faktor yang mempengaruhinya, yaitu wilayah, edafik
(tanah) dan iklim. Wilayah didasarkan pada letak Indonesia yang berada di
antara benua Asia dan Australia, sehingga pengaruh vegetasi dari kedua benua
tersebut tampak nyata dari barat ke timur.
Hutan Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a.
Zona barat, yaitu hutan dengan
pengaruh kuat vegetasi daratan Asia, meliputi pulau-pulau Sumatera, Kalimantan
dan Jawa.
b.
Zona peralihan, yaitu hutan
dengan pengaruh vegetasi Asia dan Australia sama besar, meliputi pulau
Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
c.
Zona timur, yaitu hutan dengan
pengaruh kuat vegetasi Australia, meliputi Irian Jaya, Maluku dan Nusa
Tenggara.
C. Agar Aman di Gunung
1.
Cara Mendaki Gunung yang baik (Hiking Savety)
Beberapa faktor human error yang
menyebabkan kecelakaan terjadi antara lain :
a.
Minimnya pengetahuan si pendaki
tentang karakteristik medan yang akan dilaluinya.
b.
Membuka jalur baru tanpa
pengetahuan navigasi dan survival yang memadai.
c.
Tersesat di hutan, karena
kekurangan makanan dan air.
d.
Terjadinya gap dan perbedaan
pendapat dalam kelompok pendaki.
e.
Kecerobohan leader (pemimpin
pendakian) dalam penentuan jalur yang akan dilalui.
Untuk meminimalkan terjadinya
kecelakaan di gunung ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh si pendaki.
Diantaranya adalah :
a.
Pendakian sebaiknya dilakukan
oleh minimal 3 orang.
b.
Membawa peralatan lengkap,
diutamakan peralatan pribadi misalnya jaket, sarung tangan, tutup kepala,
sepatu dan jas hujan.
c.
Kekompakan tim dalam perjalanan
sangat vital dan diperlukan agar tercipta suasana saling membantu dan menghargai,
sehigga perjalanan akan semakin cepat dan baik.
d.
Mempunyai leader atau pemimpin
yang berpengalaman, baik mental maupun pengetahuan agar dalam keadaan tertentu
tidak terjadi perpecahan karena kurangnya wibawa leader.
e.
Logistik dan air yang dibawa haruslah
cukup minimal untuk sendiri selama dalam perjalanan.
f.
Kesehatan pendaki haruslah
dalam keadaan baik.
2.
Tindakan Survival
Survival adalah tindakan yang paling
awal bagi makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman.
Survive berarti mampu bertahan hidup dan lolos dari kondisi tidak menentu.
Survivor adalah individu atau
sekelompok orang yang berusaha mempertahankan hidup pada kondisi tidak menentu
yang tidak dapat diduga sebelumnya.
Penyebab seseorang melakukan survival :
a.
Kehabisan kelengkapan dari
suatu perjalanan.
b.
Kecelakaan dalam suatu
perjalanan.
c.
Tersesat di suatu daerah asing.
d.
Lingkungan suatu daerah yang
belum dikenal.
e.
Kekurangan pangan, kekurangan
oksigen, dan lain-lain.
Tindakan yang dilakukan dalam situasi survival :
a.
Mencari tempat berlindung
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mencari dan membangun tempat berlindung atau Bivoac :
1)
Di atas tanah yang padat dan
tidak berlumpur.
2)
Jangan berada di dekat pohon
yang lapuk.
3)
Jangan di daerah lintasan
binatang.
4)
Usahakan menghindari hembusan
angin secara langsung terutama daerah tikungan.
5)
Usahakan dekat dengan sumber
air.
6)
Perhatikan keadaan medan,
seperti tanah longsor, dan lain-lain.
7)
Jangan bermalam di sungai
kering.
b.
Mencari air minum.
c.
Mencari makanan.
d.
Membuat api.
Cara-cara membuat api :
1)
Bantuan sinar matahari.
2)
Gesekan bambu dengan bambu.
3)
Batu api.
4)
Busur dan gurdi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehidupan di gunung dan bukit berbeda
dengan kehidupan di daratan rendah. Di gunung, banyak hutan lebat yang menjadi
rumah bagi hewan-hewan. Gunung juga bisa dijadikan suaka margasatwa dan
melindungi hewan-hewan yang hampir punah. Selama di gunung, kita harus
berhati-hati jangan mengganggu kehidupan hewan-hewan tersebut dan akibatnya
mereka akan menyerang kita.
B. Saran
Hendaknya kita dapat menjaga dan
melestarikan kehidupan yang terdapat di gunung maupun yang terdapat di bukit.
Karena semua itu dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian, sebagai hiburan,
dan lain sebagainya.
0 Response to "Pengertian Gunung dan Kehidupan Di Gunung"
Posting Komentar