Makalah Lengkap Biologi Reproduksi Tentang Hemofilia
A. Pengertian dan Penyebab
Hemofilia
Pengertian
Hemofilia adalah kelainan perdarahan yang disebabkan
adanya kekurangan salah satu faktor pembekuan darah. Hemofilia terdiri dari 2
jenis dan seringkali disebut dengan “The Royal Diseases” atau penyakit
kerajaan. Untuk kewaspadaan medis, penderita hemofilia harus mengenak gelang
atau kalung penanda hemofilia.
Penyebab Hemofilia
Hemolia adalah penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan
oleh melalui kromosom X. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan spontan yang
berat dan kelainan seni yang nyeri dan menahun. Hemofilia lebih banyak terjadi
pada laki-laki, karena mereka hanya mempunyai satu kromosom X. Sedangkan
perempuan umumnya menjadi pembawa sifat (carrier). Namun perempuan bisa juga
menderita hemofilia jika pria hemofilia menikah dengan wanita carrier
hemofilia.
B. Pembagian Hemofilia
1.
Hemofilia A
·
Hemofilia Klasik, jenis
hemofilia yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah yang
disebut FAH (Faktor Anti Hemofilia).
·
Hemofilia kekurangan Factor
VIII, terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein pada darah yang
menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
2.
Hemofilia B
·
Christmas Disease, ditemuan
untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada.
·
Hemofilia kekurangan Factor IX,
terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein pada darah yang
menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan.
Hemofilia A terjadi sekurang-kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B
lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
C. Kadar Faktor Pembekuan
Darah
Berdasarkan kadar faktor pembekun darah tersebut dapat dibagi menjadi
:
1.
Hemofilia berat, sering terjadi
perdarahan tanpa sebab yang jelas (spontan), frekuensi perdarahan sering.
Mempunyai kadar faktor pembeku darah kurang dari 1%.
2.
Hemofilia sedang, frekuensi
timbulnya perdarahan tidak sesering Hemofilia berat. Mempunyai kadar faktor
pembeku darah 1-5%.
3.
Hemofilia ringan, jarang
terjadi perdarahan kecuali jika terjadi luka besar seperti tindakan pencabutan
gigi, operasi atau khitan. Mempunyai kadar pembeku darah 5-30%.
Kadar pembeku darah dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di
laboratorium.
D. Gejala dan Pengobatan
Hemofilia
·
Apabila terjadi benturan pada
tubuh akan mengakibatkan kebiru-biruan (pendarahan dibawah kulit).
·
Apabila terjadi pendarahan di
kulit luar maka pendarahan tidak dapat berhenti.
·
Pendarahan dalam kulit sering
terjadi pada persendian seperti siku tangan maupun lutut kaki sehingga
mengakibatkan rasa nyeri yang hebat.
Bagi mereka yang memiliki gejala-gejala tersebut,
disarankan segera melakukan tes darah untuk mendapat kepastian penyakit dan
pengobatannya. Pengobatan penderita hemofilia berupa Recombinant Factor VIII
yang diberikan kepada pasien hemofili berupa suntikan maupun transfusi.
Pemberian transfusi rutin berupa kriopresipitat-AHF
untuk penderita hemofilia A dan plasma beku segar untuk penderita hemofilia B.
Terapi lainnya adalah pemberian obat melalui injeksi. Baik obat maupun
transfusi harus diberikan pada penderita secara rutin setiap 7-10 hari. Tanpa
pengobatan yang baik, hanya sedikit penderita yang mampu bertahan hingga usia
dewasa. Karena itulah kebanyakan penderita hemofilia meninggal dunia pada usia
kanak-kanak atau balita.
E. Hal Penting Yang Perlu
Diketahui
Penderita hemofilia juga harus rajin melakukan perawatan
dan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Untuk pemeriksaan gigi
dan khusus, minimal setengah tahun sekali, karena kalau giginya bermasalah
misalnya harus dicabut, tentunya dapat menimbulkan perdarahan.
Mengonsumsi makanan atau minuman yang sehat dan menjaga
berat tubuh agar tidak berlebihan. Karena berat badan berlebih dapat
mengakibatkan perdarahan pada
sendi-sendi di bagian kaki (terutama pada kasus hemofilia berat).
Penderita hemofilia harus menghindari penggunaan aspirin
karena dapat meningkatkan perdarahan dan jangan sembarang mengonsumsi
obat-obatan.
Olahraga secara teratur untuk menjaga otot dan sendi
tetap kuat dan untuk kesehatan tubuh. Kondisi fisik yang baik dapat mengurangi
jumlah masa perdarahan. Jadi, siapa bilang penderita hemofilia tidak dapat
beraktifitas dan menjalani hidup layaknya orang normal.
F. Pengobatan
Pada dasarnya, pengobatan hemofilia ialah mengganti atau
menambah faktor antihemofilia yang kurang. Namun, langkah pertama yang harus
diambil apabila mengalami perdarahan akut adalah melakukan tindakan RICE (Rest,
Ice, Compression, Evaluation) pada lokasi perdarahan untuk menghentikan atau
mengurangi perdarahan. Tindakan tersebut harus dikerjakan, terutama apabila
penderita jauh dari pusat pengobatan, sebelum pengobatan definitif dapat
diberikan.
Karena penderita hemofilia mengalami defisiensi (kekurangan)
faktor pembekuan darah, maka pengobatannya berupa pemberian tambahan faktor
pembekuan darah atau terapi pengganti. Penderita hemofilia A memerlukan
tambahan faktor VIII, sedangkan penderita hemofilia B memerlukan tambahan
faktor IX.
Saat ini, pemberian faktor VIII dan faktor IX untuk
penderita hemofilia semakin praktis. Faktor VIII atau faktor IX telah dikemas
dalam bentuk konsentrat sehingga mudah untuk disuntikkan dan menunjang home
therapy (terapi mandiri). Perdarahan akan berhenti bila pemberian faktor VIII
atau faktor IX mencapai kadar yang dibutuhkan. Masih terkait dengan pengobatan
hemofilia, Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia memberikan beberapa
saran, yaitu :
·
Segera Obati bila terjadi
perdarahan
Pada umumnya, penderita hemofilia dapat merasakan suatu sensasi
(nyeri atau seperti urat ditarik) di lokasi yang akan mengalami perdarahan.
Dalam keadaan ini, pengobatan dapat segera dilakukan, sehingga akan
menghentikan perdarahan, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi risiko
terjadinya kerusakan sendi, otot maupun orang lain. Makin cepat perdarahan
diobati, makin sedikit faktor VIII atau faktor IX yang diperlukan untuk
menghentikan perdarahan.
·
Bila ragu-ragu, segera diobati.
Kadangkala pada penderita hemofilia terjadi gejala yang tidak jelas:
perdarahan atau bukan? Bila ini terjadi, jangan ditunda-tunda, segera berikan
faktor VIII dan faktor IX. Jangan ditunggu sampai gejala klinik yang lebih
jelas timbul, seperti rasa panas, bengkak, dan nyeri.
Sampai saat ini, belum ada terapi yang dapat menyembuhkan
hemofilia, namun dengan pengobatan yang memadai penderita dapat hidup sehat.
Tanpa pengobatan yang memadai, penderita hemofilia-terutama hemofilia
berat-beresiko besar mengalami kecacatan. Penderita bisa mengalami kemunduran
fisik dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau
bahkan meninggal dalam usia sangat muda.
G. Sejarah Hemofilia
Meski belum memiliki nama, hemofilia telah ditemukan
sejak lama. Talmud, yaitu sekumpulan tulisan para nabi Yahudi, 2 abad setelah
masehi menyatakan bahwa seorang bayi laki-laki tidak harus dikhitan jika dua
kakak laki-lakinya mengalami kematian akibat dikhitan. Selain itu, seorang
dokter asal Arab, Albucasis, yang hidup pada abad ke-12 menulis tentang sebuah
keluarga yang setiap anak laki-lakinya meninggal setelah terjadi perdarahan
akibat luka kecil.
Pada tahun 1803, Dr. John Conrad Otto, seorang dokter
asal Philadelphia
menulis sebuah laporan mengenai perdarahan yang terjadi pada suatu keluarga
tertentu saja. Ia menyimpulkan bahwa kondisi tersebut diturunkan hanya pada
pria. Ia menelusuri penyakit tersebut pada seorang wanita dengan tiga generasi
sebelumnya yang tinggal dengan Plymouth ,
New Hampshire pada tahun 1780.
Hemofilia juga disebut dengan “The Royal Diseases” atau
penyakit kerajaan. Ini di sebabkan ratu Inggris, Ratu Victoria (1837 – 1901) adalah seorang
pembawa sifat/carrier hemofilia. Anaknya yang ke delapan, Leopold adalah
seorang hemofilia dan sering mengalami perdarahan. Leopold meninggal dunia
akibat perdarahan otak pada saat ia berumur 31 tahun.
Salah seorang anak perempuan Victoria
yaitu Alice, ternyata adalah carrier hemofilia dan anak laki-laki Alice , Viscount Trematon,
juga meninggal akibat perdarahan otak pada tahun 1928. Alice dan Beatrice, adalah carrier dan
merekalah yang menyebarkan penyakit hemofilia ke Spanyol, Jerman dan Keluarga
Kerajaan Rusia.
Pada abad ke 20, para dokter terus mencari penyebab
timbulnya hemofilia. Hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah dari penderita
hemofilia mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter dari Havard,
Patek dan Taylor ,
menemukan pemecahan masalah pada pembekuan darah, yaitu dengan menambahkan
suatu zat yang diambil dari plasma dalam darah.
0 Response to "Makalah Lengkap Biologi Reproduksi Tentang Hemofilia"
Posting Komentar