Manusia Dan Akhlak Serta Hubungannya Dengan Aqidah Syariah, Sosiologi Dan Psikologi
A. Hubungan Akhlak Dengan
Aqidah, diantaranya
1.
Aqidah yang baik merupakan
pondasi pertama lahirnya akhlak yang mulia.
2.
Seseorang yang memiliki aqidah
yang benar otomatis akan memiliki akhlak yang terpuji. Dengan kata lain aqidah
yang dimiliki seseorang akan dapat menjadi cerminan bagaimana akhlak atau budi
pekerti orang tersebut.
3.
Dari segi pembahasannya, ilmu
tauhid membahas masalah ketuhanan baik dari segi zat maupun perbuatannya. Ilmu
Tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia kepada ke ikhlasan karena Allah
semata, dan keikhlasan merupakan salah satu akhlak yang mulia.
4.
Dari segi fungsinya, ilmu
tauhid menghendaki agar seseorang tidak hanya mengetahui dan mengjhafal
materinya saja, dengan kata lain ilmu tauhid tidak menginginkan Rukun Iman dan
dalil-dalil penguatnya hanya di hafal dan di ketahui oleh umat Islam saja.
Namun ilmu tauhid menghendaki yang lebih dari itu, Rukun Iman bukan hanya
dihafal, namun yang paling penting adalah bagaimana orang dapat memanivestasikannya
dalam kehidupan. Manivestasi dari Rukun Iman itu akan terpancar lewat tingkah
laku mulia.
5.
Hubungan ilmu tauhid dengan
akhlak juga dapat dilihat dari eratnya hubungan keimanan dengan amak shaleh
yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah, bahkan iman
seseorang tidak akan sempurna bila tidak dibarengi oleh Amal Shaleh.
6.
Perbedaan lain antara Akhlak
dengan Aqidah adalah, kalau Aqidah berbicara tentang keyakinan hati terhadap
Allah, sedangkan Akhlak berbicara tentang tingkah laku yang baik kepada Allah
dan manusia.
Jadi ada keharmonisan antara Hablum min Allah dan Hablum min an
Nas.
B. Hubungan Akhlak Dengan
Syari’ah, yaitu
Mengatur dan menertibkan amal perbuatan manusia untuk
keselamatan dan kebahagiaannya dunia dan akhirat, walaupun terhadap beberapa
perbedaan esensial dari keduanya yang akan dijelaskan nanti.
Dari segi ruang lingkupnya, akhlak lebih luas dari
hukum, akhlak memerintahkan orang untuk melakukan semua perbuatan baik dan
bermanfaat dan melarang orang melakukan perbuatan buruk dan berbahaya.
Sedangkan hukum Islam tidak mengatur semua perbuatan baik untuk melakukan dan
semua hal yang jahat untuk ditinggalkan. Bergaul baik dengan sesama tidak
diatur oleh hukum, dan sifat-sifat jelek seperti : jelek, hasad, dengki, ria
dan lain sebagainya tidak diatur oleh hukum.
C. Hubungan Akhlak Dengan
Sosiologi
Hubungan antara akhlak dan sosiologi terlihat dari
persamaan objek kajiannya. Namun antara keduanya juga terdapat perbedaan,
karena perbedaan sudut pandang. Kalau sosiologi mengkaji fenomena yang terjadi
di masyarakat, kenapa masyarakat berperilaku seperti ini, kenapa masyarakat
mempunyai kecendrungan begini, dan lain sebagainya, maka akhlak melihat
perilaku masyarakat baik sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat.
D. Hubungan Akhlak Dengan
Psikologi
Antara Psikologi dengan Akhlak tidak dapat dipisahkan
objek kajian psikologi adalah jiwa manusia, dan itu juga menjadi objek awal
kajian akhlak, karena akhlak mengkaji bagaimana perbuatan manusia untuk
menentukan baik buruk, benar atau salahnya perbuatan tersebut.
Salah satu cabang psikologi yang sangat erat kaitannya
dengan akhlak adalah : psikologi sosial, yang mengkaji individu dalam dalam
berinteraksi dengan masyarakat dan hubungan timbal balik antara individu dan
masyarakat. Hal ini merupakan lahan akhlak.
Ini referensi dari buku mana y Mr, saya sedang ada tugas makalah tentang materi tersebut tapi belum nemu bukunya,
BalasHapus