Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Demam Bedarah Dengue (DBD)
A. Penyakit Menular
1)
Demam Bedarah Dengue
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam
berdarah, yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini pada stadium berat akan mengakibatkan
Sindroma Syok Dengue (SSD), yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disertai
oleh syok (renjetan) akibat kehilangan plasma.
Di Indonesia DBD pertama kali dilaporkan pada tahun
1968, yaitu di Surabaya ,
tapi konfirmasi virologist baru diperoleh pada tahun 1970. sedangkan di Padang
DBD pertama kali muncul pada tahun 1972.
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan masalah
masyarakat yang jumlahnya kasusnya tiap tahun masih tinggi. Penyebab makin
meluas, wabah masih terjadi sewaktu-waktu dan lebih banyak menyerang anak-anak.
Pada mulanya DBD berjangkit dalam kota padat penduduknya. Tapi sekarang juga
ditemukan di daerah Sub-Urban dan pedesaan. Hal ini antara lain disebabkan oleh
semakin meningkatnya alat transportasi.
B. Faktor Penyebab Penyakit
1.
Penyebab DBD
Entiologi / Penyebab DBD adalah virus dengue yang
termasuk dalam Arbovirus golongan B. Virus dengue (genus flavirus, famili
flaviridae) diketahui mempunyai 4 macam serotipe yaitu dengue-1, dengue-2,
dengue-3, dengue-4. Virus dengue tergolong RNA-Virus yang berkembang biak dalam
tubuh, beberapa species nyamuk, darah manusia dan kultur jaringan. Ia mampu
bertahan hidup pada suhu 4 derajat celcius selama beberapa minggu dan pada suhu
70 derajat celcius selama beberapa tahun.
2.
Vektor DBD dan Lingkungan
Vektor / Penular DBD adalah nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus. Nyamuk Aedes Aegypti lebih sering dijumpai di dalam dan
disekitar rumah di daerah perkotaan, sedangkan Aedes Albopictus sering dijumpai
di daerah desa dekat hutan (niral).
Tempat perkembang biakan nyamuk ini adalah :
-
Tempat penampungan air (TPA)
yang digunakan oleh penduduk sehari-hari seperti bak mandi, WC, temayan, drum
dan lain-lain.
-
Tempat genangan air.
-
Tempat penampungan air alamiah
misalnya lubang pohon, lubang batu, dan lain-lain.
C. Pencegahan DBD
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi
populasi nyamuk dan mencegah terjadinya masalah, baik secara kimia, mekanis
maupun biologi.
1.
Terhadap Vektor
a.
Pemberantasan cara mekanik
untuk meniadakan Aedes Aegypti (Mekanik) adalah :
-
Membuang secara baik kaleng,
botol, ban dan semua yang mungkin dapat menjadi tempat bersarang nyamuk.
-
Menukar air vas bunga dan
minuman burung minimal 1 x seminggu.
-
Menguras bak mandi 1 x
seminggu, demikian juga tempat penyimpanan air dan menutupnya.
-
TIdak menggantung pakaian.
b.
Pemberantasan/penanggulangan
populasi nyamuk secara kimiawi dengan cara :
-
Membunuh larva dengan
butir-butir abate sand granudes (SG) 1% pada tempat penyimpanan air dengan
dosis IPPM (part permillion) yaitu 10 gr SG 1% untuk 100 liter air, cara ini
sebaiknya diulangi dalam jangka waktu 2 – 3 bulan.
2.
Penyuluhan
Perlu diberikan kepada penduduk ditempat-tempat yang
diduga rawan untuk berkembang biaknya nyamuk sedini mungkin, bahwa sebelum
terjadi wabah. Salah satu wahana yang sangat baik untuk penyuluhan adalah
sekolah sampai perguruan tinggi, dan lain-lain.
3.
Mencegah Terjadinya Kontak
Langsung Dengan Nyamuk
Dari cara-cara pencegahan diatas, upaya paling efektif
dan efisien adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan tempat perindukan
nyamuk secara mekanis oleh masyarakat.
0 Response to "Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Demam Bedarah Dengue (DBD)"
Posting Komentar