Informasi Akutansi Pertanggungjawaban Serta Manfaatnya
1. Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Informasi merupakan data-data yang berasal dari berbagai
sumber yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk membantu dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian perusahaan.
Yang disebut dengan informasi adalah data yang telah
digunakan dan memiliki andil yang cukup serta telah dikomunikasikan pada
penggunaannya dalam rangka membuat berbagai keputusan.
Pengertian atau defenisi informasi merupakan segala
sesuatu yang berupa data, pengamatan, persepsi atau hal-hal lain yang dapat
digunakan untuk membantu penggunanya dalam membuat berbagai keputusan.
Informasi yang dijelaskan diatas secara umum dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu : informasi kuantitatif dan informasi kualitatif. Informasi
kualitatif adalah informasi yang menyediakan data-data yang sifatnya non moneter,
dengan kata lain tidak memakai satuan uang sebagai dasar perhitungannya.
Informasi jenis kedua, yaitu informasi kuantitatif, sebaliknya merupakan
informasi yang memiliki dasar pengukuran yang jelas, yaitu satuan uang.
Informasi kuantitatif yang lebih dikenal dengan sebutan
informasi akuntansi memiliki berbagai aspek yang dapat dijelaskan satu demi
satu. Terlabih dahulu akan dibahas mengenai pengertian informasi akuntansi.
Informasi akuntansi merupakan data yang menjadi lebih
berarti dan lebih bernilai setelah melalui proses, yang menjadikan data-data
tersebut bermanfaat bagi pihak yang menggunakannya. Informasi akuntansi dapat
dikelompokkan mnejadi tiga bagian, yaitu : informasi operasi, informasi
akuntansi kuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi
merupakan informasi akuntansi yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan
operasi perusahaan. Informasi ini digunakan untuk mengolah kedua jenis
informasi akuntansi lainnya, yaitu informasi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen. Contoh dari informasi operasi dalam suatu perusahaan adalah :
1.Informasi mengenai bahan baku
yang digunakan (jenis dan kuantitasnya).
2. Informasi
mengenai jumlah persediaan barang jadi dalam gudang.
3. Informasi mengenai
jumlah produksi pada waktu tertentu.
Informasi akuntansi jenis berikutnya adalah informasi
akuntansi keuangan. Hasil dari informasi akuntansi keuangan biasanya lebih
ditujukan bagi pihak-pihak eksternal atau yang berada di luar perusahaan. Para
pengguna informasi akuntansi keuangan ini memanfaatkan informasi tersebut untuk
membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan mengenai hubuangannya dengan
perusahaan. Sebagai ilustrasi, para investor menggunakan informasi akuntansi
keuangan (dalam hal ini melalui laporan keuangan) untuk melihat apakah mereka
dapat mempercayakan dananya pada perusahaan atau tidak. Pihak-pihak lainpun
menggunakan informasi akuntansi keuangan dengan tujuan yang berbeda satu sama
lain, misalnya : bank, pemegang saham, pemerintah, dll.
Informasi akuntansi manajemen merupakan informasi
akuntansi yang akan lebih difokuskan dalam pembahasan ini. Informasi ini
berhubungan erat dengan dua fungsi pokok dalam manajemennya, yaitu fungsi
perencanaan dan fungsi pengendalian. Informasi yang termasuk informasi
akuntansi manajemen misalnya: laporan mengenai anggaran, laporan penjualan,
laporan biaya produksi berbagai pusat-pusat pertanggungjawaban dan lain-lain.
Informasi akuntansi manajemen dapat meliputi dua jenis
informasi, yaitu : informasi yang menyangkut
masa lalu dan informasi tentang masa depan. Dari kedua jenis informasi ini
nantinya akan didapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan itu dikenal
dengan sebutan penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi dapat berupa
penyimpangan yang menguntungkan (favorable)
dan penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable).
Dalam informasi akuntansi manajemen hal-hal ini akan ditelusuri dengan lebih
terarah. Penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan operasi (menguntungkan atau
tidak menguntungkan) akan dilihat penyebab. Apabila ditemukan penyebab dari
penyimpangan tersebut maka selanjutnya akan dicarikan jalan agar penyimpangan
yang terjadi hanya yang bersifat menguntungkan (favorable) saja.
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan
tiga aspek penting, yaitu dengan objek informasi, alternatif yang dipilih dan
wewenang manajer. Masing-masing aspek ini menjadikan informasi akuntansi
manajemen dapat dipilah-pilah berdasarkan aspek tersebut. Aspek objek informasi
akan melahirkan informasi akuntansi penuh, yang merupakan informasi mengenai
seluruh aktiva dan pendapatan yang diperoleh dan atau seluruh sumber yang
dikorbankan suatu objek informasi.
Sedangkan informasi akuntansi differensial lahir dari
adanya aspek alternatif yang dipilih. Informasi akuntansi diferensial yang
berhubungan dengan alternatif yang dipilih oleh manajemen dalam mengambil
keputusan, merupakan informasi akuntansi yang akan membantu pihak manajemen
dalam menentukan keputusan terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.
Apakah perusahaan akan membeli, menyewa atau membuat sendiri suatu peralatan
dapat dijadikan sebagai salah satu contoh dari informasi akuntansi diferensial.
Keputusan yang menjadi hasil dari informasi akuntansi diferensial dapat
dijadikan sebagai alat yang akan mengurangi ketidakpastian yang muncul akibat
terdapatnya berbagai alternatif.
Informasi akuntansi manajemen yang ketiga ini adalah
informasi akuntansi pertanggungjawaban yang lahir dari aspek wewenang manajer.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang berkaitan
dengan wewenang manajer atas biaya, pendapatan dan aktiva perusahaan. Para
manajer pusat-pusat pertanggungjawaban memiliki wewenang penuh terhadap biaya,
pendapatan dan aktiva yang ada dalam masing-masing pusat prtanggungjawaban yang
dipimpinnya. Manajerlah yang membuat keputusan berkaitan dengan biaya,
pendapatan dan aktiva. Hal ini menjadikan manajer sebagai orang yang
bertanggungjawab atas prestasi pusat pertanggungjawaban yang dibawahinya.
Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke manajer di bawahnya dan
pendelegasian ini menuntut manajer bawah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
wewenang kepada manajer atasannya.
Dengan demikian, tanggungjawab timbul sebagai akibat
adanya pendelegasian wewenang dari satu tingkat manajemen yang lebih tinggi ke
tingkat manajemen yang lebih rendah. Untuk dapat dimintai pertanggungjawaban,
manajer tingkat yang lebih rendah harus mengetahui dengan jelas wewenang apa
yang didelegasikan kepadanya oleh atasannya. Dengan demikian, wewenang mengalir
dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab mengalir
sebaliknya. Oleh karena itu, timbul kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi untuk menilai pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang. Informasi
akuntansi yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang
disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban.
2. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat
Biaya
Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja
manajer pusat biaya adalah biaya. Banyak masalah yang timbul dalam pengukuran
biaya sebagai ukuran kinerja, karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat
dikendalikan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk mengendalikan pusat
biaya. Masalah yang timbul dalam penggunaan biaya sebagai ukuran kinerja manajer
pusat biaya adalah.
a.
Masalah Perilaku Biaya
Sering kali
terdapat kerancuan antara variabilitas dengan terkendalikan atau tidaknya suatu
biaya. Variabilitas biaya merupakan perilaku biaya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan sedangkan terkendalikan atau tidaknya biaya
bersangkutan dengan hubungan biaya dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer
tertentu. Anggapan bahwa biaya variabel sebagai biaya yang terkendalikan dan
biaya tetap sebagai biaya tidak terkendalikan oleh manajer pusat laba adalah
pandangan yang salah. Dalam menentukan terkenidalikan atau tidaknya biaya,
perlu dihubungkan antara biaya tertentu dengan wewenang yang dimiliki oleh
manajer pusat biaya atas biaya tersebut. jika manajer pusat biaya memiliki
wewenang yang memadai untuk dapat secara signifikan mempengaruhi biaya
tertentu, maka biaya tersebut merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat
biaya, dan dapat diperhitungkan dalam penentuan biaya yang menjadi ukuran
kinerjanya.
Variabilitas biaya yang dihasilkan dari pengaitan biaya
dengan perubahan volume kegiatan, tidak secara langsung bersangkutan dengan
wewenang yang dimiliki oleh manajer pusat biaya. Biaya variabel yang terjadi di
pusat biaya tertentu kemungkinan dikendalikan oleh manajemen puncak, seperti
biaya kesejahteraan karyawan (tunjangan cuti, tunjangan liburan, tunjangan
kesehatan, tunjangan pensiun), sehingga bukan merupakan biaya terkendalikan
bagi manajer pusat biaya tersebut. Biaya variabel kemungkinan ditentukan
berdasarkan teknologi yang digunakan oleh perusahaan dalam memproses produk,
sehingga manajer pusat biaya tertentu tidak memiliki wewenang untuk
mempengaruhinya. Sebagai contoh, biaya bahan baku yang dikonsumsi berdasarkan
formula tertentu oleh Departemen Produksi merupakan biaya variabel, karena biaya
tersebut bervariasi secara sebanding dengan jumlah produk yang diproduksi.
Namun, manajer Departemen Produksi tidak dapat mempengaruhi biaya bahan baku
karena teknologi yang digunakan mengharuskan Departemen Produksi mengkonsumsi
sejumlah kuantitas tertentu pada setiap produk yang diproduksi. Dengan
demikian, meskipun biaya bahan baku tersebut merupakan biaya variabel, namun
bukan merupakan biaya terkendalikan bagi manajer Departemen Produksi. Umumnya
biaya variabel teknik (engineered
variable costs) sangat ditentukan oleh teknologi yang digunakan untuk
mengolah produk, Sehingga dalam jangka pendek hanya sedikit wewenang yang
dimiliki oleh manajer pusat biaya untuk dapat mempengaruhinya secara
signifikan. Biaya variabel kebijakan (discretionary
variable costs) umumnya merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat
biaya, karena terhadap jenis biaya ini, manajer pusat biaya memiliki kebijakan
(discretion) berdasar wewenang yang
dimilikinya untuk mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut.
Biaya tetap juga tidak selalu merupakan biaya tidak
terkendalikan bagi manajer pusat biaya tertentu. Committed fixed costs merupakan biaya yang tidak bisa tidak harus
dikeluarkan oleh pusat biaya untuk mempertahankan fungsi pusat biaya yang
seharusnya. Biaya asuransi, biaya pemeliharaan ekuipmen, biaya karyawan kunci
merupakan contoh committed fixed costs.
jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk menetapkan besarnya committed fixed costs, biaya tersebut
merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat biaya tersebut. Namun, jika
besarnya committed fixed costs dalam
suatu pusat biaya ditentukan oleh manajer yang lebih tinggi (misalnya oleh
manajemen puncak), maka committed fixed
costs tersebut merupakan biaya tidak terkendalikan bagi manajer pusat biaya
tersebut. Biaya tetap kebijakan (discretionary
fixed costs) umumnya merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat
biaya, karena terhadap jenis biaya ini, manajer pusat biaya memiliki kebijakan
(discretion) berdasar wewenang yang
dimilikinya untuk mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut.
Dalam pengukuran kinerja pusat biaya, biaya variabel
maupun biaya tetap yang diperhitungkan sebagai ukuran kinerja harus berupa
biaya terkendalikan oleh manajer pusat biaya tersebut. Biaya terkendalikan.
adalah biaya variabel dan biaya tetap yang dapat dipengaruhi secara signifikan
oleh manajer dengan wewenang yang dimilikinya.
b.Masalah Hubungan Biaya dengan Pusat Biaya
Dalam hubungannya dengan pusat biaya, biaya dapat dibagi
menjadi dua: biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan
biaya yang manfaatnya hanya dinikmati oleh pusat biaya tertentu. Biaya tidak
langsung merupakan biaya yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu pusat
biaya. Sering kali dianggap bahwa biaya langsung merupakan biaya terkendalikan
dan biaya tidak langsung merupakan biaya tidak terkendalikan oleh manajer pusat
biaya. Anggapan ini tidak selalu benar. Biaya langsung merupakan biaya
terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk mempengaruhi
secara signifikan biaya tersebut. Biaya tidak langsung merupakan biaya tidak
terkendalikan bagi manajer pusat biaya jika pembebanannya ke pusat biaya
tersebut tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat biaya
tersebut.
Dalam pengukuran kinerja pusat biaya, biaya langsung
maupun biaya tidak langsung yang diperhitungkan sebagai ukuran kinerja harus
bertipa biaya terkendalikan oleh manajer pusat biaya tersebut. Biaya
terkendalikan adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh manajer dengan wewenang yang dimilikinya.
c.
Masalah jangka Waktu
Dalam jangka panjang, semua biaya pada dasarnya dapat
dikendalikan oleh manajer tertentu dalam organisasi perusahaan. Biaya kebijakan
(baik biaya variabel kebijakan maupun biaya tetap kebijakan) merupakan biaya
terkendalikan dalam jangka pendek. Engineered
variable costs dan committed fixed
costs merupakan biaya terkendalikan dalam jangka panjang, dan tidak
terkendalikan dalam jangka pendek. Namun, perlu disadari bahwa ada beberapa biaya
yang memiliki tingkat terkendalikan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Sebagai contoh adalah biaya bahan baku yang diperoleh dengan kontrak pembelian
jangka panjang (5 tahun misalnya). Kontrak pembelian untuk jangka waktu
tersebut biasanya diselesaikan dengan wewenang manajemen puncak, dan akan
mengikat kos bahan baku untuk jangka waktu yang lama. Dengan demikian harga
bahan baku yang merupakan unsur biaya bahan baku tidak terkendalikan oleh
manajer pusat biaya (Departemen Produksi). Namun, sisa bahan baku (waste) dan produk yang rusak dalam
proses produksi (spoilagei) merupakan
biaya terkendalikan dalam jangka pendek bagi manajer pusat biaya.
d.Masalah
Tanggungjawab Ganda
Jika suatu biaya di bawah wewenang lebih dari satu
manajer pusat biaya, timbul masalah siapa yang mempertanggungjawabkan biaya
tersebut. Biaya pemeliharaan mesin merupakan contoh biaya yang berada di bawah
tanggungjawab ganda: manajer Departemen Bengkel dan manajer Departemen
Produksi. Dalam pengukuran kinerja manajer pusat biaya, biaya yang berada di
bawah wewenang lebih dari satu manajer pusat biaya digunakan untuk mengukur
kinerja masing-masing manajer pusat biaya yang terkait. Manajer Departemen
Bengkel bertanggungjawab atas dihasilkannya jasa pemeliharaan dengan biaya pemeliharaan
yang minimum, sedangkan manajer Departemen Produksi bertanggungjawab atas
penggunaan minimum jasa bengkel untuk
memenuhi kebutuhan produksinya. Dengan demikian, biaya bengkel untuk tingkat
tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat biaya Bengkel, dan
untuk tingkat tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manajer pusat biaya
Produksi. Manajer pusat biaya penghasil jasa bertanggungjawab atas
dihasilkannya jasa dengan biaya yang minimum, sedangkan manajer pusat biaya
pemakai bertanggungjawab dalam meminimumkan penggunaan jasa pusat biaya
penghasil jasa.
Adanya informasi akuntansi pertanggungjawaban memberikan
kontribusi positif terhadap perusahaan. Ada
beberapa keuntungan dari informasi akuntansi pertanggungjawaban :
1. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban membantu manajer ke arah menciptakan suatu
atmospir pentingnya biaya sepanjang seluruh organisasi.
2. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban cenderung untuk mendapatkan tindak pengendalian
biaya yang dengan cepat dan dengan segera sebagai hasil kebutuhan akan
eksekutif senior untuk menerima suatu laporan bulanan sebelum keputusan dapat
dibuat.
3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban membantu manajemen
dalam memberi peran dan tanggungjawab kepada semua unit tingkatan manajemen
dengan suatu tujuan umum.
Oleh karena penelitian informasi akuntansi
pertanggungjawaban dilakukan pada pusat biaya saja, maka pembahasan hanya
terdapat pusat biaya saja. Informasi akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya
memungkinkan suatu lingkungan yang berorientasi pada anggaran yang direncanakan
dan realisasi biaya yang dikeluarkan. Dengan adanya informasi akuntansi
pertanggungjawaban pusat biaya artinya manajer pusat biaya akan lebih
berhati-hati terhadap kegiatan yang dilakukannya karena semua biaya yang
dikeluarkan akan dipertanggungjawabkan dan nantinya akan dievaluasi dengan
membandingkan dengan realisasi yang terlaksana. Hal tersebut ini nantinya yang
akan menentukan prestasi dari manager pusat biaya. Manajer yang terlalu royal
dalam melakukan kegiatan operasinya tanpa mendatangkan hasil yang sebanding
atau tidak efisien melalui informasi akuntansi pertanggungjawaban akan terlihat
dengan jelas.
Dengan penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban
pusat biaya dalam perusahaan akan memacu para manajer pusat biaya dan karyawan
untuk bekerja lebih cepat. Keputusan para eksekutif yang tergantung pada
laporan yang diterima setiap bulannya memaksa para karyawan yang bekerja supaya
dapat memberikan laporan secara tepat waktu. Jadi terdapat saling
ketergantungan yang positif dari informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam
hubungannya dengan pemberian laporan yang tepat, cepat dan akurat.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya ini
juga memberikan rasa kekeluargaan untuk dapat bekerja sama demi tercapainya tujuan
yang diinginkan. Untuk mencapai target dan mewujudkan tujuan pusat biaya
khususnya dan perusahaan umumnya, memerlukan kerja sama dan dukungan dari
seluruh aspek lingkungan perusahaan. Dengan kata lain penerapan informasi
akuntansi pertanggungjawaban dapat menciptakan suatu dorongan moril yang akan
mengarahkan para karyawan untuk bekerja secara efektif dan efisien dengan
anggapan dengan kerjasama yang baik maka tanggungjawab apapun dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
0 Response to "Informasi Akutansi Pertanggungjawaban Serta Manfaatnya"
Posting Komentar