Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas V Sekolah Dasar Dengan Menggunakan Model Connected
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa,
dan negara Indonesia (depdiknas 2004:12), kurikulum 2004 IPS disempurnakan
untuk meningkatakan mutu pendidikan IPS
secara nasional.
Kurikulum 2004 menegaskan bahwa pengemabangan kurikulum
IPS merespon secara positif berbagai perkembangan informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tuntutan desentralisasi. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan relevansi program pembelajaran IPS dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi
IPS menjamin pewrtumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa,
penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip social ekonomi, budaya,
dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia.
Seiring dengan
adanya kurikulum 2006, mata pelajaran IPS disusun secara sistrematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yanglebih
luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Menurut Djemari,
dkk(1991: 7) pengemabangan kurikulum IPS di SD melalui lima teknik pengemabngan yakni; pengemabngan
berdasarkan isi, konsep, keterampilan proses, masalah, dan minat. Proses
pengemabngan materi ajar tersebut lebih menekankan pada pendekatan topik yang
berwujud pada sifat inter dan antar bidang studi. Salah satu alternatif untuk
melaksanakan pembelajaran IPS di SD yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran
terpadu.
Pendekatan
pembelajaran terpadu dapat dipandang sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas
pendidikan di SD. Kecendrungan pembelajarn terpadu yakni sebagai pendekatan yang
berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan struktur
intelektual anak.
Tim pengembangan
PGSD (1996/1997: 1-2) mengatakan perlunya pembel;ajaran terpadu dapat dianalisis
dari beberapa factor berikut: (1) fenomena praktek pendidikan, (2) hakikat
perkembangan anak, dan (3) realitas perkembangan IPTEK.
Fenomena
praktek pendidikan di SD yang terjadi
selama ini menunjukkan kecendrungan kuat dalam hal, yaitu terjadinya pendekatan
bidang studi yang ketat, terutama untuk kelas-kelas tinggi, adanya pembelajaran
yang menekankan pada pencapaian efek instruksional, dan adanya system evaluasi
berorientasi testing dengan menggunakan reproduksi informasi.
Cirri utama dari
perkembangan siswa SD adalah bersifat holistic, bersifat terpadu, aspek
perkembangan yang satu berkaitan erat, dan mempengaruhi aspek perkembangan yang
lain. Perkembangan fisik tidak bias
dipisahkan dari perkemvbangna mental, social dan emosional atau pun sebaliknya,
dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman, kehidupan dan lingkungan.
Kenyataan
menunjukkan bahwa perkembangan dalam satu bidang ilmu pengetahuan cenderung
selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu itu kedalam biang lain.
Pembelajarn terpadu
ditekankan pada tindakan nyata, bukan pada konsep dan teori. Makna keterpaduan
dipandang sebagai suatu kontinum, yang bergerak dari cara-cara spontan (intra
bidang studi) sampai cara yang terstrktur (antara bidang studi bahkan antar
kelompok siswa).
Implementasi di
SD tidak haruslah mengubah kurikulum yang ada dan sudah berlaku, penekanannya
pada keterpaduan belajar dan bukan pada keterpaduan kurikulum. Jika diperhaikan
pelaksanaan pembelasjaran IPS di SD,
masih banyak guru yang belum melaksanakan pembelajaran terpadu dalam mata
pelajaran IPS, padahal yang dituntut dalam rambu-rambu kurikulum IPS adalah
pendekatan terpadu.
Proses
pembelajaran yang menggunkaan pendekatan pembelajaran terpadu dengan
menggunakan model connected sangat penting diberikan pada mata pelajaran IPS
kelas V SD, karena dengan menerapkan pembelajarn terpadu denagn menggunakan
model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran IPS dan
membuat proses pembelajaran terpadu dengan menggunakan model connected akan
memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon siswa yang penuh kreasi dan
bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dal;am pengembangan
pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari berbagai
sumber belajar yang pada akhirnya guru akan senang dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga secara tidak langsung akan mewujukan guru yang professional. Dari
masalah di atas penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Pelaksanaan
Pembelajaran Terpadu Dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas V Sekolah Dasar Dengan
Menggunakan Model Connected”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
makalah ini adalah “ bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dalam mata
pelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan model connected” .
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS
dengan menggunakan model connected.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan ini antara lain
:
1. Bagi guru, diharapkan dapat memberi informasi dan sekaligus dapat
dijadika sebagai bahan masukan dalm menjalankan tugas mangajar khususnya dala
menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu untuk membimbing siswa di SD.
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahamn siswa terhadap bahan
pelajaran, dan sekaligus dapat mengatasi kesulitan bvel;ajar yang dihadapi
siswa pada saat berlangsungnya proses permbelajaran.
3. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam mata pelajaran IPS
dengan menggunakn model connected di
kelas v sekolah dasar. Selanjutnya dihar\apkan dapat memenuhi salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Diploma II (D.II) pada jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
II. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan dari beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran
maupun dalam antar mata pelajaran.Pembelajaran terpadu sebagai konsep dapat
dikatakan sebagain pendekatan belajar nmengajar yang melibatkan beberapa bidang
studi untuk memberikan pengelaman yang bermakna pada siswa .juika di bandingkan
dengan pendekatan konvensional pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan
keterlibatan siswa dalam belajar,membuat siswa lebih aktif terlibat dalam
proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.Sejalan dengan pendapat dari
beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantara nya:
(1)menurut Prabowo (2000:2),pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang
studi.pendekatan belajar mengajar seperti ini dihaap akan dapat memberikan
pengelaman yang bermakna kepada anak didik kita.Arti bermakna disini
dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh
pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengelaman
langsung dan menghubung kannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
(2)menurut subroto,dkk (2004:1.9)menyatakan bahwa
pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dari suatu pokok
bahasan atau tema tertentu yang di kaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain,konsep
tertentu dikaitkan dengan konsep lain,yangdilakukan secara spontan maupun
secara terencana baik dalam satu bidang studi atau lrbi dan dengan pengelaman
belajar siswa,maka pembelajaran terpadu lebih bermakna.
Dari pendapat diatas terlihat nyata
bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah:”suatu pendekatan
pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentusebagai pusat perhatian
yasng dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain,konseptertentu dengan konsep
yang lain yang direncanakan dalam satu bidang studi atau lebih dengan harapan
siswa belajar dengan lebih baik dan bermakna.
B. Karakteristik Pembelajaran
Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakterisik
sebagai berikut :
1.
Pembelajaran Berpusat Pada Anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat
pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memberikan keluluasaan pada siswa, baik secara individu
maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep,
serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai
dengan perkembangannya.
2.
Menekankan Pembentukan
Pemahaman dan Kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam
aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa,
sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa.
Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar
menjadi lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa
untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang
nyata dalam kehidupannya.
3.
Belajar Melalui Pengalaman
Langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara
langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar
dengan melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil
belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar
informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan
katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa
sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan informasinya.
4.
Lebih Memperhatikan Proses Dari
Pada Hasil Semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry
(penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan
siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5.
Sarat Dengan Muatan Keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan
pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus,
tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena.
C. Kelebihan-Kelebihan
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1998) sebagai
berikut :
1.
Pengalaman dan kegiatan belajar
anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2.
Kegiatan yang dipilih sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
3.
Kegiatan belajar bermakna bagi
anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4.
Keterampilan berpikir anak
berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5.
Kegiatan belajar mengajar
bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6.
Keterampilan sosial anak
berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Keterampilan sosial ini antara lain adalah : kerja sama, komunikasi,
dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
D. Keterbatasan Pelaksanaan
Pembelajaran Terpadu
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa
pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru
dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan
intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih
mengandung keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan itu diantaranya :
1.
Evaluasi. Pembelajaran terpadu
menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses.
Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak
instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak
pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran
terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya
tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).
2.
Dalam Prabowo (2000:5)
dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya
menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak
menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang
menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran
terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah
ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu
catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut
dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
E. Manfaat Pembelajaran
Terpadu
1.
Banyak topik-topik yang
tertuang didalam setiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep dengan yang
dipelajari siswa.
2.
Pada pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari
mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.
3.
Pembelajaran terpadu melatih
siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga
siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan
memungkinkan perkembangan jaringan konsep-konsep.
4.
Pembelajaran terpadu membantu
siswa untuk dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat
dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
5.
Daya ingat (retensi) terhadap
materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan
topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.
6.
dalam pembelajaran terpadu
transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat
dengan situasi kehidupan nyata.
F.
Model-model Pembelajaran Terpadu
Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan
oleh Fogarty, R (1991: 61-65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu.
1.
The fragmented model (Model
Fragmen).
2.
The connected model (Model
Terhubung).
3.
The nested model (Model
Tersarang).
4.
The sequenced model (Model
Terurut).
5.
The shared model (Model
Terbagi).
6.
The webbed model (Model Jaring
Laba-lab).
7.
The threated model (Model Pasang
Benang).
8.
The integrated model (Model
Integrasi).
9.
The immersed model (Model
Terbenam), dan
10.
The networked model (Model
Jaringan.
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu diatas dipilih
tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat
dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7).
Ketiga model pembelajaran yang dimaksud adalah model terhubung (connected),
model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated).
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh
masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model),
karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi
interbidang studi itu sendiri. Selain itu, model terhubung ini juga secara
nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, atau topik dengan topik
lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam
satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang
dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya.
Pembelajaran yang dikemukakan oleh Fogarty tersebut,
hanya 3 model yang digunakan pada kurikulum PGSD yaitu connected model, webbed
model, dan integrated model.
G. Pengertian Model Hubungan
/ Model Terkait (Connected Model)
Model connecter adalah model yang menyajikan hubungan
yang eksplisit didalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke
topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke
keterampilan yang lain, satu tugas ke tugas berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya
satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin
ilmu.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa
memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep, sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus
menerus.
H. Kelebihan Model Connected
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected)
adalah sebagai berikut : (1) Dampak positif dari mengaitkan ide-ide didalam
satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu
bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. (2) Siswa dapat
mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah
proses internalisasi. (3) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat
memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya
proses tranfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
I.
Kekurangan Model Connected
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga
mempunyai kekurangan sebagai berikut : (1) Masih kelihatan terpisahnya antar
bidang studi, (2) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi
dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta
ide-ide antar bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar
bidang studi menjadi terabaikan.
J.
Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Connected
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected
(terhubung) menurut Prabowo (2000: 11-14) sebagai berikut :
1.
Tahap Perencanaan
a.
Menentukan tujuan pembelajaran
umum
b.
Menentukan tujuan pembelajaran
khusus.
2.
Langkah-langkah yang ditempuh
oleh guru
a.
Menyampaikan konsep pendukung
yang harus dikuasai siswa. (materi prasyarat)
b.
Menyampaikan konsep-konsep yang
hendak dikuasai siswa
c.
Menyampaikan keterampilan
proses yang dapat dikembangkan.
d.
Menyampaikan alat dan bahan
yang akan digunakan / dibutuhkan.
e.
Menyampaikan pertanyaan kunci.
3.
Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a.
Pengelolaan kelas; dengan
membangi kelas kedalam beberapa kelompok.
b.
Kegiatan proses.
c.
Kegiatan pencatatan data.
d.
Diskusi secara klasikal
4.
Evaluasi, meliputi :
a.
Evaluasi Proses, berupa :
-
Ketepatan hasil pengamatan
-
Ketepatan dalam menyusun alat
dan bahan
-
Ketepatan siswa saat
menganalisis data.
b.
Evaluasi Produk
-
Penguasaan siswa terhadap
konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah
ditetapkan.
c.
Evaluasi Psikomotor
-
Kemampuan penguasaan siswa
terhadap penggunaan alat ukur.
III. PEMBAHASAN
- Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Connected
Upaya peningkatan mutu guru dan pendidikan guru sudah
sejak lama menjadi komitmen nasional Departemen Pendidikan dan Nasional. Salah
satu sasaran upaya tersebut adalah meningkatkan kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Pencapaian sasaran tersebut harus
dapat dilihat dari bertambah profesionalnya penampilan guru dan bertambah
optimumnya proses pembelajaran. Strategi yang digunakan dalam upaya tersebut,
secara sistematis perlu memperhitungkan hubungan kurikulum dan proses pembelajaran dengan (a) karakteristik
berfikir siswa SD, (b) tuntutan pembentukan pengalaman, pemahaman dan keterampilan
secara utuh dan terpadu, (c) pemberian peluang kepada siswwa menghayati sesuatu
yang dipelajari, mengadakan internalisasi, mengadakan refleksi membuahkan dan
mengembangkan pemahaman melalui proses belajar secara individual maupun
kelompok, dan (d) terkembangnya dampak pengiring yang bermanfaat dalam
mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan sikap pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat ahli psikologi Jean Piaget dalam
buku pembelajaran terpadu (Subroto, dkk. 2004), mengemukakan bahwa kemampuan
untuk bergaul dengan hal-hal yang bersifat lebih abstrak yang diperlukan untuk
mencernakan gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik umumnya baru
terbentuk. Pada usia ketika siswa-siswa duduk di kelas terakhir SD dan
berkembang lebih lanjut dengan meningkatnya usia. Apabila mereka tetap mampu
menangani konsep-konsep yang lebih abstrak inilah mereka ada pada posisi untuk
mencerna pemilihan tapal batas bidang studi yang mempersyaratkan kemampuan
berfikir abstrak.
Pengemasan pengalaman belajar yang dirancang untuk siswa
sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka.
Pengalaman belajar yang lebih baik menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptualnya, baik intra maupun antar bidang studi, akan meningkatkan peluang
bagi terjadinya pembelajaran yang lebih efektif.
Pelaksanaa pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS
dengan menggunakan model connected, disini guru diharapkan memiliki kemampuan
(a) mengindetifikasi fakta, konsep, generalisasi IPS, dalam kurikulum IPS kelas
V, (b) mengidentifikasi nilai dan sikap dalam kurikulum IPS kelas V, (c)
mengindetifikasi keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam kurikulum
IPS kelas V, dan (d) memberikan contoh keterkaitan antara fakta, konsep,
generalisasi dengan nilai, sikap, keterampilan intelektual, personal, dan
sosial dalam konteks pendidikan IPS SD kelas V.
Dalam pembelajaran pengetahuan sosial perlu diikuti
dengan praktek belajar pengetahuan sosial. Praktek belajar ini merupakan suatu
inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa agar memahami fakta,
peristiwa, konsep dan generalisasi melalui praktek belajar secara empirik, yang
disebut dengan praktek kesadaran lingkungan.
Selain itu pelaksanaan pembelajaran terpadu pada mata
pelajaran IPS dapat menggunakan berbagai media yang mempunyai potensi untuk
memnambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar. Slide,
film, radio, televisi, komputer, dan internet dapat dimanfaatkan untuk
mengakses berbagai informasi tentang isu-isu lokal, nasional dan global.
Dengan demikian pembelajaran yang efektif dapat
memberikan kemudahan untuk terciptanya kesempatan yang kaya untuk melihat dan
membangun kaitan-kaitan konseptual. Dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran
terpadu pada mata pelajaran IPS kelas V akan tercapai apabila meliputi
aspek-aspek: kesesuaian rencana dengan kegiatan, pengelolaan kelas, penguasaan
bahan ajar, prakarsa, penilaian proses dan produktifitas kelas.
- Ragam Bentuk Implementasi Pembelajaran Terpadu Dalam Mata
Pelajaran IPS
1.
Cara Guru Melaksanakan Pembelajaran
Terpadu
Didalam praktek terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi cara guru melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan
terdapatnya beraneka macam bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu. Tim
pengembangan PGSD 1996/1997 menguraikan ragam bentuk implementasi pembelajaran
terpadu adalah :
a.
Ditinjau dari sifat materi yang
dipadukan
Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, maka
sedikitnya ada dua macam bentuk implementasi pembelajaran terpadu yaitu : (1)
Pembelajaran terpadu intra bidang studi dan (2) pembelajaran terpadu antar
bidang studi.
Pembelajaran terpadu intra bidang studi jika yang
dipadukan adalah materi-materi (pokok bahasan / sub pokok bahasan, konsep / sub
konsep, keterampilan atau nilai) dalam satu bidang studi. Suatu pembelajaran
yang memadukan materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi, misalnya
pembelajaran terpadu intra bidang studi IPS.
Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan
konsep / sub konsep, pokok bahasan / sub pokok bahasan bidang studi yang satu
terpatu antara bidang studi. Misalnya pembelajaran terpadu antara bidang studi
matematika, IPA, dan IPS.
b.
Ditinjau dari cara memadukan
materinya
Proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, terkadang guru
masih memperhatikan secara tegas batas-batas antara bidang studi yang satu
dengan yang lain. Dalam prakteknya, jika suatu tema telah ditetapkan, maka guru
bersama siswa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang masing-masing bidang
studi. Jika suatu tema telah ditetapkan, misalnya banjir siswa diajak mempelajari
aspek matametika, IPA, dan IPS dari banjir tersebut tanpa memperhatikan
keterkaitan antara apa yang dipelajari dalam matematika, IPA, dan IPS.
c.
Ditinjau dari perencanaan
pemaduannya
Pembelajaran terpadu ada kalanya terjadi melalui proses
perencanaan yang matang, namun ada kalanya pula terjadi secara spontan. Guru
dapat merancang sejak dari awal pembelajaran terpadu, yang segala aktivitasnya
diarahkan untuk menciptakan keterpaduan. Guru dapat memilih tema yang dapat
menjadi payung untuk memadukan beberapa bidang studi, dan menyusun kegiatan
belajar berdasarkan tema tersebut. Mungkin juga, guru melakukan peta konsep
lebih dahulu untuk menentukan konsep-konsep yang terkait atau tumpang tindih
diantara mata pelajaran yang ada, dan berdasarkan peta konsep aktifitas belajar
mengajar yang memungkinkan keterpaduan.
Pembelajaran terpadu dapat terjadi secara spontan.
Misalnya guru membicarakan tentangkonsep air di IPS, kemudian mengaitkannya
dengan konsep air di IPA, maka secara tidak langsung guru telah melaksanakan
pembelajaran terpadu spontan.
d.
Dilihat dari waktu
pelaksanaannya
Waktu pelaksanaan terpadu ada bermacam-macam.
Pembelajaran terpadu ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu (bersifat
temporer) yakni apabila materi yang diajarkan cocok sekali diajarkan secara
terpadu. Adapula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara periodik,
misalnya pada akhir pekan, setiap akhir catur wulan (waktu-waktu pelaksanaannya
telah dirancang secara pasti).
e.
Dilihat dari unsur pemicu
keterpaduan
Untuk mencapai keterpaduan, guru bisa berangkat dari
kegiatan menganalisis kurikulum yang ada, membuat peta konsep dan menemukan
tema berdasarkan konsep-konsep yang saling tumpang tindih tersebut. Selanjutnya
berdasarkan hasil analisis ini guru menyusun program pembelajaran terpadu di
kelasnya.
2.
Beberapa Persyaratan
Pelaksanaan Pemebalajaran Terpadu
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu, beberapa
hal yang diperlukan antara lain :
a.
Kejelian profesional guru dalam
mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan arahan pengait konseptual intra
maupun antar bidang studi.
b.
Penguasaan material dan
metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan.
c.
Wawasan kependidikan yang mampu
membuat guru selalu waspada untuk memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya
3.
Cara Pelaksanaan Pembelajaran
Terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan 2 cara
yaitu memadukan siswa dan memadukan materi-materi dari mata pelajaran-mata
peajaran.
1)
Integrasi melalui pemaduan
siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi 1 kelas,
sehingga 1 kegiatan pembelajaran diikuti oleh lebih dari satu usia siswa.
Misalnya siswa kelas 4 dan 5 SD diajar IPS bersama-sama. Cara ini tentu
memerlukan keahlian guru untuk memberikan tugas yang bertingkat sehingga siswa
belajar dari mulai yang mudah menuju ke tingkat yang lebih sulit. Siswa kelas 4
dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih pengetahuannya, sedangkan
siswa yang lebih tua (kelas 5) dapat mengajarkan pengetahuannya kepada siswa
yang lebih muda.
2)
Integrasi materi atau mata
pelajaran
Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran
dalam satu kesatuan kegiatan pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa
belajar sebagai mata pelajaran misal : matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia.
Cara ini biasanya dilakukan dengan memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi
satu kesatuan tema yang disebut tematik unit. Tematik unit merupakan rangkaian
tema yang dikembangkan dari suatu tema dasar. Sedangkan tema dasar merupakan
pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan kajian keseharian
yang dialami siswa dengan menyesuaikan diri materi-materi yang ada pada
kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan menjadi banyak tema
yang disebut unit tema (sub tema).
4.
Proses Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya ada 2 tahap yang harus dilalui dalam
proses pelaksanaan pembelajaran terpadu yaitu : tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan evaluasi.
1)
Tahap perencanaan pembelajaran
terpadu
Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah rangkaian
rencana yang memuat isi dan kegiatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan
sistematis, yang akan digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran terpadu perencanaan yang harus
dilakukan seorang guru adalah sebagai berikut :
a.
Penilihan tema dan unit-unit
tema
Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu
guru kelas atau guru bidang studi dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema
dasarnya dan dengan musyawarah siswa menentukan unit temanya. Pemilihan tema
dasar yang dilakukan oleh guru dengan mengacu pada tujuan dan materi-materi
pada pokok bahasan pada setiap mata pelajaran yang didapat pada kurikulum. Tema
dapat juga dipilih berdasarkan pertimbangan lain yaitu : tema yang dipilih
merupakan konsensus antar siswa, misal dari buku-buku bacaan, pengalaman,
minat, isu-isu yang sedang beredar di masyarakat dengan mengingat ketersediaan
saranda dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
1.
Tema dasar-unit tema
Tema muncul dari siswa, kemudian guru yang mengorganisir atau guru
melontarkan tema dasar, kemudian siswa mengembangkan unit temanya.
2.
Curah pendapat
Curah pendapat ini bermanfaat untuk memunculkan tema dasar kemudian
dikembangkan menjadi unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih maka
akan terbentuk jaring-jaring.
Menurut Herwati (1998) ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi dalam penentuan tema yaitu :
a)
Penentuan tema merupakan hasil
ramuan dari berbagai materi di dalam satu maupun beberapa mata pelajaran.
b)
Tema diangkat sebagai sarana
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu dalam materi pelajaran,
prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar oleh para siswa.
c)
Tema disesuaikan dengan
karakteristik belajar siswa SD sehingga asas perkembangan berpikir anak dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
d)
Tema harus bersifat cukup
problematik atau populer sehingga membuka kemungkinan luas untuk melaksanakan
pembelajaran yang beragam yang mengandung substantif yang lebih luas apabila
dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa.
Beberapa prosedur pemilihan/penentuan tema menurut Herawati (1998)
adalah sebagai berikut.
a)
Model ke 1. Pada model ini tema
sudah ditentukan atau dipilih oleh guru berdasarkan pada kurikulum beberapa
mata pelajaran yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sub-sub tema atau unit
tema.
b)
Model ke 2. Pada model ini tema
ditentukan bersama antara guru dengan siswa. Meskipun demikian tema tidak boleh
lepas dari materi yang akan dipelajari.
c)
Model ke 3. Pada model ini tema
ditentukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
b.
Langkah perencanaan aktivitas
Langkah perencanaan aktivitas disini meliputi : pemilihan sumber,
pemilihan aktivitas dan perencanaan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran
terpadu meliputi berikut ini.
1.
Jenis evaluasi yaitu evaluasi
otentik.
2.
Sasaran evaluasi berupa proses
dan hasil belajar siswa.
3.
Aspek yang dievaluasi
Keseluruhan aspek kepribadian siswa dievaluasi yaitu meliputi
kognitif, afektif dan psikomotor.
4.
Teknik-teknik evaluasi yang
digunakan meliputi :
a)
Observasi (mengamati perilaku
hasil belajar siswa) dengan menggunakan daftar cek, skala penilaian, catatan
anekdot.
b)
Wawancara guru dan siswa dengan
menggunakan pedoman wawancara.
c)
Evaluasi siswa
d)
Jurnal siswa
e)
Portofolio
f)
Tes prestasi belajar (baku atau buatan guru)
c.
Kontak belajar
Kontak belajar ini akan memberikan arah dan isi aktivitas siswa dan
merupakan suatu kesepakatan antara guru dan siswa.
2)
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Terpadu dan Evaluasi
a.
Aktivitas siswa
Aktivitas dapat berupa : pengumpulan informasi baik kelompok maupun
individual, membaca sumber, wawancara dengan nara sumber, pengamatan lapangan, eksperimen,
pengolahan informasi, dan penyusunan laporan.
b.
Kulminasi (sharing) dalam
bentuk penilaian proses (merupakan dampak pembelajaran, dampak pengiring,
prosedur formal dan informal terutama untuk memperoleh balikan) yaitu penyajian
laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja, pameran, evaluasi.
- Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Mata Pelajaran IPS
Dengan Menggunakan Model Connected di Kelas V SD
Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran
dengan cara menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep
yang lain, satu keterampilan yang lain tetapi masih dalam 1 mata pelajaran.
Menurut Hadisubroto (1998) model pembelajaran terpadu yang paling sederhana
adalah model terkait. Pada pembelajaran model ini konsep, keterampilan atau
kemampuan yang ditumbuh kembangkan di dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok
bahasan dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan
atau sub pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang terjadi
dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan
demikian kaitan pengalaman belajar yang bermakna ini akan menjadikan
pembelajaran lebih tersambung dan efektif.
0 Response to "Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas V Sekolah Dasar Dengan Menggunakan Model Connected"
Posting Komentar