Landasan dan Azas Azas Pendidikan Serta Penerapannya (Contoh Makalah)
LANDASAN DAN AZAS-AZAS
PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA
A. Azas Pokok Pendidikan
Azas pendidikan merupakan suatu
kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perencanaan
maupun pelaksanaan pendidikan. Pandangan tentang hakekat manusia merupakan
tumpuan berpikir utama yang sangat penting dalam pendidikan. Salah satu dasar
pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri
sendiri.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia ,
terdapat sejumlah azas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan. Azas-azas tersebut bersumber baik dari kecendrungan umum pendidikan
di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah
upaya pendidikan Indonesia .
Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat
azas-azas pendidikan agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam
penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.
- Asas Tut Wuri Handayani
Asas tut wuri handayani merupakan
asas pendidikan Indonesia
hingga saat ini. Sebagai asas pertama tut wuri handayani merupakan inti dari
sistem Among dari perguruan itu. semboyan tut wuri handayani yang
dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara mendapat tanggapan positif dari Drs.
R.M.P Sostrokartono seorang ahli filsuf dan bahasa dengan menambah dua semboyan
untuk melengkapinya yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa.
Ketiga semboyan tersebut telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas yakni :
-
Ing ngarso sung tulada (jika
didepan, menjadi contoh).
-
Ing madya mangun karsa (jika
ditengah-tengah membangkitkan kehendak hasrat dan motivasi).
-
Tut wuri handayani (jika
dibelakang, mengikuti dengan awas).
Agar diperoleh latar keberlakuan awal
dari asas tutu wuri handayani, perlu dikemukakan ketujuh asas Perguruan
Nasional Taman Siswa. Ketujuh asas tersebut merupakan asas perjuangan untuk
menghadapi pemerintah kolonial Belanda sekaligus untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan sifat yang nasional dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Bahwa setiap orang mempunyai
hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalam
berkehidupan umum.
b.
Bahwa pengajaran harus memberi
pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekatan
diri.
c.
Bahwa pengajaran harus tersebar
luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
d.
Bahwa pengajaran harus berdasarkan
pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
e.
Bahwa untuk mengejar
kemerdekaan hidup lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan
sendiri.
f.
Bahwa sebagai konsekuensi hidup
dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang
dilakukan.
g.
Bahwa dalam mendidik anak-anak
perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan
pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Asas tutwuri handayani merupakan inti
dari asas pertama yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur
dirinya sendiri dengan mengikat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
dari asas inilah lahirnya “sistem among” dimana guru memperoleh sebutan
“pamong” yaitu sebagai pemimpin yang berdiri dibelakang dengan bersemboyan
Tutwuri Handayani yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada
anak-anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus menerus dicampuri,
diperintah atau dipaksa. Disisi lain, pendidik setiap saat memberi uluran
tangan apabila diperlukan oleh anak. Ing ngarso sung tulada adalah hal yang
baik mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa
diterapkan dalam situasi kurang bergairah. Sehingga perlu diupayakan untuk
memperkuat motivasi
- Azas Belajar Sepanjang Hayat
Pada dasarnya manusia adalah makhluk
“menjadi” yakni makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang
mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan hidupnya. Asas belajar
sepajang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education) UNESCO Institute
for Education (UIE Hamburg) menetapkan bahwa pendidikan seumur hidup adalah
pendidikan yang harus :
a.
Meliputi seluruh hidup
individu.
b.
Mengarah kepada pembentukan,
pembaruan, peningkatan, dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c.
Tujuan akhirnya adalah
mengembangkan penyadaran diri setiap individu.
d.
Mengakui kontriobusi dari semua
pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non-formal dan
informal.
Akibat kemajuan ilmu dan teknologi
yang amat pesat, maka terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek
kehidupan. Ditinjau dari pendidikan sekolah, masalahnya adalah bagaimana
merancang dan mengimplementasikan suatu program belajar-mengajar sehingga
mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat.
Kurikulum yang dapat mendukung
terwujudnya belajar sepanjang hayat harus dirancang dan diimplementasi dengan
memperhatikan dua dimensi (Hameyer, 1979: 67-81, Sulo Lipu Lasulo, 1990: 28-30)
sebagai berikut :
a.
Dimensi vertikal dari kurikulum
sekolah, antara lain pengkajian tentang :
1)
Keterkaitan antara kurikulum
dengan masa depan peserta didik.
2)
Kurikulum dan perubahan
sosial-kebudayaan.
3)
“The forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum berdasarkan
suatu prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada saat menamatkan
sekolah.
4)
Keterpaduan bahan ajaran dan
pengorganisasian pengetahuan.
5)
Penyiapan untuk memikul
tanggung jawab, baik tentang diri sendiri maupun dalam bidang sosial.
6)
Pengintegrasian dengan
pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.
7)
Untuk mempertahankan motivasi
belajar secara permanen peserta didik harus dapat melihat kemanfaatan yang akan
didapatkannya dengan tetap mengikuti pendidikan itu.
b.
Dimensi horizontal dari
kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
pengalaman di luar sekolah.
1)
Kurikulum sekolah merefleksi
kehidupan di luar sekolah.
2)
Memperluas kegiatan belajar ke
luar sekolah.
3)
Melibatkan orang tua dan
masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar.
Implikasi dari kemampuan ilmu dan
teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu
belajar sepanjang hayat. Dengan kemauan dan kemampuan untuk dapat belajar
sepanjang hayat, maka konsep belajar tidak lagi sekedar belajar untuk tahu (learning to know) dan mampu (learning todo) akan tetapi belajar
sepanjang hayat yang menuntut kemauan dan kemampuan seseorang guna belajar
untuk menjadi (learning tobe).
- Kemandirian Dalam Belajar
Baik asas tutwuri handayani maupun
belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian
daam belajar. dalam kegiatan belajar-mengajar, sedini mungkin dikembangkan
kemandirian dalam belajar dengan menghindari campur tangan guru, namun guru
selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian
dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan
motivator disamping peran-peran lain, informator, organisator dan sebagainya.
a.
Guru sebagai fasilitator
diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar, sedemikian rupa
sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut.
b.
Guru sebagai motivator
mengupayakan timbulnya prakarsa untuk memanfaatkan sumber belajar.
Hal tersebut berarti bahwa pendidik
perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk memburu informasi
selain dari dirinya sendiri.
B. Penerapan Asas Pendidikan
(Disekolah dan Luar Sekolah) Dewasa ini
Dalam hal penerapan asas-asas
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran, setidaknya terdapat tiga masalah yang
perlu mendapat perhatian yakni masalah cara berkomunikasi dan peranan guru
dalam pembelajaran serta tujuan pembelajaran.
1.
Keadaan yang ditemui
Dalam kaitan asas belajar sepanjang
hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang.
a)
Usaha pemerintah memperluas
kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin
banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam
lembaga pendidikan formal, non formal dan informal, berbagai jenis pendidikan
dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi.
b)
Usaha pemerintah dalam
pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis
dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Serta
dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan diseluruh tanah air. Pembinaan
guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun luar negeri.
c)
Usaha pembaruan kurikulum dan
pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan
pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d)
Usaha pengadaan dan
pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat, ruang belajar,
perpustakaan, media pengajaran, sarana pelatihan dan keterampilan. Sarana
pendidikan jasmani.
e)
Pengadaan buku ajar yang
diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan :
-
Meningkatkan sumber penghasilan
-
Menunjang tercapainya tujuan
pendidikan manusia seutuhnya.
f)
Usaha pengadaan berbagai program
pembinaan generasi mudah kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran, jasmani dan
daya kreasi kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g)
Usaha mengadakan berbagai
program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya
dalam mewujudkan keluarga sehat, peningkatan IPTEK, keterampilan serta
ketahanan mental.
Pemerintah telah mengupayakan
usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan
cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.
Dalam penerapan asas tut wuri
handayani dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang yakni :
-
Peserta didik mendapat
kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya disemua
jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.
-
Peserta didik mendapat
kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar dapat
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dibidang tertentu yang
diinginkan.
-
Peserta didik yang memiliki
kemampuan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan gaya
dan irama belajarnya.
-
Peserta didik yang memiliki
kelainan atau cacat fisik memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat tumbuh menjadi
manusia yang mandiri.
-
Peserta didik di daerah
terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan agar
dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai
sebagai manusia yang mandiri.
2.
Permasalahan Yang Dihadapi
a.
Masalah Peningkatan Mutu
Pendidikan
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan
tidak harus dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena
peningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas
pendidikan.
Pemerintah mengusahakan berbagai cara
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain :
-
Pembinaan guru dan tenaga
pendidikan disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan.
-
Pengembangan sarana dan
prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
-
Pengembangan kurikulum dan isi
pendidikan sesuai dengan perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.
-
Pengembangan buku ajar sesuai
dengan tuntutan perkembangan IPTEK serta perkembangan budaya bangsa.
b.
Masalah Peningkatan Relevansi
Pendidikan
Kebijaksanaan peningkatan relevansi
pendidikan mengacu pada keterkaitannya dengan ke-bhineka tunggal ika-an
masyarakat, letak geografis Indonesia
yang luas dan pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional.
Pemerintah telah dan sedang
mengusahakan peningkatan relevansi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan
efisien.
1)
Meningkatkan kemudahan dalam
komunikasi informasi antara pusat-daerah.
2)
Inovasi pendidikan,
kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar
yang dilaksanakan secara terpadu.
3)
Peningkatan kegiatan penelitian
untuk memberi masukkan dalam upaya peningkatan relevansi pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan,
pemerintah melakukan berbagai upaya :
1)
Usaha menemukan cara baru dan
pemanfaatan teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pesert didik yang
beragam.
2)
Usaha pemanfaatan ruang
belajar, ruang khusus yang menunjang kegiatan pembelajaran.
3.
Pengembangan Penerapan Asas-Asas
Pendidikan
Dalam penerapan asas-asas pendidikan
ada 3 masalah yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut :
a.
Pendekatan Komunikasi oleh Guru
Dewasa ini masih terdapat
kecendrungan bahwa pendidik masih terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah
dalam kegiatan pembelajaran dalam mengadakan metode ceramah. Dalam komunikasi
yang demikian, pendidik menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi
dari peserta didik. Akibatnya rendah kemungkinan umpan balik dari peserta didik,
dan cendrung hanya menghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers dan Schoemaker,
1981; Depdikbud, 1983). Komunikasi yang demikian memberi implikasi yang negatif
terhadap out-put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong untuk
belajar mandiri.
b.
Peranan Pendidik
Institusi pengajaran (sekolah dan
sejenisnya) bukan satu-satunya sumber informasi, akan tetapi berbagai institusi
dapat menjadi sumber informasi. Misalnya media massa dengan sengaja jenisnya seperti :
televisi, majalah, koran, radio dan internet.
Dengan demikian amatlah penting untuk
mendorong peserta didik guna berupaya mencari informasi sendiri yang dapat
dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.
0 Response to "Landasan dan Azas Azas Pendidikan Serta Penerapannya (Contoh Makalah)"
Posting Komentar