Penilaian Berorientasi Anak Berkebutuhan Khusus
A. Bentuk-bentuk Penilaian
Dalam kehidupan profesionalnya guru
tidak lepas dari kegiatan memberikan ulangan atau disebut juga tes. Biasanya
kegiatan ini dilakukan pada hari-hari tertentu. Tes, pengukuran, dan evaluasi
merupakan tiga istilah yang saling berhubungan tapi juga memiliki perbedaan.
Penilaian terhadap anak berkebutuhan
khusus pada dasarnyatidak jauh berbeda dengan penilaian terhadap anak norma
terutama dalam penilaian hasil belajar. Bagi anak berkebutuhan khusus terdapat
kebutuhan khusus yang mungkin tidak dirasakan sebagai kebutuhan mendesak dari
anak-anak normal. Kebutuhan itu adalah kebutuhan yang berhuungan dengan
kelainannya. Oleh karena itu didalam penilaian anak-anak berkebutuhan khusus
terdapat hal-hal yang tidak terdapat didalam penilaian anak-anak normal. Adapun
bentuk penialain secara garis besar terbagi atas 2 bagian yaitu :
- Teknik non tes, yang termasuk dalam bentuk non tes misalnya
·
Skala bertingkat merupakan salah
satu cara penggambaran posisi atau prestasi seorang siswa dalam hal hasil
belajar, pendapat, sikapnya dengan menempatkannya pada kedudukan tertentu
biasanya digambarkan dengan skala.
·
Kuisioner yang sering disebut
angket. Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi siswa untuk
mengetahui tentang keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap bahkan
prilakunya.
·
Wawancara adalah suatu cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan atas suatu masalah
dari siswa dengan melakukan tanya jawab.
·
Observasi adalah suatu cara
yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti serta melakukan
pencatatan secara sistimatis terhadap semua informasi, keterangan, data
mengenai prestasi, perubahan tingkah laku, hambatan,bahkan kendala yang ada
pada diri siswa yang diamati.
·
Riwayat hidup adalah gambaran
sekaligus rekaman tentang keadaan kronologis seseorang dimasa hidupnya.
- Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Jika tes dipandang sebagai alat ukur untuk mengukur sekaligus menilai tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti keberhasilan siswa sekaligus program pengajaran maka tes harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu :
·
Validitas artinya sejauh mana
alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang diukur.
·
Reliabelitas artinya alat ukur
itu dapat cipercaya kalau hasilnya sama.
·
Pembakuan adalah upaya untuk
memberikan perlakuan yang sama pada semua objek yang diukur.
·
Objektifitas.
·
Diskriminatif adalah alat ukur
diharapkan memiliki daya pembeda yang cukup tinggi.
·
Komprehensif maksudnya alat
ukur bersifat praktis dan mudah pengadiministrasikannya.
·
Ekonomis pelaksanaan tes
sebaiknya tidak membutuhkan banyak biaya.
B. Mekanisme Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan guru
dalam membantu mengatasi kesulitan belajar anak perlu dilakukan pemantauan
secara terus menerus terhadap kemajuan bahkan kemunduran belajar siswa. Jika
anak mengalami kemajuan dalam belajar maka pendekatan yang dipilih guru perlu
terus dimantapkan, tapi bila tidak ada kemajuan maka perlu diadakan peninjauan
kembali.
Ditinjau dari mekanisme atau
pelaksanaannya alat penilaian dapat dikelompokkan atas :
- Tes tertulis
- Tes lisan
- Tes perbuatan
Ditinjau dari bentuk soal dapat dikelompokkan menjadi
- Tes uraian / essay
·
Uraian bebas
·
Uraian terbatas
- Tes objektif
·
Tes betul salah
·
Tes pilihan ganda
·
Tes menjodohkan
·
Tes jawaban singkat
·
Tes isian
·
Tes melengkapi
- Tes lisan
·
Lisan terbuka
·
Lisan tertutup
- Tes perbuatan
- tes diagnostic
- Skala sikap dan skapa penilaian
Mekanisme kegiatan penilaian yang dapat dilakukan antara
lain :
·
Mengajukan pertanyaan secara
umum kepada siswa atau beberapa siswa mengenai pokok materi yang telah
diajarkan. Pertanyaan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan atau
perbuatan.
·
Bagi siswa yang kurang jelas
dapat diberikan penjelasan ulang atau secara bersama-sama diberikan tugas
pekerjaan rumah.
·
Hasil evaluasi dapat ditindak
lanjuti berupa kegiatan perbaikan dan pengayaan.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar
seharusnya mampu mengungkapkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Dengan demikian
antara penilaian hasil belajar siswa bekerbutuhan khusus tidak jauh berbeda
dengan anak norma namun tidak dapat dipungkiri ada hal-hal tertentu yang
menjadi kekhususan dalam melaksanakan penilaian terhadap anak berkebutuhan
khusus. Hal tersebut diakibatkan oleh kelainannya.
C. Pelaporan Penilaian
Untuk mengetahui perkembangan dan
kemajuan hasil belajar perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar
yang telah dilaksanakan baik melalui tes maupun non tes. Adapun jenis penilaian
meliputi :
- Ulangan harian
- Tugas dan pekerjaan rumah
- Ulangan umum
Adapun pelaporan nilai yang sering dilakukan oleh guru
seperti :
·
Cara penilaian kuantitatif
adalah menilai hasil yang dicapai siswa yang disajikan dalam bentuk angka
dengan rentangan antara 0 s/d 10 atau 1 s/d 100.
·
Cara penilaian kualitatif
adalah menilai hasil belajar siswa yang disajikan dalam bentuk kategori
seperti: baik sekali, baik, cukup, sedang, kurang, kurang sekali.
·
Cara pengolahan nilai raport
pada setiap akhir semester yaitu:
1)
Menghitung rata-rata nilai
ulangan harian (tertulis, pengamatan) dengan kode (X).
2)
Menghitung nilai rata-rata
tugas dan PR (Y).
3)
Menghitung perolehan nilai
semester (P)
4)
Menghitung nilai untuk setiap
akhir semester
0 Response to "Penilaian Berorientasi Anak Berkebutuhan Khusus"
Posting Komentar