Pengertian, Unsur, Landasan, Asas Pendidikan Dan Konsep Calon Guru (Contoh Makalah)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan
makhluk yang memiliki potensi, minimal
potensi yang dimiliki seperti
pendengaran, penglihatan dan hati.
Guna memaksimalkan potensi itu, maka
harus ada sesuatu yang
mengarahkan dan membimbingnya
supaya berjalan dan terarah
sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu manusia harus dibekali dengan pendidikan sejak dini. Di lain pihak
manusia juga memiliki kemampuan dan
diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Sedangkan pendidikan itu sendiri merupakan
usaha sadar dan sengaja untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan
manusia agar bermanfaat bagi hidupnya. Oleh karena itu kita harus tahu apa itu pendidikan, apa yang menjadi unsur dari pendidikan, serta landasan atau
pondasi yang menjadi dasar berpijak dari pendidikan tersebut dan azas pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan kita bahas tentang :
-
Unsur- unsur Pendidikan
a.
Pengertian unsur pendidikan
b.
Apa saja yang menjadi unsur pendidikan
-
Landasan Pendidikan
a.
Pengertian landasan pendidikan
b.
Apa saja yang menjadi landasan
Pendidikan
-
Azas Pendidikan
a.
Pengertian azas pendidikan
b.
Apa saja yang menjadi azas pendidikan
-
Konsep calon guru
a.
Pengertian guru
b.
Peran dan tujuan guru
BAB
II
PEMBAHASAN
Seorang calon pendidik yang baik hanya dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar
tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan
diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsur, Landasan atau konsep dasar
dan wujudnya pendidikan. Dan dalam makalah ini kita bahas tentang unsur
pendidikan, landasan serta azas pendidikan itu sendiri.
1.
Unsur Pendidikan
a.
Pengertian
Unsur pendidikan terdiri dari dua kata yaitu unsur dan pendidikan.
Unsur menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah komponen yang terkecil yang
tidak dapat dibagi lagi, sedangkan pendidikan menurut para ahli John Dewey
pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
Menurut GBHN, pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Jadi kami simpulkan unsur pendidikan adalah komponen terakhir yang
mendukung terlaksana proses pengembangan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai
tujuan.
b.
Apa saja yang menjadi
unsur pendidikan
1.
Peserta didik
Secara etimologi terdiri dari bahasa arab yang jamak dan talamid
berarti murid. Secara terminology peserta didik adalah orang yang belum dewasa
dan memilki potensi kemampuan dasar yang masih perlu dikembangkan. Sedangkan
menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No 20 tahun 2003 tentang sistem nasional
mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Peserta didik memiliki berbeda-beda sebutan pada tiap jenjangnya,
seperti siswa, mahasiswa, warga belajar, pelajar, murid, bahkan santri.
Ciri khas peserta didik yang harus dipahami oleh seorang pendidik
adalah:
adalah:
Ø Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan insan yang unik.
Ø Individu yang sedang berkembang.
Ø Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
Ø Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.
Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, fasilitator dan lainnya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Menurut Abudin Nata pendidik
adalah orang yang mendidik. Maksudnya orang yang melakukan kegiatan dalam
bidang mendidik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan pentransferan ilmu kepada seseorang. Pendidik berbeda dengan tenaga
kependidikan.
3.
Interaksi edukatif
Interaksi adalah suatu hubungan timbal balik antara orang satu
dengan orang lainnya. Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal
balik antar peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan memanipulasi isi, metode serta alat-alat
pendidikan.
4.
Tujuan
a.
Alat dan metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat
pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
Preventif adalah alat pendidikan yang bersifat pencegahan, tujuannya
agar hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu proses pendidikan bisa
dihindari. Contoh : tata tertib, anjuran, perintah dan hukuman.
Kuratif adalah alat pendidikan yang bersifat penyadaran agar anak
kembali kepada hal-hal yang benar, baik dan tertib, contohnya pemberitahuan.
b.
Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan disebut juga dengan tri pusat pendidikan yang
meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.
5.
Materi pendidikan
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam
kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapai tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.
kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapai tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.
6.
Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri anak
dalam alam semesta ini yang menjadi wadah atau wahana, badan atau lembaga
berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Fungsi lingkungan pendidikan ini sendiri yaitu membantu peserta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya agar dapat tujuan pendidikan
yang optimal.
2.
Landasan Pendidikan
a.
Pengertian
Landasan merupakan tempat berpijak atau tempat mulainya suatu
perbuatan. Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah foundation. Dalam
membuat suatu bangunan hendaknya dibangun terlebih dahulu pondasinya atau
tiangnya. Apabila pondasinya kuat otomatis diterpa badai atau apapun tidak akan
goyah ataupun roboh. Oleh karena itu dalam pendidikan harus memiliki pondasi
yang kuat dan kokoh agar kuat dan mampu dalam mencapai tujuan pendidikan
tersebut.
b.
Apa saja yang menjadi
landasan pendidikan
1.
Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakikat pendidikan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok. Dalam
landasan pendidikan, filsafat memberikan konsep dasar yang dibutuhkan sebagai
prakarsa, baik bagi masyarakat maupun pemerintahan dalam membentuk formulasi
dan orientasi pendidikan.
Filsafat memiliki kaitan erat dengan pendidikan atau saling
keterkaitan. Filsafat mencoba merumuskan citra manusia dan masyarakat sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Rumuan tentang harkat dan
martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara
penyelenggaraan pendidikan dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses
memanusiakan manusia. Hal ini mengakibatkan munculnya beberapa aliran fisafat
pendidikan yakni, idealisme, realisme, perenialisme, esensialisme, pragmatisme
dan progresivisme dan eksistensialisme.
2.
Landasan Sosiologis
Sosiologi merupakan ilmu yang memperlajari hubungan manusia dalam
kelompok dan struktur sosialnya. Kegiatan pendidikan merupakan suatu interaksi
antara dua individu atau lebih. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di
lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Dengan
meningkatnya perhatian sosiologi terhadap pendidikan maka lahirlah sosiologi
pendidikan yang mencangkup empat bidang:
a.
Hubungan sistem pendidikan
dengan aspek masyarakat lain
b.
Hubungan kemanusiaan di sekolah
c.
Pengaruh sekolah pada perilaku
anggotanya
d.
Sekolah dalam komunitas
3.
Landasan Kultural
Cultural merupakan budaya. Pendidikan selalu terkait dengan manusia,
sedangkan manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan.
Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan yang timbal balik sebab kebudayaan
dapat dilestarikan dikembangkan dengan jalan pendidikan, baik secara formal
maupun informal.
4.
Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga
landasan psikologis merupakan salah satu landasan penting dalam bidang
pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan umpama pengetahuan tentang
aspek-aspek pribadi, urutan dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek dan konsep
tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya. Maka psikologi
menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia yang
berhubungan dengan aspek pribadi.
5.
Landasan ilmiah dan teknologis
Pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat kaitannya,
seiring dengan kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan mengalami kemajuan yang
sangat pesat, begitu juga cabang-cabang ilmu akan menyebabkan tersedianya
informasi empiris yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada kemajuan
teknologi pendidikan.
Dengan adanya perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang
semakin kompleks, maka pendidikan mau tidak mau harus mengakomodasi
perkembangan.
3.
Azas Pendidikan
a.
Pengertian
Azas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Azas pendidikan juga diartikan sebagai
sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir baik pada tahap
perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus Indonesia terdapat sejumlah azas yang mengarah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Ketiga azas tersebut yaitu azas tut
wuri handayani. Azas belajar sepanjang hayat (life long education) dan azas kemandirian dalam belajar.
b.
Apa saja yang menjadi azas pendidikan
Azas-azas
pokok pendidikan ada tiga, yaitu:
1.
Azas Tut Wuri Handayani
Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri
Handayani memiliki arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, tidak menari dari depan, membiarkan anak mencari
jalan sendiri dan apabila anak melakukan kesalahan baru diberi bimbingan.
2.
Azas Belajar Sepanjang Hayat ( Life Long Education)
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya degan pendidikan seumur
hidup. UNESCO menetapkan suatu defines kerja yakni pendidikan seumur hidup
adalah pendidikan yang meliputi:
Ø Seluruh hidup setiap individu.
Ø Mengarah kepada pembentukan, peningkatan dan penyempurnaan secara
sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tepat meningkatkan kondisi
hidupnya.
Ø Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap
individu.
Ø Mengakui kontribusi dari semua pengaruh
pendidikan yang mungkin terjadi termasuk formal, non formal dan informal.
3. Azas Kemandirian Dalam belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas, yaitu azas tut wuri handayani dan asas belajar sepanjang hayat.
Implikasi dari asas ini adalah
pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasilitator, organisator dan sebagainya. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian
rupa sehingga menudahkan peserta didik beinteraksi dengan sumber belajar
tersebut.
4.
Kousep Calon Guru
a.
Pengertian
Terdapat banyak
pengertian guru. Dari segi bahasa
guru berasal dari Bahasa Indonesia yang berarti pekerjaannya mengajar. Menurut
A.D Marimba adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.
Sedangkan menurut Mc.Leod, guru adalah
seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Dari definisi di atas, kami menyimpulkan pengertian
guru adalah seseorang yang mentransferkan ilmunya kepada seseorang yang
membutuhkan pengajaran melalui lembaga-lembaga pendidikan.
b.
Peran dan Tugas Guru
Menurut Peter dan
Amstrong, tugas guru dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:
1)
Guru bertanggung jawab dalam
pengajaran
2)
Guru bertanggungjawab dalam
memberikan bimbingan
3)
Guru perlu menghormati pribadi anak
4)
Guru bertanggungjawab dalam mengembangkan kurikulum
5)
Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan professional guru
6)
Guru bertanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat
Sehubungan fungsinya sebagai pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peranan ini akan senantiasa
menggambarkan pola tingkah laku
yang diharapkan dalam berbagai interaksinya baik dengan siswa, guru dan staf
yang lain. Berikut ini adalah kesimpulan peranan guru dalam kegiatan
belajar mengajar diantaranya:
1. Guru sebagai pendidik
Peran
yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan
dorongan, tugas-tugas pengawasan dan
pembinaan serta tugas-tugas yang mendisiplinkan anak terhadap peraturan sekolah, norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
2.
Guru sebagai pengajar
Lebih menekankan kepada tugas dalam
pengajaran untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan belajar.
3.
Guru sebagai pembimbing
Disini
guru lebih menekankan kepada bimbingan atas apa yang dihadapi siswa dalam
pemecahan masalah yang dihadapinya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pendidikan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Pendidikan adalah suatu konsep dasar yang bersifat atau
bertujuan mengarahkan membimbing dan membina dari suatu hal yang tidak
diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara umum maupun pribadi
dengan struktur, arahan, sarana dan prasarana yang telah terencana sehingga
mendukung proses pendidikan tersebut dan dapat dihasilkan suatu serapan materi
yang penting.
Namun itu saja tidaklah cukup apabila tidak menggunakan manusia yang
dapat memberikan arahan bimbingan dan pengajaran yang dikenal dengan guru.
Dalam dunia pendidikan maupun pengajaran guru tidak hanya bertugas menyampaikan
materi pelajaran kepada anak didiknya namun guru juga harus memberikan
bimbingan, latihan bahkan teladan bagi anak didiknya.
Seorang guru sebagai pendidik yaitu memberikan pengawasan dan
pembinaan dalam hidup. Sebagai pembimbing berperan memberikan bantuan kepada
siswa dalam pemecahan masalah. Sebagai pengajar memberikan tugas dalam
merencanakan pembelajaran.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu menjadi seorang guru tidaklah
mudah. Seorang guru hendaklah melaksanakan tugasnya dan perannya dengan baik.
Profesi guru berbeda dengan profesi lainnya. Perbedaan tersebut terletak dalam
tugas dan tanggung jawab yang besar serta kemampuan dasar yang diisyaratkan
(kompetensi).
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,
Mawardi, Istilah-istilah dalam praktek mengajar dan pembelajaran,, UNP Press, 2010.
Idris,
Zahara.MA, Dasar-dasar Kependidikan, Angkasa, Bandung, 1984.
Nizar,
Samsul. Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat press, 2002.
Tirtarahardja,
Umar dan Drs.S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, 2005.
0 Response to "Pengertian, Unsur, Landasan, Asas Pendidikan Dan Konsep Calon Guru (Contoh Makalah)"
Posting Komentar