-->

Karakteristik dan Ciri Ciri Anak Berkebutuhan Khusus

Karakteristik dan Ciri Ciri Anak Berkebutuhan Khusus



1.      Anak Dengan Gangguan Sensorik-Motorik (Tunadaksa)
Pengertian anak tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik, tunadaksa diartikan sebagai seorang yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program dan layanan khusus.
a.      Ciri-ciri anak tuna daksa yaitu :
1)      Anggota gerak tubuh kaku.
2)      Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur, tidak terkendali).
3)      Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap / tidak sempurna / lebih kecil dari yang biasa.
4)      Terdapat cacat pada alat gerak.
5)      Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
6)      Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
7)      Hiperaktif/tidak dapat tenang.
b.      Kebutuhan anak tunadaksa
Guru sebelum memberikan pelayanan dan pengajaran bagi anak tunadaksa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)      Segi medisnya
Apakah ia memiliki kelainan khusus seperti kencing manis atau pernah dioperasi, harus meminum obat dan sebagainya.
2)      Bagaimana kemampuan gerak dan bepergiannya
Apakah anak ke sekolah menggunakan transportasi, alat bantu dan sebagainya. Ini berhubungan dengan lingkungan yang harus dipersiapkan.

3)      Bagaimana komunikasinya
Apakah anak mengalami kelainan dalam berkomunikasi, dan alat komunikasi apa yang digunakan (lisan, tulisan, isyarat).
4)      Bagaimana perawatan dirinya
Apakah anak dapat melakukan perawatan diri dalam aktivitas kegiatan sehari-hari.
5)      Bagaimana posisinya
Disini dimaksudkan tentang bagaimana posisi anak tersebut dalam menggunakan alat bantu. Posisi duduk dalam menerima pelajaran, waktu istirahat, waktu ke kamar kecil, makan dan sebagainya. Dalam hal ini physical therapis sangat diperlukan.

2.      Anak Dengan Gangguan Intelektual (Tunagrahita)
Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental dan intelektual jauh di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial.
Tunagrahita mengelami  kekurangan dalam bertingkah laku dan penyesuaian. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga faktor yaitu :
1)      Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau dibawah rata-rata.
2)      Ketidak mampuan dalam prilaku adaptif.
3)      Terjadi selama perkembangan sampai berusia 18 tahun.
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang, secara umum biasanya diukur melalui tes intelegensi yang hasilnya disebut dengan IQ yang dapat dibagi menjadi :
1)      Tunagrahita ringan memiliki IQ 70-55
2)      Tunagrahita sedang memiliki IQ 55-44
3)      Tunagrahita berat memiliki IQ 40-25
4)      Tunagrahita berat sekali memiliki IQ < 25

Para ahli Indonesia menggunakan klasifikasi
-          Tunagrahita ringan IQ 50-70
-          Tunagrahita sedang IQ 30-50
-          Tunagrahita berat dan sangat berat IQ kurang dari 30

  1. Ciri-ciri dan penampilan anak tunagrahita
1)      Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil atau besar.
2)      Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
3)      Perkembangan bicara/bahasa terlambat.
4)      Tidak ada/kurang sekali perhatian terhadap lingkungan.
5)      Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
6)      Sering keluar ludah.

  1. Kebutuhan pembelajaran anak tunagrahita
Dalam belajar keterampilan membaca, keterampilan motorik, keterampilan lainnya adalah sama seperti anak normal pada umumnya.
Perbedaan tunagrahita dalam mempelajari keterampilan terletak pada karakteristik belajarnya.
Perbedaan karakteristik belajar anak tunagrahita terdapat pada tiga daerah yaitu :
·         Tingkat kemahirannya dalam keterammpilan tersebut.
·         Generalisasi dan transfer keterampilan yang baru diperoleh.
·         Perhatiannya terhadap tugas yang diembannya.

3.      Anak Dengan Gangguan Prilaku Sosial (Tunalaras)
Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya dan orang lain.
Anak tunalaras kelainan tingkah lakunya ditetapkan bila mengandung unsur :
1)      Tingkah laku anak menyimpang dari standar yang diterima umum.
2)      Derajat penyimpangan dari standar yang diterima umum.
3)      Lamanya waktu pola tingkah laku itu dilakukan.

  1. Ciri-ciri anak tunalaras
1.      Cenderung membangkang.
2.      Mudah terangsang emosinya / mudah marah.
3.      Sering melakukan tindakan agresif, merusak dan mengganggu.
4.      Sering bertindak melanggar norma sosial, norma hukum dan norma susila.

  1. Kebutuhan pembelajaran anak tunalaras
Kebutuhan anak tunalaras yang harus diperhatikan guru antara lain :
Mengingat kelainan tingkah laku ini banyak disebabkan oleh lingkungan maka penataan lingkungan merupakan salah satu pendekatan yang perlu diperhatikan oleh guru.
Kita setuju bahwa kelainan tingkah laku disebabkan oleh anak itu sendiri atau hasil interaksi antara guru dan anak.
Asesmen dari masalah tingkah laku, situasi masalah, lingkungan anak, harus diselesaikan dulu bila ingin mengatasi masalah kelainan tingkah laku pada anak. 

4.      Anak Dengan Gangguan Komunikasi
Anak yang mengalami gangguan komunikasi adalah anak yang mengalami gangguan suara, artikulasi (pengucapan), atau kelancaran bicara, yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan bentuk bahasa, isi bahasa, atau fungsi bahasa.
1)      Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan komunikasi
1)      Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain.
2)      Tidak lancar dalam berbicara / mengemukakan ide.
3)      Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi.
4)      Kalau berbicara sering gagap / gugup.
5)      Suaranya parau / aneh.
6)      Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu / celat / cadel.
7)      Organ bicaranya tidak normal / sumbing.

2)      Kebutuhan pembelajaran anak yang mengalami gangguan komunikasi
1)      Pengaturan tempat duduk yang mudah dan dekat dengan posisi guru.
2)      Guru menghindari membelakangi anak ketika berbicara.
3)      Gerakan bibir dan isyarat guru sangat diperlukan dalam pembelajaran.
4)      Penjelasan yang sulit dipahami anak, diperjelas dengan penjelasan tertulis.
5)      Suara guru diperkeras.
6)      Untuk bagian-bagian tertentu yang dianggap penting perlu diulang-ulang dalam menjelaskan atau mengucapkan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Karakteristik dan Ciri Ciri Anak Berkebutuhan Khusus"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel