Macam-macam Pendekatan Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam antara lain adalah pendekatan lingkungan, pendekatan
konsep, pendekatan nilai, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan penemuan,
pendekatan inkuiri, pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejarah,
pendekatan deduktif/induktif dan sebagainya.
1.
Pendekatan Lingkungan
Lingkungan alam dapat berupa halaman, kebun, lapangan
rumput, semak-semak, hutan, selokan, kolam, sungai, danau, jalan, bengkel,
pabrik, dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu dipahami bahwa pendekatan
lingkungan merupakan laboratorium tanpa batas. Dalam pendekatan lingkungan kita
dapat melakukan percobaan-percobaan yang bila dilakukan didalam ruangan
laboratorium tidak mungkin dilaksanakan. Sangat disayangkan apabila dalam
penelitian Ilmu Pengetahuan Alam tidak menggunakan pendekatan lingkungan bagi
proses pembelajaran murid.
2.
Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep sangat penting, karena digunakan dalam
berhubungan atau berkomunikasi dengan guru dan murid lainnya, dalam berpikir,
dalam belajar, membaca, mengemukakan pendapat dan sebagainya.
Dengan memberikan beberapa contoh nyata murid dapat
memahami suatu konsep. Konsep nyata dapat ditunjukkan kepada murid seperti
konsep meja, kursi, almari, papan tulis, kapur, pensil. Konsep nyata diperoleh
melalui pengamatan.
Setelah memahami contoh-contoh konsep nyata atau konkret
perlu dipahami pula banyaknya konsep abstrak dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Kosep
abstrak biasanya dalam bentuk defenisi, seperti kesehatan, mulut daun, rabun
ayam, mata angin, gelombang. Dalam Ilmu sosial contohnya: kemerdekaan,
demokrasi, keadilan, kebenaran, pengorbanan dan lain-lain.
3.
Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai dalam wujudnya yang nyata adalah
keyakinan sebagai guru mengenai hidup, keadilan, kebenaran, pengorbanan dan
sebagainya. Murid adalah individu-individu yang mempunyai nilai-nilai yang
berbeda satu dengan yang lainnya.
Kita sebagai guru hendaknya dalam memberikan ilmu
Kesehatan dan Gizi dalam penjelasannya perlu menyesuaikan diri dengan
masyarakat dari mana murid-murid berasal. Umpamanya dalam hal memberikan
pelajaran makanan haram dan halal. Begitu pula apabila memberikan contoh
hukuman mati dengan sengatan listrik dalam pelajaran arus listrik. Oleh sebab
itu dalam menggunakan pendekatan nilai dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
harus sesuai dengan nilai-nilai yang dianut di sekolah tempat kita mengajar,
yang biasanya sejalan dengan nilai yang berlaku di masyarakat dimana sekolah
itu berada.
4.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu proses dimana murid
menemukan kombinadi aturan-aturan yang telah dipelajari terlebih dahulu yang
digunakan untuk menyelesaikan kesulitan masalah tersebut. Perlu dipahami bahwa
Ilmu Pengetahuan Alam mengembangkan kebiasaan berpikir ilmiah dan berpikir
bebas. Perlu diketahui pula dalam metode Ilmu Pengetahuan Alam tercakup metode
ilmiah, sikap ilmiah, dan pemecahan masalah secara ilmiah. Untuk mencocokkan
masalah murid harus berpikir, membuat hipotesis, membuktikan hipotesis,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut John Dewey (1910) langkah-langkah yang perlu
ditempuh dalam pemecahan masalah adalah :
a)
Ada masalah yang
harus dipecahkan murid.
b)
Murid merumuskan masalah.
c)
Murid membuat hipotesis.
d)
Murid membuktikan hipotesis.
e)
Kemudian murid mengambil
kesimpulan.
Dalam pemecahan masalah Ilmu Pengetahuan Alam, murid
harus mencari hubungan sebab-akibat. Murid harus mengembangkan kebiasaan untuk
menentukan keputusan, mempertimbangkan bukti-bukti yang ada, dan menarik
kesimpulan sementara. Pemecahan masalah ini dapat diperoleh dan terjadi di
waktu praktik di laboratorium, praktik lapangan, demonstrasi dan di waktu
melakukan percobaan.
5.
Pendekatan Penemuan (Discovery)
Dalam pendekatan penemuan murid dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami proses mental sendiri. Kita hanya membimbing dan
memberikan pengarahan. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pendekatan
penemuan ini banyak digunakan, seperti murid dengan bimbingan guru disuruh
menemukan sendiri dimana kadal biasa bertempat tinggal.
Perlu kita ketahui bahwa pendekatan penemuan ini memang
sebaiknya dilakukan sendiri, atau bila berkelompok harus dilakukan dalam
kelompok kecil, yang terdiri dari 3-5 murid.
Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan, seperti :
Ø Dengan menemukan sendiri, berakibat murid lebih percaya pada diri
sendiri.
Ø Memberi kesempatan pada murid mengembangkan kemampuannya sendiri.
Ø Dapat membangkitkan gairah belajar murid.
Ø Memberikan motivasi pada murid untuk belajar lebih giat.
Kelemahan pendekatan penemuan adalah memakan waktu
banyak, hanya sesuai untuk materi pelajaran yang bersifat pengertian saja,
kurang memperhatikan pembentukan sikap dan keterampilan. Bila tidak terarah dan
bimbingan oleh guru dapat mengarahkan kepada kekaburan terhadap materi yang
diajarkan.
6.
Pendekatan Inkuiri
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai inkuiri
adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa yang
harus ditempuh oleh murid dengan bimbingan guru untuk tidak sampai pada
penemuan-penemuan, dan bukan penemuan itu sendiri. Contoh pendekatan inkuiri
yang dapat dikenal adalah apa yang dilakukan oleh Francesco Redi (1621-1687).
Redi berpendapat lain, bahwa larva itu tidak muncul dengan sendirinya. Tetapi
larva itu muncul dari telur yang diletakkan oleh lalat yang hinggap pada daging
tersebut. Redi kemudian menguji dugaannya atau hipotesisnya dengan percobaan
sederhana.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan inkuiri
Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu pertama membuat perumusan hipotesis, kedua menguji
hipotesis itu. Jadi bila menemui suatu masalah yang perlu jawaban, tidak begitu
saja salah dijawab, tetapi memakai langkah-langkah pencarian untuk menemukan
jawaban yang benar.
Langkah-langkah pengajaran dengan pendekatan inkuiri
dapat dilakukan sebagai berikut :
1)
Siswa dikelompokkan dalam tiap
kelompok terdiri lima
murid seorang sebagai ketua, seorang pencatat, seorang pengarah, seorang
pemantauan diskusi, dan seorang perangkum.
2)
Guru mengajukan permasalahan
dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Masalah jangan terlalu umum, tetapi di
persempit.
3)
Untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar-tidaknya hipotesis, murid diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai keterangan yang sesuai dengan masalah yang akan dikaji.
Jawaban terhadap pertanyaan hendaknya tidak diperoleh dari kepustakaan.
Sebaiknya informasi diperoleh dengan mengamati objeknya, mencoba sendiri atau
melakukan percobaan, mewawancarai narasumber, dan sebagainya.
4)
Keterangan-keterangan yang
terkumpul dari hasil percobaan, diolah, diklasifikasikan, ditabulasi, bila
perlu dihitung dan ditafsirkan.
5)
Dari hasil pengolahan data tadi
nantinya akan diperoleh jawaban terhadap masalah di atas. Kemudian ditarik
kesimpulan umum.
Perlu disadari bahwa pendekatan inkuiri ini berdasarkan
pada prosedur yang dilakukan untuk sampai pada penemuan-penemuan bukan penemuan
itu sendiri. Pendekatan inkuiri jauh lebih mengaktifkan murid dari pada ceramah
yang diberikan guru, membaca buku, pemberian informasi, dan lain-lainnya.
7.
Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses adalah proses-proses yang digunakan
untuk mengungkapkan dan menemukan fakta serta menumbuhkan sikap dan nilai dan
konsep yang dilakukan oleh seorang ilmuwan.
Keterampilan proses dalam Ilmu Pengetahaun Alam meliputi
: keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Dalam keterampilan dasar
yang perlu dilakukan adalah melakukan pengamatan (observasi) penggolongan
(klasifikasi) penyampaian (komunikasi) pengukuran (measurement), pikiran
(prediksi), dan penarikan kesimpulan. Sedangkan dalam keterampilan teritegrasi
yang perlu dilakukan adalah menentukan faktor perubahan (indentifikasi
variabel), menyusun tabel data, menyusun grafik, menggambarkan hubungan
diantara variabel-variabel, memperoleh dan memproses data, menganalisis hasil
penyelidikan, menyusun hipotesis, merumuskan variabel-variabel secara
operasional, merancang penyelidikan dan yang terakhir adalah melakukan
percobaan (eksperimen).
Keterampilan proses teritegrasi adalah seperangkat
kegiatan yang siap dipakai untuk memecahkan masalah. Misalnya bila anda mengidentifikasi
variabel adalah salah satu keterampilan proses yang dapat anda lakukan dalam
penyelidikan. Contoh-contoh variabel misalnya: kesuburan tanaman, jumlah pupuk
yang diberikan, pembasmi serangga yang digunakan, jumlah murid, persepsi guru
dan sebagainya. Jadi variabel adalah sesuatu yang dapat berubah dalam suatu
situasi.
Didalam keterampilan proses terintegrasi kita diharuskan
pula menyusun tabel data. Hasil pengukuran berat benda, waktu, temperatur,
suhu, tekanan udara, panjang benda, dan sebagainya adalah data. Setelah
menyusun data sebaiknya dibuat pula grafiknya. Gambar grafik yang dibuat lebih
mudah disampaikan atau dijelaskan dari pada kalimat lisan atau tertulis.
Keterampilan proses terintegrasi yang lain yang harus
dikuasai adalah membuat variabel secara operasional. Variabel yang operasional
adalah defenisi bantuan buatan yang menentukan bagaimana cara mengukur variabel
itu. Misalnya “nilai tinggi” dapat didefenisikan di atas angka 6 atau di atas
nilai 60 atau dapat pula di atas nilai C.
Terakhir yang harus dilakukan dalam pendekatan
keterampilan proses terintegrasi adalah melakukan percobaan-percobaan atau
eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Kegiatan eksperimen
dalam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan perpaduan dari semua keterampilan proses
yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu meliputi masalah (berupa pertanyaan),
hipotesis, variabel-variabel yang mempengaruhi, pengumpulan data, analisis
data, menyusun grafik, hubungan diantara variabel, dan hasil penemuan serta kesimpulan
yang dapat di tarik. Keterampilan proses besar sumbangannya terhadap cara
belajar siswa aktif.
8.
Pendekatan Sejarah
Apabila akan menerangkan tentang penemuan hukum gaya berat yang ditemukan
oleh Isaac Newton, atau menceritakan penemuan mesin uap oleh James Watt pasti
kita menggunakan pendekatan sejarah. Begitu banyak penemuan-penemuan alat
maupun fakta yang dilakukan oleh ahli-ahli Ilmu Pengetahuan Alam, seperti teori
relativitas yang ditemukan oleh Albert Enstein, radium yang ditemukan oleh
Marie Curie, hukum Archimedes yang ditemukan oleh Archimedes, pengembang bola
lampu pijar Thomas Alva Edison, penyempurna mikroskop Antony van Leeuwenhoek
dan lain sebagainya. Untuk menjelaskan penemuan-penemuan itu tentu kita
menceritakannya dengan pendekatan sejarah.
9.
Pendekatan Deduktif / Induktif
Deduktif penalarannya terkait dengan rasionalisme
(penggunaan pikiran). Jadi deduktif itu dari hal-hal yang umum ke khusus.
Sedangkan bila anda mencoba memanaskan kawat kemudian terbukti memuai, kemudian
memanaskan sepotong besi terbukti pula memuai, selanjutnya dilihat sambungan
rel kereta api bila kepanasan memuai.
Bukti-bukti nyata yang ditemukan dari beberapa bahan
dari logam bila dipanaskan memuai, kemudian hal itu diterangkan pada murid,
maka kita melakukan pendekatan induktif. Pendekatan induktif penalarannya
terkait dengan empirisme (berdasarkan pengalaman). Jadi penalaran induktif dari
hal-hal khusus ke kesimpulan umum.
10. Pendekatan Belajar Tuntas
Menurut pengalaman setiap murid bila diberi kesempatan
belajar yang cukup menurut kemampuannya, maka setiap murid itu dapat menguasai
pelajaran yang dipelajarinya. Hanya saja murid mungkin ada yang memerlukan
waktu 60 menit, ada yang memerlukan 75 menit, dan ada yang perlu waktu 90 menit
untuk mempelajari suatu pokok bahasan.
Pendekatan belajar tuntas (mastery learning) ini harus dimulai dengan penguasan bagian
terkecil, kemudian yang lebih besar dari bahan yang diberikan pada murid. Bila
menerapkan belajar tuntas kepada murid perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi taraf penguasaan murid terhadap bahan pelajaran seperti: bakat
untuk mempelajari sesuatu, kesanggupan untuk memahami, ketekunan, mutu
pelajaran, dan waktu yang disediakan untuk belajar.
11. Pendekatan Modul
Pendekatan modul berupa pemberian bahan pelajaran dalam
satuan (per modul / per unit) pokok bahasan sampai kepada satuan terkecil (per
kegiatan) atau per subpokok bahasan. Dengan menggunakan modul setiap orang atau
mahasiswa tidak perlu menunggu temannya dalam menyelesaikan suatu mata
kuliah/pelajaran tetapi dapat melaju sesuai dengan kemampuannya.
12. Pendekatan Dengan Komputer
Pembelajaran dengan menggunakan bantuan komputer ini disebut Computer Assisied Instruction (CAI).
Komputer dapat digunakan untuk memberikan pelajaran, tiap bidang studi atau
mengenai topik-topik tertentu. Pendekatan komputer dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam meringankan tugas guru. Penggunaan komputer dapat dilengkapi
dengan slide dan film proyektor, tape recorder, earphone, serta layar televisi.
Disamping itu pembelajaran dengan komputer mampu menayangkan unsur-unsur
pendengaran, penglihatan, gambar draf yang digerakkan atau animasi dan gabungan
ketiganya. Komputer berfungsi juga sebagai media interaktif artinya dapat
memberikan rangsang dan umpan balik pada murid, sehingga pendekatan komputer
merupakan pembelajaran yang bersifat multimedia.
0 Response to "Macam-macam Pendekatan Yang Digunakan Dalam Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam"
Posting Komentar