Peranan Guru Dalam Mengelola Kelas di Sekolah Dasar
1.
Pengelolaan Yang Menyangkut Siswa
Tidak seorangpun yang ingkar dengan pengertian bahwa
hanya disekolah terdapat siswa. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai
objek didik di suatu lembaga pendidikan. Semua anak yang terdaftar diri
kemudian diterima disuatu sekolah, secara otomatis menjadi tanggung jawab
sekolah. Mereka itu perlu diurus, diatur, diadministrasikan sehingga cukup
mendapat perlakuan sebagaimana diharapkan oleh orang tua.
Keterampilan mengelola kelas merupakan salah satu dari
delapan keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru, lebih-lebih lagi guru
sekolah dasar dalam menghadapi perilaku siswa yang benar-benar unik, maka peran
guru dalam mengelola kelas dapat bersifat preventif yaitu keterampilan
menciptakan dan mengelola proses belajar mengajar. Untuk itu guru dapat
menggunakan kemampuan dengan cara:
a.
Mewujudkan sikap tanggap
Dalam tugas mengajar guru harus terlibat secara fisik
maupun mental dalam arti guru memiliki waktu untuk semua perilaku siswa, baik
siswa yang menunjukkan perilaku positif maupun perilaku negatif.
b.
Memusatkan perhatian
Guru harus mampu membagi perhatian kesemua siswa,
perhatian itu dapat bersifat fisual maupun verbal.
c.
Memusatkan perhatian kelompok
Mempertahankan dan meningkatkan keterampilan siswa
dengan memusatkan perhatian kelompok kepada tugas-tugasnya dari waktu ke waktu.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan selalu menyiagakan siswa dan menuntut
tanggung jawab akan tugas-tugasnya.
d.
Memberi petunjuk yang jelas
Petunjuk ini dilakukan untuk materi yang disampaikan.
Tugas yang diberikan dan perilaku-perilaku siswa lainnya yang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung pada pelajaran.
e.
Menegur
Tegurlah siswa bila mereka menunjukkan perilaku yang
mengganggu atau menyimpang. Sampaikan teguran itu dengan jelas dan tegas
tertuju pada perilaku yang mengganggu, menghindari ejekan dan peningkatan yang
kasar dan menyakitkan.
f.
Memberi penguatan
Perilaku siswa baik positif maupun yang negatif perlu
memperoleh penguatan. Perilaku positif perlu diberi penguatan agar muncul
kembali. Perilaku negatif di beri penguatan dengan cara memberi teguran atau
hukuman agar perilaku tersebut tidak terjadi kembali.
Sedangkan dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas
yang bersifat represif yaitu keterampilan mengembalikan kondisi belajar
mengajar yang tidak menentu kedalam kondisi belajar yang efektif, guru dapat
menggunakan kemampuan dengan cara :
a)
Modifikasi tingkah laku.
Perilaku siswa yang mengganggu kemudian ditentukan langkah-langkah
untuk meremedial. Dalam hal ini guru dapat menempuh cara-cara konselor.
b)
Pengelolaan kelompok
Dalam menangani masalah pengelolaan kelas, guru dapat memanfaatkan
pendekatan pemecahan masalah kelompok. Pendekatan ini dapat dilakukan dengn
cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan kelompok.
c)
Menentukan dan memecahkan
tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat melaksanakan beberapa cara untuk mengendalikan tingkah
laku yang muncul yaitu pertama menyadari sebab-sebab perilaku itu muncul, dan
kedua menemukan pemecahannya.
Maka pengelolaan siswa adalah pengaturan siswa di kelas
oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa mendapatkan pelayanan
sesuai dengan kebutuhannya didalam penciptaan suasana atau lingkungan belajar,
guru juga harus menguasahakan agar setiap siswa mendapat pelayanan secara
maksimal menurut kebutuhan, dengan demikian pengertian pengelolaan kelas sama
dengan penciptaan lingkungan belajar.
Seorang guru kelas harus mampu mengamati siswa dari hari
ke hari. Hal-hal yang harus ditinjau oleh guru pada aspek perbedaan individu
siswa yaitu :
1)
Pengaturan siswa yang
menyangkut postur tubuh, misalnya postur tubuh siswa yang pendek ditempatkan di
depan, ini akan mempermudah dalam proses belajar mengajar.
2)
Siswa yang mengalami gangguan
penglihatan dan pendengaran ditempatkan di depan dengan begitu mata siswa yang
minus dapat melihat tulisan di papan tulis dengan baik.
3)
Pengelompokkan siswa
berdasarkan jenis kelamin, misalnya perempuan sama perempuan dan laki-laki sama
laki-laki.
2.
Penciptaan Suasana Sosioemosional Dalam Kelas
Peranan guru dalam mengelola siswa harus diterapkan oleh
guru adalah penciptaan suasana sosioemosional dalam kelas yang akan mempunyai
pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar. Kegairahan siswa efektifitas
tercapai tujuan pengajaran. Guru perlu membina tanggung jawab sosial dan harga
diri siswa dengan cara mengarahkan siswa ke yang lebih baik.
1)
Tipe Kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator
akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih
berat pada otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submassive atau apatis.
Tapi dipihak lain juga akan menumbuhkan sikap agresif.
Kedua sikap siswa yaitu apatis dan agresif ini dapat
merupakan sumber problema pengelolaan kelas, baik yang sifatnya individual
maupun kelompok kelas sebagai keseluruhan. Dengan tipe kepemimpinan yang
otoriter siswa hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi
maka semua aktifitas menjadi menurun. Aktifitas proses belajar mengajar sangat
tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian dari guru.
Tipe kepemimpinan lebih menekankan kepada sikap
demokratis lebih memungkinkan terbiasanya sikap persahatab guru dan siswa
dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu
menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar
yang optimal siswa akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru
maupun tanpa diawasi guru. Dalam kondisi semacam ini biasanya problema
pengelolaan biasa dibatasi sesedikit mungkin.
2)
Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar
peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu
keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalau guru terpaksa
membenci, bencilah tingkah laku siswa dan bukan membenci siswa.
Terimalah siswa dengan hangat kalau ia insyaf akan
kesalahannya, berlakulah adil dalam bertindak dan ciptakan satu kondisi yang
menyebabkan siswa saat akan kesalahannya dan ada dorongan untuk memperbaiki
kesalahannya.
3)
Suara guru
Walaupun bukan faktor yang besar tapi turut mempunyai
pengaruh dalam belajar.
Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau
demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak
agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan memperhatikan. Suasana
semacam ini mengundang tingkah laku yang tidak diinginkan.
Suara yang relatif rendah tapi cukup jelas dengan volume
suara yang penuh kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk lebih berani
untuk mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah dan
sebagainya.
Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak
membosankan siswa yang mendengarkan.
4)
Pembinaan hubungan guru dan
siswa
Sekali lagi ingin kita tekankan bahwa pembinaan hubungan
baik dengan siswa dalam masalah pengelolaan sangat penting. Dengan hubungan
baik guru-siswa diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat
bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya.
0 Response to "Peranan Guru Dalam Mengelola Kelas di Sekolah Dasar"
Posting Komentar