Implikasi Anak Berkebutuhan Khusus Terhadap Pembelajaran
A. Prinsip-prinsip
Pembelajaran ABK
Prinsip pembeljaran bagi peserta
didik berkelainan, secara umum sama dengan prinsip pembelajaran yang berlaku
bagi peserta didik yang tidak berkelainan. Namun demikian menyadari adanya
keterbataan kemampuan peserta didik berkelainan, maka guru Pendidikan Luar
Biasa, di samping mengenal prinsip umum juga harus memperhatikan prinsip
khusus.
1.
Prinsip umum
a.
Prinsip motivasi
Motif adalah daya dalam pribadi seseorang yang mendorong
untuk melakukan sesuatu. Implikasi dari prinsip motivasi ini adalah bahwa guru
harus senantiasa memberikan motivasi pada siswa agar tetap memiliki gairah
belajar dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b.
Prinsip latar atau konteks
Implikasi dari prinsip ini adalah guru perlu mengenal
siswa secara mendalam, guru perlu banyak menggunakan contoh dan memanfaatkan
sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan guru semaksimal mungkin
menghindari pengulangan materi pengajaran yang sebenarnya sudah tidak terlalu
perlu bagi perserta didik.
c.
Prinsip keterarahan
Prinsip keterarahan dimaksudkan sebagai upaya agar
setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai titik pusat tujuan yang hendak
dicapai. Implikasi dari prinsip ini adalah setiap akan melakukan kegiatan
pembelajaran, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menyiapkan bahan dan
alat yang sesuai, serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.
d.
Prinsip hubungan sosial.
Interaksi antara siswa dengan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran, perlu dikembangkan oleh guru sehingga proses penemuan
dan proses pemecahan masalah dapat terjadi secara baik. Implikasi dari prinsip
ini adalah bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengembangkan
strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dan
peserta didik atau komunikasi banyak arah.
e.
Prinsip belajar sambil bekerja
Bekerja adalah tuntutan pernyataan diri anak. Karena itu
perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan fisik
dan pikirannya dalam aktivitas belajar mengajar.
f.
Prinsip individualisasi
Prinsip individualisasi atau perbedaan perorangan
berpandangan bahwa setiap peserta didik memiliki perbedaan-perbedaan tertentu.
Implikasi dari prinsip ini adalah perlunya guru mengenal karakteristik atau
ciri-ciri peserta didik secara mendalam, sehingga setiap kegiatan pembelajaran
setiap siswa mendapat perhatian dan perlakuan yang sesuai.
g.
Prinsip menemukan
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk
menemukan, mencari dan mengembangkan sendiri terhadap informasi. Implikasi dari
prinsip ini dalam proses pembelajaran guru perlu mengembangkan strategi
pembelajaran yang mampu memancing peserta didik untuk aktif secara fisik dan
mental dalam kadar yang cukup tinggi.
h.
Prinsip pemecahan masalah
Guru hendaknya lebih sering memancing siswa dengan cara
mengajukan berbagai persoalan yang ada di sekitarnya. Peserta didik dilatih
untuk menemukan, mencari fakta/data, menganalisis dan atau memecahkannya sesuai
dengan kemampuannya.
2.
Prinsip khusus
a.
Prinsip khusus pendidikan anak
dengan gangguan penglihatan
1.
Prinsip kekongritan
Untuk mengerti dunia sekelilingnya harus bekerja dengan
benda-benda konkrit yang dapat diraba dan dimanipulasikan.
2.
Prinsip pengalaman yang menyatu
Pengalaman visual cenderung menyatakan informasi. Anak
dengan gangguan penglihatan tidak dapat mengerti hubungan-hubungan ini kecuali
jika guru menyajikannya dengan mengajak peserta didik untuk mengalami suasana
tersebut secara nyata dan menerangkan hubungan-hubungan tersebut.
3.
Prinsip belajar sambil
melakukan
Bagi anak dengan gangguan penglihatan, melakukan sesuatu
adalah pengalaman yang nyata yang tidak mudah terlupakan seperti anak normal
melihat sesuatu sebagai kebutuhan utama dal;am menangkap informasi.
b.
Prinsip khusus pendidikan anak
dengan gangguan pendengaran
1.
Prinsip keterarahwajahan
Proses belajar mengajar tidak akan terjadi karena siswa tidak
tahu apa yang disampaikan oleh guru atau temannya apabila komunikasi tidak
dilakukan secara face to face (tatap muka langsung).
2.
Prinsip keterarahsuaraan
Suara atau bunyi yang dihayatinya sangat membantu proses
belajar mengajar siswa terutama dalam pembentukan tingkah laku sosial, sikap,
pribadi, khususnya pada perkembangan bahasanya.
3.
Prinsip keperagaan
Dengan menerapkan prinsip keperagaan, bahan pelajaran
akan mudah diserap oleh siswa gangguan pendengaran dan proses pembelajaran akan
kelihatan hidup.
c.
Prinsip khusus pendidikan anak
dengan gangguan intelektual
1.
Prinsip kasih sayang
Prinsip kasih sayang ini diartikan sebagai pemberian
perhatian secara tulus oleh pendidik kepada para siswanya, yaitu menyangkut
kesediaan pendidik atau guru berbahasa yang lemah lembut, berperangai sabar,
suka memaafkan, rela berkorban, bertindak sportif, memberi contoh perilaku yang
baik, ramah, supel terhadap para siswanya.
2.
Prinsip keperagaan
Peragaan adalah pengguna alat peraga untuk membantu
memudahkan penyerapan informasi dari satu komunikasi timbal balik.
3.
Prinsip habilitasi dan
rehabilitasi
Usaha habilitasi adalah usaha agar siswa gangguan
intelektual menyadari bahwa mereka masih memiliki kemampuan atau potensi yang
dapat dikembangkan.
d.
Prinsip khusus pendidikan anak
dengan gangguan fungsi otot dan alat gerak
Prinsip ini tidak lepas dari tiga bentuk pelayanan yaitu
:
1.
Pelayanan medik
2.
Pelayanan pendidikan
3.
Pelayanan sosial
e.
Prinsip khusus pendidikan anak
dengan gangguan prilaku, sosial dan emosi
1.
Prinsip kebutuhan dan keaktifan
Anak dengan gangguan prilaku, sosial dan emosi selalu
ingin memenuhi kebutuhan dan keinginannya tanpa memperdulikan orang lain.
2.
Prinsip kebebasan yang mengarah
Anak dengan gangguan prilaku, sosial dan emosi tidak mau
dikekang, ia selalu memanfaatkan peluang yang ada untuk berbuat sesuatu hingga
hatinya merasa senang.
3.
Prinsip pemanfaatan waktu luang
dan kompensasi
Anak dengan gangguan prilaku, sosial dan emosi tidak mau
menggunakan waktunya untuk berbuat apa saja seolah-olah kekurangan waktu,
sehingga ia lupa tidur, istirahat, dll.
4.
Prinsip kekeluargaan dan
kepatuhan kepada orang tua
Anak dengan gangguan prilaku, sosial dan emosi hidupnya
tidak terarah. Umumnya mereka disebabkan oleh kehidupan orang tua yang tidak
harmonis.
5.
Prinsip setia kawan dan idola
serta perlindungan
Suasana rumah tangga yang tidak harmonis menyebabkan
anak tidak betah tinggal di rumah. Anak mencari orang lain, teman, kelompok
sebagai pengganti orang tua.
6.
Prinsip minat dan kemampuan
Guru harus memperhatikan minat dan kemampuan, terutama
yang berhubungan dengan mata pelajaran atau bidang studi. Jangan sampai karena
tugas yang diberikan guru siswa menjadi benci pada guru atau benci pada salah
satu bidang studi.
7.
Prinsip keseimbangan prilaku
sosial dan emosi
Karena problem emosi yang disandang peserta didik, maka
ia mengalami ketidakseimbangan sosial. Akibatnya berprilaku menyimpang baik
secara individual, maupun sosial dalam pergaulan bermasyarakat.
8.
Prinsip disiplin
Sikap ketidaktaatan dan lepas dari peraturan dan norma
merupakan sikap hidupnya sehari-hari. Oleh sebab itu guru perlu membiasakan
siswa untuk hidup teratur dalam sikap hidupnya sehari-hari.
9.
Prinsip kasih sayang
Anak dengan gangguan prilaku, sosial dan emosi umumnya
haus akan kasih sayang orang tua, akibatnya anak selalu mencari kasih sayang di
luar rumah.
B. Pendekatan Pembelajaran
ABK
a.
Pendekatan ekspositori atau model informasi
Menurut pendekatan ini kegiatan belajar mengajar banyak
berpusat pada guru.
b.
Pendekatan inquiri/discovery
Menurut pendekatan ini kegiatan belajar mengajar banyak
berpusat pada peserta didik.
Pendekatan ini dapat dipilih oleh guru apabila memenuhi
syarat sebagai berikut :
1.
Guru terampil memilih masalah
yang perlu dipecahkan.
2.
Guru terampil menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik.
3.
Tersedia fasilitas dan sumber
belajar yang cukup.
4.
Adanya kebebasan untuk
berpendapat dan berkreasi.
5.
Adanya partisipasi peserta
didik dalam keseluruhan KBM.
6.
Guru tidak banyak campur
tangan.
1.
Perumusan masalah yang harus
dipecahkan peserta didik.
2.
Mengajukan alternatif jawaban
sementara.
3.
Peserta didik mencari informasi
/ data yang diperlukan.
4.
Menarik kesimpulan.
5.
Mengaplikasikan kesimpulan
dalam situasi nyata.
c.
Pendekatan interaksi sosial
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan inquiry /
discovery terutama social inquiry, yakni menekankan terjadinya kontak sosial
antar individu yang satu dengan yang lain dalam proses menemukan suatu jawaban
atas suatu permasalahan tertentu. Dengan pendekatan ini metode yang sering
dipilih guru adalah diskusi, problem solving, simulasi, sosiodrama atau
rolepaying atau metode kerja kelompok.
d.
Pendekatan kooperatif
Pembelajaran kooperatif menampakkan wujudnya dalam
bentuk belajar kelompok. Dalam kelompok belajar kooperatif anak tidak
diperkenankan mendominasi atau menggantungkan diri pada anak lain. Dengan
kelompok belajar kooperatif ditanamkan norma bahwa sifat mendominasi orang lain
adalah sama buruknya dengan sifat menggantungkan diri pada orang lain.
Daftar Pustaka
1.
AnastasiaW. & Imanuel H.
(1996), Ortopedagogik Anak Tuna Netra I, Jakarta ,
PPTG, Ditjen Dikti, Depdikbud.
2.
Conny R. Semiawan (1996),
Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta .
3.
M. Amin (1996), Ortopedagogik
Anak Tuna Grahita, Jakarta ,
PPTG, Ditjen Dikti, Depdikbud.
4.
Mulyono Abdul Rahman (1996),
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta , Depdikbud.
0 Response to "Implikasi Anak Berkebutuhan Khusus Terhadap Pembelajaran"
Posting Komentar