Makalah Sejarah Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Syailendra
Pada pertengahan abadke-8 M di Jawa Tengah bagian selatan yaitu di
daerah Bagelan dan Yogyakarta , memerintah
seorang raja dari Dinasti Syailendra. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan
Kerajaan Syailendra yang berupa candi-candi, wilayah kekuasaan Syailendra
meliputi wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yaitu wilayah Yogyakarta
dan sekitarnya.
1.
Sumber Sejarah
Sumber sejarah Dinasti Syailendra ada tiga, yaitu
prasasti-prasasti, candi-candi dn arca-arca, serta berita asing.
Prasasti-prasasti yang berhasil ditemukan diantaranya
sebagai berikut. Prasati Kalasar (778 M) menyebutkan tentang seorang raja dari
Dinasti Syailendra berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk mendirikan suatu
bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah bihara untuk para pendeta. Rakai
Panangkaran akhirnya menghadiahkan Desa Kalasan kepada Sanggha Buddha.
Prasasti Kelurak (782 M) di daerah Prambanan menyebutkan
pembuatan arca Manjusri yang merupakan perwujudan sang Buddha, Wisnu Manjusri
dan Sanggha, yang dapat disamakan dengan Brahma, Wisnu, Siwa. Prasasti ini juga
menyebutkan nama raja yang memerintah saat itu, yang bernama Raja Indra.
Prasasti Ratu Boko (856 M). menyebutkan kekalahan Raja
Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pramodhawardani dan
selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya.
Prasasti Nalanda (856 M). menyebutkan tentang asal usul
Raja Balaputra Dewa. Bahwa Balaputra Dewa adalah putra dari Raja Samarotungga
dan cucu dari Raja Indra (Kerajaan Syailendra di Jawa Tengah).
Prasasti-prasasti Syailendra adalah sebagai berikut
a)
Prasasti Kalasan yang berangka
tahun 778 M ditulis dengan memakai huruf Pranagari berbahasa Sanskerta.
b)
Prasasti Kelurak yang berangka
tahun 782 M dituliskan dengan huruf Pra-nagari dan bahasa Sanskerta.
c)
Prasasti Karang Tengah ditulis
dalam dua bahasa, yaitu bahasa sanskerta dan Jawa Tengah.
d)
Prasasti Kedu yang berangka
tahun 842 M ditemukan didaerah Kedu.
e)
Prasasti Ligor yang berangka
tahun 775 M, ditemukan di Tanah Genting Kra.
f)
Prasasti Nalanda yang di
temukan di Nalanda , India Utara tahun 860 M. Di tulis
dengan huruf Dewa Nagari dan berbahasa sanskerta.
Isi Prasasti Nalanda menyebutkan tentang Raja
Dewapaladewa dari Dinasti Pala yang memberikan sebidang tanah untuk digunakan
sebagai tempat mendirikan wihara bagi para mahasiswa dari Sriwijaya yang sedang
belajar agama Buddha. Prasasti ini menyebutkan nama raja yang memerintah
Sriwijaya waktu itu, yaitu Raja Balaputradewa.
Balaputradewa adalah seorang anggota dari Dinasti
Sailendra yang diusir dari Jawa pada tahun 866 M oleh Rakai Pikatan. Prasasti
Nalanda menunjukkan adanya hubungan kerja sama dalam bidang agama dan
kebudayaan antara Indonesia
dan India
pada abad ke-9.
Susunan raja-raja dari Dinasti Sailendra :
a)
Raja Bhanu (+ 752-775 M)
b)
Raja Wisnu (+ 775-782 M)
c)
Raja Indra (+ 782-812 M)
d)
Raja Samaratungga (+
812-833 M)
e)
Raja Balaputradewa (+
833-855 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Sailendra diperkirakan
meliputi sekitar daerah Magelang dan Yogyakarta .
Dinasti Sailendra tidak memberikan pengaruh yang besar. Karya seni yang banyak
dan indah. Contohnya Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Pawon,
Candi Sari, Candi Sambisari, dan Candi Sewu.
2.
Kehidupan Politik
Pada akhir abad ke-8 M, Dinasti Sanjaya terdesak oleh
dinasti lain, yaitu Dinasti Syailendra. Peristiwa ini terjadi ketika Dinasti
Sanjaya diperintah oleh Rakai Panangkaran. Hal itu dibuktikan melalui Prasasti
Kalasan (tahun 778 M) yang menyebutkan bahwa Rakai Panangkaran mendapat
perintah dari Raja Wisnu untuk mendirikan Candi Kalasan (candi Buddha)
Berdasarkan prasasti yang telah ditemukan dapat
diketahui raja-raja yang pernah memerintah Dinasti Syailendra, diantaranya :
Raja Indra. Dinasti Syailendra
menjalankan politik ekspansi pada masa pemerintahan Raja Indra. Ini ditujukan
untuk menguasai daerah-darah sekitar Selat Malaka. Raja Indra mengawinkan
putranya yang bernama Samarottungga dengan putri Raja Sriwijaya.
Raja Samarottungga. Pada zaman kekuasaannya dibangun
Candi Borobudur. Namun sebelum pembangunan Candi Borobudur selesai, Raja
Samarottungga meninggal dan digantikan oleh putranya yang bernama Balaputra
Dewa. Tetapi yang sebenarnya berhak menggantikan adalah putrinya yang lahir
dari permaisuri yang bernama Pramodhawardani.
Setelah Pramodhawardani menikah dengan Rakai Pikatan
terjadi berbagai perubahan. Rakai Pikatan mendesak Pramodhawardani untuk
menarik tahtanya kembali, sehingga terjadilah perang saudara antara
Pramodhawardani yang dibantu oleh Rakai Pikatan dengan Balaputra Dewa. Dalam perang
saudara itu Balaputra Dewa kalah di Bukit Ratu Boko (Prasasti Ratu Boko thun
856 M), dan selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya, serta langsung diangkat
menjadi raja di Sriwijaya.
3.
Keruntuhan Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra diduga mengalami penyatuan dengan
Dinasti Sanjaya berkat adanya perkawinan politik antara Pramodhawardhani,
dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Setelah Raja Samaratungga wafat
terjadi perebutan kekuasaan antara Pramodhawardhani (Rakai Pikatan) dan
Balaputradewa terdesak lalu perghi ke
Sriwijaya dan menjadi raja di sana .
Jadi, diperkirakan Balaputra Dewa menjadi raja di Sriwijaya berdasarkan garis
ibu. Berakhirlah pemerintahan Dinasti Sailendra an kekuasaan di Jawa Tengah
kembali ke tangan Dinasti Sanjaya.
Perkawinan antara Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani
ternyata dapat menyatukan pemerintahan. Selain itu, pemeluk agama Hindu dengan
pemeluk agama Buddha dapat hidup berdampingan. Pramodhawardhani, yang kemudian
bergelar Sri Kahulunan, meneruskan pendirian suci agama Buddha, yaitu kompleks
Candi Plaosan di Prambanan. Di Candi Plaosan banyak ditemukan tulisan-tulisan
pendek tentang nama Sri Kahulunan dan Rakai Pikatan. Pramodhawardhani juga
meresmikan pemberian tanah dan sawah untuk menjamin pemeliharaan Kamulan atau bangunan
suci di Bhumisambhara yang kemudian disebut dengan Candi borobudur.
0 Response to "Makalah Sejarah Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Syailendra"
Posting Komentar