Contoh Karya Tulis Tentang Beternak Ayam Kampung
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun proses dari beternak ayam kampung dilatar
belakangi dengan ayam-ayam kampung yang kurang mendapatkan proses perawatan
yang baik dan teratur. Hal ini juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan
individu masing-masing.
B. Tujuan
Dengan cara-cara yang ada pada makalah ini, isi yang
tercantum pada teks ini tentang cara-cara beternak ayam kampung, bertujuan agar
para peternak lebih baik lagi, supaya ayam-ayam yang diternaki lebih bisa
mendapatkan perawatan yang baik.
C. Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup ini, penulis ingin mengurangi
masalah-masalah yang terdapat di kalangan peternak ayam kampung.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENDAHULUAN
A. Perkembangan Ayam Kampung
Semula ketika ayam Ras (ayam negri) baru pertama kali di
kenal oleh beberapa penduduk Indonesia. Ayam kampung tetap diatas dan nama ayam
ras masih timbul tenggelam. Tahun 1972 merupakan titik tolak kebangkitan ayam
ras dan namanya kian populer, baik petelur dan pedaging (Broiler). Ayam kampung
nyatanya tidak terdesak oleh kehadiran ayam ras.
Beberapa contoh populasi ayam kampung dan ayam ras (x
100) diberbagai daerah dengan tabel.
Propinsi
|
Ayam Kampung
|
Ayam Ras
|
D.I Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Bengkulu
|
2.675.427
5.571.154
2.939.186
1.809.861
935.434
|
40.908
182.464
974.061
32.302
110.370
|
B. Ayam Buras dan Ayam
Kampung
Berbagai penelitian lokal dilakukan dilembaga pendidikan
tinggi, celakanya istilah ayam digunakan untuk menggunakan istilah ayam
kampung. Ayam kampung sebagai anggotanya yang terbanyak, sebagai pengertian
ayam kampung sebagai wilayah potensi pengembangannya ayam lokal kita. Hingga
kini sulit untuk mencari kata ayam Broiler itu kedalam bahasa Indonesia. Ayam
kampung disesuaikan dan ditempatkan sesuai asal ayam itu.
2.
MENGENAL AYAM KAMPUNG
A. Asal – Usul Ayam Kampung
Ayam kampung yang diternakan berasal dari ayam hutan di
Asia Tenggara. Ayam hutan merupakan nenek moyang dari ayam kampung yang berada
di Pulau Jawa dan juga terdapat di pegunungan yang ketinggiannya 1000 – 1700
meter dari permukaan laut. Produktivitas ayam kampung memang melonjak rata-rata
pertahun 60 butir dan berat ayam jago tua lebih kurang 1,9 kg.
Kemampuan bertelur beberapa ayam
Spesies
|
Rata-rata Clutch
|
Max Produksi/Tahun
|
Petelur
Pedaging
|
10 – 14
10 – 14
|
300 – 360
190 – 200
|
B. Sejarah Perkembangan Ayam
Kampung
Ayam kampung diteliti dari awal abad 20-an di Bogor.
Seorang ahli Belanda saat itu, J. Markons dan J.F Mahede mempublikasikan ayam
kedua tahun 1941.
3.
PERSIAPAN BETERNAK
A. Tujuan Beternak
1)
Hanya sekedar untuk mengisi
waktu luang.
2)
Hanya sekedar memanfaatkan
lahan kosong.
3)
Hanya mencari nafkah.
B. Penentu Lokasi
1)
Lokasi itu tidak jauh dari
pemasaran atau tidak jauh dari produksi.
2)
Lokasi itu tidak jauh dari
keramaian.
3)
Memperhatikan tatacara
mempergunakan tanah dari pemerintah.
4)
Hendaknya fasilitas fisik cukup
air, tidak dibawah lembah atau bukit.
C. Sistem Produksi
Berkesinambungan
1)
Memperoleh kemampuan beli dari
para pengecer.
2)
Memperoleh kemampuan beli dari
pedagang.
3)
Memperoleh informasi dari
pasar.
Dan langkah-langkahnya adalah :
1)
Memperhatikan kemampuan ayam
bertelur.
2)
Produksi pertahun di jadikan
per minggu.
3)
Jauh pesanan dari pada langkah
ke-2.
D. Perencanaan Kandang
4 m à Sistem ayam terkurung
6m à Sistem ayam pelindung
Lebar x panjang = luas
kandang
4 x panjang =
luas kandang
panjang = luas kandang / 4
1)
Bahan Yang Digunakan
a.
Beton atau tiang besi
b.
Bambu dan balok
2)
Penempatan Kandang
Ditempatkan membujur dari utara ke selatan sehingga sisi kanan
mengarah ke matahari terbit dan kiri kematahari terbenam, dengan itu pengembusan
angin lebih bebas.
3)
Lingkungan Peternakan
Sebaiknya lingkungan tidak terlalu lembab, agar ayam tidak terlalu
dingin ketika angin berhembus.
a.
Sistem Meminjam dari Bank
Ayam kampung bertelur diproduksi umur 5 bulan dan dikembalikan masa
tenggangnya, masa cicilan dan hutangnya.
b.
Sistem Kerja Sama
Dapat dilakukan apabila telah memiliki tanah milik sendiri
4)
Perancangan Tenaga Kerja
Untuk menjual ayam perorang dapat dipelihara, itu ada 150 ekor
kebawah-dewasa. Produktif cukup dipegang satu orang. Kelak apabila ayam
tersebut berkembang dengan baik dan sukses. Maka hasil diperoleh penanam modal
40 % dari penanaman modal kemudian 60% dibagi kepada pekerja lainnya
4.
PEMELIHARAAN
A. Sistem Pemeliharaan Ayam
Kampung
1)
Sistem Ekstensif
Cara ini tidak digunakan dengan tangan manusia, melainkan dilepas
begitu saja dan datang sendiri pada malam hari dengan begitu ayam bebas memilih
makanannya.
2)
Sistem Semi Intensif
Cara ini baru ada sedikit campur tangan manusia. Tujuannya untuk
memperoleh pengetahuan cara dan mula-mula beternak ayam.
3)
Sistem Intensif
Cara ini dilakukan sepenuhnya oleh campur tangan manusia. Ciri-ciri
dari cara ini adalah diperlukannya modal tambahan dan pengetahuan, dan
memperoleh hasil yang lebih baik.
B. Kandang
·
Fungsi :
a.
Hanya tempat bermalam saja.
b.
Hanya tempat berteduh dari
hujan dan panas.
c.
Fasilitasnya harus benar-benar
lengkap.
·
Batasan yang perlu diperhatikan
:
a.
Untuk anak dan induk ayam tiap
1 m persegi cukup 30 anak ayam.
b.
Untuk ayam yang memasuki usia
telur tiap m2 cukup 16 ekor. Kurangi jumlah itu menjadi 14 ekor pada
saat ayam bertelur.
c.
Untuk ayam yang bertelur tiap
meter persegi 6 ekor
·
Berdasarkan sistem lantai :
a.
Sistem lantai litter
Lantai ini bertumpu pada tanah yang dipadatkan dan disemen lalu
ditabur kulit padi pada lantai setebal 6 cm.
b.
Sistem lantai cage
Cara ini bertumpu langsung pada tanah, tetapi antara tanah dan
lantai ada ruang untuk menampung tinja dan setelah itu terdapat lantai bambu
berlubang-lubang.
C. Pemeliharaan Anak Ayam
1)
Oleh 1 Induk
Setelah ayam menetas semua dan bulunya sudah kering maka induknya
segera membawa anak ayam yang baru menetas itu keluar dari pengeraman. Bila
memakai sistem pemeliharaan halaman berumur 4 – 7 hari, induknya dan anaknya
dapat dilepas kehalaman.
2)
Oleh Induk Buatan
Cara ini merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan.
Contoh, telur yang ditetaskan oleh induk lain yang bukan mengeluarkan telurnya.
Yang bertujuan memberi kehangatan pada telur. Yang kemudian juga dapat memberi
pengalaman pada induk ayam buatan
D. Pemeliharaan Lepas Induk
Hal ini dilakukan induk ayam apabila anak ayam sudah
mampu hidup sendiri. Meskipun anak ayam sudah mampu hidup sendiri induk ayam
tetap menjaga apabila anaknya diganggu.
Vaksinasi tetes pada masa lepas induknya dilakukan
kurang lebih 1,5 bulan sebelum bertelur. Sebagian vaksinasi yang pertama
dilakukan semasa anak ayam. Kemudian dalam hal pemisahan, dapat dilakukan
semenjak awal masa lepas dan yang betina dilakukan 2 minggu setelah bertelur.
E. Perbaikan Sistem
Pemeliharaan dan Produksi
Contoh cara tradisional hanya dihasilkan 30 – 40 butir
telur. Sedangkan pemeliharaan yang baik dapat dicapai 160 butir per bulan.
·
Cepat atau lambatnya bertelur
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi :
1)
Kualitas dan kuantitas makanan.
2)
Cahaya matahari.
3)
Kesehatan ayam.
4)
Perawatan umum pada ayam
·
Tinggi atau rendahnya produksi
telur dipengaruhi :
1)
Keturunan
2)
Makanan
3)
Pemeliharaan
4)
Penyakit
F. Pemeliharaan Masa Bertelur
Anak ayam jantan sebaiknya diambil yang umurnya 1 – 2
bulan lebih tua dan ayam betina supaya pada masa bertelur ayam betina dapat
mengkonsentrasikan diri pada telur yang dieraminya.
G. Masa Pemanenan
Dalam pemanenan ayam akan dimasukkan pada satu bot, dan
setiap bot diisi paling banyak 5 ekor, agar ayam tidak lemas. Dalam membawa
ayam itu atau menstranfer ke daerah lainnya, kecepatan rata-rata mobil harus
diatas 85 km/jam, dalam hal ini juga diperlukan kemahiran supir mengangkut ayam
tersebut, agar ayam tidak cepat pusing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari tulisan-tulisan yang di cantumkan dalam “Cara-Cara Beternak
Ayam Kampung”, maka bisa disimpulkan :
1.
Proses Perawatan
Perawatan yang lebih efektif juga akan menimbulkan efek terhadap
ayam-ayam, kemudian setiap 1 x 5 hari kandang dibersihkan agar bulu ayam tetap
bersih.
2.
Pembuatan Kandang
Proses pembuatan kandang tidak harus terlalu besar, tetapi setidaknya
kandang untuk induk dibedakan pada usia anak ayam melebihi 15 hari.
3.
Langkah – Langkah Yang Harus
Diingat
Ayam tidak perlu dikasih mineral setiap saat karena akan melebihi
lemak pada daging-dagingnya, setidaknya mineral dicampur jika 200 ekor ayam
cukup hanya 20 bks mineral. Jadi setiap jumlah ayam dibagi 10 dengan mineral.
B. Saran
Untuk kegiatan yang seterusnya disarankan agar,
berhati-hati melihat atau membaca susunan dari buku ini yang dianggap palsu.
DAFTAR PUSTAKA
Rasyat Muhammad. 1986. Beternak Ayam Kampung. Sindang Barang : Penebar Sajada.
F. Komar, Sopiandi. 1968. Mengenal dan Beternak Ayam. Yogyakarta-Jakarta : Dian Publishing
Company.
Soeseno, Ari. 1987. Beternak
Ayam. Jakarta : Penebar Swadaya.
Thanks gan karya ilmiah tentang cara beternak ayam kampung ini. Saya numpag ambil idenya buat tugas
BalasHapusSilahkan gan, semoga bisa membantu
Hapus