Kerajaan Mataram Kuno Di Jawa Timur (Kerajaan Medong Kamulan)
Ø Lokasi Kerajaan
Kerajaan Medang Kamulan terletak di muara Sungai
Brantas. Ibu kotanya bernama Watan Mas. Wilayah kekuasaan Kerajaan Madang
Kamulan mencakup Nganjuk di sebelah Barat, Pasuruan di sebelah timur, Surabaya di sebelah utara, dan Malang disebelah Selatan. Dalam perkembangan
selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Madang Kamulan mencakup hampir seluruh
wilayah Jawa Timur.
Ø Sumber Sejarah
- Berita Asing
Berita asing tentang keberadaan Kerajaan Madang Kamulan
di Jawa Timur dapat diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India
mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan
Kerajaan Chola untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Madang
Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis
pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa
antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi
permusuhan, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M),
terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan reda.
- Berita Prasasti
-
Prasasti dari Mpu Sindok, dari
Desa Tangeran.
-
Prasasti Mpu Sindok dari daerah
Bangul.
-
Prasati Mpu Sindok daro Lor
(dekat Nganjuk).
-
Prasasti Calcuta.
Ø Kehidupan Politik
Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Madang Kamulan
dengan gelar Mpu Sindok Sri Isyanatunggadewa.
Mpu Sindok adalah peletak dasar Kerajaan Madang Kamulan
di Jawa Timur.
Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja
yang memiliki pandangan politik yang tajam.
Dalam prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga
masih termasuk keturunan Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya yang bernama
Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang menikah dengan Raja Udayana.
Ø Kehidupan Sosial dan
Ekonomi
Gejala untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa
Timur mulai tampak sejak Raja Tulodhong, didasarkan pada pertimbangan ekonomi
sebagai berikut :
a)
Adanya sungai-sungai besar,
antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat memudahkan bagi lalu lintas
perdagangan.
b)
Adanya daratan rendah yang luas
sehingg memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
c)
Lokasi Jawa Timur berdekatan
dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur perdagangan rempah-rempah
dari Maluku ke Malaka.
Ø Kehidupan Budaya
Perkembangan dibidang sastra. Pada masa itu telah
dihasilkan karya sastra dengan judul Arjuna
Wiwaha yang ditulis oleh Empu Konwa
pada tahun 1035. Agama yang berkembang saat itu ialah Hindu aliran Wisnu atau Waisnawa sehingga Airlangga dianggap
sebagai titisan Dewa Wisnu yang bertugas memelihara perdamaian dunia.
Setelah putrinya mengundurkan diri dari hal-hal duniawi,
Airlangga memutuskan untuk membagi kerajaannya menjadi Jenggala dan Panjalu (Kediri ). Hal itu
dimaksudkan agar kelak tidak terjadi perang saudara berebut kekuasaan.
Pembagian kerajaan dilakukan pada tahun 1041 oleh Empu Bharada.
Ø Latar Belakang Pemindahan
Pusat Pemerintahan ke Jawa Timur
Sejak terjadi perpindahan pusat pemerintahan Mataram
dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, Jawa Timur kemudian diperintah oleh raja-raja
keturunan Dinasti Isana yang lamanya sekitar 300 tahun. Nama Isana diambil dari
gelar resmi Raja Sindok yang merupakan peletak dasar bagi pembentukan
kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur.
Pada masa pemerintahan Raja Wawa, Pu Sindok menjabat
sebagai Rakryan Mapatih I Hino. Pu Sindok dapat naik tahta menjadi raja karena
perkawinannya dengan anak Raja Wawa. Setelah naik tahta, ia memakai gelar Sri
Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa. Salah satu prasastinya
yang ditemukan di Desa Tenggaran tahun 933 M, diterangkan bahwa raja Sindok
memerintah bersama dengan permaisurinya yang bernama Rakryan Sri Parameswari
Sri Wardhana Pu Kbi.
Prasasti Calcutta yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga
menyebutkan tentang silsilah keturunan Raja Sindok.
Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Nganjuk, Pasuruan, Surabaya , dan Malang .
Raja Dharmawangsa adalah anak dari Makutawangsawardhana
dengan istri selir.
Berdasarkan berita Cina, Raja Dharmawangsa pada tahun
990-992 M telah melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya untuk menguasai
jalur lalu lintas perdagangan antara Cina dan India di perairan Nusantara yang
dikuasai oleh Sriwijaya diduga berhasil.
Tahun 1016 kerajaan Dharmawangsa mengalami keruntuhan
akibat serangan Kerajaan Wurawari. Didukung oleh Kerajaan Sriwijaya sebagai
wujud balas dendam terhadap Dharmawangsa.
0 Response to "Kerajaan Mataram Kuno Di Jawa Timur (Kerajaan Medong Kamulan)"
Posting Komentar